155,269 research outputs found

    UJI TOKSISITAS TERHADAP LARVA Artemia salina LEACH DARI FRAKSI n-HEKSAN, KLOROFORM, ETIL ASETAT DAN AIR EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH ( Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.)

    Get PDF
    Dalam upaya mencari senyawa antikanker dari tumbuhan, telah dilakukan uji toksisitas terhadap larva artemia Salina leach.fraksi n-heksan, kloroform, etil asetat dan air dari ekstrak etanol 80% rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.) menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test(BST). Kandungan senyawa yang terdapat pada rimpang tanaman diekstraksi dengan Soxhlet menggunakan pelarut etanol 80%. Ekstrak etanol setelah diuapkan pelarutnya, difraksinasi berturut-turut menggunakan pelarut n-heksan, kloroform dan etil asetat. Fraksi-fraksi yang diperoleh diuji toksisitasnya pada konsentrasi 1000,100, 10 ug/ml menggunakan metode Meyer et al. (1982), dan harga LCso dihitung menggunakan Probit Analysis Methode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga LCso, untuk fraksi n-heksan, kloroform, etil asetat dan air masing-masing adalah: 33,lO; 276,85; 4600,16 dan 2492,57 ug/ml., sehingga dinyatakan bahwa fraksi n-heksan dan kloroform toksik, dan mempunyai prospek untuk diuji lebih lanjut dengan uji sitotoksik/antikanker, karena mempunyai harga LCso<lOOO pgfml

    DATA KESETIMBANGAN UAP-AIR DAN ETHANOL-AIR DARI HASIL FERMENTASI RUMPUT GAJAH

    Get PDF
    Umumnya digunakan bahan baku yang etanol pro analisis untuk memperoleh data kesetimbangan uap-air dan etanol-air. Dalam penelitian akan dicoba untuk menggunakan bahan baku etanol teknis yaitu hasil fermentasi rumput gajah. Penelitian bertujuan memperoleh data kesetimbangan sistem biner uap-air dan etanol-air dan membandingkan hasil eksperimen dengan data literatur. Penelitian menggunakan :alat Glass Othmer Still, bahan baku etanol teknis dan pro analisis, variabel komposisi umpan masuk etanol yaitu 0 ; 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 1 (fraksi mol) dan tekanan dijaga konstan 300 bar. Hasil etanol yang diperoleh di analisis menggunakan spektrofotometer pharo 100. Dari hasil penelitian diperoleh kurva kesetimbangan sistem biner uap-air dan etanol-air yang di bandingkan dengan data literatur. Hasil menunjukkan mendekati sama. Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka kurva kesetimbangan sistem biner uap-air dan etanol-air menunjukkan titik azeotropik pada komposisi etanol 0,98 fraksi mol

    Comparasion of iles-iles and cassava tubers as a Saccharomyces cerevisiae substrate fermentation for bioethanol production

    Get PDF
    Produksi bioetanol meningkat dengan cepat karena merupakan energi terbarukan untuk mengatasi krisis energi yang disebabkan oleh habisnya minyak fosil. Produksi bioetanol skala besar di industri umumnya menggunakan bahan baku seperti tebu, jagung, dan ubi kayu yang juga diperlukan sebagai sumber makanan. Oleh karena itu, banyak studi pada proses bioetanol terkait dengan penggunaan bahan baku yang tidak bersaing dengan pasokan makanan. Salah satu alternatif bahan baku dapat dimanfaatkan untuk produksi bioetanol adalah bahan berpati yang tersedia secara lokal yaitu iles-iles (Amorphophallus mueller Blum). Kandungan karbohidrat umbi iles-iles sekitar 71,12% yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan umbi singkong (83,47%). Pengaruh berbagai bahan awal, konsentrasi pati, pH, waktu fermentasi dipelajari. Konversi dari bahan berpati menjadi etanol memiliki tiga langkah, pencairan dan sakarifikasi dilakukan dengan α-amilase dan amyloglucosidase kemudian difermentasi dengan ragi S.cerevisiaie. Bioetanol tertinggi diperoleh pada variabel berikut rasio pati: air = 1:4; likuifaksi dengan 0,40 mL α-amilase (4h); sakarifikasi dengan amyloglucosidase 0,40 mL (40h); fermentasi dengan 10 mL S.cerevisiae (72h) memproduksi bioetanol 69,81 g/L dari singkong sementara 53,49 g/L dari umbi iles-iles. Pada kondisi optimum, gula total dihasilkan 33.431 g/L dari ubi kayu sementara 16.175 g/L dari umbi iles-iles. Pengaruh pH menunjukkan bahwa etanol yang dihasilkan terbaik diperoleh pada pH fermentasi 5,5 baik untuk ubi kayu maupun umbi iles-iles. Hasil studi menunjukkan bahwa umbi iles-iles menjanjikan sebagai bahan baku bioetanol karena menghasilkan bioetanol hampir sama dengan ubi kayu. Key words: singkong, iles-iles, etanol, energi alternatif

    PEMBUATAN KERAMIK FILM TEBAL LaFeO3 HASIL REAKSI ANTAR PADATAN UNTUK SENSOR GAS ETANOL

    Get PDF
    Gas etanol merupakan gas yang dapat mencemari lingkungan, sehingga perlu adanya sensor gas etanol untuk mendeteksi keberadaan gas etanol tersebut. Sensor gas etanol masih merupakan barang impor, sehingga perlu adanya pembuatan sensor gas etanol secara mandiri. LeFeO3 merupakan keramik yang dapat dijadikan sebagai bahan baku sensor gas etanol karena memiliki respon yang baik terhadap kandungan gas etanol. Dalam penelitian ini keramik LaFeO3 telah berhasil dibuat dari 1 mol La2O3 dan 1 mol Fe2O3 menggunakan metode reaksi antar padatan pada temperatur 12000C selama 3 jam. Serbuk LaFeO3 kemudian dibuat film tebal menggunakan metode screen printing pada substrat Alumina, yang kemudian disinter pada temperatur 5000C selama 2 jam. Karakterisasi sifat listrik dilakukan pada konsentrasi gas etanol 0 ppm, 165 ppm, 330 ppm dan 495 ppm. Nilai hambatan keramik film tebal LaFeO3 meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi gas etanol yang diberikan pada temperatur yang sama. Nilai sensitivitasnya juga meningkat dari 5,64 dalam gas etanol 165 ppm menjadi 13,41 dalam gas etanol 495 ppm pada temperatur kerja 2050C sampai 2150

    TEKNOLOGI IMMOBILISASI SEL CA-ALGINAT UNTUK MEMPRODUKSI ETANOL SECARA FERMENTASI KONTINYU DENGAN ZYMOMONAS MOBILIS TERMUTASI

    Get PDF
    Proses fermentasi pada umumnya dilakukan dengan proses batch. Namun, pada kenyataannya proses batch mempunyai kendala dengan adanya akumulasi dari produk etanol yang dapat meracuni mikroorganisme sehingga konsentrasi etanol yang dihasilkan rendah. Sebagai solusi, maka dalam penelitian ini dilakukan proses fermentasi secara kontinyu dalam bioreaktor packed bed secara immobilisasi sel dengan Zymomonas mobilis termutasi menggunakan Ca-Alginat yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan konsentrasi glukosa terhadap konsentrasi, yield, dan produktivitas etanol. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah molases dengan berbagai konsentrasi gula total yaitu,14% w/v (178 g glukosa/L), 16% w/v (186 g glukosa/L), 18% w/v (205 g glukosa/L). Tahapan penelitian dimulai dengan pre-treatment molases, pembuatan starter, pengembangan kultur, pembuatan production medium, pembuatan bead sel Ca-Alginat (2% w/v), selanjutnya proses fermentasi continue dalam bioreaktor packed bed dengan flow rate 1 ml/menit (dilution rate 0,4/jam). Gula residu dianalisa menggunakan metode spektrofotometri dengan larutan DNS, sedangkan produk etanol dianalisa dengan metode Gas Chromatografi (GC). Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa fermentasi secara kontinyu mampu menghasilkan etanol maksimal yaitu pada konsentrasi glukosa 186 g/L dengan nilai konsentrasi etanol = 60,83 g/L, yield etanol = 41,94 %, produktivitas etanol = 24,33 g/L.jam sedangkan pada batch hasil maksimal pada konsentrasi glukosa 186 g/L dengan nilai konsentrasi etanol = 61,70 g/L, yield etanol = 39,53 %, produktivitas etanol = 0,86 g/L.ja

    Uji Efektivitas Diuretik Ekstrak Etanol Biji Salak (Salacca Zalacca Varietas Zalacca (Gaert.) Voss) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus)

    Get PDF
    This research has purpose to examine the diuretic effects of Salak seed\u27s ethanol extract and to analyze the relationship of dose concentration of Salak seed\u27s ethanol extract upon diuretic effect on Wistar white male mice (Rattus norvegicus). 15 mice were divided into five different treatment groups, namely: negative control (0.5% CMC suspension), positive control (5.04 mg/kg furosemide suspension), suspension of Salak seed\u27s ethanol extract 0.07 g/KgBB, suspension of Salak seed\u27s ethanol extract 0.14 g/KgBB, and suspensions of ethanol extract of salak seeds 0.28 g/KgBB. The Tests of diuretic effect were conducted by calculate the urine volume which was excreted urine during 6 hours of treatment. The data were analyzed by SPSS ver.20, one way ANOVA test to find out the average difference in each treatment group, if there is significant difference, it is continued with LSD test. The result of LSD test showed that the treatment group of Salak seed\u27s ethanol extract 0.07 g/KgBB didn\u27t give any significant results with CMC 0.5% (negative control) as compared with the treatment group of Salak seed\u27s ethanol extract 0.14 g/KgBB and 0.028 g/KgBB that gave significant results, this means that the higher concentration of Salak seed\u27s ethanol extract is set, the bigger diuretic effect is created

    PENENTUAN PETA KURVA RESIDU SISTEM TERNER ETANOL-AIR-HCl DENGAN DISTILASI BATCH

    Get PDF
    ABSTRAK Peta kurva residu dipergunakan untuk memperkirakan daerah komposisi produk yang dapat dihasilkan dari proses distilasi untuk campuran sistem multikomponen. Dengan mengetahui peta kurva residu, maka dapat diketahui apakah campuran tersebut akan terbentuk campuran zeotropik atau azeotropik. Untuk pemisahan sistem terner Etanol-Air-HCl dilakukan penelitian secara simulasi sebelum dilakukan penelitian secara eksperimen, supaya dalam penentuan variabel penelitian bisa lebih terarah dan biaya penelitian lebih murah. Simulasi sistem terner Etanol-Air-HCl secara distilasi batch menggunakan metoda rigorous, model DAEs dan bahasa Matlab. Hasil dari simulasi sistem terner Etanol-Air-HCl kemudian divalidasi dengan metode topologi dan dikomparasi menggunakan sistem terner Metanol-Etanol-Air yang membentuk campuran azeotropik. Penggunaan sistem terner Metanol-Etanol-Air dalam komparasi sistem terner Etanol-Air-HCl, karena diprediksi campuran sistem terner Etanol-Air-HCl membentuk campuran azeotropik. Hasil simulasi berupa profil temperatur, profil komposisi liquida dan profil komposisi uap fungsi dimensionless waktu baik di bottom maupun di distilat. Hasil menunjukkan bahwa simulasi sistem terner Etanol-Air-HCl menunjukkan campuran azeotropik, validasi secara topologi dan komparasi dengan sistem terner Etanol-Air-HCl mendekati hasil yang sama

    The Lactate/Pyruvate Ratio of Metabolic Modulation Using Glucose Insulin Kalium and Lactate Solution and Their Effect on Functional Mechanical Recovery of the Isolated Perfused Heart

    Full text link
    Metabolic modulation with Glucose Insulin Kalium (GIK) solution has beenreally well known in their capacity to improve post ischemic heart function. In this regardGIK intervention on post operative Coronary Artery Bypass Graft (CABG) can improveheart function recovery on reperfusion period (Goldhaber dan Weiss, 1992; Atwell et al.,1997). Post operative CABG intervention with GIK will produce a beneficial effect onthe elevation of heart energy to prevent ionic homeostasis disturbance and reactiveoxygen species (ROS) production that become the basis of reperfusion injury (Silvermandan Stern, 1994; Cross et al., 1995; Taegtmeyer et al., 1997; Opie, 1999; Lazar, 2002;Doenst et al., 2003; Trence et al., 2003).Many efforts have been made to clarify how exactly GIK works to improve postischemic heart function as in CABG. This is crucially done in order to be able to modifythe solution concerned. Although this solution has been clearly proved to improve postischemic heart function, it is not totally free from its adverse effect. Its main side effect isthat it can provoke hyperglycemic state, which contrasts with the tight glucose control incontinuously normal range for the patients who are critically ill.In this study lactate and pyruvate level in the coronary effluent were measuredfrom the isolated heart directly perfused with GIK and lactate. It was shown that thepreischemic lactate level was low and then clearly elevated as soon as the reperfusiontook place due to anaerobic metabolism. In accordance with reperfusion time lactate leveldecreased gradually. In relation with pyruvate level, this substrate evolution looked likethe appearance of lactate but its value was lower if compared with lactate.The recovery in functional mechanical activity of the post ischemic heart seems tobe much more related to the pattern of the evolution of logarithmic lactate/pyruvate ratio(L/P ratio). Logarithmic value of L/P ratio in GIK group increased since the earlyreperfusion period (+40%, p &lt; 0.05), followed by improvement in recovery ofmechanical activity in this group which was significantly higher if compared with thecontrol group. Similar fashion was found in lactate group in regard to the evolution of thelogarithmic value of L/P ratio in this group, where its value was significantly highercompared with the control group. The logarithmic evolution pattern on L/P ratio for thisgroup increased along the reperfusion time (+34% p &lt; 0.05).From the present study, it can be concluded that the recovery of functionalmechanical activity of the post ischemic heart perfused with GIK is through modificationon cellular lactate metabolism

    AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT DAN BIJI KELENGKENG (Euphoria longan (Lour.) Steud) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus SERTA TOKSISITASNYA TERHADAP Artemia salina Leach

    Get PDF
    Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri E. coli dan S. aureus. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai produk antimikroba adalah tanaman kelengkeng (Euphoria longan (Lour.) Steud). Berdasarkan penelitian sebelumnya daun, batang, dan cabang kelengkeng aktif sebagai antibakteri, antioksidan, dan toksik terhadap Artemia salina Leach. Pada kulit dan biji kelengkeng dilaporkan mengandung senyawa fenolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit dan biji kelengkeng terhadap E. coli dan S. aureus, menentukan efek toksik terhadap larva udang Artemia salina L., serta memberikan informasi golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol kulit dan biji kelengkeng. Penelitian ini didahului dengan optimasi penyari etanol 50%, 70%, dan 95%. Dari pertimbangan rendemen, profil KLT, dan daya hambat terhadap bakteri uji (Kirby Bauer) dipilih etanol 95%. Kulit dan biji kelengkeng diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan penyari etanol 95% terdestilasi. Ekstrak tersebut digunakan untuk menguji aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. aureus serta menguji ketoksikannya terhadap Artemia salina L. (Brine Shrimp Lethality Test). Selanjutnya dilakukan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui kandungan senyawa dari ekstrak etanol kulit dan biji kelengkeng. Bioautografi dilakukan untuk mengetahui senyawa dalam ekstrak yang bertanggung jawab terhadap kematian bakteri uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit kelengkeng hingga konsentrasi 4% belum berpotensi terhadap E. coli dan S. aureus, sedangkan pada ekstrak etanol biji kelengkeng memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. aureus dengan KBM berturut-turut sebesar 4% dan 2%. Uji ketoksikan ekstrak etanol kulit kelengkeng terhadap Artemia salina L. memberikan nilai LC50 sebesar 942 µg/mL, sedangkan pada ekstrak etanol biji kelengkeng sebesar 3429 µg/mL. Hasil KLT menunjukkan bahwa pada ekstrak etanol kulit kelengkeng mengandung senyawa golongan fenolik dan saponin. Sementara dalam ekstrak etanol biji kelengkeng mengandung senyawa golongan fenolik, flavonoid, saponin, dan minyak atsiri. Senyawa pada ekstrak etanol biji kelengkeng yang memiliki aktivitas antibakteri adalah senyawa fenolik dan flavonoid

    Identifikasi Penyesuaian Minor Mesin Penggunaan Bahan Bakar Etanol-premium Kadar Rendah pada Spark Ignition (Si) Engine

    Get PDF
    Start awal yang sulit dan menurunya performansi mesin pada penggunaan etanol-premiumdikarenakan Perubahan Reid Vapor Pressure (RVP) bahan bakar dan kandungan energi yang lebihrendah dibandingkan dengan penggunaan premium murni. Kegiatan penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi karakter penggunaan campuran etanol-premium kadar rendah pada SI engine.Mode pengujian Injection flow Test selama 15 second dipilih untuk mengetahui bentuk semprotanbahan bakar dan Perubahan volume injeksinya pada berbagai konsisi campuran dan tekanankerjanya. Campuran etanol-premium yang menjadi objek penelitian adalah 5%, 10%, 15% dan20%. Tekanan kerja dibawah standar, standar dan diatas standar diset untuk menentukankecenderungan arah penyesuaian tekanan kerja yang dibutuhkan dalam penggunaan campuranetanol-premium kadar rendah pada SI engine. Temperatur awal mesin diset pada 25oC, 35oC,dan45oCuntukmengetahui penyesuaian temperatur yang dilakukan supaya start awal penggunaancampuran etanol-premium dilakukan dengan mudah. Uji performansi engine dengan menggunakanEngine Test Bench dilakukan untuk mengetahui Perubahan torsi dan daya pada penggunaancampuran etanol-premium kadar rendah. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa bahwapenambahan kadar etanol pada premium akan berkorelasi positif terhadap konsumsi bahan bakar.Start awal menghidupkan mesin pada penggunaan campuran etanol-premium kurang dari 10 %tidak menunjukan gejala kesulitan start awal. Penggunaan campuran 15 % kesulitan start awalsampai pada temperatur engine 25oC, dan penggunaan campuran 20% kesulitan start awal sampaitemperatur 30oC. Hasil pengujian performansi menunjukan bahwa, performa mesin penggunaancampuran etanol premium kadar rendah, cenderung mengalami penurunan khususnya padacampuran etanol 10 %, akan tetapi performa mesin cenderung naik sejalan dengan meningkatnyakadar etanol
    • …
    corecore