PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VCT TERHADAP PENALARAN MORAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN SD

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan pendidikan saat ini. Pendidikan berada dalam kondisi yang tidak baik. Kondisi ini ditunjukan dengan semakin lemahnya karakter dan semakin buruknya moral bangsa. Dikalangan pelajar semakin maraknya ketidaksiplinan, kecurangan, membudayanya kegiatan mencontek, dan kekerasan yang terjadi baik yang dilakukan siswa terhadap siswa lain ataupun guru terhadap siswa. Hal ini, salah satunya disebabkan oleh rendahnya kemampuan penalaran moral yang dimiliki oleh setiap individu. Dalam menangani masalah tersebut, maka dilakukan penelitian kuasi eksperimen untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) terhadap kemampuan penalaran moral siswa dalam pembelajaran PKn. Model pembelajaran VCT ini terdiri dari tiga tahap yakni tahap memilih, tahap menghargai dan tahap bertindak. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisi hasil temuan di lapangan yang dikumpulkan menggunakan instrumen soal penalaran moral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran VCT memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan penalaran moral siswa. Hal ini, dilihat dari hasil uji t diperoleh nilai sinifikansi sebesar 0,000. Signifikansi hitung lebih kecil daripada taraf signifikansi yakni 0,000 < 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan penalaran moral antara siswa yang memperoleh pembelajaran PKn menggunakan model VCT dengan siswa yang memperoleh pembelajaran PKn menggunakan model konvensional. Hal ini berarti model pembelajaran VCT memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan penalaran moral siswa dalam pembelajaran PKn SD

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak sebagai Generasi Penerus Bangsa

Penelitian ini di buat dengan tujuan menginformasikan bahwasanya dengan pendidikan karakter ini mampu mempengaruhi anak agar berperilaku lebih baik dan terarah, mengingat Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi satu tingkat daripada pendidikan moral, karena bukan hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah tetapi membantu agar anak — anak mampu untuk dapat merasakan nilai — nilai karakter yang baik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif, dengan harapan besar hasil dari penelitian ini mampu menghasilkan kepribadian anak yang matang secara intelektual, emosional, dan spiritual. Dalam pembentukan karakter seorang anak tentunya memerlukan tokoh — tokoh pendamping yang sangat berperan penting, tokoh — tokoh tersebut berasal dari lingkungan terdekat seorang anak salah satunya adalah orang tua. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang akan didapatkan oleh seorang individu dalam pembentukan karakternya sebelum ia terjun langsung di lingkungan masyarakat.

THE LEARNING MODEL IMPLEMENTATION OF SASAK, BALI-LOMBOK AND BUGIS ETHNICITY MULTIGENIC-HOMOGENIC LOCAL TRADITION-BASED CIVICS LITERACY IN MATARAM CITY ELEMENTARY SCHOOL LOMBOK WEST NUSATENGGARA

The implementation of collaboration with teachers in SDN Selaprang 7 and Cakranegara 1 Mataram City Lombok NTB was conducted corresponding to health protocol during the pandemic situation, that is, the by the dual system, both using technological information devices teachers visit program to student’s group. Apart from the situational limitation, the ethnic-pedagogic approach in this research delivers a visible outcome target, at least in the behavior changes and teachers' understanding of the demand of multidimensional Literacy development, which is a part of the curriculum message content for building student's character since elementary school. Exploring the local wisdom value contained in a variety of traditional arts such as verbal expressions, audial chants, visual appearances, and combinations of games and exhibitions, either virtual or directly, has the potential to become a medium is the message in cultural literacy and citizenship development. Traces marks and learning outcomes of citizenship literacy models based on homogeneous and multigenic local wisdom in elementary schools of Mataram City, Lombok, NTB found in this study are : 1) teachers’ involved research collaboration for developing Civics Literacy in elementary school can make integral revitalization of their professional task demand to encourage the process and learning outcome of the students’ entirely conforming to the elementary school students’ requirements; 2) Covid-19 pandemic situation, aside as an obstacle for achieving learning standard, remain gives the opportunity to develop technological network-based learning alternative with its all practical innovation and combination in the field; 3 the implementation of Civics Literacy development becomes pleasant refreshment medium for student from monotone situation as a result of partial academic assignments because it integrates learning activities in which it will more explore students’ potential in absorbing and internalizing cultural values instilled within family and community both homogeneously and multi-culturally

MENELISIK MORAL SOSIAL KEWARGANEGARAAN DALAM PERMAINAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Artikel ini berangkat dari asumsi bahwa pendidikan yang mengikutsertakan muatan moral sosial kewarganegaraaan harus dimulai sejak dini. Pendidikan Anak Usia Dini sebagai institusi yang secara operasional memberikan pelayanan pendidikan untuk segmentasi ini, perlu merumuskan secara programatik untuk menanamkan serta memupuk nilai dan perilaku yang terkonseptualisasikan dalam Moral Sosial Kewarganegaraan. Dengan menganalisis RPH, Observasi dan Wawancara terhadap guru, penelitian ini menelisik kesiapan infrastruktur dan suprastruktur implementasi konsep Moral Sosial Kewarganegaraan. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa secara infrastruktur dan suprastruktur di beberapa tempat penelitian sudah memenuhi syarat serta kualifikasi untuk pelaksanaan konsep ini. Dengan begitu, hasil penelitian pendahuluan ini berimplikasi pada perlu dilaksanakannya penelitian lanjutan berupa mendesain model serta melaksanakan eksperimentasi untuk melihat peningkatan pada hal-hal yang disasar

Spatial Relational Memory Requires Hippocampal Adult Neurogenesis

The dentate gyrus of the hippocampus is one of the few regions of the mammalian brain where new neurons are generated throughout adulthood. This adult neurogenesis has been proposed as a novel mechanism that mediates spatial memory. However, data showing a causal relationship between neurogenesis and spatial memory are controversial. Here, we developed an inducible transgenic strategy allowing specific ablation of adult-born hippocampal neurons. This resulted in an impairment of spatial relational memory, which supports a capacity for flexible, inferential memory expression. In contrast, less complex forms of spatial knowledge were unaltered. These findings demonstrate that adult-born neurons are necessary for complex forms of hippocampus-mediated learning