13 research outputs found

    Preclinical Study: Hepatoprotective Effects of ???Paliasa Tea Bag??? on Paracetamol-Induced LiverDamage in Rats

    Get PDF
    Paliasa leaves (Kleinhovia hospita L., Sterculiaceae) use in traditional South Sulawesi medicine for jaundice orhepatitis. Currently, Faculty of Pharmacy has made cooperation UNHAS and TPM for Industrial Scale Production efforts of???Paliasa Capsule??? that need preclinical studies. Methods: 45 rats were divided into four groups of 15 animals of each, having freeaccess to food and water ad libitum. Group I (control) was given Na-CMC, Group II were received paracetamol 1 g/kgBB and???Paliasa Tea Bag??? 179 mg/kgBB one a day, and Group III (negative control) was received paracetamol 1 g/kgBB only. Theactivities of of aspartate transaminase (AST) and alanine transaminase (ALT) were determined in serum (IFCC method).Superoxide dismutase (SOD), nitric oxide (NO) and glutathione peroxidase (GSH-Px) activity were measured in liverhomogenates (ELISA method). Result: ???Paliasa Tea Bag??? as hepatogenerative by decreased levels of AST (28.46%) and ALT(22.22%) and NO (8.0%) compared with negative control on paracetamol-induced hepatotoxicity in rat 1g/kgBW but didn???t beenable to increased GSH-Px and SOD activity. The effective dose of ???Paliasa Tea Bag??? is one a day for 4 weeks. Conclution:???Paliasa Tea Bag: suggest as a candidate of hepatogenerative dru

    The protective effect of Paliasa (Kleinhovia hospita L.) leaf extract against elevated total bilirubin serum induced by toxic dose of antituberculosis in rats

    Get PDF
    Liver dysfunction is implicated with the use of Antituberculosis (AT) leading to low compliance of TB patients to AT regimen. One of biomarker that is important to measure liver dysfunction is total bilirubin serum. Paliasa leaves have been emiprically used to improve liver function in South Sulawesi. This study aimed to determine the effect of ethanolic extract of Paliasa leaves on total bilirubin serum in rats. Twenty rats were devided into five groups: Group I served as the healthy control was only given NaCMC suspension, group II was treated with 178 mg/200gBB of AT suspension, while group III, group IV and group V  were given Paliasa extract 125 mg/kgBB, 250mg/kgBB and 500 mg/kgBB, respectively, 4 hours prior to AT suspension administration. Treatments were performed once a day for 28 days. Blood sampling was carried out 24 hours following the last treatment. The total bilirubin levels were measured using Humalyzer 3500. The results showed that the administrations of AT suspension for 28 days significantly increased rat total bilirubin levels. Paliasa leaf extract in all given dose was able to reduce the total bilirubin levels of rats compared to the group given only AT suspension. However, statistical significance was only reached by the groups that were treated with Paliasa extract 250 and 500 mg/kgBB. Therefore it is concluded that ethanol extract at a dose of 250 and 500 mg/kgBB has protective effect against AT-induced elevation of total bilirubin serum in rats

    Toksisitas Akut ???Tea Bag??? Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) Pada Mencit (Mus musculus) Galur Bal/C Sebagai Prototipe Sediaan Fitofarmaka

    Get PDF
    Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya slogan back to nature. Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) merupakan tanaman obat yang potensial untuk dikembangkan sebagai fitofarmaka Indonesia yang telah dibuat sediaan ???Tea Bag???. Agar diketahui batas keamanannya maka perlu dilakukan uji toksisitas akut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan LD50 ???Tea Bag??? paliasa serta mengkaji kondisi histopatologi hati, ginjal, jantung dan lambung setelah pengujian. Mencit galur Bal/C sebanyak 70 ekor dibagi menjadi 7 kelompok. Tiap kelompok 10 ekor terdiri atas 5 jantan dan 5 betina. Kelompok I diberi dosis 179 mg/kg BB, kelompok II diberi dosis 358 mg/kg BB, kelompok III diberi dosis 537 mg/kg BB, kelompok IV diberi dosis 716 mg/kg BB, kelompok V diberi dosis 895 mg/kg BB, kelompok VI 1074 mg/kg BB dan kelompok VII diberi aquades (kontrol negatif). Semua mencit diamati ada tidaknya kematian pada 24 jam pertama serta munculnya perubahan otonom gejala toksik yang diamati meliputi penurunan aktifitas gerak, peningkatan laju pernafasan, kejang, urinasi, diare, salivasi dan kelumpuhan yang diamati selama 14 hari dan diakhir penelitian dilakukan pengamatan histopatologi organ hati, ginjal, jantung dan lambung. Pada pengamatan 24 jam pertama tidak ditemukan kematian dan perubahan efek otonom pada hewan uji mencit. Berdasarkan pemeriksaan hasil histopatologis tidak ada kelainan patologis pada semua pemeriksaan hati, ginjal, jantung dan lambung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ???Tea Bag??? paliasa aman untuk dikonsumsi hingga 1074 mg/kg BB atau setara dengan 6x dosis

    PENGARUH PEMBERIAN INFUS SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

    Get PDF
    Efek HipourisemikTelah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian infus sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap kadar asam urat darah kelinci (Oryctolagus cuniculus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infus sarang semut terhadap hewan coba kelinci. Kelinci yang digunakan sebanyak 15 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I sebagai control negatif diberikan air suling, kelompok II diberikan infus sarang semut 5% b/v, kelompok III diberikan infuse sarang semut 10% b/v, kelompok IV diberikan infus sarang semut 20% b/v dan kelompok V sebagai kontrol positif diberikan suspensi allopurinol 7 mg/kg BB. Pemberian infus diberikan secara oral dengan dosis 20 ml/2,5kg BB. Masing-masing kelompok diinduksi kalium bromat (KBrO3) 111 mg/kg BB dan dibiarkan selama 72 jam kemudian dilakukan pengambilan darah setelah 1 jam dan 3 jam perlakuan. Hasil analisis statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dilanjutkan dengan uji beda jarak nyata Duncan diperoleh bahwa pemberian infus sarang semut pada konsentrasi 5% - 20% b/v memiliki efek menurunkan kadar asam urat yang nyata bila dibandingkan dengan kontrol negatif, infuse 10% - 20% b/v memiliki efek yang tidak berbeda namun demikian belum ada efeknya yang setara dengan kontrol positi

    PENGENALAN BIOTEKNOLOGI MELALUI PELATIHAN ISOLASI DAN EKSTRAKSI DNA PADA GURU DAN SISWA SMA NEGERI 13 DI KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN

    Get PDF
    Workshop in isolation and DNA extraction for teachers and students is one way to provide basic knowledge to understand biotechnology with a simple method. This workshop aims to make the target audience capable and skilled at isolating and extracting DNA using simple equipment. In addition, it introduces teachers and students to DNA as a primary key in understanding biotechnology or what is known as the threads of life. The method used in this workshop is the Kitchen Kit method. This method is considered simple because it only uses kitchen utensils such as spoons, forks, table salt, and so on to obtain DNA. All students involved in community service activities could extract DNA from fruits using the Kitchen Kit method. ---  Pelatihan isolasi dan ekstraksi DNA pada guru dan siswa merupakan salah satu cara untuk memberi pengetahuan dasar dalam upaya memeberikan pemahaman mengenai bioteknologi dengan metode sederhana. Pelatihan ini bertujuan agar khalayak sasaran mampu dan terampil mengisolasi dan mengekstraksi DNA dengan menggunakan peralatan sederhana. Selain itu memperkenalkan kepada guru dan siswa mengenai DNA sebagai kunci dasar dalam memahami bioteknologi atau yang disebut sebagai benang-benang kehidupan. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah metode Kitchen Kit. Metode ini dianggap sederhana karena hanya menggunakan perangkat peralatan dapur saja seperti sendok, garpu, garam dapur dan sebagainya untuk memperoleh DNA. Seluruh siswa yang terlibat dalam kegiatan pengabdian mampu mengekstraksi DNA dari buah-buahan menggunakan metode Kitchen Kit

    PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.)

    Get PDF
    Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan tanaman yang telah banyak digunakan sebagai rempah dan obat tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman ini mengandung senyawa bioaktif flavonoid yang memiliki efek antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh terhadap aktivitas antiokasidan dan toksisitas dari ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi sedangkan kadar polifenol dan flavonoid total dilakukan dengan menggunakan metode Folin-ciocalteu dan metode kolorimetri yang dianalisis dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrihidrazil) dan sitotoksisitas dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethaly Test). Ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat diperoleh rendemen sebesar 2,24% untuk dataran rendah,  3,51% dataran sedang dan dataran tinggi sebesar 3,77%. Analisis kadar fenolik dan flavanoid diperoleh berturut turut dari dataran rendah ke tinggi sebesar 6,08±0,26% dan 2,25±0,05%, 5,09±0,14% dan 1,09±0,08, 5,47±0,24% dan 1,16±0,3%. Aktifitas antioksidan yang tertinggi diperoleh pada dataran rendah diperoleh IC50 332,48 bpj, kemudian pada dataran tinggi dengan IC50 447,14 bpj dan pada dataran sedang diperoleh IC50 sebesar 518,57 bpj. Uji sitotoksik terhadap ketiga ekstrak menunjukkan hasil LC50 yang tidak terlalu berbeda antara ketiga lokasi tersebut

    Analisis Zerumbone Dalam Zingiber Zerumbet Dan Aktivitas Penghambatannya Terhadap Bakteri Mycobacterium Tuberculosis: Analysis of Zerumbone in Zingiber Zerumbet and Inhibitory Activity Against Mycobacterium Tuberculosis

    Full text link
    Zerumbone has been reported for their several biological activities. In our interest to this compound, we have identified and analyzed its content in Zingiber zerumbet, a medicinal plant from Indonesian traditional medicine and investigated its inhibitory activity against Mycobacterium tuberculosis, a known infection bacteria of tuberculosis. Analysis of zerumbone was performed with densitometry to leave, rhizome, flower, and stem of Z. zerumbet which was extracted with various solvent system and extraction methods to determine the best method to isolate zerumbone from Z. zerumbet. Result showed that the highest zerumbone was in rhizome while was not observed in other part. Analysis with various solvent and extraction methods showed the highest yield of zerumbone can be extracted by n-hexane (maceration) and reflux extraction method (methanol). Furthermore, inhibitory activity of zerumbone against M. tuberculosis was tested using Lowenstein Jensen medium by counting the number of M. tuberculosis colony growth in medium. Resulted inhibitory activity of zerumbone at all test concentration (0.5, 0.1, 0.05, 0.01, 0.005%) with the growth of 10, 12, 14, 15, and 50 colonies of M. tuberculosis was observed, respectively. This is indicate that zerumbone can be used as an alternative choice for treatment tuberculosis in the future

    Preclinical Study: Hepatoprotective Effects of Paliasa Capsule on Paracetamol-Induced Liver Damage in Rats

    No full text
    Paliasa leaves (Kleinhovia hospita L., Sterculiaceae) use in traditional South Sulawesi medicine for jaundice or hepatitis. Currently, Faculty of Pharmacy has made ??????cooperation UNHAS and TPM for Industrial Scale Production efforts of " ???Paliasa Capsule??? that need preclinical studies. Methods: 60 rats were divided into four groups of 15 animals of each, having free access to food and water ad libitum. Group I (control) was given Na-CMC, Group II were received paracetamol 1 g/kgBB and paliasa capsule 56,6 mg/kgBB one a day, Group III was received paracetamol 1 g/kgBB and paliasa capsule 56,6 mg/kgBB twice a day, and Group IV (negative control) was received paracetamol 1 g/kgBB only. The activities of of aspartate transaminase (AST) and alanine transaminase (ALT) were determined in serum (IFCC method). Superoxide dismutase (SOD), nitric oxide (NO) and glutathione peroxidase (GSH-Px) activity were measured in liver homogenates (ELISA method).Result: ???Capsule paliasa??? as hepatogenerative by decreased levels of AST (36,02%) and ALT (46,11%) and increased levels of GSH-Px (20,44%) and NO (35,59%) compared with negative control on paracetamol-induced hepatotoxicity in rat 1g/kgBW but didn???t been able to increased SOD activity. The effective dose of ???paliasa capsule is one a day for 4 weeks. Conclution: ???Paliasa capsule: suggest as a candidate of hepatogenerative dru

    Uji Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Anonna muricata L.) terhadap Kadar Asam Urat pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)

    No full text
    Telah dilakukan penelitian tentang uji efek pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Anonna muricata L.) terhadap kadar asam urat pada tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol daun sirsak pada tikus putih. Tikus yang digunakan sebanyak 15 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi larutan koloidal NaCMC 1% b/v, kelompok II, III, dan IV merupakan kelompok perlakukan masing-masing diberi ekstrak etanol daun sirsak 1%, 2%, 4% b/v dan kelompok V sebagai kontrol positif diberikan suspensi allopurinol 1,8 mg/200 g BB. Masing-masing kelompok diinduksi hiperurisemia dengan kalium bromat (KbrO3) 111 mg/100 g BB dan dibiarkan selama 30 menit, kemudian dilakukan pengambilan darah setelah 1 jam dan 3 jam perlakuan. Analisis statistik dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jarak Duncan (BJND), menunjukan bahwa ekstrak etanol daun sirsak dengan konsentrasi tertinggi yang diberikan (4%) memberikan efek terbesar, tetapi masih lebih kecil secara sangat signifikan dibandingkan dengan kontrol positif (Allopurinol)

    UJI AKTIVITAS IMUNOMODULATOR KASUMBA TURATE (Carthamus tinctorius LINN) SEBAGAI UPAYA PEMBUATAN SEDIAAN TERSTANDAR MENUJU PROTOTIPE SKALA INDUSTRI KECIL

    No full text
    Kekebalan tubuh adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun dan reaksi yang dikoordinasi sel-sel dan molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respon imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidupnya. Aktifitas system imun dapat menurun karena berbagai factor diantaranya karena usia atau penyakit. Adanya senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan aktivitas sistem imun sangat membantu untuk mengatasi penurunan sistem imun. Ada dua golongan imunostimulan, yaitu imunostimulan biologi dan imunostimulan sintetik. Contoh imunostimulan biologi antara lain adalah hormon timus, limfokin, interferon, antibodi monoklonal, jamur dan tumbuhan. Bahan imunostimulan yang berasal dari tumbuhan dapat diisolasi dari pegagan, mahkota dewa, daun dewa, daun dewa, sambiloto, jahe, mengkudu, meniran. Contoh imunostimulan sintetik antara lain levamisol, isoprinosin serta muramil peptidase. Fagositosis merupakan respon awal pertahanan tubuh pada saat terjadi penyakit (seperti campak) dan yang berperan dalam hal ini adalah sistem retikuloendotelial (monosit dan makrofag). Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh, maka akan dilakukan standarisasi herbal dan uji aktifitas imunomodulator pada seduhan bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) sesuai dengan cara penggunaan yang dilakukan secara empirik. Untuk menuju penciptaan prototipe industri skala industri kecil sediaan imunomodulator kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) agar dapat diproduksi dan digunakan oleh masyarakat
    corecore