14 research outputs found

    Hubungan Antara Senam Asma Dengan Frekuensi Penggunaan Bronkodilator Pelega Pada Penderita Asma Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta

    Get PDF
    Background : Asthma treatment includes pharmacological and nonpharmacological therapy, for nonfarmacologi asthma which recommended is asthma exercise. Asthma exercise that done regularly will increase the maximum volume of oxygen and can make a respiratory muscles stronger so that the power of heart muscle and other muscles become better. Objective : The research aims to find out the relationship between asthma excercise and the frequency of bronchodilators reliever on asthma patient in BBKPM Surakarta Method : The method was using observational analytic with cross sectional approach . The number of responden was 40 people (20 people to follow asthma exercise and 20 other). Sampling technique using simple random sampling. Measurement the frequency of bronchodilators reliever using Asthma Control Test questionnaire ( ACT ) , filling the questionnaire conducted by the respondent. Data were analyzed with Lambda Correlation test with SPSS 17.0 for Windows Result : The results showed the value of p = 0.017 ( r 0,526 ) that there is a significant relationship between asthma exercise with frequency of bronchodilators reliever. the strength of moderate correlation. The use of bronkodilator reliever on asma exercise group (10%) lower than group who do not follow asma exercise (37,5). Conclusion : There is a significant association between asthma exercise and frequency of bronchodilators reliever at the BBKPM Surakart

    HUBUNGAN ANTARA DAERAH PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN TEGAL JAWA TENGAH

    Get PDF
    Daerah penangkapan rajungan dipengaruhi oleh parameter oseanografi, seperti arus, SPL, salinitas dan kedalaman. Ketidaktahuan nelayan dalam memprediksi daerah penangkapan rajungan yang baik mengakibatkan nelayan terkendala untuk dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi penangkapan rajungan di Tegal. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara hasil tangkapan rajungan dengan parameter oseanografi yang mempengaruhinya serta menganalisis distribusi spasial daerah penangkapan rajungan di Perairan Tegal. Hubungan antara hasil tangkapan rajungan dengan parameter oseanografi dianalisis menggunakan analisis regresi. Distribusi spasial daerah penangkapan rajungan menggunakan metode krigging, serta metode pembobotan untuk menentukan kelas kesesuaian. Hasil yang didapatkan adalah kecepatan kecepatan arus didapatkan berkisar 0,02 – 0,78 m/s; SPL berkisar 25 – 31oC; salinitas 25 – 36 ‰; dan kedalaman 2,4 – 17,5 m. Kecepatan arus memiliki koefisien korelasi yang terbesar yang diikuti dengan SPL, salinitas, dan kedalaman. Area yang sesuai untuk sumberdaya rajungan berdasarkan metode pembobotan didapatkan berada di kisaran 3 – 5 mil laut dari bibir pantai yang berada di Perairan Kabupatan Tegal. Area yang sesuai dengan kehidupan rajungan mempunyai luas 4.123 ha

    Bio-economic model of Danish seine and purse seine fisheries in Rembang Regency, Indonesia

    Get PDF
    The fisheries in Indonesia is multi-gears fisheries, including in Rembang Regency. Rembang Regency had fishery production of 36,243 tons in 2017 and very dependent on purse seine and Danish seine fisheries. Although they have different fishing operation, but types of fish caught by purse seine and Danish seine are partly of the same species. The interrelation of fish species caught shows the risk of interrelation between purse seine and Danish seine (negative externalities) which can encourage overfishing. The purpose of this research was to make the model of relationship between Danish seine and purse seine fisheries in Rembang Regency with a bio-economic approach. We have modified Gordon-Schaefer model (single gear) to be a multi-gears model that can explain the reciprocal relationship between Danish seine and purse seine fisheries, and also we did optimization of production and profit. This research has proven that Danish seine fishing efforts have a negative impact on the production of purse seine fisheries, and vice versa. The combination of 328 units of purse seine and 304 units of Danish seine will produce optimal aggregate production (62,286 tons per year). While the combination of 176 units of Danish seine and 348 units of purse seine will generate an aggregate profit of IDR 510 billion per year as the win–win solution for both Danish seine and purse seine fisheries. The highest aggregate profit will occur at 370 units of purse seine fisheries and 0 units of Danish seine, which will generate a profit of IDR 535 billion per year

    ANALISIS FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP GILL NET DI PPI TANJUNGBALAI ASAHAN, SUMATERA UTARA

    Get PDF
    Salah satu jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di PPI Tanjungbalai Asahan adalah gill net atau yang sering disebut jaring puput oleh nelayan Tanjungbalai. Kegiatan usaha penangkapan memerlukan investasi yang tidak sedikit, oleh karena itu perlu dilakukan analisis usaha penangkapan alat tangkap gill net di PPI Tanjungbalai Asahan agar tidak mengalami kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknis, ekonomi, serta finansial usaha perikanan gill net di PPI Tanjungbalai. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Data yang didapatkan pada penelitian ini ialah data hasil wawancara dengan 97 orang yang aktif beroperasi di perairan Tanjungbalai, serta data dari pihak PPI Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek teknis usaha penangkapan gill net di PPI Tanjungbalai menggunakan armada penangkapan yang berukuran 15- 17 GT. Hasil tangkapan utamanya adalah Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta). Adapun modal rata-rata usaha gill net sebesar Rp 711.731.959, biaya tetap rata-rata sebesar Rp 71.772.165, biaya tidak tetap rata-rata sebesar Rp 667.856.598, penerimaan rata-rata sebesar Rp 1.077.095.876, keuntungan rata-rata sebesar Rp 337.467.113. Nilai NPV adalah sebesar Rp 1.583.671.685, nilai IRR sebesar 96%, nilai B/C ratio sebesar 1,36, dan untuk nilai PP yaitu 2 tahun 1 bulan 6 hari

    Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Bottom Gill Net di Kabupaten Cilacap

    Get PDF
    Analisis finansial usaha penangkapan bottom gill net dilakukan agar dapat mengetahui usaha perikanan yang menguntungkan sehingga dapat dijalankan secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek teknis, aspek ekonomi dan aspek finansial usaha perikanan bottom gill net di Kabupaten Cilacap. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif bersifat studi kasus, metode pengambilan sampel menggunakan snowball sampling dengan jumlah responden 100 pemilik perahu. Data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Data sekunder yaitu data produksi, nilai produksi, alat tangkap dan armada penangkapan selama lima tahun. Analisis data yang digunakan Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), dan Payback Period (PP). Hasil dari penelitian armada yang digunakan yaitu perahu fiber 1-2 GT dengan tenaga mesin 15-18 PK. Konstruksi alat tangkap bottom gill net terdiri dari pelampung, tali pelampung, tali ris atas, tubuh jaring, tali ris bawah, tali pemberat dan pemberat. Rata-rata modal investasi yang dibutuhkan Rp 58.725.000,-, pendapatan yang dihasilkan Rp 149.239.690,- per tahun, keuntungan Rp 31.221.758,- per tahun. Nilai NPV Rp 146.220.302,-, IRR 80%, B/C ratio sebesar 1,12 dan PP 2 tahun 4 bulan 10 hari. Berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut usaha perikanan tangkap bottom gill net di Kabupaten Cilacap layak untuk dilanjutkan

    Comparison of CNN Classification Model using Machine Learning with Bayesian Optimizer

    Get PDF
    One of the best-known and frequently used areas of Deep Learning in image processing is the Convolutional Neural Network (CNN), which has architectural designs such as Inceptionv3, DenseNet201, Resnet50, and MobileNet used in image classification and pattern recognition. Furthermore, the CNN extracts feature from the image according to the designed architecture and performs classification through the fully connected layer, which executes the Machine Learning (ML) algorithm tasks. Examples of ML that are commonly used include Naive Bayes (NB), k-Nearest Neighbor (k-NN), Support Vector Machine (SVM), and Decision Tree (DT). This research was conducted based on an AI model development background and the need for a system to diagnose COVID-19 quickly and accurately. The aim was to classify the aforementioned CNN models with ML algorithms and compare the models’ accuracy before and after Bayesian optimization using CXR lung images with a total of 2000 data. Consequently, the CNN extracted 80% of the training data and 20% for testing, which was assigned to four different ML models for classification with the use of Bayesian optimization to ensure the best accuracy. It was observed that the best model classification was generated by the MobileNetV2-SVM structure with an accuracy of 93%. Therefore, the accuracy obtained using the SVM algorithm is higher than the other three ML algorithms. Doi: 10.28991/HIJ-2023-04-03-05 Full Text: PD

    Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap di Kota Cirebon

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis jenis ikan yang menjadi komoditas unggulan dan komoditas potensial Kota Cirebon serta menyusun strategi pengembangan perikanan tangkap berbasis komoditas unggulan dan potensial di Kota Cirebon. Penelitian ini menggunakan empat metode analisis data yaitu analisis Location Quotient (LQ), analisis Shift Share (SS), analisis Spesialisasi Index (SI) dan analisis SWOT. Hasil analisis menunjukan bahwa komoditas unggulan perikanan tangkap Kota Cirebon adalah Cumi-cumi (Loligo sp), Layang (Decapterus pusailus), Belanak (Mugil cephalus), Layur (Trichlurus lepturus), Kerapu (Epinephelus sp), Kembung (Rastrelliger kanagurta), Tongkol (Euthynnus affinis), Rajungan (Portunus pelagicus), dan Udang Dogol (Metapenaeus monoceros) dikategorikan sebagai komoditas potensial. Hasil strategi pengembangan analisis SWOT yaitu pengembangan fasilitas PPN Kejawanan untuk mendukung peningkatan produksi komoditas unggulan, mengembangkan industri pengolahan hasil tangkapan, memperluas jaringan pemasaran dengan menggunakan sistem informasi untuk memasarkan komoditas unggulan dari pasar lokal hingga pasar internasional, meningkatkan promosi pelabuhan perikanan untuk menarik minat investor, dan meningkatkan kecakapan nelayan dalam operasi penangkapan ikan, pengolahan ikan, dan pemasaran hasil tangkapan oleh pihak pemerintah dan pelabuhan

    MARGIN DAN TINGKAT EFISIENSI PEMASARAN IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI PPI TANJUNGSARI KABUPATEN PEMALANG

    Get PDF
    Ikan Tenggiri menjadi salah satu target tangkapan utama bagi nelayan gill net multifilament di PPI Tanjungsari dikarenakan harganya yang tinggi dan juga permintaan pasar dari dalam maupun luar Kabupaten Pemalang yang banyak. Usaha pemasaran ikan Tenggiri dilakukan dan dikembangkan oleh berbagai pihak, diantaranya adalah nelayan, pedagang besar, pedagang pengecer, dan pedagang luar kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran serta menganalisis nilai marjin pemasaran dan efisiensi pemasaran ikan Tenggiri di PPI Tanjungsari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dan metode pengambilan sampel adalah metode purposive sampling. Analisis data yang dilakukan berupa analisis marjin pemasaran, fisherman’s share, dan analisis efisiensi pemasaran. Terdapat dua bentuk saluran pemasaran ikan tenggiri, yaitu dari nelayan-pedagang sedang-pedagang kecil-konsumen akhir dan dari nelayan-pedagang besar-pedagang luar kota-konsumen. Total marjin pemasaran pada saluran kedua lebih besar dibandingkan saluran pertama, yaitu sebesar Rp 33.243,-/kg dikarenakan biaya pemasaran yang lebih besar. Analisis efisiensi pemasaran yang didapatkan pada kedua saluran termasuk dalam kategori tidak efisien dengan nilai 20% pada saluran 1 dan 33% pada saluran 2.Mackerel is one of the main catch targets for gill net multifilament fishermen in PPI Tanjungsari due to its high price and also the demand of the market from inside and outside the Pemalang Regency. Mackerel’s marketing business is carried out and developed by various parties, including fishermen, large traders, retailers, and out-of-town merchants. The purposes of this research were to find out the form of marketing channels and analyze the value of marketing margins, and marketing efficiency of mackerel in PPI Tanjungsari. The method used in this research was descriptive. The sampling method used in this study was the purposive sampling method. Data analysis was marketing margin analysis and marketing efficiency analysis. The result is that there are two forms of marketing channels for mackerel. The first marketing channel is from fishermen-medium traders-retailer-end consumers, and the second marketing channel is from fishermen-large traders-traders outside the city-consumers. The total marketing margin on the second channel is greater than the first channel, which is Rp 33.243,-/kg due to greater marketing costs. The marketing efficiency analysis obtained on both channels falls into the inefficient category with values of 20% on the first channel and 33% on the second channel

    Pengaruh budaya jepang, budaya konsumsi, dan produk jepang terhadap perilaku konsumen

    Get PDF
    Budaya Jepang di Indonesia sudah tersebar luas di kalangan remaja, globalisasi dan kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor dalam penyebaran budaya Jepang, oleh karena itu aspek-aspek tersebut menjadikan perilaku konsumen unik dan penting untuk diketahui masyarakat bagaimana pengaruh dari budaya Jepang itu sendiri pada peningkatan budaya konsumsi konsumen, budaya Cosplay atau Costum Player adalah salah satu contoh studi yang unik dalam budaya Jepang itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menentukan pengaruh pemasaran dan lingkungan sosial budaya pada perilaku konsumsi produk asing yang mendukung pada budaya Jepang Cosplay di kalangan remaja. Metode penelitian menggunakan metode SPSS (Statistical Package For The Social Sciences) yaitu sebuah program aplikasi yang digunakan untuk analisis statistik dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak dialog sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Budaya Jepang tidak berpengaruh terhadap Perilaku Konsumen, Budaya Konsumsi berpengaruh terhadap Perilaku Konsumen, Produk Jepang tidak berpengaruh terhadap Perilaku Konsumen, Sikap Pengguna Internet tidak berpengaruh terhadap Perilaku Konsumen. Secara simultan menunjukkan bahwa Budaya Jepang, Budaya Konsumsi, Produk Jepang, dan Sikap Pengguna Internet mempunyai pengaruh terhadap Perilaku Konsumen

    A recent update on the use of antimicrobials for animal health in Yogyakarta, Indonesia

    Get PDF
    Background and Aim: Animal antimicrobials must be studied to determine if they have the same types, norms of use, and resistance patterns as those used in humans. This study aimed to facilitate the analysis of data on the use of antimicrobials in veterinary medicine and to aid in developing a strategy to prevent the emergence of antimicrobial resistance (AMR) in humans and animals. Materials and Methods: Data were obtained through a survey of 101 veterinarians working in animal clinics and independent practice in five regencies of Yogyakarta province. Results: Both of the antibiotics, antiparasitic (78.6%) and, antiseptic and disinfectant (68.0%), and antifungal (31.1%) were the most frequently used types of antimicrobials, while antivirals were the least used (9.7%). The most often treated animals with antimicrobials are pets (37%), followed by large and small livestock (30%), poultry (15%), and exotic animals (14%). Of the respondents, 89% were aware of the factors contributing to AMR, but only 47% monitored developments and expanded their understanding of AMR. The most common antibiotic classes were penicillin (71), tetracyclines (50), sulfonamides (41), fluoroquinolones (31), and aminoglycosides (27). Conclusion: All antimicrobials used in the animal health sector are also used in human medicine, which requires special consideration. This cross-use of antibiotics was a crucial factor in determining the cause of the spread of AMR between humans and animals
    corecore