22 research outputs found

    OPTIMALISASI PERAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI MASALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN MANDALA KECAMATAN MAMAJANG KOTA MAKASSAR: Optimizing the Role of the Community in Dealing with Environmental Sanitation in the Residential Area of Mandala Sub District, Mamajang District, Makassar City

    Get PDF
    Meningkatnya aktivitas manusia di kalangan rumah tangga menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Akibatnya beban badan air yang selama ini dijadikan tempat pembuangan sampah rumah tangga menjadi semakin berat, termasuk terganggunya komponen lain seperti saluran air, biota perairan dan sumber air penduduk. Bukan hanya sampah dibuang ke saluran air akan tetapi  limbah rumah tangga dan limbah lainnya juga kerap kali dibuang begitu saja ke selokan (kanal).  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat memiliki kepedulian terhadap  kelestarian  lingkungan hidup dengan tidak membuang   sampah di sembarang tempat apalagi pada saluran air (kanal). Khayalak sasaran yang terlibat dalam   kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah    masyarakat di Kelurahan Mandala  Kecamatan Mamajang Kota Makassar, memiliki luas wilayah 0,41 Ha dan merupakan kelurahan yang terdiri dari 4 RW dan 18 RT. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.800, terdiri 2.157 jiwa laki-laki dan 2.143 jiwa perempuan, sehingga jumlah keseluruhan 4.300 jiwa. Wilayah ini tergolong padat penduduk dan kondisi tersebut dapat mempengaruhi kebersihan lingkungan dan ketersediaan sarana-prasarana sanitasi. Sebagian besar penduduk belum memiliki wadah penampungan sampah yang memadai, sehingga banyak sampah yang berceceran dan terbuang ke saluran air (kanal). Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan  beberapan metode, yaitu ceramah dan tanya jawab,  Focus Group Discussion (FGD), dan workshop   (Praktik   manajemen   pemilahan   sampah   mandiri). Dari hasil post test yang dilakukan diperoleh tingkat pengetahuan dan keterampilan warga terhadap pengelolaan sampah terjadi peningkatan yang signifikan, tedapat 62,07 % baik, 27,59 % cukup & 10,34 % kurang. Kata kunci: Pewadahan sampah, pemilahan sampah, pelestarian lingkungan.                                                              ABSTRACT The increase in human activity among households causes an increasing volume of waste generated from time to time. As a result, the burden on water bodies that have been used as a dumping ground for household waste has become increasingly heavy, including the disruption of other components such as waterways, aquatic biota and residents' water sources. Not only waste is dumped into waterways, but household waste and other waste are also often thrown into ditches (canals). This community service activity aims to raise public awareness of having a concern for environmental sustainability by not throwing garbage in any place, especially in waterways (canals). The target audience involved in this community service activity is the community in the Mandala Village, Mamajang District, Makassar City, which has an area of 0.41 Ha and is a sub-district consisting of 4 RW and 18 RT. The number of family heads is 1,800, consisting of 2,157 male and 2,143 female, bringing the total number to 4,300. This area is classified as densely populated and this condition can affect the cleanliness of the environment and the availability of sanitation facilities. Most of the population does not have adequate garbage collection containers, so a lot of garbage is scattered and thrown into waterways (canals). This activity was carried out using several methods, namely lectures and questions and answers, Focus Discussion Groups (FDG), and workshops (Independent waste sorting management practices). From the results of the post test, it was found that the level of knowledge and skills of residents on waste management experienced a significant increase, there were 62.07% good, 27.59% sufficient & 10.34 % less.   Keywords: Garbage storage, waste sorting, environmental conservation

    FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI KELURAHAN MANGASA KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Berdasarkan data pada tahun 2018 mengenai penderita kecacingan pada anak pra sekolah di kelurahamangasa, kecamatan tamalate, kota Makassar sebanyak 123 kasus kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada anak pra sekolah di kelurahan mangasa, kecamatan tamalate, kota Makassar. Dalam hal ini kebersihan kuku, mencuci tangan,kebiasaan memakai alas kaki. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan cara pendekatan deskriptif. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 123 anak dengan metode random sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase kuku anak pra sekolah yang bersih di kelurahan mangasa sebanyak 28.72%, persentase anak pra sekolah yang mencuci tangan di kelurahan mangasa sebanyak 13.82, dan persentase anak pra sekolah yang memakai alas kaki di kelurahan mangasa sebanyak 93.61%. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kebersihan kuku dan mencuci tangan memiliki hubungan dengan kejadian kecacingan pada anak pra sekolah di kelurahan mangasa sedangkan kebiasaan memakai alas kaki tidak berhubungan dengan kejadian kecacingan pada anak pra sekolah di kelurahan mangasa kota Makassar. Jadi diharapkan kepada pihak puskesmas setempat masih perlunya dilakukan penyuluhan kesehatan khususnya tentang kecacingan. Kata kunci :kecacingan, anak pra sekola

    KEMAMPUAN TIRAM (CRASSOSTREA SP) DALAM MENYERAP BAHAN ORGANIK TERSUSPENSI PADA AIR LIMBAH DOMESTIK (STUDI EKSPERIMEN)

    Get PDF
    Limbah adalah sesuatu yang tidak berguna, tidak memiliki nilai ekonomi dan akan dibuang, apabila masih dapat digunakan maka tidak disebut limbah. Masalah air limbah di Indonesia saat ini masih menjadi masalah yang serius. Tujuan penelitian ini adalah untuk uji coba kemampuan Tiram (Crassostrea sp) dalam menurunkan bahan organik tersuspensi pada air limbah domestik dengan metode penelitian eksperimen laboratorium, yaitu bentuk penelitian yang dilakukan dengan replikasi tiga kali dengan variasi jumlah Tiram (10 Tiram, 20 Tiram, 30 Tiram) dalam kurun waktu 24 jam dalam menyerap bahan organik tersuspensi (TSS) pada air limbah domestik. Hasil Penelitian diperoleh rata-rata persentasi penurunan bahan organik tersuspensi (TSS) pada air limbah domestik dengan jumlah 10 Tiram 66,67 %, 20 Tiram 72,5 %, 30 Tiram 85,84 % nilai ini tergolong sangat baik. Untuk hasil uji penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan Tiram sebagai media penyerap mampu dan berfungsi dengan baik. Adapun pada penelitian ini yaitu media Tiram mampu menurunkan bahan organik tersuspensi (TSS) pada air limbah domestik dan memenuhi syarat baku mutu air limbah domestik. Di harapkan bagi masyarakat dapat menerapkan pengelolaan pada air limbah domestik dan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan jenis Tiram yang lain dengan variasi ketebalan media yang akan digunakan. Kata Kunci : Air Limbah Domestik, TSS , Tiram (Crassostrea sp

    FAKTOR TERJADINYA KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI KUBIS DI DESA SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

    Get PDF
    Kegiatan penyemprotan pestisida yang tidak sesuai aturan dapat memicu munculnya berbagai dampak, diantaranya dampak kesehatan bagi manusia salah satunya timbul keracunan pada petani. Keracunan tersebut dapat terjadi Karena kontaminasi melalui mulut, kulit, dan pernapasan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya keracunan pestisida pada petani kubis di desa Sumillan kecamatan Alla kabupaten Enrekang. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional,dan sampel123 petani Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square dan Microsoft Excel.Hasil penelitian ini menujukkan distribusi responden berdasarkan sikap diperoleh nilai p value 0,051 (p value > 0,05) yang berarti tidak ada pengaruh terhadap terjadinya keracunan, distribusi responden berdasarkan lama penyemprotan diperoleh nilai p value 0,00 (p value < 0,05) yang berarti ada pengaruh terhadap terjadinya keracunan, distribusi responden berdasarkan peracikan pestisida diperoleh nilai p value 0,00 (p value < 0,05) yang berarti ada pengaruh terhadap terjadinya keracunan. Kesimpulan penelitian ini yaitu tidak ada pengaruh antara sikap dengan kejadian keracunan pestisida pada petani kubis dan ada pengaruh antara lama penyemprotan dan peracikan pestisida dengan kejadian keracunan pada petani kubis di desa Sumillan kecamatan Alla kabupaten Enrekang. Petani diharapakan lebih memperhatikan dosis pencampuran pestisida, menggunakan pestsida organik dalam memberantas hama dan penggunaan alat pelindung diri saat mengaplikasikan pestisida agar mengurangi kejadian keracunan pestisida.Kata kunci : Pestisida, Petani Kubis,  Kejadian Keracuna

    UPAYA ANTISIPASI PAPARAN DEBU PM2,5 DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI BAGI PEDAGANG KAKI LIMA WILAYAH JALAN A.P. PETTA RANI KOTA MAKASSAR: Efforts to Anticipate Exposure to PM2.5 Dust with the Use of Personal Protective Equipment for Food Traders in the Road Area of A.P. Pettarani Street Makassar City

    Get PDF
    Tingginya jumlah kendaraan bermotor dan industri berimplikasi terhadap penurunan kualitas udara akibat polusi. Kualitas udara khususnya diperkotaan merupakan komponen lingkungan yang sangat penting, karena akan berpengaruh langsung bagi kesehatan masyarakat dan tingkat kenyamanan kota. Dari hasil penelitian dengan Analisa Risiko Kesehatan Lingkungan   yang telah dilakukan ternyata  kualitas udara disepanjang  jalan  AP. Pettarani  kota  Makassar  dapat memberikan dampak terhadap pedagang kaki lima maupun warga yang bermukim. Penggunaan alat pelindung diri (APD) menjadi salah satu alternatif yang digunakan oleh warga untuk   meminimalisasi   paparan   partikulat   matter 2,5 (PM2,5). Perubahan   perilaku warga menjadi hal yang sangat penting, sehingga mereka terbiasa menggunakan masker yang memenuhi standar kualitas maupun cara penggunaanya. Pengembangan dan perencanaan pengelolaan lingkungan sosial menggunakan pendekatan partisipatif, dari masyarakat khususnya pedagang kaki lima dan warga   sebagai inti dalam pendekatan tersebut. Metode pengabdian yang diterapkan berupa ceramah, diskusi kelompok dan latihan keterampilan dengan langkah-langkah kegiatan yang sudah disusun sedemikian rupa, sehingga tujuan pengabdian dapat tercapai. Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini berupa publikasi ilmiah dijurnal Nasional terakreditasi dan rekayasa sosial dengan adanya perubahan perilaku masyarakat, terutama yang bermukim disepanjang jalan AP. Pettarani. Penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan paparam PM2,5 dilakukan di Kantor Lurah Karuwisi dengan capaian peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat (30 Peserta) dari 26,67% menjadi 67,33%. Sehingga diperlukan kerjasama secara komprehensif bagi warga khususnya pedagang kaki lima yang bermukim sekitar Jl. AP. Pettarani untuk menangani masalah dampak PM2,5 terhadap Kesehatan dengan membiasakan warga menggunakan alat pelindung diri (masker) yang baik dan benar saat beraktifitas. Kata kunci: Particulate Matter 2.5, ARKL, Perilaku, Sikap. ABSTRACT The high number of motorized vehicles and industries has implications for the decline in air quality due to pollution. Air quality, especially in urban areas, is a very important environmental component because it will directly affect public health and the comfort level of the city. From the results of research with Environmental Health Risk Analysis that has been carried out, it turns out that the air quality along the AP road. Pettarani Makassar city can have an impact on street vendors and residents who live.The use of personal protective equipment (PPE) is an alternative used by residents to minimize exposure to particulate matter 2.5 (PM2.5). Changes in the behavior of residents are very important, so they are accustomed to using masks that meet quality standards and how to use them. The development and planning of social environment management use a participatory approach, from the community, especially street vendors and residents as the core of the approach. The service method applied is in the form of lectures, group discussions, and skills training with actionable steps that have been arranged in such a way, so that the goals of service can be achieved. The expected outputs of this activity are scientific publications in accredited National journals and social engineering with changes in people's behavior, especially those who live along the AP road. Pettarani. Counseling on prevention and control of PM2.5 exposure was carried out at the Karuwisi Village Head Office with the achievement of increasing community knowledge and skills (30 participants) from 26.67% to 67.33%. So that comprehensive cooperation is needed for residents, especially street vendors who live  around  Jl.  AP.  Pettarani  to  deal  with  the impact  of  PM2.5  on  health  by familiarizing residents with using good and correct personal protective equipment (masks) when doing activities. Keywords: Particulate Matter 2.5; ARKL; Behavior; Attitude
    corecore