4 research outputs found

    Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi Geografis sebagai sebuah Solusi pada Pengaturan Rute Angkutan Umum pada Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dllaj) Surakarta

    Full text link
    Perkembangan dunia sudah berjalan begitu pesat seiring meningkatnya kemampuan manusia dalam mengolah informasi. Data-data yang diperlukan dapat diolah sedemikian rupa agar mampu menjadi informasi yang bersifat akurat, tepat waktu dan relevan. Tetapi kompleksitas masalah manusia semakin meluas, dan menjadikannya tidak cukup hanya dengan mencari jawaban atas pertanyaan subyektif, seperti pengidentifikasian sebuah objek. Pertanyaan lokasional, seperti pencarian letak, dan pertanyaan kondisional tentang karakteristik fenomena pada sebuah objek, menjadi faktor penting lain yang harus dipertimbangkan agar data mampu memenuhi syarat menjadi sebuah informasi yang mendukung kehidupan manusia. Begitu pula dengan adanya pertambahan populasi dan dinamika masyarakat yang tinggi membuat data bereferensi geografis atau data geospasial menjadi cepat kadaluarsa. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem informasi yang mampu menangani data geospasial agar menjadi lebih mudah dicari, dianalisis dan direpresentasikan serta memudahkan revisi dan pemutakhiran data. Sistem informasi seperti ini dikenal dengan Sistem Informasi Geografis. Sistem ini digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.Surakarta adalah kota yang menjadi barometer kemajuan di Propinsi Jawa Tengah. Letaknya yang sangat strategis, karena berbatasan dengan dua propinsi lainnya, menjadikannya sebagai kota dagang dan industri yang berkembang pesat. Selain memusatkan kemajuan di bidang perdagangan dan industri, Surakarta juga terkenal sebagai pusat budaya Jawa Tengah sekaligus berpotensi wisata yang tinggi, baik wisata alam, budaya, maupun pendidikan. Potensi kota yang tinggi ini menuntut masyarakat Surakarta untuk selalu dinamis. Dukungan infrastruktur transportasi kota mutlak diperlukan untuk mendukung dinamika masyarakat. Hal itu dapat terbukti dengan fakta bahwa terminal angkutan umum di Surakarta adalah terminal terbesar dan tertinggi aktifitasnya di Jawa Tengah.Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Surakarta sebagai instansi yang bertanggungjawab pada permasalahan ini akan terbantu dengan adanya sistem informasi geografis dalam mengolah dan memvisualisasikan data-data geografis untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Pengaturan rute secara manual selain tidak efisien dan efektif dari sisi biaya dan waktu, kesalahan yang dilakukan bisa berdampak pada buruknya produktifitas masyarakat dan memicu masalah yang lebih kompleks. Dengan adanya dukungan sistem informasi geografis yang berfokus pada pengaturan rute angkutan umum di Surakarta, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam membangun infrastruktur kota untuk kehidupan yang lebih baik

    PEMANFAATAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI SEBUAH SOLUSI PADA PENGATURAN RUTE ANGKUTAN UMUM PADA DINAS LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) SURAKARTA

    Get PDF
    Perkembangan dunia sudah berjalan begitu pesat seiring meningkatnya kemampuan manusia dalam mengolah informasi. Data-data yang diperlukan dapat diolah sedemikian rupa agar mampu menjadi informasi yang bersifat akurat, tepat waktu dan relevan. Tetapi kompleksitas masalah manusia semakin meluas, dan menjadikannya tidak cukup hanya dengan mencari jawaban atas pertanyaan subyektif, seperti pengidentifikasian sebuah objek. Pertanyaan lokasional, seperti pencarian letak, dan pertanyaan kondisional tentang karakteristik fenomena pada sebuah objek, menjadi faktor penting lain yang harus dipertimbangkan agar data mampu memenuhi syarat menjadi sebuah informasi yang mendukung kehidupan manusia. Begitu pula dengan adanya pertambahan populasi dan dinamika masyarakat yang tinggi membuat data bereferensi geografis atau data geospasial menjadi cepat kadaluarsa. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem informasi yang mampu menangani data geospasial agar menjadi lebih mudah dicari, dianalisis dan direpresentasikan serta memudahkan revisi dan pemutakhiran data. Sistem informasi seperti ini dikenal dengan Sistem Informasi Geografis. Sistem ini digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.Surakarta adalah kota yang menjadi barometer kemajuan di Propinsi Jawa Tengah. Letaknya yang sangat strategis, karena berbatasan dengan dua propinsi lainnya, menjadikannya sebagai kota dagang dan industri yang berkembang pesat. Selain memusatkan kemajuan di bidangĀ  perdagangan dan industri, Surakarta juga terkenal sebagai pusat budaya Jawa Tengah sekaligus berpotensi wisata yang tinggi, baik wisata alam, budaya, maupun pendidikan. Potensi kota yang tinggi ini menuntut masyarakat Surakarta untuk selalu dinamis. Dukungan infrastruktur transportasi kota mutlak diperlukan untuk mendukung dinamika masyarakat. Hal itu dapat terbukti dengan fakta bahwa terminal angkutan umum di Surakarta adalah terminal terbesar dan tertinggi aktifitasnya di Jawa Tengah.Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Surakarta sebagai instansi yang bertanggungjawab pada permasalahan ini akan terbantu dengan adanya sistem informasi geografis dalam mengolah dan memvisualisasikan data-data geografis untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Pengaturan rute secara manual selain tidak efisien dan efektif dari sisi biaya dan waktu, kesalahan yang dilakukan bisa berdampak pada buruknya produktifitasĀ  masyarakat dan memicu masalah yang lebih kompleks. Dengan adanya dukungan sistem informasi geografis yang berfokus pada pengaturan rute angkutan umum di Surakarta, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam membangun infrastruktur kota untuk kehidupan yang lebih baik

    PEMANFAATAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI SEBUAH SOLUSI PADA PENGATURAN RUTE ANGKUTAN UMUM PADA DINAS LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) SURAKARTA

    Get PDF
    Perkembangan dunia sudah berjalan begitu pesat seiring meningkatnya kemampuan manusia dalam mengolah informasi. Data-data yang diperlukan dapat diolah sedemikian rupa agar mampu menjadi informasi yang bersifat akurat, tepat waktu dan relevan. Tetapi kompleksitas masalah manusia semakin meluas, dan menjadikannya tidak cukup hanya dengan mencari jawaban atas pertanyaan subyektif, seperti pengidentifikasian sebuah objek. Pertanyaan lokasional, seperti pencarian letak, dan pertanyaan kondisional tentang karakteristik fenomena pada sebuah objek, menjadi faktor penting lain yang harus dipertimbangkan agar data mampu memenuhi syarat menjadi sebuah informasi yang mendukung kehidupan manusia. Begitu pula dengan adanya pertambahan populasi dan dinamika masyarakat yang tinggi membuat data bereferensi geografis atau data geospasial menjadi cepat kadaluarsa. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem informasi yang mampu menangani data geospasial agar menjadi lebih mudah dicari, dianalisis dan direpresentasikan serta memudahkan revisi dan pemutakhiran data. Sistem informasi seperti ini dikenal dengan Sistem Informasi Geografis. Sistem ini digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.Surakarta adalah kota yang menjadi barometer kemajuan di Propinsi Jawa Tengah. Letaknya yang sangat strategis, karena berbatasan dengan dua propinsi lainnya, menjadikannya sebagai kota dagang dan industri yang berkembang pesat. Selain memusatkan kemajuan di bidangĀ  perdagangan dan industri, Surakarta juga terkenal sebagai pusat budaya Jawa Tengah sekaligus berpotensi wisata yang tinggi, baik wisata alam, budaya, maupun pendidikan. Potensi kota yang tinggi ini menuntut masyarakat Surakarta untuk selalu dinamis. Dukungan infrastruktur transportasi kota mutlak diperlukan untuk mendukung dinamika masyarakat. Hal itu dapat terbukti dengan fakta bahwa terminal angkutan umum di Surakarta adalah terminal terbesar dan tertinggi aktifitasnya di Jawa Tengah.Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Surakarta sebagai instansi yang bertanggungjawab pada permasalahan ini akan terbantu dengan adanya sistem informasi geografis dalam mengolah dan memvisualisasikan data-data geografis untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Pengaturan rute secara manual selain tidak efisien dan efektif dari sisi biaya dan waktu, kesalahan yang dilakukan bisa berdampak pada buruknya produktifitasĀ  masyarakat dan memicu masalah yang lebih kompleks. Dengan adanya dukungan sistem informasi geografis yang berfokus pada pengaturan rute angkutan umum di Surakarta, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam membangun infrastruktur kota untuk kehidupan yang lebih baik

    Moth Flame Optimization for Weight Adjustment on Phased Array Antenna

    No full text
    Adaptive beamforming refers to a method to proceed a signal to improve strength and steer the main beam of smart antenna to the desired user against interferer. In a phased array antenna, the weight of each element is adapted with Weight Adjustment Moth Flame Optimization (WAMFO). The algorithm is based on Moth Flame Optimization (MFO) that is inspired by the moth making spiral move to the flame as the objective function. The objective function is to obtain the minimum difference between reference and incoming signal. The weighted sum will generate the highest power to the desired direction, and then the interferer will be set to null. The simulation resulted in a uniform linear array showing that weight adjustment with the algorithm proposed could achieve faster convergence than other metaheuristic schemes. WAMFO had the average SNR values improvement of 26 to 32 dB for 100 iterations in five different scenarios. Ā© 2022 IEEE
    corecore