86 research outputs found

    Perencanaan Crack Relief Layer Pada Perkerasan Lapangan Terbang Studi Kasus : Bandara Sam Ratulangi Manado

    Full text link
    Crack Relief Layer merupakan lapisan beton aspal bergradasi terbuka dengan rongga udara yang tinggi, digunakan untuk mencegah keretakan yang akan muncul kelapis permukaan akibat dari Perubahan temperatur dan beban. Lapisan ini ditempatkan antara lapisan base course dan surfacepada perkerasan flexibel. Lapisan ini disebut juga Asphalt Binder Course. Suatu studi kasus pada pembuatan perkerasan baru pada perpanjangan Runway 18 bandara Sam Ratulangi Manado akan dibahas dalam paper ini, termasuk juga hasil pemeriksaan laboratorium dan penelitian lapanganserta spesifikasi yang digunakan

    PEMODELAN HUBUNGAN ANTARA ARUS LALU LINTAS DAN POLUSI UDARA (CO) (Studi kasus : Ruas jalan Sam Ratulangi depan Indo Meubel, ruas jalan Ahmad Yani depan Koni dan ruas jalan Piere Tendean samping patung pahlawan)

    Get PDF
    Salah satu dampak penting akibat transportasi jalan adalah timbulnya pencemaran udara akibat emisi polutan dari lalu lintas kendaraan bermotor menjadi isu yang utama hal ini karena terjadinya peningkatan terus menerus baik dalam jumlah kendaraan yang berada di jalan raya maupun peningkatan jarak perjalanan yang di tempuh oleh tiap kendaraan. Mengingat besarnya volume kendaraan di kota manado maka perlu diadakan studi tentang hubungan antara arus lalu lintas dan polusi udara untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara kadar polusi udara dan arus lalu lintas. Karbon monoksida adalah gas yang tak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Zat tersebut adalah sebagai produk dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Pembakaran yang seharusnya menghasilkan CO2 tetapi yang terjadi adalah terbentuknya CO. Sebanyak 70% CO berasal dari sumber yang bergerak atau kendaraan bermotor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat pengamatan langsung di lapangan yakni di jalan Sam Ratulangi depan Indo Meubel, di jalan Shmad Yani depan Koni dan di jalan Piere Tendean Samping patung pahlawan.alat yang digunakan dalam penelitian yaitu meteran, Stop watch untuk menghitung kecepatan kendaraan, Anemometer untuk mengetahui kecepatan angin di sekitra lokasi penelitian dan Benko SP12C7 untuk mengukur kadar polusi udara (Co) di sekitar jalan.. Dari hasil analisa tersebut didapat R2 terbesar dari ketiga lokasi tersebut yaitu Untuk lokasi jalan Ahmad Yani didapat R2 pada hari kamis yakni nilanya sebesar 0,805, Untuk lokasi jalan Sam ratulangi depan Koni didapar R2 pada hari rabu yakni nilainya sebesar 717, Untuk lokasi jalan Piere tendean didapat R2 pada hari kamis yakni nilainya sebesar 0,740, dan Dari ketiga lokasi tersebut terlihat bahwa nilai R2 terbesar ada pada lokasi Jalan Ahmad Yani di hari rabu yakni sebesar 0,805. Untuk mengurangi kadar polusi (Co) di daerah yang kurang berangin seperti pada jalan Sam Ratulangi perlu di Tanami pohon yang rindang yang sesuai dengan kebutuhan, karena pohon sesuai dengan penelitian sebelumnya dapat mengurangi kadar polusi udara (CO) karena dapat menyerap karbon monoksida (CO) di sekitar daerah ditanamnya pohon. Kata kunci: Konsentrasi, CO, NO2,  SO2,  Kecepata

    PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN HARAPAN DAN JALAN SAM RATULANGI

    Get PDF
    Sebagai salah satu jalur utama yang menghubungkan pusat kota Manado dengan daerah disekitarnya yaitu kota Tomohon, persimpangan jalan Harapan dan jalan Sam Ratulangi  ini sangat sering terjadi kemacetan dan antrian yang panjang dari kendaraan yang melewati persimpangan ini. Khususnya terjadi pada jam-jam sibuk di pagi, siang dan sore hari. Penelitian ini menjelaskan tentang kinerja persimpangan jalan Harapan dan jalan Sam Ratulangi dan perencanaan lampu pengatur lalu lintas. Pengumpulan data dilakukan pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu di minggu ke tiga Bulan November 2015. Dari analisa variasi volume lalu lintas, ditetapkan volume jam perencanaan, QDH  di tiap pendekat untuk maksud analisa simpang bersinyal. Pada kondisi eksisting, tanpa perubahan geometrik, hasil perhitungan signalisasi menunjukan bahwa waktu siklus sebesar 1342 detik, dan Derajat Kejenuhan 0,991, tidak memenuhi syarat yang di tetapkan MKJI 1997 yaitu sebesar, 50 – 100 detik untuk waktu siklus dan 0,75 untuk Derajat Kejenuhan, artinya simpang harus di rencanakan dengan perubahan geometric dan dengan menerapkan belok kiri langsung. Dengan merubah geometrik jalan pada pendekat Manado – Tomohoh dan Tomohon – Manado, dari 7 meter menjadi 12 meter, pendekat Winangun dari 5 meter menjadi 10 meter, dan dengan menerapkan belok kiri langsung di setiap pendekat maka hasil perhitungan kinerja persimpangan adalah, DS = 0,73 dengan waktu siklus 57 detik untuk pengaturan lalu lintas 3 fase, telah memenuhi persyaratan MKJI 1997.   Kata Kunci : Derajat Kejenuhan, Waktu Siklus, Geometrik Jala

    ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013

    Get PDF
    Pada Bina Marga 2013 dijelaskan bahwa empat tantangan terkait isu kinerja aset jalan di Indonesia sudah diakomodir. Keempat tantangan tersebut berupa beban berlebih, temperatur perkerasan tinggi, curah hujan tinggi, dan tanah lunak. Empat tantangan diuraikan sebagai parameter yang harus diuji pada pedoman sebelumnya. Pedoman desain perkerasan yang ada diantaranya Pt T-01-2002-B dan Pd T-05-2005 tetap valid namun solusi desain harus memenuhi persyaratan dalam manual ini terutama dengan umur rencana, faktor kerusakan (VDF), desain pondasi jalan, dan beban berlebih. Untuk mempersingkat proses perhitungan tebal perkerasan menggunakan metode Bina Marga 2002, pada penelitian ini dibuat dalam bentuk grafik/nomogram desain hubungan antara kumulatif beban sumbu standar, W18 dan tebal perkerasan untuk lapis pondasi berbutir dan lapis pondasi CTB. Kisaran W18 adalah 300.000 ESAL ~ 30.000.000 ESAL serta nilai CBR tanah dasar berkisar 2% ~ 10% dengan kenaikan 1%. Dari hasil perhitungan, dengan data LHR sebesar 11.880 kend/hari dimana proporsi LV= 95% dan HV = 5% pada ruas jalan Mapanget – Kairagi tahun 2016,  perhitungan W18 menurut Bina Marga 2002 adalah sebesar 7.535.757 ESAL, perhitungan CESA menurut Bina Marga 2005 adalah sebesar 9.165.713 ESAL, dan perhitungan CESA4 menurut Bina Marga 2013 adalah sebesar 10.413.211 ESAL. Berdasarkan Bina Marga 2013, dengan penajaman desain terhadap umur rencana dan faktor kerusakan (VDF), maka perkerasan harus didesain dengan menggunakan desain 3 yaitu menggunakan struktur perkerasan AC-WC  dan CTB. Sedangkan penajaman untuk tanah lunak (CBR ≤ 6%), penanganan berupa penggunaan lapis penopang (capping layer) setebal 300 mm. Setelah dilakukan koreksi terhadap temperatur maka total tebal lapis beraspal dikali dengan faktor sebesar 0,91. Penajaman desain memperlihatkan bahwa desain tebal perkerasan berubah dari 655 mm menjadi 1110 mm, suatu indikasi tebal perkerasan semakin kuat. Namun dengan menggunakan CTB maka tebal perkerasan beraspal berkurang dari 195 mm menjadi 60 mm, suatu pengurangan yang sangat berarti yaitu sebesar 135 mm, merupakan indikasi perkerasan yang semakin ekonomis. Jika kontraktor kurang berkompeten serta sumber daya tidak memadai untuk mengerjakan konstruksi CTB, maka solusi menggunakan lapis pondasi Agregat Kelas A dapat digunakan. Kata kunci : CESA, CBR, tebal lapis perkerasan, grafik/nomogram desain, penajaman desai

    PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA BETOAMBARI DI KOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA

    Get PDF
    Kota Baubau merupakan salah satu kota budaya yang ada di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Baubau memperoleh status kota pada tanggal 21 Juni 2001. Dan saat ini sedang giat-giatnya membenahi dan meningkatkan sarana infrastruktur terutama dibidang pariwisata. Bandar Udara Betoambari terletak di Kelurahan Katobengke, Kecamatan Betoamabari berjarak sekitar 8 km dari pusat kota dan saat ini tergolong sebagai Bandara Kelas III dengan jenis pesawat yang beroperasi yaitu ATR 72-500 sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan kemampuan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan masyarakat serta ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan kota.Dalam merencanakan perkembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas dimasa yang akan datang. Oleh karena itu penelitian yang akan dilakukan bersifat research. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, pesawat, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi untuk meramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara dianggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data primer yang diperoleh dari Bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi, dan data existing Bandara digunakan sebagai acuan merencanakan pengembangan Bandar Udara.Untuk pengembangan Bandar Udara Betoambari yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir Kendaraan.Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boeing 737-800 NG maka dibutuhkan panjang landasan 2800 meter lebar 45 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 175 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 85 cm, luas apron 722 × 93 = 67.146 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 40 cm, luas terminal penumpang 147000 m2, luas gudang 15100 m2 dan luas pelataran parkir 27600 m2.    Kata kunci: Kota Baubau, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron

    MODEL PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN DALAM PROVINSI

    Get PDF
    Adanya kompetisi antara taksi gelap dan bus menjadi dasar penelitian ini dibuat. Pertimbangan perilaku pelaku perjalanan begitu bervariasi dalam pemilihan kedua moda tersebut. Oleh karena pelaku perjalanan, terkait dengan kondisi, karakteristik, dan kehandalan dari moda yang bersangkutan.Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perilaku pelaku perjalanan, agar dapat diketahui diketahui karakteristik pelaku perjalanan, kemudian diperoleh suatu model yang dapat menjelaskan pemilihan moda. Penelitian ini menggunakan metode Stated Preference, kemudian diolah dengan bantuan aplikasi Ms. Excel dan SPSS 17.Berdasarkan hasil kuesioner, diperoleh karakteristik pelaku perjalanan, yakni pengguna moda lebih banyak didominasi oleh Pria, pengguna moda lebih banyak dari kalangan usia < 24 tahun, pengguna moda lebih banyak tamatan SMA, pengguna moda lebih banyak didominasi oleh Mahasiswa, pengguna moda lebih banyak yang belum berpenghasilan, pengguna moda lebih banyak memiliki satu unit sepeda motor, pengguna moda lebih banyak pergi ke terminal menggunakan ANGKOT, pengguna moda lebih sering menggunakan bus, intensitas menggunakan moda lebih banyak yang tidak tentu, tujuan perjalanan lebih didominasi urusan non-business/bekerja sebesar 70%. Untuk model persamaan yang diperoleh dengan bantuan aplikasi SPSS17, yakni : Y = 0.83223+1.71*+0.010763+0.003862–0.55196+ 0.1808. Hasil dari regresi yang diperoleh, telah memenuhi persyaratan yang disyaratkan, sehingga seluruh variabel bebas bersama–sama berpengaruh terhadap variabel terikat.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan untuk pihak–pihak yang berkepentingan terkait dalam menangani kebijakan transportasi dan memberikan gambaran variabel-variabel yang mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pelaku perjalanan dalam memilih moda. Kata Kunci : Moda transportasi, pemilihan moda, Stated Preference

    MINIMALISASI KESALAHAN SURVEY TOPOGRAFI DALAM PEMETAAN DIGITAL DENGAN KOORDINAT GLOBAL MENGGUNAKAN AUTOCAD LAND DESKTOP DAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

    Get PDF
    The development of the era of Globalization and Information Systems are fast, so also developing Satellite Interpretation techniques in digital mapping that is useful to speed up topographic surveys but digital map making must be done in the right way in order to minimize errors in maps used in engineering work planning. This study discusses the use of equipment, measurement methods and correct data processing in accordance with the applicable mapping standards so that it can produce an accurate mapping that matches the actual location conditions.The results obtained: (1) By using measurement techniques and the right equipment, measurement errors can be minimized, from the calculation of Polygon with 66 points, clockwise measurement, Polygon correction is 0 ° 0'02 '' <0 ° 1'24 '', Azimuth Controller error is indicated no more than 5 "in this measurement the obtained error measurement = 0", due to Initial Azimuth and Final Azimuth = 4 ° 49 '42 "closes perfectly thus fulfilling the Geodetic Survey Standard Operating Procedure. (2) From the results of the Ground Survey and Global Positioning System Measurement, the results of the interpolation coordinates are taken to get more precise coordinates in the field. (3) Map depictions with AutoCad Land Development and GIS get Topographic maps with 1 m contour intervals indicating high representation of different locations, this can be achieved by using Ground Survey data and not the results of satelite digitization. (4) The coordinates produced are Global coordinates using the Word Geodetic System 84 navigation satellite system with the Universal Transfer projection model.Keywords: Polygon, Mapping, AutoCad Land Development, GI

    ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT ADANYA KAWASAN LION HOTEL MANADO TERHADAP KINERJA RUAS JALAN PIERE TENDEAN

    Get PDF
    Lion Hotel Manado terletak dikawasan pusat kota Manado yang memiliki luas ± 26.782 m2. Sesuai dengan amanat dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas sehingga diwajibkan bagi pengembang kawasan Lion Hotel and Plaza Manado yaitu PT. Lion International Hotel untuk melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas di Lion Hotel Manado, juga sesuai dengan Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalulintas Pembangunan Pusat Kegiatan pada Ruas Jalan Nasional di Wilayah Perkotaan (2009) yang menyatakan bahwa pusat kegiatan seperti hotel dan pertokoan dengan luas minimal 500 m2 wajib melakukan andalalin. Analisis dampak lalu lintas (Andalalin) adalah kajian yang menilai dampak yang ditimbulkan akibat pengembangan tata guna lahan terhadap sistem pergerakan lalu lintas pada suatu ruas jalan terhadap jaringan transportasi sekitarnya.Penelitian analisis dampak lalu lintas ini dilakukan di kawasan Lion Hotel Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Daerah survey meliputi Jl. Piere Tendean, Jl. Ahmad Yani 24, Jl. Bethesda-Wolter Monginsidi, Jl. Wolter Monginsidi depan Transmart Bahu, simpang tidak bersinyal Jl. Piere Tendean. Analisis dilakukan terhadap kinerja ruas jalan dan kinerja persimpangan, analisis penanganan dampak lalulintas, dan analisis penataan eksternal Lion Hotel Manado. Analisis kinerja ruas jalan dan persimpangan mengikuti Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014 (PKJI 2014) dengan nilai VCR (Volume Capacity Ratio) atau DS (Degree of saturation) sebagai parameter kinerja.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kinerja persimpangan yang ada dikawasan Lion Hotel Manado berada pada keadaan yang baik dengan DS untuk simpang pertama dan simpang kedua berturut-turut adalah 0,26 dan 0,6. Kapasitas (C) untuk simpang pertama adalah 23.906 dan untuk simpang kedua adalah 7.559. Karena arus lalulintas disimpang yang tidak melebihi kapasitas yang dihitung maka kondisi dari simpang yang ada disekitar kawasan Lion Hotel Manado berada dalam kondisi baik dan tidak ada gangguan akibat adanya kawasan Lion Hotel Manado. Kata Kunci: andalalin, volume capacity ratio, kecepatan, kapasitas, kinerja, persimpanga

    PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KASIGUNCU KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH

    Get PDF
    Kabupaten Poso merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah.Posisi Kabupaten Poso terletak di tengah-tengah pulau Sulawesi yang merupakan jalur strategis yang menghubungkan antar Provinsi di pulau Sulawesi dan saat ini sedang giat-giatnya meningkatkan sarana infrastruktur yang ada.Bandar udara Kasiguncu terletak di ibukota Kabupaten dan saat ini tergolong sebagai bandara klas II dengan jenis pesawat yang beroperasi saat ini masih tergolong pesawat kecil yaitu ATR 72-600 sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan Masyarakat serta ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan Daerah. Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara diaggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi dan data existing bandara digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pengembangan bandar udara.Untuk pengembangan bandar udara Kasiguncu-Poso yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir kendaraan.Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boing 737-800 maka dibutuhkan panjang landasan 2.612 meter lebar 51 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 170 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 70 Cm, luas apron 143 × 93 = 13.299 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 35 Cm sedangkan dengan metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 41 Cm, luas terminal penumpang 4.200 m2, luas gudang 32 m2 dan luas pelataran parkir 750 m2.  Kata kunci: Kabupaten Poso, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apro
    • …
    corecore