13 research outputs found

    Pengaruh Latihan Olahraga Rekreasi dan Kesehatan Terhadap Karakteristik Antropometri dan Respon Stres pada Korban Bencana Tsunami di Kabupaten Pandegglang, Banten

    Get PDF
    Menurut Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), sepanjang tahun 2005 sampai dengan tahun 2015, Indonesia mencatatkan kejadian sebanyak 78% (11.648) bencana hidrometeorologi dan sekitar 22% (3.810) merupakan bencana geologi. Maka dari itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan olahraga rekreasi dan kesehatan terhadap karakteristik antropometri dan respon stres pada masyarakat di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandegglang, Provinsi Banten. Uji t-test menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan antara pre dan post-treatment, untuk tinggi badan (p = 0,843), berat badan (p = 0,955), BMI (p = 0,822), tekanan sitolik (p = 0,941), dan tekan diastolik (p = 0,834). Serta terdapat penurunan secara signifikan terhadap skala kebosanan dari rata-rata 4,8 ± 0,35 menjadi 3,3 ± 0,49, dengan taraf perbedaan (p = 0,001). Dalam parameter lainnya, meskipun terdapat penurunan pada kecemasan (p = 0,533), kesedihan (p = 0,075), kekhawatiran (p = 0,285), dan overthinking (p = 0,571) namun statistik analisis tidak menujukkan perbedaan pada ke-empat variable tersebut. Observasi yang kami lakukan menyimpulkan bahwa, melakukan olahraga rekreasi dan kesehatan selama 15 hari dapat menurunkan secara signifikan terhadap tingkat kebosanan, serta terdapat penurunan terhadap tingkat kecemasan, kesedihan, kekhawatiran, dan overthinking namun tidak signifikan. Dalam pengukuran anthropometry dan tekanan darah, peneltian ini menunjukkan tidak terjadi perubahan yang signifikan pada dua variable pengukuran tersebut.&nbsp

    PENGARUH ZUMBA TERHADAP VO2MAX, INDEKS MASSA TUBUH, DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang diberikan oleh zumba terhadap VO2max, Indeks Massa Tubuh, dan Persentase Lemak Tubuh. Populasi dalam penelitian ini adalah member aktif S Fitness Center Bandung, dengan total sampel 10 untuk kelompok zumba. Desain penelitian menggunakan One Group Prestest-Postest Design. Satu kelompok menggunakan eksperimen latihan zumba, penelitian dilakukan selama 12 minggu, dengan tiga kali latihan dalam seminggu. Data yang diolah pada penelitian ini adalah data pre-test dan post-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari program penelitian yang telah dilaksanakan. Dari data yang telah diolah menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap VO2max (p < 0.05), untuk indeks massa tubuh pun terjadi penurunan yang signifikan (p < 0.05), dan terjadi penurunan juga pada persentase lemak tubuh (p < 0.05). Penulis menyimpulkan bahwa zumba dapat dijadikan metode latihan inti maupun selingan untuk meningkatkan VO2max, dan memperbaiki Indeks Massa Tubuh serta Persentase Lemak Tubuh

    ANALISIS EFEKTIVITAS ZUMBA DAN BELLY DANCE TERHADAP VO2MAX, INDEKS MASSA TUBUH, DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang diberikan oleh zumba dan belly dance terhadap VO2max, Indeks Massa Tubuh, dan Persentase Lemak Tubuh. Populasi dalam penelitian ini adalah member aktif S Fitness Center Bandung, dengan total sampel 14 orang yang terbagi menjadi dua kelompok, 7 orang untuk kelompok zumba dan 7 orang untuk kelompok belly dance. Desain penelitian menggunakan One Group Prestest-Postest Design. Satu kelompok menggunakan eksperimen latihan zumba dan satu kelompok lain menggunakan eksperimen latihan belly dance. Penelitian dilakukan selama 12 minggu, dengan tiga kali latihan dalam seminggu. Data yang diolah pada penelitian ini adalah data pretest dan post-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari program penelitian yang telah dilaksanakan. Dari data yang telah diolah menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kelompok zumba dan belly dance terhadap VO2max VO2max (p < 0.05), untuk indeks massa tubuh pun terjadi penurunan yang signifikan baik di kelompok zumba dan belly dance VO2max (p < 0.05), dan terjadi penurunan juga pada persentase lemak tubuh untuk kelompok zumba dan belly dance VO2max (p < 0.05). Penulis menyimpulkan bahwa zumba dan belly dapat dijadikan metode latihan inti maupun selingan untuk meningkatkan VO2max, dan memperbaiki Indeks Massa Tubuh serta Persentase Lemak Tubuh

    ANALISIS GAYA HIDUP MAHASISWA TPB ITB TAHUN AJARAN 2018/2019

    Get PDF
    Latar Belakang : Gaya hidup adalah perilaku yang berhubungan dengan aktivitas fisik aktif, pola asupan nutrisi makan sehari-hari, kebiasaan merokok dan cukupnya waktu istirahat. Gaya hidup yang dihubungkan dengan tingkat kebugaran belum ada dalam literatur. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis aktivitas fisik aktif maupun tidak aktif, pola asupan nutrisi baik maupun kurang, kebiasaan merokok, waktu istirahat, dan tingkat kebugaran serta Odds Ratio yang merupakan ukuran paparan dari gaya hidup. Metode: Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa TPB ITB semester 1 tahun ajaran 2018/2019 berjumlah 1399 orang terdiri dari 798 kelompok putra dan 601 kelompok putri. Instrument penelitian menggunakan kuesioner gaya hidup yang terdiri dari komponen-komponen gaya hidup. Hasil: Penyakit sebulan terakhir penyakit menular sebesar 32.7% putra dan 38.9% putri dan PTM sebesar 42.23% putra dan 49.25% putri. Waktu tidur rerata 5.76 putra dan 5.88 putri. Kategori gaya hidup putra terdiri dari aktivitas fisik rerata 2150.08 MET menit/minggu putra dan 1906.03 MET menit/minggu putri. Pelaku perokok putra dan putri. Asupan nutrisi total rerata 2.82 kategori 3putra dan 2.74 kategori 3. Tingkat kebugaran rerata 38.91 putra 33.49  putri kategori cukup. Nilai korelasi antara gaya hidup total dengan kebugaran kelompok putra sebesar +0.089 dengan p-value 0.012 dan putri +0.105 dengan p-value 0.010 maka gaya hidup mempunyai hubungan signifikan dengan kebugaran. Nilai odds ratio putra gaya hidup buruk memiliki risiko 0.92 putra dan 0.79 putri kali lebih besar terserang penyakit dibandingkan orang memiliki gaya hidup baik. Simpulan: Tingkat kebugaran masuk dalam kategori lemah, namun nilai signifikan menunjukan semakin baik gaya hidup maka semakin baik pula tingkat kebugaran. Paparan penyakit dilihat dari odds ratio menunjukan bahwa semakin buruk gaya hidup maka semakin besar terserang penyakit dibandingkan orang yang memiliki gaya hidup sehat

    INTENSITAS AKTIFITAS FISIK TERHADAP RESIKO KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA KELOMPOK USIA 40- 70 TAHUN

    Get PDF
    Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya diketahui aktifitas fisik dapat mencegah terjadinya osteoporosis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisikterhadap resiko kejadian osteoporosis pada kelompok usia 40-70 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen terdiri dari 120 responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang aktif melakukan aktifitas fisik intensitas tinggi dan kelompok yang aktif melakukan aktifitas fisik intensitas rendah. Pengukuran aktifitas fisik menggunakan kuesioner short International Physical Activity (IPAQ), Analisis data: Menggunakan SPSS versi 17 dengan level signifikansi 0.05 untuk menentukan hubungan antara variable pada tes korelasi dan hasil momen pearson.Hasil:Terdapat pengaruh aktifitas fisik intensitas tinggi dengan kejadian osteoporosis Kesimpulan:Aktifitas fisik intensitas tinggi memiliki resiko kejadian osteoporosis yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang aktifmelakukan aktifitas fisik intensitas rendah

    Body Mass Index, Physical Activity Status and Sleep Duration of Elderly

    Get PDF
    Regular physical activity by vulnerable populations such as the elderly can improve physical and mental function and reduce the risk of dementia. However, awareness of doing physical activity is still low among the elderly, especially in the city of Bandung. Therefore, this study aims to determine the level of physical activity, BMI, and sleep duration of the elderly in the city of Bandung. This study used a quantitative descriptive method without a control group and assessed the level of physical activity using the International Physical Activity Questionnaire. The results of this study indicate that the average (SD) age, height, weight, and BMI of the study subjects were 56.88 ± 5.32 years, 155.8 ± 7.66 cm, 66.84 ± 12.46 respectively kg, and 27.8 ± 3.8 kg/m2. Meanwhile, the average physical activity status and sleep time of the research subjects were 452.68 ± 76.88 METs, and 344.48 ± 46.28 minutes, respectively. The conclusion of this study shows that the elderly in Kiaracondong District, Bandung City, West Java Province have a low level of physical activity and are in the category of obesity or overweight. However, the resulting sleep duration is still included in the recommended category. Keywords: elderly, physical activity, west jav

    Profile Komposisi Tubuh Atlet Junior Bulutangkis Indonesia: Kategori Ganda Putra

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengukur karakteristik fisiologi, secara spesifik pada pengukuran antropometri, untuk mendapatkan gambaran somatotype atlet bulutangkis Indonesia. 12 atlet bulutangkis junior kategori ganda putra berpartisipasi dalam penelitian ini. Pengukuran antropometri dengan menggunakan alat GE Lunar Prodigy DEXA, dan stadiometer portable dengan keakuratan 0.1cm untuk mengukur tinggi badan. Rata-rata berat badan adalah 69.01 ± 7.55 kg , rata-rata tinggi badan adalah 175.3 ± 5.96 cm, rata-rata BMI adalah 22.43 ± 1.98 kg/m-2, rata-rata lemak adalah 13.02 ± 3.80 kg, rata-rata prosentase lemak adalah 19.49 ± 4.37%, rata-rata massa otot adalah 53.09 ± 5.28 kg, rata-rata massa otot adalah 74.40 ± 10.28 %, rata-rata rasio lemak android/genoid adalah 0.76 ± 0.19 %, rata-rata massa otot lengan atas kanan adalah 3.36 ± 0.43 Kg, rata-rata massa otot lengan atas kiri adalah 2.89 ±  0.52 Kg, rata-rata massa otot tungkai bawah kanan adalah 9.87 ± 1.26 Kg, dan rata-rata massa otot tungkai bawah kiri adalah 9.43 ± 1.37 Kg. Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis somatotype tubuh atlet bulutangkis junior kategori ganda putra Indonesia adalah mesomorph. Hal ini diperjelas dengan rata-rata BMI atlet bulutangkis junior kategori ganda putra Indonesia yang berada pada rata-rata 22.43±1.98 kg/m-2

    TINGKAT AKTIVITAS FISIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik siswa di tingkat sekolah menengah pertama yang ada di kota bandung. Tingkat aktivitas fisik menjadi hal dasar untuk menjaga kebugaran dan kesehatan, oleh karena itu penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat tingkat aktivitas fisik siswa SMP di Kota Bandung untuk menjadi bahan evaluasi dan perbaikan bagi pemangku kebijakan terkait. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, dengan melibatkan 103 responden yang berstatus sebagai siswa SMP, dengan rata-rata usia 14 tahun. Tingkat aktivitas fisik didapatkan dari hasil pengolahan kuesioner IPAQ (International Physical Activity Quessionare). Sebelum mengisi kuesioner yang ada, para responden diberikan pengarahan dari tim peneliti terkait manfaat dan tata cara pengisian kuesioner tersebut. Hasil dari kuesioner IPAQ berupa data Metabolic Equivalent (METs), METs merupakan satuan tingkat aktivitas fisik, hasil konversi dari waktu tingkat aktivitas fisik dan jenis yang responden isi dalam kuesioner tersebut. Hasilnya rata-rata responden dalam penelitian ini berusia 14.7 (± 1.03) tahun, tinggi badan 160.2cm (± 2.1), berat badan 49.2kg (± 4.6). Dari hasil kuesioner tersebut didapatkan data berupa rata-rata siswa masuk dalam kategori sedang, atau dengan angka 1202.2(±21.1) METs. Tingkat aktivitas fisik sedang dialami oleh siswa, maka perlu ada evaluasi dan perbaikan demi meningkatkan aktivitas fisik dan kebugaran siswa

    MODEL PENDEKATAN ANDRAGOGI PADA PEMBELAJARAN OLAHRAGA KESEHATAN MASYARAKAT KAMPUS:Studi pada Masyarakat Kampus ITB

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi pelaksanaan pembelajaran olahraga kesehatan pada masyarakat kampus yang dipandang belum mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan olahraga kesehatan secara mandiri, padahal pelaksanaan olahraga kesehatan secara mandiri dapat meningkatkan kondisi derajat kebugaran jasmani yang menunjang terhadap status kesehatan, serta erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tujuan dari penelitian ini: (1) Mendeskripsikan pola pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus,(2) Mendeskripsikan model konseptual pendekatan andragogi pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus,(3) Mendeskripsikan implementasi model pendekatan andragogi pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus,(4) mendeskripsikan efektivitas model pendekatan andragogi pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus. Penelitian ini menggunakan pendekatan “penelitian dan pengembangan” (Research and Development) dengan metode studi kasus dan uji eksperimen menggunakan model The One Group Pretest – Posttest Design. Analisis data menggunakan kuantitatif yang diperkuat kualitatif. Sampel penelitian sebanyak 20 orang yang diambil secara non random dari masyarakat kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Temuan penelitian ini diantaranya:(1) Meningkatnya keterampilan peserta dalam melaksanakan olahraga kesehatan secara mandiri, sebagai akibat dari intervensi model pendekatan andragogi pada pembelajaran olahraga kesehatan yang dilakukan pengajar sebagai fasilitator terhadap masyarakat kampus, mampu menjadi media untuk meningkatkan kondisi derajat kebugaran jasmani, (2) Meningkatnya pengetahuan peserta tentang prinsip, kriteria, dan jenis latihan fisik olahraga kesehatan, sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta untuk melaksanakan olahraga kesehatan secara mandiri, (3) Model pendekatan andragogi pada pembelajaran olahraga kesehatan melalui studi lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan belajar peserta, dapat dilihat pada data hasil uji coba sebelum penerapan model (pre-test) dan sesudah penerapan model (post-test), (4) Model pendekatan andragogi pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus dikembangkan berdasarkan karakteristik spesifik, yakni pengembangan model yang terbatas pada masyarakat kampus Institut Teknologi Bandung, sehingga metoda yang digunakan adalah studi kasus yang tidak dapat dibuat generalisasi. Atas karakteristik tersebut, studi ini dianggap memiliki keterbatasan, diantaranya subjek sasaran yang pada gilirannya berdampak pada keterbatasan metodologis. Kesimpulan dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa model pendekatan andragogi pada pembelajaran olahraga kesehatan dipandang efektif bagi masyarakat kampus Institut Teknologi Bandung. Oleh karena itu, model pendekatan andragogi pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus direkomendasikan menjadi alternatif pembelajaran bagi peningkatan kondisi derajat kebugaran jasmani yang erat kaitannya dengan kualitas kesehatan dan kualitas sumber daya manusia

    Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Stres dan Kecemasan pada Day Traders Indonesia

    No full text
    Since the COVID-19 pandemic, public interest in day trading on the stock exchange has increased significantly. Day trading promises early profits and the opportunities of it everyday. Unfortunately, this scope has the potential to increase sedentary behavior and mental health disorders associated with stress and anxiety. To deal with those risks, as known that physical activity is a protective factor for the prevention and management of health problems due to sedentary activity. Physical activity is also beneficial for mental health and general well-being. The purpose of this study is to analyze the level of physical activity, the level of stress and anxiety, and the correlation between physical activity and stress and anxiety levels among day traders in Indonesia. Correlational analysis with cross-sectional design has been used as research method this study. The International Physical Activity Questionnaire – Short Form (IPAQ-SF) and Depression Anxiety and Stress Scale (DASS-21) instruments were used as data collection tools which were distributed online to the trader community in Indonesia (n = 392). Statistical test results with Rank Spearman showed a significance value between physical activity and stress level of 0.000 (p<0.05), and between physical activity and anxiety level of 0.000 (p<0.05), this result indicating the correlation between physical activity and stress and anxiety levels. The subjects who have a low level of physical activity are as many as 33.67%, moderate physical activity 40.56%, and high physical activity 25.77%. Most of the subjects had a normal stress level of 68.62%. By the same token, the level of anxiety, the average has a normal anxiety level of 51.28%. The subjects with high levels of physical activity had lower levels of stress and anxiety, and the subjects with screen time duration of ≥ 4 hours had more severe levels of stress and anxiety. From these research findings, the recommendation of maximum duration of screen time trading is only 4 hours per day, and it is recommended for traders to perform physical activities such as stretching during day trading activities.Sejak pandemi COVID-19, animo masyarakat untuk melakukan day trading di bursa saham meningkat signifikan. Day trading menjanjikan keuntungan yang lebih cepat dan peluang profit setiap hari. Sayangnya, bidang ini berpotensi meningkatkan perilaku sedentary dan gangguan kesehatan mental yang terkait dengan stres dan kecemasan. Menghadapi ancaman tersebut, diketahui aktivitas fisik merupakan faktor pelindung untuk pencegahan dan penanggulangan permasalahan kesehatan akibat kurang gerak. Aktivitas fisik juga bermanfaat bagi kesehatan mental dan kesehatan secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kecemasan, serta korelasi antara aktivitas fisik dengan tingkat stres dan kecemasan pada day traders di Indonesia. Metode analisis korelasional dengan desain cross-sectional telah digunakan dalam penelitian ini. Instrumen International Physical Activity Questionnaire – Short Form (IPAQ-SF) dan Depression Anxiety and Stress Scale (DASS-21) digunakan sebagai alat pengumpulan data yang disebarkan secara online kepada komunitas trader di Indonesia (n = 392). Hasil uji statistik dengan Rank Spearman diperoleh nilai signifikansi antara aktivitas fisik dengan tingkat stres sebesar 0,000 (p<0,05), dan antara aktivitas fisik dengan tingkat kecemasan sebesar 0,000 (p<0,05), yang menunjukan bahwa ada korelasi antara aktivitas fisik dengan tingkat stres dan kecemasan. Subjek yang memiliki tingkat aktivitas fisik rendah sebesar 33,67%, aktivitas fisik sedang 40,56%, dan aktivitas fisik tinggi 25,77%. Sebagian besar subjek memiliki tingkat stres yang normal sebesar 68,62%. Begitu juga tingkat kecemasannya, rata-rata memiliki tingkat kecemasan normal sebesar 51,28%. Subjek dengan tingkat aktivitas fisik tinggi memiliki tingkat stres dan kecemasan yang lebih rendah, dan subjek dengan durasi screen time ≥ 4 jam, memiliki tingkat stres dan kecemasan yang lebih berat. Dari temuan ini, maka disarankan durasi screen time trading maksimal hanya 4 jam per hari, dan dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik seperti peregangan disela-sela kegiatan day trading
    corecore