43 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI , KEKUATAN OTOT PERUT DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL JAUHNYA TENDANGAN BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMK MUHAMMADIYAH RONGKOP GUNUNGKIDUL TAHUN 2011

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara panjang tungkai (X 1 ), kekuatan otot perut (X 2 ) dan kekuatan otot tungkai (X ) terhadap jauhnya tendangan bola (Y) dalam permainan sepakbola. Serta agar siswa dan guru mampu mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri siwa dalam konteks jauhnya tendangan . Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan mateline untuk pengukuran panjang tungkai, sit up 60 detik untuk mengukur kekuatan otot perut, leg and back dynamometer kekuatan otot tungkai, serta kick for distance test, untuk mengukur jauhnya tendangan. Subjek yang digunakan adalah siswa ekstrakurikuler SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul, sebanyak 26 anak. Teknikanalisis data menggunakan korelasi product moment dan analisis regresi berganda pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Ada hubungan antara panjang tungkai terhadap hasil jauhnya tendangan bola, hal ini ditunjukkan r = 0,491 dengan persentase 24,1%. 2) Tidak ada hubungan antara kekuatan otot perut dengan hasil jauhnya tendangan bola hal ini ditunjukkan r = 0,084 dengan persentase 0,07%. 3) Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap hasil jauhnya tendangan, hal ini ditunjukkan r = 0,694 dengan persentase 48,2%. 4) Ada hubungan antara panjang tungkai, kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil jauhnya tendangan, hal ini ditunjukkan F = 8, 427 Kata Kunci: panjang tungkai, kekuatan otot perut, kekuatan otot tungkai, jauhnya tendangan, siswa.

    KEBUTUHAN SPIRITUAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA : LITERATURE REVIEW

    Get PDF
    Latar Belakang: Masalah kesehatan yang dapat muncul pada lanjut usia selain dari masalah kesehatan fisik adalah masalah pada psikososial seperti kesepian, depresi, dan perasaan cemas menghadapi kematian. Untuk itu diperlukan kebutuhan spiritual yang dapat membantu lansia dalam mengurangi kecemasan, stress, dan depresi. Jika spiritualitas terpenuhi, meningkatkan kualitas hidup lansia. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara kebutuhan spiritual dengan kualitas hidup pada lanjut usia. Metode: Jenis penelitian literature review dengan teknik analisis data menggunakan content analysis, artikel diperoleh dari database Google Scholar, ProQuest, Sage, dan ResearchGate, menggunakan kata kunci: Spiritual, Kualitas Hidup, Lansia, Spirituality, Quality of Life dan Elderly sebanyak 5.998 artikel. Hasil: Dari hasil literature review ditemukan 12 artikel yang sesuai dengan kriteria. Analisis menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hidup pasien meningkat dengan terpenuhinya kebutuhan spiritual pada lansia. Semakin tinggi tingkat spiritualitas yang dimiliki lansia maka semakin tinggi juga kualitas hidup yang dimiliki lansia. Kesimpulan: Kualitas hidup lansia yang baik dipengaruhi oleh kebutuhan spiritual yang baik. Kata Kunci : Spiritual, Kualitas Hidup, Lansi

    Perlindungan Hukum Pidana Penggelapan Atas Harta Kekayaan(Boedel Pailit) Debitur yang Mengakibatkan Kerugian Terhadap Kreditur

    Get PDF
    The purpose of the study is to determine and analyze the criminal law protection of embezzlement of assets (Boedel Bankruptcy) of debtors that result in losses to creditors, and obstacles to criminal law enforcement for embezzlement of debtors' assets that result in the formulation of the problem What is the position of criminal law Embezzlement of debtors on their assets that causes creditor losses and how to overcome them. The method used in this study uses the Normative juridical approach method, the data sources are secondary data and primary legal materials.  Research Results (1).  Legal protection of the criminal act of embezzlement of the debtor that causes losses to the debtor, after being declared bankrupt by a judge is a criminal act of embezzlement regulated by Article 372 of the Criminal Code and Article 400 paragraph (1) of the Criminal Code, because the fulfillment of the criminal elements is fulfilled. (2). Obstacles faced, Uncooperation of the insolvent debtor in carrying out legal proceedings due to the lack of level of legal awareness possessed by the insolvent debtor. To overcome this, the bankrupt debtor should comply with the contents of the decision of the Supreme Court case Number 2K / Pdt.Sus-Pailit / 2019 willing to submit the legality of access to the curator team that will resolve, and as a good Indonesian citizen must obey, submit, and obey the laws and laws in force in Indonesia

    IMPLEMENTASI INTERPROFESSIONAL COLLABORATION ANTAR TENAGA KESEHATAN YANG ADA DI RUMAH SAKIT INDONESIA ; LITERATURE REVIEW

    Get PDF
    ABSTRAKLatar Belakang : Kolaborasi Interprofesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) merupakan hubungan dari berbagai tenaga kesehatan yang saling berkolaborasi dan bekerjasama untuk memberikan perawatan untuk pasien serta berbagi informasi terkait dengan catatan perkembangan terintegrasi pasien yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien dan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Metode : Jenis penelitian literature review dengan teknik analisis data menggunakan content analisys, artikel diperoleh dari database neliti.com, google scholar, PubMED, ResearchGate dan Portal Garuda, dengan menggunakan kata kunci : kolaborasi antar tenaga kesehatan, rumah sakit, interprofesional collaboration, hospital. Hasil : Dari hasil pencarian ditemukan 8 artikel yang sesuai dengan kriteria. Analisis menunjukkan bahwa Interprofessional Collaboration antar tenaga kesehatan memiliki beberapa dampak seperti dampak pada keselamatan pasien, kepuasan pasien dan kualitas pelayanan rumah sakit, adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan interprofessional collaboration adalah komunikasi, latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda dan keterbatasan memahami peran masing-masing. Kesimpulan :Interprofessional Collaboration (IPC) dapat meningkatkan tingkat keselamatan pasien dan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit. Kata Kunci : Kolaborasi antar tenaga kesehatan, Interprofesional collaboration, Rumah sakit

    PENINGKATAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PADA PELAKSANAAN MAKP METODE TIM DI RUMAH SAKIT : LITERATURE REVIEW

    Get PDF
    Latar Belakang: Kepuasan kerja perawat menjadi elemen penting dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit. Setiap rumah sakit memiliki sistem asuhan keperawatan untuk menjaga kualitas pelayanannya. Sistem yang telah diterapkan di rumah sakit salah satunya yaitu model asuhan keperawatan profesional dengan metode yang banyak digunakan yaitu metode tim. Metode: Jenis penelitian literatur review dengan kerangka kerja menggunakan SPIDER. Database yang digunakan yaitu Google Scholar, PubMed, Online Library Wiley, Semantic Scholar, dan Science Direct dengan artikel penelitian diterbitkan mulai tahun 2015-2020. Hasil: Hasil penelusuran 1.303 artikel diseleksi berdasarkan kriteria inklusi didapatkan 1.226 lalu diskrining didapatkan 38 artikel kemudian diseleksi sesuai kriteria ekslusi didapatkan 7 artikel. 2 artikel menggunakan desain  eksperimental, 2 artikel menggunakan desain quasi eksperimen, 2 artikel menggunakan desain korelasi dan 1 artikel menggunakan desain ethnography. Keseluruhan artikel didapat menjelaskan penggunaan metode tim meningkatkan kepuasan kerja perawat karena mempengaruhi koordinasi, pengawasan, delegasi, komunikasi dan kepemimpinan. Kesimpulan: 7 artikel menjelaskan penerapan metode tim dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan yang menjadi pertimbangan penggunaan metode tim untuk pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit

    PENGGUNAAN JUS BUAH MENTIMUN UNTUK MENGATASI HIPERTENSI PADA USIA LANSIA: LITERATUR REVIEW

    Get PDF
    Latar Belakang: Meningkatnya populasi lansia juga menyebabkan permasalahan berupa masalah kesehatan, salah satunya adalah penyakit hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelusuran literature review. Database akademik yang digunakan dalam penelusuran ini yaitu Pubmed, google scholar, ScienceDirect dengan artikel penelitian yang diterbitkan dari tahun 2017 - 2022. Hasil: Mentimun (Cucumis Sativus L) merupakan salah satu jenis terapi herbal untuk mengobati hipertensi. Mentimun memiliki kandungan yang bermanfaat sebagai detoksifikasi karena kandungan air yang sangat tinggi hingga 90% membuat mentimun memiliki efek diuretik, mineral yang kaya pada mentimun mampu mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin. Jus mentimun cukup cepat untuk menurunkan tekanan darah tinggi terhadap usia lansia dalam waktu yang cukup singkat selama 7 hari. Kesimpulan: Jus buah mentimun mampu mengurangi gejala tekanan darah tinggi pada usia lansia yang dianalisis dari kandungan, dosis, maupun cara pengolahan yang sederhana sehingga literature review ini hasilnya dapat dipertanggungjawabkan

    HUBUNGAN KEADAAN EKONOMI DENGAN EFIKASI DIRI PASIEN LUKA DIABETIK DI KLINIK KITAMURA PONTIANAK

    Get PDF
    Pendahuluan : Luka diabetik merupakan luka terbuka pada permukaan kulit akibat abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh darah arteri perifer. Efikasi diri pada pasien luka diabetik mempunyai arti bahwa seseorang mengetahui dan meyakini perlunya untuk merawat luka mereka, karena jika mereka tidak yakin mereka dapat merawat luka mereka, mereka cenderung tidak melakukan kegiatan perawatan diri. Kendala yang sering dirasakan masyarakat ketika terdiagnosa suatu penyakit adalah ekonomi. Biaya yang harus dikeluarkan pasien luka diabetik relatif sangat tinggi dengan rata-rata 4-5 juta rupiah dengan lama penyembuhan 2-3 bulan. Keterkaitan antara aspek ekonomi dengan efikasi diri pasien luka diabetik perlu diteliti dalam penelitian ini. Metodologi : Penelitian kuantitatif menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling yang melibatkan 91 responden pasien rawat jalan di Klinik Kitamura Pontianak. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner karakteristik responden dan DMSES. Hasil dianalisa menggunakan uji Spearman. Hasil : Didapatkan p value = 0,000 (< 0.05). Jumlah responden terbanyak yaitu berusia di atas 60 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan SMA/MA/Sederajat, tidak bekerja, dan memiliki penghasilan rendah. Jumlah responden yang memiliki efikasi diri sangat rendah berasal dari status ekonomi sedang dan rendah. Efikasi diri responden yang sangat tinggi berasal dari status ekonomi tinggi dan sangat tinggi. Simpulan : Terdapat hubungan keadaan ekonomi dengan efikasi diri pasien luka diabetik di Klinik Kitamura Pontianak. Kata Kunci : Ekonomi, Efikasi Diri, Luka Diabeti

    KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT STRES PASIEN DI RUANG RAWAT INAP: LITERATURE REVIEW

    Get PDF
    Latar Belakang: Komunikasi dalam keperawatan adalah dasar dan kunci dari seorang perawat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Perawat dituntut dapat berkomunikasi dengan baik kepada pasien, satu diantara hambatan komunikasi adalah rasa emosional. Pasien yang di rawat di rawat inap memiliki kesehatan yang abnormal baik fisik maupun psikisnya. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana komunikasi teraupetik perawat, untuk mengetahui bagaimana tingkat stress pasien di ruang rawat inap, untuk mengidentifikasi bagaimana hubungan komunikasi teraupetik perawat dengan tingkat stress pasien di ruang rawat inap. Metode: Penelitian ini menggunakan database dengan penelusuran elektronik pada Google Scholar, Pudmed, Sciencedirect, Portal Garuda yang dipublikasi pada tahun 2015-2021 (menggunakan Analisa SPIDER). Dalam artikel yang di gunakan untuk review. Hasil: Komunikasi teraupetik perawat di pengaruhi oleh motivasi dan persepsi, komunikasi teraupetik perawatb aik, penerapan komunikasi teraupetik perawat yang baik meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien sehingga kecemasan menurun dan tidak sampai kepada level stress. Kesimpulan: Komunikasi teraupetik perawat sangat penting untuk diterapkan secara baik untuk membina hubungan saling percaya bagi klien sehingga menekan cemas dan stress
    corecore