32 research outputs found
STRATEGI PENGEMBANGAN KERBAU LUMPUR (Bubalus bubalis) SEBAGAI SUMBER DAYA LOKAL DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR
Kabupaten Kampar merupakan salah satu daerah yang dianggap potensial
dalam pengembangan peternakan kerbau rawa. Hal ini disebabkan karena kondisi
geografis Kabupaten Kampar yang banyak memiliki daerah rawa yang sangat
disukai oleh ternak kerbau. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
September sampai Oktober 2013. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kecamatan Bangkinang Seberang
Kabupaten Kampar, untuk mengetahui potensi sumber daya manusia (SDM) yang
ada di Kecamatan Bangkinang Seberang sebagai salah satu kawasan untuk
pemeliharaan kerbau, dan untuk mengetahui daya dukung fasilitas pengembangan
kerbau di masa mendatang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survey dengan melakukan wawancara atau interview serta menyebarkan
kuesioner kepada peternak. Peternak yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 223 orang dengan kriteria berdasarkan tingkat keterampilan dalam
manajemen pemeliharaan, manajemen reproduksi, dan manajemen kesehatan
ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Bangkinang Seberang
memiliki ketersedian pakan (KPPTR SL) sebesar 406,74 ST dan kapasitas
peningkatan populasi berdasarkan kepala keluarga (KPPTR KK) sebesar 8130.
KPPTR SL lebih kecil dari KPPTR KK maka KPPTR efektif adalah KPPTR SL.
Basis sumber pertumbuhan kerbau lumpur adalah Desa Muara Uwai dan Desa
Pasir Sialang karena mampu memenuhi kebutuhan daging kerbau untuk wilayah
bersangkutan dan juga daerah sekitarnya. Strategi pengembangan ternak kerbau
lumpur yang layak diterapkan di Kecamatan Bangkinang Seberang adalah pola
pemeliharaan semi intensif dimana ternak digembalakan dan dikandangkan
dengan menyiapkan pakan alternatif seperti silase dan pakan fermentasi alternatif
lainnya, mengubah perilaku peternak agar mau menyediakan pakan dan
mengawasi ternak setiap hari, menyediakan pejantan yang bermutu dalam jumlah
cukup dipadang penggembalaan serta menekan aktivitas pemotongan ternak
betina produktif