268 research outputs found

    PEMBERDAYAAN SISWA SEKOLAH DASAR UNTUK KONSERVASI MANGROVE DI PESISIR PANTAI KECAMATAN BUNAKEN

    Get PDF
    Hutan mangrove di pesisir Pantai Kecamatan Bunaken merupakan kawasan penyangga Taman Nasional Bunaken dan memiliki peran penting baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Kelestarian hutan mangrove pada kawasan ini sangat tergantung kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan mangrove dan beraktivitas di pesisir pantai. Permasalahan di sekitar mitra saat ini adalah banyak aktivitas masyarakat yang menyebabkan terjadinya kerusakan mangrove seperti alih fungsi lahan hutan mangrove menjadi lahan tambak, penambatan perahu, dan pengambilan kayu yang berasal dari hutan mangrove.  Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam konservasi mangrove bagi siswa sekolah dasar, sehingga mitra dapat memberikan informasi kepada masyarakat akan pentingnya konservasi mangrove yang terdapat di Pesisir pantai kecamatan Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatif yaitu melalui ceramah, diskusi, praktek lapang, pembinaan, evaluasi, pendampingan dan monitoring. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan nilai pretest dan postest terjadi peningkatan nilai postest. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan yang diberikan benar-benar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam konservasi mangrove

    Keanekaragaman Serangga Air di Sungai Pajowa Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara

    Get PDF
    Serangga air merupakan kelompok Arthropoda yang sebagian siklushidupnya berada di perairan. Serangga ini berperan penting dalam rantaimakanan pada suatu ekosistem perairan. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis kelimpahan, kekayaan, keanekaragaman dan kemerataaanspesies serangga air di Sungai Pajowa, Kabupaten Minahasa, SulawesiUtara. Pengambilan sampel menggunakan surber sampler dan handcollection. Jumlah serangga air yang ditemukan sebanyak 22 spesies, 14famili dan 5 ordo. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah Gerrisremigis, sedangkan ordo yang memiliki spesies paling banyak adalahEphemeroptera. Kelimpahan dan kekayaan spesies serangga air tertinggiterdapat pada bagian tengah aliran sungai, sedangkan keanekaragamandan kemerataan spesies tertinggi di bagian hulu sungai. Kelimpahan,kekayaaan dan keanekaragaman spesies serangga air berbeda nyataantar stasiun pengamatan, sedangkan kemerataan spesies tidakmenunjukkan perbedaan yang nyata.Arthropods are a group of aquatic insects whose life cycles are partlyin the water. These insects play an important role in the food chain in anaquatic ecosystem. This research is aimed to analyze the abundance,richness, diversity and evenness of species of insects in the river waterPajowa, Minahasa regency, North Sulawesi. Surber sampler and handcollection are used in Sampling. Number of aquatic insects found as manyas 22 species, 14 families and 5 orders. The most commonly foundspecies is Gerris remigis, while orders that have the most species areEphemeroptera. Abundance and species richness of aquatic insects ishighest in the middle of the river, while the highest species diversity andevenness in the upper reaches of the river. Abundance, species richnessand diversity of aquatic insects were significantly different between thestations of observation, whereas species evenness did not showsignificant differences

    Keanekaragaman Serangga Air Di Sungai Pajowa Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara

    Full text link
    Serangga air merupakan kelompok Arthropoda yang sebagian siklushidupnya berada di perairan. Serangga ini berperan penting dalam rantaimakanan pada suatu ekosistem perairan. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis kelimpahan, kekayaan, keanekaragaman dan kemerataaanspesies serangga air di Sungai Pajowa, Kabupaten Minahasa, SulawesiUtara. Pengambilan sampel menggunakan surber sampler dan handcollection. Jumlah serangga air yang ditemukan sebanyak 22 spesies, 14famili dan 5 ordo. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah Gerrisremigis, sedangkan ordo yang memiliki spesies paling banyak adalahEphemeroptera. Kelimpahan dan kekayaan spesies serangga air tertinggiterdapat pada bagian tengah aliran sungai, sedangkan keanekaragamandan kemerataan spesies tertinggi di bagian hulu sungai. Kelimpahan,kekayaaan dan keanekaragaman spesies serangga air berbeda nyataantar stasiun pengamatan, sedangkan kemerataan spesies tidakmenunjukkan perbedaan yang nyata.Arthropods are a group of aquatic insects whose life cycles are partlyin the water. These insects play an important role in the food chain in anaquatic ecosystem. This research is aimed to analyze the abundance,richness, diversity and evenness of species of insects in the river waterPajowa, Minahasa regency, North Sulawesi. Surber sampler and handcollection are used in Sampling. Number of aquatic insects found as manyas 22 species, 14 families and 5 orders. The most commonly foundspecies is Gerris remigis, while orders that have the most species areEphemeroptera. Abundance and species richness of aquatic insects ishighest in the middle of the river, while the highest species diversity andevenness in the upper reaches of the river. Abundance, species richnessand diversity of aquatic insects were significantly different between thestations of observation, whereas species evenness did not showsignificant differences

    Kelimpahan dan Keanekaragaman Makrozoobentos di Sungai Air Terjun Tunan, Talawaan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara

    Full text link
    KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI AIR TERJUN TUNAN, TALAWAAN, MINAHASA UTARA, SULAWESI UTARAABSTRAKMakrozoobentos merupakan organisme akuatik yang hidup di dasar perairan dengan pergerakan relatif lambat yang sangat dipengaruhi oleh substrat dasar serta kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman makrozoobentos yang terdapat di sungai air terjun Tunan, Desa Talawaan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga stasiun. Stasiun 1 (Air Terjun Tunan), Stasiun 2 (Pintu masuk wisata), dan Stasiun 3 (Perkebunan). Pengambilan sampel makrozoobentos menggunakan metode purposive random sampling. Pengambilan sampel makrozoobentos di dasar perairan dengan menggunakan jaring surber yang berukuran ukuran 25 cm x 40 cm. Hasil penelitian menunjukan makrozoobentos yang ditemukan di sungai air terjun Tunan terdiri dari 3 filum, 3 kelas, 10 bangsa, 20 suku, dan 23 marga serta 379 individu. Marga makrozoobentos yang sering di jumpai yaitu Hydropsyche dan Suku makrozoobentos yang paling sering dijumpai yaitu suku Heptageniidae. Indeks keanekaragaman makrozoobentos tertinggi pada stasiun 1 (2,69), kemudian diikuti oleh stasiun 2 (2,31) dan terendah pada stasiun 3 (1,94).Kata kunci: Air terjun Tunan, Indeks Keanekaragaman, Makrozoobentos ABUNDANCE AND DIVERSITY OF MACROZOOBENTOS IN TUNAN WATERFALL RIVER, TALAWAAN, NORTH MINAHASA, NORTH SULAWESI ABSTRACTMacrozoobenthos are aquatic organisms that live at the bottom of the waters with relatively slow movements that are strongly influenced by the basic substrate and the quality of the waters. This study aims to analyze the diversity of macrozoobenthos in the Tunan waterfall river, Talawaan Village, North Minahasa, North Sulawesi. Sampling was carried out at three stations. Station 1 (Tunan Waterfall), Station 2 (tourist entrance), and Station 3 (Plantation). Macrozoobenthos samples were taken using purposive random sampling method. Taking macrozoobenthos samples at the bottom of the water using a surber net measuring 25 cm x 40 cm. The results showed that macrozoobenthos found in the Tunan waterfall river consist of 3 phylum, 3 classes, 10 ordo, 20 familia, and 23 genus and 379 individuals. Macrozoobenthic genus that are often encountered are Hydropsyche and the most common macrozoobenthic classis, the Heptageniidae classis. The highest macrozoobenthos diversity index at station 1 (2.69), followed by station 2 (2.31) and the lowest at station 3 (1.94)

    Populasi Kupu-kupu (Lepidoptera ) di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara

    Full text link
    POPULASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA ) DI PULAU MANTEHAGE, SULAWESI UTARA ABSTRAK Kupu-kupu berperan penting dalam ekosistem dan dapat membantu proses penyerbukan pada tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi kupu-kupu di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Pengambilan sampel kupu-kupu dilakukan dari Maret sampai Mei 2013 di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Kupu-kupu dikoleksi dengan menggunakan metode sweeping yang diterapkan secara acak sepanjang 500m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kupu-kupu di Pulau Mantehage ada 19 spesies yang termasuk ke dalam 4 famili yaitu Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae dan Riodinidae. Spesies kupu-kupu yang paling banyak ditemukan yaitu Catopsilia scylla asema. Famili yang paling banyak ditemukan yaitu Famili Nymphalidae dengan jumlah spesies sebanyak 11 spesies. Kupu-kupu yang paling sedikit yaitu Famili Riodinidae yang memiliki jumlah satu spesies. Kata kunci : Populasi kupu-kupu, Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. POPULATION OF BUTTERFLY (LEPIDOPTERA) IN MANTEHAGE ISLAND, NORTH SULAWESI ABSTRACT Butterfly has ecological functions for pollination and as biodicator of ecosystem change. This study was conducted for studying butterfly population in Mantehage Island, North Sulawesi. Butterfly sampling conducted in March until May 2013 in Mantehage island, North Sulawesi. Butterfly were collected by using random sweeping along 500 m. The result showed there were 19 species in 4 families i.e. Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae dan Riodinidae. The most commonly butterfly found was Catopsilia scylla asema. The most common family was Nymphalidae with numbers of species were 11 species. The least family was Riodinidae with only 1 species

    Fabrication of green nanoinsecticides from agri-waste of corn silk and its larvicidal and antibiofilm properties

    Get PDF
    he corn silk (CS) is composed of the thread- like stigmas of female inflorescences of Zea mays L. and represents an important waste material from maize crop production that can be recycled in further applications. In this research, the CS was used for the bio-fabrication of Ag nanoparticles (AgNPs) that were evaluated against (I–V) larval instars and pupae of the mosquito vector Aedes aegypti. CS-AgNPs were characterized by UV-Vis spectroscopy, TEM, EDAX, XRD, FTIR, DLS, and zeta potential analysis. Z. mays extract analyzed by gas chro- matography mass spectrometry reveals 14 compounds. The larvicidal effectiveness of CS-fabricated AgNPs was 2.35 μg·mL−1 (I Instar) to 6.24 μg·mL−1 (pupae). The field application in water storage reservoirs of both CS extracts and CS-AgNPs (10 × LC50) led to a 68–69% reduction in larval density after 72 h post-treatment. Ecotoxicological impact of CS-fabricated AgNPs was evaluated on the pre- datory efficacy of Poecilia reticulata on all the larval instars and pupae of Ae. aegypti. Finally, CS-AgNPs were tested to elucidate its anti-biofilm attributes. The CS-AgNPs at 125 μg·mL−1 showed a biofilm inhibition of 90% on S. aureus and 79% on S. epidermidis. These results support the use of CS-AgNPs for futuristic green alternative to mosquito vector management

    The Tevatron at the Frontier of Dark Matter Direct Detection

    Get PDF
    Direct detection of dark matter (DM) requires an interaction of dark matter particles with nucleons. The same interaction can lead to dark matter pair production at a hadron collider, and with the addition of initial state radiation this may lead to mono-jet signals. Mono-jet searches at the Tevatron can thus place limits on DM direct detection rates. We study these bounds both in the case where there is a contact interaction between DM and the standard model and where there is a mediator kinematically accessible at the Tevatron. We find that in many cases the Tevatron provides the current best limit, particularly for light dark matter, below 5 GeV, and for spin dependent interactions. Non-standard dark matter candidates are also constrained. The introduction of a light mediator significantly weakens the collider bound. A direct detection discovery that is in apparent conflict with mono-jet limits will thus point to a new light state coupling the standard model to the dark sector. Mono-jet searches with more luminosity and including the spectrum shape in the analysis can improve the constraints on DM-nucleon scattering cross section.Comment: 20 pages, 8 figures, final version in JHE
    • …
    corecore