2 research outputs found

    Prevention Of Xerophthalmia By Oral Massive Dose Vitamin A: (A Preliminary Report)

    Full text link
    Untuk menilai efektivitas pemberian vitamin A dosis tinggi (200.000 IU vitamin A dan 40 IU vitamin E) secara masai dalam USAha pencegahan xerophthalmia, dilakukan penelitian terhadap seluruh anak umur 1-5 tahun di tujuh RK kotamadya Salatiga dan lima desa kabupaten Semarang, oleh suatu team ophthalmologi. Pada pemeriksaan awal ditemukan 132 penderita xerophthalmia diantara 2812 anak (4,7 persen). Kepada 2680 anak yang tidak menderita xerophthalmia sebagian diberi kapsul vitamin A dosis tinggi dan sebagian lain diberi kapsul placebo yang identik, secara "double-blind" diperiksa ulang sesudah enam bulan. Ternyata bahwa 7 diantara 1286 anak penerima vitamin A yang diperiksa (0,5 persen) menunjukkan tanda-tanda xerophthalmia. Sedang diantara 1183 anak penerima placebo yang diperiksa ternyata terdapat 43 penderita xerophthalmia (3,6 persen). Secara statistik bedanya amat bermakna. Tanda-tanda utama yang ditemukan adalah kombinasi dari buta-senja, xerosis conjunctiva, dan bercak Bitot. Kedua tanda yang terakhir ini terdapat pada 90 persen dari penderita, sedang buta-senja hanya 15 persen. Pada pemeriksaan ulang 132 anak penderita xerophthalmia yang telah diberi kapsul vitamin A dosis tinggi ternyata bahwa 91 persen dari yang diperiksa tidak lagi memperlihatkan tanda-tanda xerophthalmia. Jumlah anak yang tidak dapat diperiksa kembali jauh dibawah angka perkiraan. Sebagian besar karena telah pindah alamat, sebagian kecil meninggal. Antara golongan placebo dan vitamin, jumlah anak yang tidak dapat diperiksa kembali ini sama besar. Penelitian ini membuktikan bahwa kapsul vitamin A dosis tinggi efektip sekali untuk mencegah timbulnya xerophthalmia dan menyembuhkan gejala-gejala xerophthalmia ringan

    Blended Learning-Based Self-directed Learning on Classroom Action Research Training to Improve Teacher Competency Research

    Full text link
    Although classroom action research (CAR) is considered useful for teacher development but this activity has not been implanted yet effectively in Indonesia. In this paper, we report the alternative way to overcome this problem. It addresses how blended learning support self-directed learning and enhance teacher competency research. Through questionnaire, interview and document analysis, the result showed that blended learning-based self-learning can improve teachers performance in conducting classroom action research (CAR) and enhance their ability in compiling the research report
    corecore