20,968 research outputs found

    EFEK PEMBERIAN SENG (Zn) TERHADAP JUMLAH SEL LIMFOSIT YANG BEREDAR DALAM DARAH MENCIT (MUS MUSCULLUS) BALB/C JANTAN

    Get PDF
    Seng diketahui sebagai salah satu zat mikronutrien esensial yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Rendahnya asupan seng dapat mengakibatkan defisiensi yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Salah satu sel dalam sistem pertahanan tubuh adalah sel limfosit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian seng terhadap jumlah sel limfosit yang beredar dalam darah mencit(Mus Muscullus) balb/c jantan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan desain penelitian Post Test-Only Controled Group Design pada 24 ekor mencit Balb/c yang diberikan seng (dalam seng sulfat) selama 34 hari. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok yaitu P1 (zn 0,006 mg/hari), P2 (zn 0,052 mg/hari), P3 (zn 0,078 mg/hari) sebagai kelompok perlakuan dan kelompok K (aquades) sebagai kontrol. Pada hari ke-35 dilakukan pemeriksaan jumlah sel limfosit. Uji beda menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan pos hoc menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p=0,0001) dan setiap kelompok menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Perbedaan yang tidak bermakna hanya terjadi pada kelompok P1 dan P3 (p>0,05 atau p=0, 062). Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaaan jumlah sel limfosit mencit yang diberikan seng dengan dosis yang berbeda Kata Kunci: Seng, sel limfosit, kekebalan tubu

    ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-SITRAT: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT

    Get PDF
    Penelitian tentang desorpsi seng(II) dari biomassa Azolla microphylla diesterifikasi asam sitrat telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum desorpsi seng(II) oleh biomassa Azolla microphylla diesterifikasi asam sitrat. Biomassa diesterifikasi dengan cara mencampurkan 5 g biomassa ke dalam 50 mL larutan asam sitrat 0,8 M dengan pemanasan 120°C selama 3,5 jam. Percobaan adsorpsi - desorpsi dilakukan menggunakan metode batch. Adsorpsi seng(II) 100 mg/L dilakukan pada pH 6 dengan waktu kontak 45 menit. Percobaan desorpsi dilakukan dengan cara mensuspensikan adsorben yang mengikat seng(II) ke dalam 25 mL larutan HNO3 dengan variasi konsentrasi 0,1; 0,5; 1,0; 1,5 dan 2,0 M dan variasi waktu kontak 30; 45; 60; 75 dan 90 menit. Konsentrasi seng(II) yang terdesorpsi ke dalam larutan pendesorpsi ditentukan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum desorpsi seng(II) terjadi pada penggunaan larutan HNO3 1,0 M dan waktu kontak 60 menit memberikan persen desorpsi sebesar 93,62 %

    Adsorpsi Seng(ii) Oleh Biomassa Azolla Microphylla-sitrat: Kajian Desorpsi Menggunakan Larutan Asam Nitrat

    Get PDF
    Penelitian tentang desorpsi seng(II) dari biomassa Azolla microphylla diesterifikasi asam sitrat telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum desorpsi seng(II) oleh biomassa Azolla microphylla diesterifikasi asam sitrat. Biomassa diesterifikasi dengan cara mencampurkan 5 g biomassa ke dalam 50 mL larutan asam sitrat 0,8 M dengan pemanasan 120°C selama 3,5 jam. Percobaan adsorpsi - desorpsi dilakukan menggunakan metode batch. Adsorpsi seng(II) 100 mg/L dilakukan pada pH 6 dengan waktu kontak 45 menit. Percobaan desorpsi dilakukan dengan cara mensuspensikan adsorben yang mengikat seng(II) ke dalam 25 mL larutan HNO3 dengan variasi konsentrasi 0,1; 0,5; 1,0; 1,5 dan 2,0 M dan variasi waktu kontak 30; 45; 60; 75 dan 90 menit. Konsentrasi seng(II) yang terdesorpsi ke dalam larutan pendesorpsi ditentukan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum desorpsi seng(II) terjadi pada penggunaan larutan HNO3 1,0 M dan waktu kontak 60 menit memberikan persen desorpsi sebesar 93,62 %

    Perolehan Kembali Seng Dari Limbah Industri Galvanis Sebagai Seng Asetat

    Full text link
    Seng dross merupakan hasil samping dari industri pelapisan logam (galvanis) dengan proses hot-dip dan mempunyai kandungan seng yang cukup tinggi. Hasil samping ini dapat digunakan sebagai bahan baku seng asetat. Seng asetat digunakan sebagai bahan tambahan makanan, suplemen, obat-obatan, precursor, dan pelega tenggorokan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kembali seng dari seng dross untuk menghasilkan seng asetat. Seng asetat tersebut akan digunakan sebagai precursor. Proses ekstraksi seng dross dilakukan dengan asam asetat glasial pada kondisi proses, yaitu waktu ekstraksi 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, suhu ekstraksi 130 oC, 150 oC, dan 170 oC, serta konsentrasi asam asetat glasial 20%, 40%, dan 60%. Hasil ekstraksi berupa seng asetat dianalisis untuk mengetahui kadar seng dan karakteristik kristal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi proses ekstraksi yang terbaik diperoleh pada suhu 130 oC, konsentrasi asam asetat glasial sebesar 60%, dan waktu proses ekstraksi selama 1 jam. Seng asetat yang diperoleh mengandung 75,39% seng dan kristal seng asetat mempunyai intensitas 5800 counts

    Pengaruh Pemberian Seng Terhadap Indeks Fagositosis Makrofag Dan Kadar Nitric Oxyde (NO) Pada Mencit Balb/C Yang Terpapar Lipopolisakarida E.coli

    Get PDF
    Latar Belakang : Sistem imun tubuh merespons LPS dengan mengaktifkan makrofag dan memproduksi NO. Seng memiliki sifat sebagai antioksidan dan imunomodulator. Penelitian bertujuan untuk membuktikan pemberian seng berbagai dosis berpengaruh terhadap indeks fagositosis makrofag dan kadar NO. Metode : The post test only controlled group design pada mencit Balb/C terbagi atas 4 kelompok. Perbedaan indeks fagositosis dan kadar NO dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Bonferroni. Hasil : Rerata indeks fagositosis makrofag adalah 106,60(±023,31), 428,40(±159,58), 285,70(±90,45) dan 208,07(±43,85) berturut turut untuk kelompok kontrol, perlakuan dosis 30 ppm, perlakuan dosis 60 ppm dan perlakuan dosis 120 ppm. Terdapat perbedaan bermakna atas indeks fagositosis makrofag antara kelompok kontrol dan perlakuan (p = 0,000) Rerata kadar NO adalah 0,08(±0,03), 0,12(±0.06), 0,09(±0,03) dan 0,20±0,08 berturut turut untuk kelompok kontrol, perlakuan dosis 30 ppm, perlakuan dosis 60 ppm dan perlakuan dosis 120 ppm. Terdapat perbedaan bermakna atas kadar NO antara kelompok kontrol dan perlakuan (p= 0,013). Kesimpulan : Indeks fagositosis makrofag seluruh kelompok perlakuan dengan dosis seng bertingkat 30 ppm, 60 ppm dan 120 ppm lebih tinggi secara bermakna dibanding kelompok kontrol. Kadar NO kelompok perlakuan dengan dosis seng 120 ppm lebih tinggi secara bermakna dibanding kelompok kontrol. Dosis pemberian seng 30 ppm terbukti memiliki indeks fagositosis tertinggi dan dosis 120 ppm terbukti memiliki kadar NO tertinggi

    PERANAN SITUS SEJARAH DERMAGA SENG HIE BAGI MASYARAKAT KOTA PONTIANAK

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Dermaga Seng Hie, Fungsi Dermaga Seng Hie, dan Eksistensi Dermaga Seng Hie dimasa sekarang. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Hasil penelitian menujukan Dermaga Seng Hie sebagai Dermaga tertua yang ada di Kota Pontianak dan didirikan oleh seorang keturunan Cina bernama Tan Sheng Hie sekaligus sebagai pengusaha hasil bumi. Dermaga Seng Hie dijadikan sebagi tempat bongkar muat barang terutama barang komoditi masyarakat. Dermaga seng hie sebagai dermaga pertama di kota pontianak sebagai jalur pendistribusian barang-barang tetap digunakan hingga sekarang. Kata Kunci: Dermaga Seng Hie; situs sejarah; Pontianak; AbstractThis study aims to determine the history of the Seng Hie Pier, the function of the Seng Hie Pier, and the existence of the Seng Hie Pier in the present day. This study uses a qualitative method. The results of the study address the Seng Hie Pier as the oldest Pier in the City of Pontianak and was founded by a Chinese descent named Tan Sheng Hie as well as a crop entrepreneur. Seng Hie's dock is used as a loading and unloading place for goods, especially for community commodity goods. Seng hie dock as the first pier in the city of Pontianak as a path for the distribution of goods is still in use today. Keywords: Dermaga Seng Hie; historical site; Pontianak

    Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Semi Permanen Berbahan Polistirena (C₈H₈)n dan Seng (Zn) Pada Kapal Ikan Tradisional

    Get PDF
           Kualitas ikan yang baik menentukan harga jual yang tinggi di pasaran. Dalam hal ini maka diperlukan penanganan yang tepat oleh nelayan pada saat ikan di dapatkan. Untuk menjaga kesegaran ikan nelayan menggunakan ruang muat semi permanen dengan bahan Polistirena dan Seng sebagai insulasinya. Nelayan biasa menggunakan es basah sebagai media pendinginya. Nelayan tradisional dimana waktu melautnya sangat tergantung pada lama waktu Coolbox mempertahankan temperaturnya. Pada penelitian ini mencoba untuk mengetahui seberapa tahan insulasi yang di gunakan para nelayan tersebut terhadap waktu dan temperature , dan pengaruh ketebalan Polistirena terhadap kekuatan Coolbox untuk mempertahankan suhu agar tetap dingin. Percobaan dilakukan dengan menggunakan es 15 kg dengan waktu selama 2 hari / 48 jam. Dari hasil pengujian alat pendingin yang dibuat dengan insulator Polistirena dan seng dapat mempertahankan suhu pada ruang muat kapal ikan pada periode tertentu. Aplikasi Coolbox dengan menggunakan insolator Polisterina dengan ketebalan 4 cm dan Seng 0,1 cm mampu mempertahankan es selama 48 jam dengan suhu Coolbox rata-rata 2°C . Sedangkan Insolator Polistirena dengan ketebalan 2 cm dan Seng 0,1 cm hanya mampu mempertahankan es selama 24 jam dengan suhu rata-rata 6,6°C. Nilai laju panas dari dalam Coolbox dengan ketebalan insulasi Polisterina 2 cm lebih cepat dibandingkan dengan insulasi ketebalan Polisterina 4 cm

    PERBEDAAN ANTARA KADAR lgM anti PGL-1, ASUPAN PROTEIN, VITAMIN C, SENG PENDERITA KUSTA STADIUM SUBKLINIK YANG TINGGAL DI RUMAH DAN DI PANTI ASUHAN (STUDI DI KOTA SEMARANG DAN PANTI ASUHAN HIDAYATUS SOLIKHIN).

    Get PDF
    Kadar imono globulin M anti Phenolic Glikolipid-1 dalam darah dipengaruhi oleh faktor lama kontak, antibodi, daya tahan tubuh dan genetik, serta tempat tinggal. Asupan protein, vitamin c dan seng yang kurang akan menggagu sistem imun tubuh sehingga dapat dengan mudah terserang Mycobacterium leprae. Keadaan panti asuhan yang serba terbatas seperti keadaan tempat tinggal , sosial ekonomi yang kurang dandihuni banyak orang, membuat peneliti menduga adanya perbedaan kadar lgM antinPGL-1, asupan protein vitamin c, seng di panti dengan di rumah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan antara kadar lgM anti PGL-1, asupan protein, vitamin c, seng penderita kusta stadium subklinis yang tinggal di rumah dan di panti asuhan. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan form recall 24 jam. Kadar lgM anti PGL-1 penderita KSS di rumah diketahui dari catatan Medik RS Tugurejo, sedangkan panti dari hasil pemeriksaan laboratorium Tropical Disease Centre Unair Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah 51 penderita KSS yang tinggal di panti asuhan Hidayatus Solikin dan 52 penderita KSS yang tinggal di panti asuhan Hidayatus Solikhin dan 52 penderita KSS yang tinggal di rumah di wilayah kota Semarang. Sampel diambildengan teknik random sampling. jumlah sampel di panti 31 responden, di rumah 30 responden. Analis data menggunakan Mann Whitney test karena data distribusinya tidak normal. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kadar lgM anti PGL-1 dan asupan protein, seng, vitamin c penderita KSSdi panti dengan dirumah. Perbedaan kadar lgM anti PGL-1 (p=0,005), asupan protein (p=0,023), asupan seng(p=0,015), asupan vitamin c (p=0,000). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar lgM anti PGL-1 di panti lebih tinggi dari non panti. Saran bagi pengelola panti adalah meningkatkan konsumsi protein, vitamin c dan seng penderita KSS agar tidak bermanifestasi menjadi klinis. Kata Kunci: Penderita kusta stadum subklinik, protein, vitamin C, Seng, asupan kadar lgM anti PGL-l THE DEFFERENT OF THE DEGRE OF IGM ANTI PLG-1 AND INTAKE PROTEIN, VITAMIN C, ZINK OF THE SUBCLINICAL LEPROSY PATIENTS WHO LIVE AT HOUSE WITH AT ORPHANAGE. The degree of Imuno globulin M anti Phenolic Glikolipid-1 on the blood is influenced by how long of contact factor, antibody, the body immunity and genetic factor, and place to live. the low intake protein, vitamin C and seng disturbs the body immune system which then can cause infection M. Leprae. Situation of the orphanage that like the situation of house and environment, the deliliciency of sosial economy and occupied by a lot of people guess that there are many differences between the degree of lgM anti PGL-l and in take nutrient of the orphanage and of the house. The objective of this study is to know the defferences of the degree of lgM anti PGL-l and intake protein, vitamin C, Zink of the subclinic stadium leprosy patients who live at house with at orphanage. The kind of this research is explanatory research with cross sectional approach. The taking of data was conducted by interview recall 24 ours with form. To know the degree of lgM anti PGL-l KSS patients at house from CM RS Tugurejo, while at panti with ELISA test in Laboratorium TDC Unair Surabaya. The Population of this research was 51 KSS patients that live at orphanage HS and 52 KSS patients that live at house at Semarang city region. The sample be taken with random sampling. The amount of sample who live at orphanage are 31 respondences and 30 respondences at house. Data analysis using statistical test Keyword : Subclinical leprosy patient (KSS), Protein, Vitamin C, Zink, Intake, The degree of lgM anti PGL-l

    HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN VITAMIN A, C, E, DAN SENG SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Hipertensi pada kehamilan dapat menimbulkan preeklampsia dan berujung pada kematian. Puskesmas Bangetayu berada di peringkat tertinggi kasus preeklampsia di kota Semarang yakni 14 kasus preeklampsia berat dan berada di peringkat pertama kasus AKI tertinggi di Kota Semarang pada tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan vitamin A, C, E dan seng sebagai antioksidan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik ibu hamil. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain cross sectional dan jenis penelitian observasional analitik. Populasi penelitian adalah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu pada bulan Juli-Agustus 2017. Subjek sebanyak 85 ibu hamil dipilih secara purposif. Pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur, Food Frequency Questionnaire , recall aktivitas fisik, serta pengukuran tekanan darah. Data diuji dengan Rank Spearman dan Chi Square . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik responden sebagian besar normal, sebagian besar responden memiliki kecukupan vitamin C, serta sebagian besar responden memiliki tingkat vitamin A, vitamin E, dan seng di bawah angka kecukupan. Sebanyak 67% responden mengalami defisiensi energi, 50,6% responden mengalami defisiensi protein, dan 57,6% responden memiliki tingkat kecukupan lemak berlebih. Ada hubungan antara tingkat kecukupan vitamin C dengan tekanan sistolik (p value=0,009) dan diastolik (p value=0,017). Tidak ditemukan hubungan antara tingkat kecukupan vitamin A , vitamin E, dan seng dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Puskesmas disarankan untuk memperhatikan kebutuhan antioksidan ibu dan memberikan edukasi mengenai makanan sumber vitamin C sebagai antioksidan Kata Kunci: Tekanan Darah, Antioksidan, Vitamin, Seng, Ibu Hami

    Circulating Soluble Endoglin Levels in Pregnant Women in Cameroon and Malawi—Associations with Placental Malaria and Fetal Growth Restriction

    Get PDF
    Placental infections with Plasmodium falciparum are associated with fetal growth restriction resulting in low birth weight (LBW). The mechanisms that mediate these effects have yet to be completely described; however, they are likely to involve inflammatory processes and dysregulation of angiogenesis. Soluble endoglin (sEng), a soluble receptor of transforming growth factor (TGF)-β previously associated with preeclampsia in pregnant women and with severe malaria in children, regulates the immune system and influences angiogenesis. We hypothesized that sEng may play a role in development of LBW associated with placental malaria (PM). Plasma levels of sEng were measured in women (i) followed prospectively throughout pregnancy in Cameroon (n = 52), and (ii) in a case-control study at delivery in Malawi (n = 479). The relationships between sEng levels and gravidity, peripheral and placental parasitemia, gestational age, and adverse outcomes of PM including maternal anemia and LBW were determined. In the longitudinal cohort from Cameroon, 28 of 52 women (54%) experienced at least one malaria infection during pregnancy. In Malawi we enrolled two aparasitemic gravidity-matched controls for every case with PM. sEng levels varied over the course of gestation and were significantly higher in early and late gestation as compared to delivery (P<0.006 and P<0.0001, respectively). Circulating sEng levels were higher in primigravidae than multigravidae from both Cameroon and Malawi, irrespective of malarial infection status (p<0.046 and p<0.001, respectively). Peripheral parasitemia in Cameroonian women and PM in Malawian women were each associated with elevated sEng levels following correction for gestational age and gravidity (p = 0.006 and p = 0.033, respectively). Increased sEng was also associated with the delivery of LBW infants in primigravid Malawian women (p = 0.017); the association was with fetal growth restriction (p = 0.003) but not pre-term delivery (p = 0.286). Increased circulating maternal sEng levels are associated with P. falciparum infection in pregnancy and with fetal growth restriction in primigravidae with PM
    • …
    corecore