1,709 research outputs found
RAGAM EKSPRESI BERAGAMA: AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI
Abstrack Religion is understood as a universal phenomenon in human life as a whole, from the primitive to the ultra-modern, with such conditions humans are often defined as religious creatures. In a sociological perspective, religion is seen as a belief system that is manifested in certain social behaviors related to human religious practice. So that every behavior he plays will be related to the belief system of the religious teachings he adheres to. Human religious behavior in social studies is played by the strength of the values of religious teachings that were internalized before. This study uses a sociological approach to religion which is understood from a sociological perspective as a social phenomenon displayed by humans and community groups. Religion and religious behavior grow and develop from a sense of human dependence on supernatural powers which they feel as a source of life. Therefore, in a sociological perspective, there are several efforts and aspects that are very important in religion, namely: Belief (Religious Belief, Ritual and Ceremony (Religious Ritiual), Personal Experience (Religious Experience), Moral Community (Religious Community). The purpose of this study is to understand social phenomena related to various human expressions in religion, both in worship and muamalat. The importance of a sociological approach in understanding religion can be understood because there are many religious teachings related to social problems, so this study is a contribution and solution to the social problems of religious communities. Keywords: Expression, Religion and Sociology
ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP: MENAKAR RELASI KEDUANYA
The environment is a global problem, in fact it is a humanitarian problem that is so complex that it is handled collectively. Population pollution is getting denser and more crowded coupled with limited natural resources and even the influence of digital media, modern technology which is often used for profit and even exploiting natural resources for personal or group gain, thus reducing the quality of nature. Islam has strong teachings about ethics towards the environment, very devastating events have often been experienced lately, namely floods, illegal logging, forest burning and the most existing ones until now are the Covid-19 epidemic, of course we realize that the impact of These incidents are very disturbing to the sustainability of the human environment. "Besides that, a number of other forms of environmental damage must be a very valuable lesson." Humans have an important influence in the sustainability of the ecosystem and human habitat itself, the actions taken or policies. about the relationship with the environment is clearly very influential for a good environment and human life itself. âNormatively, religion calls on all humans to preserve and have ethics towards the environment, the relationship between the two is harmonious
PENINGKATAN KETERAMPILAN IBU DALAM PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 12 â 24 BULAN
Keterlambatan perkembangan merupakan masalah yang sering dijumpai di masyarakat, tetapi terkadang kurang mendapatkan penanganan yang tepat. Banyak orang tua yang menunda penanganan keterlambatan perkembangan mengakibatkan prognosis yang kurang baik. Kendala yang ditemui di lapangan adalah kurangnya pelaksanaan deteksi dini dan stimulasi perkembangan perkembangan anak dikarenakan ibu sibuk bekerja, sudah jarang atau tidak pernah datang ke posyandu sebab anak telah diberikan imunisasi wajib sehingga tidak perlu ke posyandu. Stimulasi/rangsangan perkembangan penting dilakukan oleh orang tua agar anak memiliki perkembangan yang sesuai dengan usianya. Metode yang digunakan deskriptif observasional dengan 34 partisipan yang tinggal di Desa Paku Kecamatan Galang. Pemilihan sampel berdasarkan purposive sample. Sedangkan pengambilan data melalui evaluasi instrument pertanyaan yang dilaksanakan dengan pre dan post tentang perkembangan anak serta daftar ceklist keterampilan. Tim pengabdian masyarakat memberikan materi perkembangan anak secara langsung dengan mematuhi protokol kesehatan. Dari hasil evaluasi diperoleh peningkatan pengetahuan partisipan tentang pemantauan perkembangan anak yang semula nilai rata-rata 39,34 menjadi 78,42. Begitu juga dengan keterampilan partisipan dalam memantau perkembangan anak mengalami peningkatan setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang semula nilai rata-rata 33,00 menjadi 76,64. Pengetahuan merupakan domain penting dan faktor awal seseorang untuk berperilaku. Pengetahuan membentuk keyakinan peserta sehingga dapat terampil melakukan pemantauan perkembangan anak
PERANAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN SELF CONFIDENCE
Kemampuan berbicara sangatlah penting di dalam perkuliahan, namun pada kenyataannya mahasiswa masih merasa kesulitan dalam berkomunikasi, terutama ketika mengikuti mata kuliah bahasa inggris di jurusan bimbingan dan konseling dikarenakan kurangnya rasa percaya diri (self confidance). Hal tersebut tentunya dapat mengakibatkan hasil belajar mahasiswa yang tidak maksimal. TGT Model (Team Games Tournament) merupakan salah satu cara yang akan memperluas fikiran mahasiswa sehingga mahasiswa dapat lebih berfikir positif dan memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya di depan umum, hal yang demikian itu tentunya dapat meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa. Metode yang digunakan adalah Classroom Action Research (CAR) dalam hal ini dilakukan dua putaran (cycling), setiap putaran (cycling) akan dilakukan perencanaan, tindakan, Observasi dan Refleksi. Data yang akan dihasilkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Diperoleh data kemampuan berbicara mengalami peningkatan sebesar 29,5. Dari hasil siklus 1 sebesar 59,33 dan dari siklus 2 sebesar 88,83. Selain itu dari hasil observasi self confidance juga mengalami peningkatan sebesar 30% pada point 1. 10% pada point 2. 23% dari point 3, dan 16 % dari point 4. Selain itu dari diary note juga menunjukkan adanya peningkatan keaktifan mahasiswa di dalam kelas. Dengan demikian, model TGT efektif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan self confidence dalam mata kuliah Bahasa Inggris pada mahasiswa
Manajemen perencanaan kepala sekolah dalam meningkatkan produktivitas kerja guru di MTs Swasta Nurul Iman Tanjung Morawa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program yang akan ditawarkan kepala sekolah dalam meningkatkan keterampilan kerja guru di MTs Swasta Nurul Iman Tanjung Morawa, mendeskripsikan perencanaan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru di MTs Nurul Iman Tanjung Morawa dan untuk mengetahui proses perencanaan kepala sekolah dalam pengembangan produktivitas guru di MTs Swasta Nurul Iman Tanjung Morawa.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah case study. Prosedur pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini ialah kepala sekolah, wakil kepala sekolah kesiswaan dan guru. Analisis data yang terkumpul dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan credibility, Transferbility, Dependability, Confirmability.
Temuan penelitian ini sebagai berikut: (1) Program yang ditawarkan untuk meningkatkan kreativitas kerja guru yaitu rapat/pertemuan bulanan, pelatihan K13 dan study class. (2) perencanaan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru menerapkan aturan dan pemberian penghargaan berupa reward/hadiah. (3) proses perencanaan kepala sekolah dalam pengembangan produktivitas kerja guru dengan melakukan rapat/pertemuan sebelum membuat keputusan, menyusun waktu kegiatan yang akan direncanakan, menentukan peserta, anggaran dana, program/kegiatan dan membuat keputusan dari pertimbangan rapat/pertemuan. Kemudian, mengevaluasi perkembangan guru setelah mengikuti pelatihan di MTs Swasta Nurul Iman Tanjung Morawa.
Peneliti menyimpulkan bahwa kepala sekolah sangat berperan penting dalam meningkatkan produktivitas kerja guru dengan merencanakan program atau kegiatan yang dapat mendorong perkembangan kemampuan guru baik secara pengetahuan ataupun keterampilan sebagai tenaga pendidik di MTs Swasta Nurul Iman Tanjung Morawa
Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengembangkan Keterampilan Interaksi Sosial Siswa Di MTs Negeri 2 Medan
Kata Kunci : Mengembangkan Interaksi Sosial Sisw
Spaces for interactive engagement or technology for differential academic participation? Google Groups for collaborative learning at a South African University
Published ArticleThe rhetoric on the potential of Web 2.0 technologies to democratize online engagement of students often overlooks the discomforting, differential participation and asymmetrical engagement that accompanies student adoption of emerging technologies. This paper, therefore, constitutes a critical reality check for student adoption of technology to the extent that it explores the potential of Google Groups (i.e. self-organised online groups) to leverage collaborative engagement and balanced participation of students with minimal educator support. Community of Inquiry and a case study approach involving in-depth interviews with racially mixed students and Google Group artifacts were drawn upon as theoretical and methodological lenses for examining the equality of participation, academic rigor and complexity of engagement in Google Groups. Study findings were mixed: a semblance of authentic peer-based engagements, emergent academic networking, and inter-racial communication in Google Groups was juxtaposed with gender asymmetries in participation, dominance of group administratorsâ postings and shallow collaborative engagements. The study, therefore, recommends actively engaged Group leaders who steer gender and racially balanced engagements, scaffold peer on-task behavior; including a sound pedagogical strategy anchored in collaborative problem-solving; authentic construction of knowledge; effective completion of collaborative tasks by students; and constructive assessments by the educator and peers
STRATEGIES USED BY GIFTED STUDENTS FOR MEMORIZING ENGLISH VOCABULARY AT ENGLISH DEPARTMENT OF IAIN PADANGSIDIMPUAN
Penelitian dilatarbelakangi oleh sedikitnya penelitian di bidang strategi belajar kosa kata terutama yang mengeksplorasi strategi menghafal kosa kata yang digunakan oleh pelajar bahasa yang paling berhasil, padahal banyak ahli dan peneliti mengisyaratkan dan menemukan bahwa strategi menghafal kosa kata berpengaruh terhadap penguasaan kosa kata. Kemudian seterusnya diakui pula bahwa penguasaan kosa kata merupakan salah satu aspek paling menentukan terhadap kemampuan berbahasa. Oleh karena itu penelitian dilaksanakan dengan desain deskriptif kuantitatif, dengan melibatkan seluruh mahasiswa yang unggul dalam berbahasa Inggris di Jurusan Tadris Bahasa Inggris IAIN Padangsidimpuan sebagai responden. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuesioner dan wawancara, sedangkan penjaminan keabsahan data dilakukan dengan teknik cek dan ricek. Analisis dilaksanakan dengan menguraikan sejumlah pola-pola logis dan bermakna yang muncul pada jawaban kuesioner dan hasil wawancara secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan jawaban responden terhadap item-item kuesioner sangat bervariasi, meskipun demikian urutan 27 item strategi menghafal kosa kata dalam paket Scmitt dan Mc Charty (1997) berdasarkan frekuensi pemakaiannya oleh siswa ditemukan sebagai berikut: Strategi 14> 16> 20> 10= 1> 2> 23= 17= 3> 15> 12> 4> 22=11> 21= 5> 24> 25= 13> 26> 9> 6> 7> 27= 18> 8. Selain itu terdapat 8 item strategi lain yang digunakan responden untuk menghafal kosa kata Bahasa Inggris, tetapi tidak terdapat di dalam paket tersebut
Mainstreaming natural resource management into community-driven development in South East Sulawesi, Indonesia: Does social capital matter?
Mainstreaming natural resource management (NRM) within a community-driven development program to achieve more sustainable rural development involves diverse and complex dynamics of resource governance. Social capital has been identified as one of the key elements in facilitating collective action that could enhance the effectiveness of resource governance in socio-ecological systems. In the context of NRM, this concept focuses on social networks, specifically, on the mixes of âhorizontalâ and âverticalâ relations that operate through engagements within (bonding or internal ties) and between (bridging or external ties) social networks. Linking social capital concerns the âverticalâ relations that are found in both bonding and bridging forms of social capital, with an additional focus on relations with formal institutions beyond the community's local resources.
The thesis explores the effectiveness (as well as the lack thereof) of a communitydriven development (CDD) program to improve local NRM management. Empirical evidence provided in two South East Sulawesi case studies revealed three main findings: (1) high levels of network density in local institutions indicated the existence of strong bonding ties that theoretically should increase the possibilities for collective action in resource management; (2) regardless of the long involvement in a CDD program, bridging social capital remained weak; and (3) vertical relations continued to dominate processes of engagement within and across social networks, and with higher levels of government in the context of decentralised resource governance.
Findings from the study of this CDD-NRM program indicate the need to: establish a network of expertise among the villages; develop a clear mechanism of accountability within the framework of the representation system; facilitate hamlet interactions that enable a reporting-back mechanism through the representation system; provide secure but accountable financial transfers from higher authorities to the village level; and provide incentives for better resource governance
- âŠ