23 research outputs found

    MODEL DISTRIBUSI DIAMETER LIMA JENIS POHON PADA HUTAN TROPIKA BASAH DI KABUPATEN MAMUJU, SULAWESI BARAT

    Get PDF
    URL http://journal.unhas.ac.id/index.php/perennial/article/view/73The objective of this research is to establish the most suitable tree diameter distribution model for five tree species on tropical rain forest in Mamuju District. This research was conducted on two locations. The 50 square plots were sampled systematically for seedling, sapling, pole and tree measurements of bintangur, jambu-jambu, lada-lada, matoa and nyatoh species. The distance among plots was 50 m. Variables to be measured were stem number of seedlings to trees and tree diameter at breast height (1,3 m) of saplings to trees. About 70% of the data were used to establish the best model, the rest of 30% were used to validate the model. Models to be analyzed were fourth-order semi-logarithmic transformed polynomial function, Weibull density function and monotonic decreasing Weibull function. The results show that the five tree species have a similar diameter distribution pattern. The shape of this distribution is the typical of uneven-aged stand distribution on natural forest, namely reversed J shape. The most suitable model for five species is second-order semi-logarithmic transformed polynomial function

    Pendugaan Volume Batang Bebas Cabang Pohon Jenis Nyatoh (Palaquium sp.) Berdasarkan Pada Persamaan Taper

    Get PDF
    Bentuk batang merupakan sesuatu yang kompleks. Beberapa bagian batang menyerupai bentuk geometri benda putar tetapi di beberapa tempat terdapat bentuk yang tidak teratur. Persamaan taper (profil bentuk batang) merupakan ekspresi matematis dari perubahan diameter batang sebagai fungsi dari tinggi batang yang dipengaruhi oleh jenis pohon, umur tegakan, kerapatan dan faktor lainnya yang mempengaruhi kualitas tapak. Tidak ada satupun teori tentang persamaan taper yang telah dikembangkan yang dapat menjelaskan keragaman bentuk batang untuk semua jenis dan bentuk pohon. Persamaan taper dapat digunakan untuk menduga volume total dan volume komersial (bebas cabang). Jika bentuk batang dapat digambarkan secara akurat, maka volume batang pada panjang tertentu dapat diduga secara akurat pula. Penelitian ini bertujuan untuk menduga volume batang bebas cabang dengan menggunakan persamaan taper. Penelitian dilakukan terhadap 71 batang pohon nyatoh yang ditebang dan diukur diameternya pada sembilan titik dengan interval panjang yang sama (seperdelapan panjang batang) mulai dari tinggi 130 cm sampai dengan tinggi bebas cabang. Selain itu juga diukur tinggi total pohon. Sekitar 70% data digunakan dalam pendugaan model dan sisanya digunakan untuk validasi model. Model persamaan taper yang digunakan adalah model tunggal polinom ordo dua dan model bagian polinom ordo dua. Persamaan penduga volume diperoleh dengan cara menintegralkan persamaan taper. Validasi persamaan penduga volume dilakukan dengan menghitung besarnya bias dan MSEP terhadap hasil penjumlahan volume delapan bagian batang yang dihitung dengan rumus Smalian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua model tersebut merupakan model yang sangat baik untuk menduga bentuk batang nyatoh. Integrasi terhadap persamaan taper diperoleh persamaan volume batang bebas cabang dengan faktor bentuk sebesar 0,77. Hasil validasi menyatakan bahwa penduga volume batang bebas cabang berdasarkan pada persamaan taper yang diperoleh merupakan penduga yang tidak berbias dengan galat dalam pendugaan sebesar 9,9%

    Penduga Model Hubungan Tinggi dan Diameter Pohon Jenis Jambu-Jambu (Kjellbergiodendron sp.) pada Hutan Alam di Kab Mamuju Sulawesi Barat

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penduga model hubungan tinggi dan diameter pohon yang paling sesuai untuk jenis jambu-jambu pada hutan alam di Mamuju, Sulawesi Barat. Penduga model yang diperoleh diharapkan dapat digunakan untuk menduga volume pohon, menentukan posisi sosial pohon dalam tegakan, menentukan indeks produktivitas tegakan, dan menggambarkan dinamika pertumbuhan tegakan. Penelitian dilakukan pada dua lokasi di Mamuju. Petak ukur berbentuk bujur sangkar 20 m x 20 m sebanyak 50 petak ukur yang dipilih secara sistematis dengan jarak sama pada masing-masing lokasi. Setiap pohon dalam petak ukur diukur diameter setinggi dada dan tinggi total. Analisis dilakukan terhadap 38 pohon jambu-jambu yang ditemukan pada 100 petak ukur. Sebanyak 27 pohon digunakan dalam penyusunan model. Enam model yang terdiri atas tiga model yang secara intrinsik linier dan tiga model non-linier digunakan dalam analisis. Validasi model dilakukan dengan menghitung skor berdasarkan besarnya bias rata-rata, penduga kuadrat tengah galat (MSEP) dan indeks galat (EI) terhadap seluruh pohon. Analisis yang sama juga dilakukan terhadap tinggi maksimum untuk setiap pengamatan diameter. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria R2, model yang secara intrinsik linier memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model non-linier. Model yang menggunakan peubah tak bebas tinggi maksimum mempunyai nilai R2 yang lebih besar dibandingkan dengan model yang menggunakan peubah tak bebas tinggi seluruh pohon sehingga penduga model yang digunakan adalah model yang menggunakan peubah tak bebas tinggi total maksimum. Hasil validasi model menunjukkan bahwa tiga peringkat teratas adalah model non-linier sehingga model yang secara intrinsik linier tidak dipertimbangkan sebagai penduga model meskipun mempunyai nilai R2 yang lebih besar. Hasil Uji-t menunjukkan bahwa ke tiga penduga model non-linier tersebut merupakan penduga yang tidak berbias. Penduga model yang paling baik bagi jenis jambu-jambu adalah model non-linier yang mempunyai bentuk sigmoid bertipe logistik.\ud \ud Kata kunci : tinggi, diameter, jambu-jambu, linier, non-linier

    Analisis Kadar Karbon Pohon Sengon (Paraserianthes falcataria) yang Tumbuh di Hutan Rakyat

    Get PDF
    Kadar karbon setiap jenis pohon atau tumbuhan berbeda-beda yang disebabkan oleh perbedaan persentase komponen kimia penyusun biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar karbon yang tersimpan dalam batang sengon. Pohon sengon dari hutan rakyat di Kecamatan Kolaka Sulawesi Tenggara di tebang sebanyak 10 pohon yang berasal dari 10 kelas diameter mulai dari kelas diameter < 10 cm sampai kelas diameter > 50 cm dengan interval diameter 5 cm. Setiap pohon diambil sampel pada bagian pangkal, tengah, dan ujung batang serta cabang masing-masing sebanyak 100 gram untuk dibuat serbuk dengan ukuran 40-60 mesh. Serbuk dari 10 pohon masing-masing dicampur sesuai dengan bagian batang tersebut. Serbuk dikeringkan pada suhu 80??? C selama 48 jam, kemudian diambil sebanyak 2 gram untuk menetukan kadar karbonnya melalui pemanasan anaerob pada suhu 300???C selama 1 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar karbon rata-rata pada bagian pangkal batang sebanyak 47,19 %, bagian tengah batang sebanyak 46,68%, bagian ujung batang sebanyak 46,63%, dan cabang sebanyak 45,89%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi posisi dalam batang sampai cabang kadar karbon cenderung menurun. Secara keseluruhan kadar karbon rata-rata pohon sengon yang berdiameter < 10 cm sampai > 50 cm sebanyak 46,6%

    ASPEK BIOLOGIS ULATSUTERA (Bombyx mori L.) DARI DUA SUMBER BIBIT DI SULAWESI SELATAN

    Get PDF
    The purpose of this research to compared the biological aspect of silkworm seeds with two resources of seeds in South Sulawesi are Perum Perhutani (P1) and China hybrid (P2). The result of this research can be information for user of the sericulture. The observation will be done the hatchability of eggs, resistance of larva, and the characteristic of the larval. The observation of the cocoon quality such as whole fresh cocoon weight, the cocoon without pupa weight, the presentation of shell cocoon, the presentation of abnormal cocoon, and the characteristic of the cocoon. The data was analyzed with using proportion different test and t-student test. The result of this research was showed that hatchability of kind eggs as not significant. The resistance of larva as the higher from P2 and presentation of abnormal cocoon was lower. So the cocoon without pupa was not significant with the seeds from P1, but the cocoon weight and size of cocoon are bigger than from P2. Both larva motif and cocoon characteristic from P1 and from China hybrid is significant, but larva stadia from P2 was shorter than from P1. Key words : Biological aspect, silkworm (Bombyx mori), seeds resources Reference

    Analisis Teknoekonomi Pendirian Industri Food Grade Grease Berbahan dasar Minyak Sawit di Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

    Get PDF
    Food grade grease merupakan produk olahan dari minyak sawit. Food grade grease adalah grease yang aman digunakan untuk kebutuhan mesin industri pangan, pakan ternak, farmasi dan kosmetik. Pengolahan minyak sawit menjadi food grade grease memberikan nilai tambah yang cukup signifikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan pendirian industri food grade grease di Kabupaten Purbalingga dengan mengkaji beberapa aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional, aspek hukum dan dampak lingkungan serta aspek finansial. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei di wilayah Kabupaten Purbalingga pada bulan Maret 2012 hingga juli 2012. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Hasil penelitian meliputi: 1) Analisis aspek pasar dan pemasaran menunjukkan masih terdapat peluang pasar untuk produk Pelumas; 2) Analisis aspek teknis dan teknologis menunjukkan perusahaan layak didirikan. Hal tersebut didukung oleh ketersediaan bahan baku dan teknologis proses yang mudah untuk diterapkan. Kapasitas produksi dirancang maksimal 12 kilogram per hari. Lokasi pabrik direncanakan di Kecamatan Padamara; 3) Struktur organisasi direncanakan berbentuk garis. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 5 orang; 4) Analisis terhadap hukum dan dampak lingkungan menunjukkan bahwa industri ini layak untuk didirikan. Badan usaha direncanakan berbentuk Perusahaan Perseorangan; 5) Analisis aspek finansial menunjukkan bahwa pendirian usaha ini layak untuk direalisasikan. Kebutuhan dana investasi mencapai Rp57.097.100. Hasil analisis finansial pada kondisi normal menunjukkan nilai NPV sebesar Rp72.380.117, IRR sebesar 58 persen, nilai PI sebesar 2,27, PBP selama 1,46 tahun dan ROI sebesar 68 persen

    Raw Material Inventory System at The Plywood Industry in South Sulawesi

    Get PDF
    The aim of this study was to evaluate raw material inventory system applied at a plywood\ud industry in South Sulawesi, which was PT. Panca Usaha Palopo Plywood (PT. PANPLY).\ud For the purpose of the study, the data of raw material supply and consumption during five\ud years (2005-2009) as well as inventory management and operation costs were colleted.\ud Data were then analyzed by using Economic Order Quantity (EOQ) approach. Results\ud showed that the supply system of log raw material was reorder point approach. The\ud optimum order of logs from shorea group was 706,93 m3 with the cycle of 2 days or with\ud the yearly order frequency of 133 times. Re-order must be executed when the availability\ud of its stock became 7225,96 m3. Whilst, the optimum order of mixed species group was\ud 771,65 m3 with the cycle of 2 days or with the yearly order frequency of 145 times. For\ud this group, re-order must be executed when the availability of stock became 8609,72 m3

    ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKU KAYU BULAT PADA INDUSTRI KAYU LAPIS PT. KATINGAN TIMBER CELEBES

    Get PDF
    The aim of this research was to predict the amounts of raw materials needed by industry for the next years. This study was conducted at the plywood industry in PT.Katingan Timber Celebes. For the purpose of the study, utilisation of raw material for five years (2004-2008) were collected. The obtained data were analyzed by using regresi with time series data. It is predicted that the amount of raw material for the industry (2009) will be 166,758.2 m3 consisting of meranti (130,699.4 m3) and rimba campuran (36,053.8 m3) Key words: prediction, plywood industry, utilisation of raw materia

    POTENSI DAN PEMANFAATAN BAMBU TALI (Gigantochloa apus) DI DESA LEU KECAMATAN BOLO KABUPATEN BIMA

    Get PDF
    Non-timber forest products are a wealth of natural resources that provide many benefits for the needs of the community around the forest. This study aims to determine the potential and utilization of bamboo in Leu Village in Bolo District, Bima Regency. The usefulness of this research is expected to be an information material for efforts to empower and utilize bamboo optimally and alternatively for the community. This research was conducted in March-April 2018 in Leu Village, Bolo District, Bima Regency. The data collected in this study consists of primary data and secondary data. Primary data is obtained by observing and recording in the field, as well as interviewing the community / respondents who use bamboo plants. Secondary data is collected through library studies sourced from books, journals, and data from relevant agencies. Leu village has the potential of rope bamboo stands (Gigantochloa apus) in Leu Village, Bolo District, Bima Regency, which is relatively low at 3843 stems per ha, with 61 clumps of clumps with an average of 63 clumps. The average bamboo harvested per year is still relatively small at 11.25% of the potential of old bamboo. The form of utilization of bamboo by farmers in addition to being sold is generally used as building materials, handicrafts, and as fences
    corecore