13 research outputs found

    Studi Awal Fabrikasi Dan Karakterisasi Directional Coupler Konfigurasi 4x4 Berbahan Serat Optik Plastik Step Index Multimode Tipe FD-620-10 Menggunakan Metode Heating and Pressing

    Full text link
    Fabrikasi directional coupler singlemode maupun multimode berbentuk pandu gelombang slab masih sangat sulit dilakukan dan membutuhkan peralatan yang rumit. Untuk mengatasi kendala tersebut telah dilakukan fabrikasi directional coupler dengan metode Fused Biconical Tapered (FBT), yaitu dengan menggabungkan sejumlah serat optik pada panjang kopling tertentu sehingga menjadi directional coupler dengan N-port (Sekartedjo dkk, 2007). Metode yang digunakanpun cukup sederhana yaitu dengan membagi daya (power divider) pada directional coupler. Akan tetapi, pada metode Fused Biconical Tapered (FBT) masih ditemui beberapa kendala yaitu, adanya daya yang bocor melalui celah-celah benang pada saat penggandengan serat optik, sehingga daya yang dihasilkan tidak terbagi secara merata. Oleh karena itu, dalam penelitian ini directional coupler difabrikasi menggunakan bahan serat optik plastik (POF) step index multimode tipe FD-620-10 dengan metode Heating and Pressing. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan fabrikasi directional coupler konfigurasi 4x4 dari serat optik mode jamak dengan pendekatan metode heating and pressing dengan panjang kupasan 35 mm pada suhu 1200c dengan lama pemanasan cetakan pressing selama 30 menit. Hasil karakterisasi directional coupler, diperoleh nilai coupling ratio (CR) yang mendekati 0,25 yaitu berkisar antara 0,22-0,27. Sedangkan nilai excess loss pada port A1, B1, C1, dan D1 berturut-turut sebesar -4, -5.03, -5.91, dan -5.38

    Fabrikasi Dan Karakterisasi Directional Coupler Konfigurasi 3×3 Susunan Segitiga Berbahan Serat Optik Plastik Step Index Multimode Tipe FD-620-10

    Full text link
    Dalam penelitian ini telah dilakukan fabrikasi dan karakterisasi directional coupler konfigurasi 3×3 susunan segitiga berbahan serat optik plastik step index multimode tipe FD-620-10 dengan panjang kupasan 35 mm, 40 mm, 45 mm, 50 mm, 55 mm, dan 60 mm menggunakan pendekatan metode fused biconical tapered (FBT). Hasil karakterisasi directional coupler menggunakan BF5R-D1-N diperoleh bahwa panjang kupasan 45 mm dengan input pada port A1 menunjukkan nilai coupling ratio CR = 0,6; 0,2; 0,2 dan excess loss Le = -7,76 dB, pada port B1 menunjukkan nilai CR = 0,2; 0,6; 0,2 dan Le = -6,76 dB, pada port C1 menunjukkan nilai CR = 0,2; 0,19; 0,61 dan Le = -6,75 dB. Directional coupler ini paling baik digunakan sebagai piranti dalam sensor

    Rancang Bangun Directional Coupler Konfigurasi 3x3 Planar Step Index Multimode Fiber Optic Sebagai Sensor Kemolaran Dan PH

    Full text link
    Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, diperlukan penelitian mendalam serta memiliki keakurasian tinggi, dengan efektif dan efisien agar mendapatkan hasil yang maksimal, dan salah satunya adalah dalam mendeteksi kemolaran serta pH dari suatu larutan. Dalam penelitian ini telah dilakukan rancang bangun directional coupler (DC) konfigurasi 3x3 planar step index multimode fiber optic tipe FD-620-10 dengan panjang kupasan 60 mm, menggunakan pendekatan metode Fused Biconical Tapered (FBT) sebagai sensor kemolaran dan pH. Larutan uji yang digunakan adalah Larutan NaCl, Larutan Asam Sitrat dan Larutan Glukosa, dengan masing – masing variasi kemolaran 0 M (aquades), 1 M, 2 M, 3 M, 4 M, dan 5 M, untuk penelitian sebagai sensor kemolaran, lalu laurtan HCl 0.1 s.d 0.00625 N dan NaOH 0.1 s.d 0.00625 N untuk penelitian sebagai sensor pH. Dengan menggunakan BF5R-D1-N sebagai sensor cahaya, Directional Coupler 3x3 dikarakterisasi untuk mengetahui daya keluaran dari serat optik dengan Perubahan konsentrasi larutan dan Perubahan pH. Dari hasil karakterisasi, didapatkan hasil berupa hubungan konsentrasi larutan dan pH dengan daya pada output, yaitu semakin tinggi molaritas dan semakin asam dan basa suatu larutan maka semakin rendah daya intensitas cahaya keluar dari serat optik. Dengan adanya DC 3x3 sebagai sensor ini, mampu mengkarakterisasi larutan dengan tiga buah variasi jenis larutan sekaligus, sehingga meningkatkan efisensi Directional Coupler sebagai sensor pH dan kemolaran

    Analisis Pengaruh Panjang Kupasan Dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas Pada Serat Ooptik Plastik Multimode Tipe FD-620-10

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian mengenai analisis pengaruh pemberiankupasan jacket dan cladding pada serat optik plastik mode jamaktipe FD-620-10 terhadap Perubahan suhu dengan menggunakandetektor silikon dan BF5R-D1-N. Penelitian dilakukan dengantujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan suhu terhadap losspada serat optik plastik dan mengetahui kemampuan detektorsilikon dan BF5R-D1-N dalam pengukuran tegangan dan intensitaspada variasi panjang kupasan. Variasi panjang kupasan yangdigunakan adalah 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 mm. Pengukurandilakukan pada range suhu 30ºC - 75ºC dengan pengambilan datasetiap kenaikan 1ºC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakintinngi suhu di daerah sensing, semakin besar loss yang terjadiakibat adanya pemuaian termal di daerah sensing yangmenyebabkan penurunan indeks bias core. Detektor silikonmampu mendeteksi Perubahan intensitas cahaya dan bekerjaoptimal pada serat optik dengan panjang kupasan 80 mm BF5RD1-N dapat merespon Perubahan intensitas cahaya dan bekerjaoptimal pada serat optik dengan panjang kupasan 30 mm

    Pengaruh Variasi Jenis Bahan terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequences)

    Full text link
    Difuser secara umum terdapat 2 jenis yaitu difuser MLS dan QRD. Difuser biasanya terbuat dari material padat yang digunakan untuk penyerapan suara dalam ruangan. Pengaruh variasi bahan kayu dan kaca terhadap pola hamburan pada difuser MLS telah dipelajari. Difuser yang digunakan dalam pengujian adalah difuser MLS model 1010101010101 dengan lebar tonjolan 0,04 m. Pada semua pengujian yang dilakukan digunakan sumber bunyi ± 83 dB. Berdasarkan analisis yang dilakukan didapatkan bahwa variasi bahan kayu dan kaca tidak berpengaruh pada bentuk pola hamburan yang dihasilkan, tetapi berpengaruh pada nilai SPL hamburannya dimana nilai SPL hamburan kaca lebih besar dibandingkan dengan SPL hamburan kayu
    corecore