922 research outputs found
GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG GIZI SEIMBANG PADA ANAK USIA SEKOLAH DI KAMPUNG PALARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN
Sumber daya manusia terutama kepada anak diberikan makanan yang mengandung gizi seimbang. Anak mengalami pertumbuhan yang baik jika orang tua mampu memberikan asupan makanan yang baik. Makanan yang mengandung gizi seimbang dapat membantu anak dalam melaksanakan aktifitasnya sebagai penerus bangsa. Anak yang mengkonsumsi gizi seimbang umumnya mengalami pertumbuhan baik dari segi fisik maupun dalam fungsi tubuh yang lebih kuat. Tubuh yang kuat dalam masa anak yang rentan antara bayi sampai remaja dapat membantu anak dapat mengalami pertumbuhan otak sebelum menjadi anak sekolahan. Tujuan Penelitian : Diketahuinya gambaran pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang pada anak usia sekolah.Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan penelitian deskritif dengan metode survey. Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu populasi terjangkau sebanyak 40 dengan pengambilan sampelialah total sampling dan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil Penelitian yaitu hasil Pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang pada anak usia sekolah di Kampung Palareng berpengetahuan baik sebanyak 26 responden (65%).Kesimpulan hasil penelitian yaitu pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang pada anak usia sekolah di Kampung Palareng 65% berpengetahuan baik. Diharapkan orang tua dapat mempraktekan pengetahuan mereka yang baik tentang gizi seimbang kepada anak-anak agar kesehatan anak dapat optimal
Gambaran Pengetahuan Siswa tentang Bahaya Seks Bebas bagi Kalangan Remaja di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Tahuna
Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan bagi kalangan remaja sudah tidak asing lagi. Banyak sekali alasan mengapa remaja melakaukan hubungan seks bebas, agar supaya dikatakan gaul sampai untuk mendapatkan uang. Berdasarkan penelitian diberbagai kota besar di Indonesia sekitar 20 hingga 30% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah. Sebanyak 62,7% anak SMP mangaku sudah tidak perawan (Simanjorang,2011). Angka kehamilan di SMK Negeri I Tahuna terhitung sejak tahun 2003 tercatat ada 15 siswa, Sejak 3 tahun terakhir rata-rata ada 5 siswa yang putus sekolah karena kehamilan yang tidak diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMK Negeri I Tahuna berada dalam kategori baik (95%) hal ini menunjukan bahwa pada umumnya siswa sudah memahami bahaya seks bebas di kalangan remaja. Disarankan kepada siswa untuk dapat memanfaatkan lebih baik lagi fasilitas internet dan perpusatakaan yang ada
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH DI TEPI PANTAI KELURAHAN KOLONGAN AKEMBAWI KECAMATAN TAHUNA BARAT
Volume sampah di Indonesia sekitar 1 juta meter kubik setiap hari, namun baru 42% di antaranya yang terangkut dan diolah dengan baik. Jadi, sampah yang tidak diangkut setiap harinya sekitar 348.000 meter titik atau sekitar 300.000 ton (Departemen Pekerjaan Umum, 2012). Dari survey awal peneliti terlihat banyaknya tumpukan sampah di tepian pantai Kolongan Akembawi Kecamatan Tahuna Barat, bedasarkan wawancara dengan beberapa mayarakat dan pemerintah bahwa pada umumnya yang tinggal disekitar pentai membuang sampah di tepi pantai. Tujuan penelitian adalah 1.Mengetahui hubungan pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah di tepi pantai, 2. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah di tepi pantai, Mengetahui hubungan sikap dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah di tepi pantai, 4. Mengetahui hubungan ketersediaan sarana dan prasarana dengan perilaku membuang sampah di tepi pantai. Rancangan Cross sectional study dengan jumlah menggunakan rumus Stanley Lamesshow sampel 94,. Tempat penelitian di Kel. Kolongan Akembawi RT I, II, III Kecamatan Tahuna barat. Hasil penelitian didapatkan bahwa ; 1. Tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah di tepi pantai, 2. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah di tepi panntai, 3.Tidak ada hubungan sikap dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah di tepi pantai, 4.Ada hubungan yang signifikan antara sarana prasarana dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah
PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA DI DAERAH KEPULAUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga keluarga atau anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan dibidang kesehatan di masyarakat. Hal ini terjadi karena kurangnya perilaku hidup bersih sehat keluarga. Guna mencegah penyakit menular dan tidak menular, setiap anggota rumah tangga perlu diberdayakan,dalam melaksanakan 10 (sepuluh) indikator PHBS Pelaksanaan PHBS Kabupaten Sangihe tahun 2017 50,40%. Di Kecamatan Tabukan Selatan Tengah 280 KK Keluarga yang di pantau ,yang ber PHBS 114 (40,2%). Tujuan penelitian ingin mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat. Metode penelitian dengan menggunakan rancangan Cross sectional study. Hasil penelitian tidak ada hubungan pengetahuan dengan penerapan Perilaku hidup Bersih Sehat diperoleh nilai P yaitu = 0,171 >ᾳ 0,05 dan ada hubungan antara sikap dengan penerapan Perilaku hidup Bersih Sehat nilai p value 0,03 < ᾳ (0.05). Disarankan agar setiap anggota keluarga termotivasi melaksanakan 10 indikator PHBS
Clean and Healty living behavior showed of fammily pattern live style in order to prevent infectious and non-communicable diseases, every member of the household needs to be empowered in implementing 10 (ten) indicators of Clean and Healthy Living Behavior. In 2017 the implementation in Sangihe District was 50.40%. The family monitored in Tabukan Selatan Tengah Subdistrict were 280 families, apply clean and healthy living behavior about 114 (40.2%). Method of those reaseach apply cross sectional study, design and the result of the research show that was not a relationship between knowledge and clean healthy life behavior with p value 0.016 <ᾳ (0.05) and those was a relationship between attitude and clean healthy lifestyle, p value 0.03 <ᾳ (0.05). The member of fammily incentive to motivate ten (10) standards of Clean Healty living behavior
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Enemawira Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe
Gizi buruk atau Malnutrisi merupakan masalah kesehatan utama di Negara sedang berkembang dan menjadi penyebab kematian pada sebagian besar Balita (Bachyar, 2008). Kejadian gizi buruk di Indonesia bukan merupakan hal baru lagi termasuk di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Data Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa terdapat kasus gizi buruk pada Balita pada tahun 2013 dan 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pencegahan gizi buruk pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Enemawira Kecamatan Tabukan Utara. Penelitian dilaksanakan dengan metode studi deskriptif. Cara pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil pengolahan data ditampilkandalam bentuk tabel presentase. Populasi dan sampel dalam penelitian ini ialah Ibu yang memiliki balita di Wilayah Kerja Puskesmas Enemawira yang berjumlah 96 orang. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan ibu tentang pencegahan gizi buruk pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Enemawira Kecamatan Tabukan Utara yang berpengetahuan baik sebanyak 98%. Responden berdasarkan umur terbanyak yaitu umur 18–33 (61%). Responden berdasarkan pendidikan terbanyak yaitu e” SMA sebanyak (62%). Responden berdasarkan pekerjaan terbanyak yaitu IRT (84%). Responden berdasarkan penghasilan terbanyak yaitu 426.000–850.000 sebanyak (58%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkanpengetahuan ibu tentang pencegahan gizi buruk pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Enemawira Kecamatan Tabukan Utara, masuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 98%, dan kategori pengetahuan cukup 3%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat menambah pengetahuan Ibu sehingga lebih peduli dan aktif dalam mencegah kejadian gizi buruk atau gizi kurang pada balitanya
GAMBARAN PERAN KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI KAMPUNG NAGHA II KECAMATAN TAMAKO, SANGIHE
Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menularbanyak muncul pada lanjut usia. Menurut Hasil Riskesdas 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia ialah PenyakitTidak Menular (PTM) antara lain adalah Hipertensi, Artritis, Stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) danDiabetes Melitus (DM).Tahun 2015 Kampung Nagha II memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.249 jiwa, jumlah lansiasebanyak 174 jiwa dan jumlah keluarga yang memiliki lansia yaitu 152 keluarga. Berdasarkan data Puskesmas SiloamTamako pada tahun 2016 lansia yang menderita Hipertensi di Kampung Nagha II berjumlah 39 orang. Jenis penelitianadalah penelitian deskriptif dengan metode survei, sampel pada penelitian ini sebanyak 39 responden. Pengumpulandata dengan menggunakan kusioner dan yang menjadi sampel keluarga yang mempunyal lansia yang menderitahipertensi.Dari penelitian didapatkan hasil 39 responden (100%) berperan dalam penatalaksanaan hipertensi padalansia
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kendahe Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara
Pendahuluan:Puskesmas Kendahe merupakan salah satu puskesmas di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, dimana cakupan pemberian ASI eksklusif termasuk dalam kategori 3 terendah pada tahun 2015, yaitu hanya 14,6%. Masalah pemberian ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh perilaku kesehatan (overt behavior) atau tindakan ibu, antara lain pengetahuan, sikap, pendidikan, keterpaparan informasi, promosi susu formula, serta berupa dukungan tenaga kesehatan dan keluarga/suami). Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan pemberian ASI eksklusif serta mengetahui hubungan diantara masing-masing faktor.
Metode: Metode yang digunakan ialah pendekatan cross sectional, dengan populasi semua ibu yang memiliki bayi berusia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kendahe. Teknik pengambilan sampel total sampling sebanyak 88 orang.
Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,2 % responden berumur 21-35 tahun, 43,2% berpendidikan SMU, 48,9% bekerja diluar rumah, 96,6% suku Sangihe, dan 42% bersalin di RS. Hasil uji menunjukkan tidak ada hubungan signifikan pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,846), tidak ada hubungan signifikan pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,803), ada hubungan signifikan persepsi dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,000), ada hubungan signifikan pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,000), ada hubungan signifikan promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,000), tidak ada hubungan signifikan dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,923), dan ada hubungan signifikan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,043). Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa persepsi merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan tindakan pemberian ASI (nilai Exp(B) = 5,61).
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI, yaitu pekerjaan, promosi susu formula, persepsi, dan dukungan petugas kesehatan
Velocity at Lactate Threshold and Running Economy Must Also be Considered Along With Maximal Oxygen Uptake When Testing Elite Soccer Players During Preseason
Velocity at lactate threshold and running economy must also be considered along with maximal oxygen uptake when testing elite soccer players during preseason. J Strength Cond Res 25(2): 414-419, 2011-Maximal oxygen uptake (V̇o2max) has been traditionally used to explain physiologic differences among soccer teams of different ranking. However, other endurance markers may have greater discriminatory ability. The purpose of this study was to examine whether velocity at lactate threshold and running economy can be used to better discriminate endurance characteristics of soccer teams of different levels along with V̇o2max during preseason testing. One hundred twenty-nine professional Greek soccer players participating in the top 3 divisions underwent an incremental treadmill test to exhaustion using expired gas analysis and simultaneous blood lactate measurements. Velocity at lactate threshold was determined using the Dmax method, and running economy was measured at 12 km·h−1. Analyses of variation were used to compare for differences between divisions. Velocity at lactate threshold was the only variable that was statistically different between any 2 divisions. In every comparison, the higher division had the higher velocity at lactate threshold. The V̇o2max was statistically different only between the top 2 divisions. Running economy was statistically different between divisions with similar V̇o2max, with better running economy for the higher division in each comparison. These results indicate that velocity at lactate threshold can be used to better discriminate endurance characteristics of soccer teams of different level along with V̇o2max during preseason testing. Running economy may reveal differences between teams with similar V̇o2max
- …