9 research outputs found

    MODEL TRANSFORMASIONAL KEPEMIMPINAN LINGKUNGAN APARATUR PEMDA DI PROVINSI LAMPUNG

    Get PDF
    The purpose of this study is to develop a transformational model of environmental leadership for local government officials in Lampung Province. The problem in this research is that the transformational model of environmental leadership is not yet known. Therefore, the formulation of the problem in this study is "What is the transformational model of environmental leadership for local government officials in Lampung Province?" The method used in this research is the model development method. To test the construct validity using the Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) statistical model and the Barlett test. The results of construct testing from experts (theoretical validation) related to substance, construct, and language showed an average result of 92.6 which means that the instrument is very feasible to be tested. Meanwhile, the results of the field test (empirical) on 240 research samples showed that the KMO and Barlett values were very significant. This means that the instrument being tested is very valid and reliable. The environmental leadership reliability coefficient obtained Cronbach Alpha value (r) = 0.979 is very reliable. Based on the research that has been done, it has produced standard instruments / environmental leadership standards as well as a transformational model of environmental leadership for local government officials in Lampung Province

    PENURUNAN KADAR BAKTERI E.COLI DENGAN METODE BIOSAND FILTER PADA AIR SUNGAI UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIH DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG

    Get PDF
    Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung memiliki Instalasi Pengolahan Air yang digunakan untuk mengolah air baku dari sungai menjadi air bersih yang digunakan untuk keperluan sarana sanitasi. Kualitas air baku yang akan diolah mengandung pencemar total coliform. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk menyaring air adalah Biosand Filter. Biosand Filter adalah saringan air yang menggunakan media pasir dengan penumbuhan lapisan biofilm. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja Biosand Filter dalam menyisihkan pencemar total coliform dari air sungai. Prosedur dalam penelitian ini menggunakan aliran Upflow secara kontinu. Dimensi reaktor yang digunakan berukuran 15cmx15cmx90cm. Diameter media penyaring seperti kerikil 6mm-15mm, pasir silika 1mm-6mm dan karbon aktif 1mm. Variasi ketebalan yang digunakan untuk mencari konsentrasi dan presentase penurunan kadar bakteri E.Coli adalah 15 cm, 30 cm, 45 cm, 60 cm dan  75cm. Laju alir di set-up sebesar 125 ml/menit. Pengambilan sampel dilakukan pada jam ke 0, 2, 4, 6, 8, 10 dan 12. Analisa dilakukan terhadap kadar bakteri E.Coli. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penurunan kadar bakteri E.Coli pada Biosand Filter sebesar 91,2% terjadi pada jam ke 8 pada tiap-tiap Biosand Filter dengan presentase terbesar terjadi pada ketinggian 75 cm.Kata kunci : air sungai, bakteri E.Coli, biosand filter, aliran upflow. ABSTRACT: Decrease Of E. Coli Bacterial With Biosand Filter Methods At River Water For Clean Water Supply In Pertamina Bintang Amin Lampung Hospital. Pertamina Bintang Amin Lampung Hospital has a Water Treatment that used for processing raw water from river into clean water used for sanitation facilities. The Raw Water has deficient quality of water because the total pollutant of coliform. One of the technologies that can be used to filter the raw water is Biosand Filter. Biosand Filter is a water filter uses sand media with the growth of biofilm layer. This research aims to test the performance of Biosand Filter in eliminating total pollifers of total coliform from river water. The procedures in this research use the currents upflow continuously. Dimension of reactor used size 15cmx15cmx90cm. The diameter of filter media such as gravel 6 mm-15 mm, 1mm-6mm silica sand and 1 mm active carbon. The thickness variations used percentage decrease of E.Coli bacteria is 15 cm, 30 cm, 45 cm, 60 cm and 75cm. The rate of flow in set-up by 125 ml/minutes. Sampling was performed at hours 0, 2, 4, 6, 8, 10 and 12. Analysis was performed on E.Coli bacteria content. Based on the results obtained, the decrease of E.Coli bacteria on Biosand Filter of 91,2% occurred at the 8 th houron each Biosand Filter with the largest percentage occurring at a height of 75 cm.Keywords : river water, E.Coli bacteria, biosand filter, upflow flo

    PENURUNAN KADAR BESI (Fe) DENGAN MENGGUNAKAN METODE AERATOR PNEUMATIC SYSTEM PADA AIR SUMUR GALI (STUDI KASUS: DI DESA SUKARAME BANDAR LAMPUNG)

    Get PDF
    Besi atau ferum (Fe) merupakan metal berwarna putih keperakan. Zat besi terdapat dimanamanabaik di dalam air maupun di dalam tanah terutama air sumur gali di desa SukarameBandar Lampung. standar kadar besi yang di perbolehkan dalam air bersih menurutPeraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 tahun 2001 sebesar 1 mg/l. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui Penurunan Kadar Besi (Fe) dengan menggunakan AeratorPneumatic System dengan metode batch dengan kecepatan udara 2,5 l/menit dan 3,5 l/menitpengambilan sampel dilakukan tiap 30 menit dengan waktu 0,30,60,90,120, dan 150 menit.Hasil Penelitian menunjukan bahwa penurunan kadar besi (Fe) dengan Aerator PneumaticSystem pada kecepatan udara2,5 l/menita dalah 56,34% pada menit ke 120, sedangkandengan kecepatan udara 3,5 l/menit adalah 56,32 % pada menit ke 90.Kata Kunci : penurunan kadar besi (fe), air sumur gali, aerator pneumatic system Reduction Of Iron Levels ( Fe ) With Pneumatic System Using Aerator In Shallow WaterWell (In The Village Sukarame Bandar Lampung). Iron or an iron (Fe) is a silvery-whitemetal. Iron is found everywhere both in water and in soil, especially water wells in thevillage Sukarame Bandar Lampung. Iron content standards that are allowed in the wateraccording to the Indonesian Government Regulation No.82 of 2001 amounted to 1 mg / l.This study was conducted to determine Decreased Levels of Iron (Fe) using AeratorPneumatic System with batch method with air velocity of 2.5 l / min and 3.5 l / min samplingwas done every 30 minutes with a time 0, 30, 60, 90, 120 , and 150 minutes. Results showedthat decreased levels of iron (Fe) with Aerator Pneumatic System on the air speed of 2.5 l/ min was 56.34 % at 120 minutes, while the air velocity 3.5 l / min was 56.32 % in minutesto 90.Keywords : decreased levels of iron (Fe), water well drilling, aerator pneumatic syste

    EVALUASI DAN REDESIGN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RS. PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG

    Get PDF
    Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini berkenaan dengan perencanaan untuk pengolahan air limbah Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Sistem yang digunakan yakni sistem biofilter aerob. Sistem ini dipilih karena pengoperasian mudah, lumpur yang dihasilkan sedikit, dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi, tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi konsentrasi, pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil. Hal – hal yang dikaji meliputi model sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), menghitung dimensi bangunan dan rencana anggaran biaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis kuantitas air limbah berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang air bersih dan air limbah Nomor 03-7065-2005, analisis kualitas air buangan menggunakan Peraturan Gubernur Lampung No. 7 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan di Provinsi Lampung, serta analisis rancangan anggaran biaya berdasarkan SNI DT 91-0006-2007 dan Harga Satuan Upah dan Bahan Kota Bandar Lampung tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan dan perancangan yang telah dibuat, IPAL yang akan digunakan sebagai sistem pengolahan air limbah Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin dapat menanggulangi atau mengatasi masalah pencemaran lingkungan. Hal ini terlihat dari tingkat efisiensi penurunan pengolahan cukup tinggi, yaitu BOD 13,132 mg/L (90,2%), COD 28,31 mg/L (90,20%), TSS 16,115 mg/L (87,5%), Amonia 6,91 mg/l (96%), dan Phosfat 0,804 mg/l (80%). Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun IPAL yaitu sebesar Rp,120.700.000.00,-. Katakunci : biofilter aerobik, kualitas air limbah, dimensi bangunan IPAL, RABABSTRACT: Evaluation And Installation Redesign Of Waste Water Treatment (WWTP) At Pertamina Bintang Amin Hospital Bandar Lampung. The problems discussed concerned about Waste Water Treatment at Pertamina Bintang Amin Hospital Bandar Lampung. The system was aerobic biofilter. The system was chosen by considering simple operation, less mud outpu, applicable on both high and low wastewater capacity and fluctuation of concentration and less effect on temperature decline towards management efficiency. This study examined waste water treatment, building dimension calculation and budget estimation. The waste water quantity analysis was based on Indonesia National Standar (INS) on cleadn water and waste water Number 03-7065-2005, residual water quality analysis was based on Lampung Governor Regulation Number 7 at the year of 2010 for waste water standard for business and trade at Lampung Province, and budget estimation analysis was based on SNI DT 91-0006-2007 and the cost of payments with materials in Bandar Lampung 2013. After calculation and design procedure, the study found that WWTP used by Pertamina Bintang Amin Hospital is possible to overcome environment contamination. This was demonstrated by of management efficiency is quite high,that are BOD 13,132 mg/L (90.2%), COD 28,31 mg/L (90.20%), TSS 16,115 mg/L (87,5%), Amonia 6,91 mg/L (96%), and Phosfat 0,804 mg/L (80%). The estimated budget was Rp, 120.700.000.00 IDR.Keywords : aerobic biofilter, wastewater quality, dimension building WWTP, RA

    Pembuatan Biogas Secara Kontinu Dari Limbah Sayuran Dengan Campuran Kotoran Sapi

    No full text
    ABSTRAK Sampah  sayuran merupakan limbah yang sebagian besar  dihasilkan dari pasar tradisional setiap dalam jumlah besar. Sampah sayuran merupakan limbah organik yang berpotensi untuk diolah menjadi biogas. Pada penelitian ini digunakan kotoran sapi sebagai campuran sekaligus starter dari bakteri metanogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola produksi biogas dari limbah sayuran pada proses aneorobik secara kontinu. Penelitian ini dilakukan pada skala bioreactor anerob15,5 liter dengan waktu tinggal 15 hari. Proses dilakukan dengan menambahkan influen limbah sayuran sebanyak 2,0g liter/2 hari. Variabel yang di uji adalah COD, Rasio, C/N, tinggi tekanan pada manometer dan komposisi biogas. Hasil penelitian memperlihatkan tinggi tekan pada manometer yang tidak begitu signifikan perbedaannya yakni antara 1.925,7 – 1.938,9 cm/hari. COD influen dengan kisaran 11.833,77 – 12.302,53 mg/l tereduksi menjadi kisaran 3.906,05 – 4.2445,41 mg/l dalam efluen. Komposisi biogas yang dihasilkan yaitu N₂ sebesar 2,153 %, CH4 sebesar 40,641CO2 sebesar 57,206 %. Rasio C/N menurun dari 14,76 dalam influent menjadi 5,60 dalam efluent. Kata Kunci: biogas, kontinu, limbah cair, tapioka.  ABSTRACTContinuous Biogas Production From Vegerable Waste With Cow Manure Mixture. Vegetable waste is a waste that is usually produced in large quantites on a daily basis in traditional markets. Vegetable waste is organic waste that maybe processed into biogas. In this study, cow dung was used as both mixture or starter of methanogenic bacteria. The  pupose of the study was to determine the pattern of biogas production from vegetable waste in a contious anaerobic process. This reseach was conducted on a 15.5 liters anaerobic  bioreactor scale with a recidence time of 15 days. The process is carried out by adding an inflow of vegetable waste up to 2.06 liters/2 days. The variables tested were COD, C/N ratio, height of the press on the manometer and the composition of the biogas.   The results showed that the pressure level on the manometer was not significantly different, namely between 1925,7 and 1938,9 cm/day. The influence of the COD with a range of 11,833.77 – 12,302. 53 mg/l is reduced to a range of 3,906.05 – 4,2445.41 mg/l in the wastewater . The resulting biogas composition is N2 of 2.153%, CH4 of 40,461 % an COD of 57.206% the C/N ratio decreased from 14.76 in the  inflow to 5.60 in the outflow. Keywords: biogas, continuous, tapioca, liquid wast

    Analisis Emisi Karbon Monoksida Akibat Kemacetan Kendaraan di Kota Bandar Lampung (Studi Kasus: Palang Pintu Perlintasan Kereta Api Jl. Hi. Komarudin)

    No full text
    Penurunan kualitas udara disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk dansemakin beragamnya mobilitas manusia. Aktivitas transportasi di Kota Bandar Lampung seperti kereta api menimbulkan kemacetan dan peningkatan jumlah kendaraan di lokasi perlintasan sehingga menyebabkan polusi udara yang tinggi terutama gas karbon monoksida yang dihasilkan langsung dari pembuangan kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perlintasan kereta api terhadap peningkatan emisi karbon monoksida (CO). Lokasi penelitian dilakukan di Jl. Hi. Komarudin yang merupakan jalan utama penghubung perbatasan antara kota Bandar Lampung dengan Kecamatan Natar. Penelitian ini menggunakan metode dengan cara menghitung lajuan jumlah kendaraan menggunakan traffic counting, menghitung emisi CO mengacu pada Permen LH No. 12 Tahun 2010 dan menganalisis besarnya pengaruh jumlah kendaraan terhadap konsentrasi emisi CO. Kemudian  data yang diperoleh diuji menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan software Microsoft Excel. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa terdapat hubungan yang searah dan kuat antara jumlah kendaraan bermotor dengan emisi Karbon Monoksida akibat perlintasan kereta api, dimana apabila semakin banyak jumlah kendaraan yang melintas maka konsentrasi emisi Karbon Monoksida juga semakin tinggi

    PEMETAAN KONSENTRASI KARBON DIOKSIDA (CO2) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

    No full text
    ABSTRAKTransportasi merupakan salah satu kegiatan yang berkontribusi sebagai penghasil emisi karbon. Proses pembakaran bahan bakar minyak pada kegiatan tersebut dapat menghasilkan emisi karbon, terutama karbon dioksida. Emisi karbon ini berpotensi menyebabkan pemanasan global akibat bertambahnya gas rumah kaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan pemetaan emisi karbon, khususnya gas karbon dioksida (CO2) di jalan utama Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung yang dilakukan dengan menggunakan jumlah kendaraan, faktor emisi, konsumsi energi spesifik, panajang jalan dan program arcGIS. Survey dilakukan dengan metode traffic counting pada jam puncak dalam waktu satu minggu. Data primer yang diperoleh, dianalisa dengan data sekunder sehingga didapatkan  jumlah kendaraan rata-rata per jam. Jumlah kendaraan rata-rata akan dianalisa dengan mengkonversi satuan kendaraan ke satuan mobil penumpang (smp). Hasil analisa akan dituangkan dalam bentuk peta persebaran emisi. Hasil penelitian menunjukan bahwa emisi tertinggi terdapat di Jalan Teuku Umar dengan jumlah emisi sebesar 149. 600.532,356 g CO2/jam dan emisi terendah terdapat di Jalan Urip Sumoharjo dengan jumlah emisi sebesar 38.949.491,448 g CO2/jam. Pada peta persebaran, emisi tertinggi ditandai dengan warna coklat yang pekat dan emisi terendah dengan warna abu – abu. Kata Kunci : Transportasi, emisi CO2, peta persebaran emisi, arcGIS. ABSTRACTThe Mapping of Carbon Dioxode (CO2) Concentration from Motor Vehicles in Kedaton District Bandar Lampung By Using Geographic Information System. Transportation is one of the activities that contribute as a producer of carbon emissions. The process of burning fuel oil in these activities can produce carbon emissions, especially carbon dioxide. This carbon emission has the potential to cause global warming due to the increase in greenhouse gases. This study aims to determine the amount and mapping of carbon emissions, especially carbon dioxide gas (CO2) on the main road in Kedaton District, Bandar Lampung City, which was carried out using the number of vehicles, emission factors, specific energy consumption, road length and the arcGIS program. The survey was conducted using the traffic counting method at peak hours within one week. Primary data obtained, analyzed with secondary data so that the average number of vehicles per hour is obtained. The average number of vehicles will be analyzed by converting vehicle units to passenger car units (pcu). The results of the analysis will be presented in the form of a map of the distribution of emissions. The results showed that the highest emissions were on Jalan Teuku Umar with total emissions of 149,600,532,356 g CO2/hour and the lowest emissions were on Jalan Urip Sumoharjo with total emissions of 38,949,491,448 g CO2/hour. On the distribution map, the highest emission is indicated by a dark brown color and the lowest emission is indicated by a gray color.Keywords: Transportation, CO2 emissions, emission distribution map, arcGIS

    DAYA SERAP CO2 TANAMAN PENGISI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PRIVAT RUMAH BESAR PERUMAHAN SPRINGHILL DAN CITRA MAS DI KELURAHAN KEMILING PERMAI

    No full text
    ABSTRAK Kelurahan Kemiling Permai berpotensi besar terjadi pencemaran udara akibat kegiatan transportasi, dan perdagangan. Sedangkan saat ini ketersediaan ruang terbuka hijau menurun akibat konversi lahan menjadi pemukiman. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah mengembangkan ruang terbuka hijau di kelurahan kemiling permai dengan memaksimalkan daya serap emisi karbon dioksida oleh tanaman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah emisi di kelurahan kemiling permai serta mengevaluasi kecukupan daya serap emisi karbon dioksida oleh pohon pengisi ruang terbuka hijau. Analisis dilakukan dengan metode perhitungan emisi dari kendaraan bermotor. Perhitungan emisi kendaraan bermotor merujuk pada PermenLH 12/2010, jumlah pohon menggunakan sensus, daya serap diperoleh dari studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total emisi karbon dioksida di Perumahan Citra Mas 3,86 g CO2/jam, Springhil Blok A 2,37 g CO2/jam dan Springhill Blok B 13,28 g CO2/jam. Lebih lanjut, daya serap tanaman di Perumahan Citra Mas 1813,47 g CO2/jam, Springhill Blok A 369,84 g CO2/jam dan Springhill Blok B 879,88 g CO2/jam. Dengan demikian ruang terbuka hijau yang tersedia di Citra Mas dan Springhill Blok A dan B telah mencukupi untuk menyerap emisi CO2. Strategi pengoptimalan ruang terbuka hijau dilakukan melalui pemilihan jenis pohon serta tanamnan pelengkap perdu dan semak dengan daya serap karbon dioksida yang tinggi, antara lain 1) Ficus benjamina 2) Mangrifera indica 3) Persea Americana 4) Zamioculcas 5) Pennisetum purpureum. Kata Kunci : emisi, ruang terbuka hijau, rumah besar, rekomendasi, tanaman ABSTRACT CO2 Absorption Of Private Green Open Space Filling Plants At Springhill And Citra Mas Residence In Kemiling Permai Sub District. Kelurahan Kemiling Permai has a large potential for air pollution due to transportation activities and  trade. Meanwhile, currently the availability of green open space has decreased due to land conversion into settlements. One of the strategic steps taken is to develop green open spaces in rural villages by maximizing the absorption of carbon dioxide emissions by plants. The purpose of this study was to determine the amount of emissions in the village of Kemiling Terbang and to evaluate the adequacy of the absorption of carbon dioxide emissions by the trees filling green open spaces. The analysis was carried out by the method of calculating emissions from motorized vehicles. The calculation of motor vehicle emissions refers to PermenLH 12/2010, the number of trees using a census, absorption capacity is obtained from literature studies. The results showed that the total carbon dioxide emissions in Citra Mas residence were 3,86 g CO2/hour, Springhil Block A 2,37 g CO2/hour and Springhill Block B 13,28 g CO2/hour. Furthermore, the plants absorption capacity in Citra Mas residence is 1813.47 g CO2/hour, Springhill Block A 369,84 g CO2/hour and Springhill Block B 879,88 g CO2/hour. Thus, the green open space available in Citra Mas and Springhill Blocks A and B is sufficient to absorb CO2 emissions. The strategy for optimizing green open spaces is done by selecting tree species and complementary shrubs and shrubs with high carbon dioxide absorption,  including 1) Ficus benjamina 2) Mangrifera indica 3) Persea Americana 4) Zamioculcas 5) Pennisetum purpureum. Keywords : emissions, green open space, big houses, recommendations, plant

    GERAKAN MEMILAH SAMPAH SEJAK USIA DINI ( THE GARBAGE-SORTING PROGRAME SINCE CHILDHOOD)

    No full text
    Pengetahuan memilah sampah sangat penting dalam mengawali langkah untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada.  Membiasakan membuang sampah dengan memilah sampah terlebih dahulu akan lebih baik jika dilakukan sejak usia dini, karena diusia inilah karakter seseorang akan dibentuk bagi anak di TPA Darul Ilmi Dusun Totoharjo 2 Desa Poncorejo Kec. Way Ratai, Kab.Pesawaran.  Adapun metode yang digunakan yaitu sosialisasi, dengan adanya sosialisasi ini anak-anak TPA mendapatkan informasi bagaimana memilah sampah sesuai dengan karakteristik sampah. Hasil dari kegiatan ini diperoleh yakni adanya beberapa kegiatan yang kami lakukan di TPA darul ilmi dalam memahami pemilahan sampah maupun pengelolaan sampah. Dengan adanya pemahaman tersebut maka akan tertanam kepada anak-anak mengenai cinta lingkungan dan estetika. Pendidikan karakter dalam membuang sampah kepada anak-anak bisa berhasil.
    corecore