776 research outputs found

    Perikanan Tongkol di Perairan Buyat Pante

    Get PDF
    Fisheries development in Indonesia, especially in North Sulawesi, is to optimize the utilization of resources through a comprehensively integrated approach and accommodate a variety of interests, such as fishermen, national economy, sustainability of marine resources and fisheries, and environmental balance and sustainability. For fisheries policy preparation, adequate information on fish resources is required. One of the fish resources in Buyat Bay area is little tuna (Auxis thazard). This study aimed to evaluate the little tuna resource and fishing season in the waters of Buyat Bay and surrounding areas. The fishing area in Buyat Bay waters is 4.88 km2. The little tuna biomass of Buyat Bay is 0.486 ton/km2. Monthly average catch was 0.7 tons relative to the maximum sustainable catch of 2.37 ton/month, and then the exploitation rate was 29.59%. This meant that the catch landed in Buyat Pante was lower than the monthly maximum sustainable catch. The catch is allowed at 80% of the maximum sustainable catch, which amounted to 1.89 tons/month. Tuna fishing season in Buyat Bay occurred in March and then from May to September following the pattern of the two-month season of the year for high density

    Pembelajaran Jenis-jenis Bangun Datar Segitiga Menggunakan Metode Two Stay Two Stray

    Full text link
    Beberapa kajian menunjukkan kesulitan siswa dalam pembelajaran bangun datar segitiga. Siswa lebih cenderung diperkenalkan rumus secara langsung tanpa dilibatkan dalam proses penemuan konsep. Oleh karena itu didesainlah suatu pembelajaran dengan menggunkaan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi jenis-jenis bangun datar segitiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hasil belajar siswa setelah dilakukan kegiatan belajar dengan menggunkan metode kooperatif tipe TSTS. Dari tes yang dilakukan setelah diterapkan metode kooperatif tipe TSTS diperoleh rerata nilai tes siswa sebesar 73,96 dengan persentase ketuntasan siswa 78,57%. Hal itu menunjukkan bahwa siswa kelas tersebut telah tuntas dalam materi yang diajarkan

    DUKUNGAN SOSIAL DAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA KEDOKTERAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji peranan dukungan sosial terhadap stres akademik pada mahasiswa kedokteran. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan terhadap 103 responden dengan menggunakan skala stres akademik, yaitu Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA) dan dukungan sosial, yaitu Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik regresi sederhana. Hasil membuktikan bahwa hipotesis penelitian ini diterima yaitu terdapat peranan dukungan sosial terhadap stres akademik. Pada hasil uji regresi juga diperoleh nilai R Square sebesar 0.079, artinya sebesar 7.9% variabel stres akademik ditentukan oleh variabel dukungan sosial, sedangkan 92.1% disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk penelitian ini. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa kategori stres akademik responden adalah sedang dan dukungan sosial berada pada kategori tinggi

    Analisis tren hasil tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan alat tangkap purse seine dan pole and line (Studi kasus di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung)

    Get PDF
    Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan salah satu sumberdaya ikan  ekonomis penting yang dihasilkan dari perairan Indonesia, baik sebagai komoditas ekspor maupun sebagai komoditas konsumsi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan gizi nasional. Prediksi hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Bitung untuk tahun-tahun yang akan datang belum diketahui oleh berbagai pihak. Sehingga dianggap perlu untuk melakukan penelitian tentang analisis hasil tangkapan ikan cakalang ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung, juga untuk mengetahui prediksi hasil tangkapan ikan cakalang untuk tiga tahun ke depan. Hasil dari penelitian ini berguna untuk dijadikan pedoman pengembangan pelabuhan perikanan ke depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus dengan menggunakan analisis regresi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa tren hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung hingga tahun 2016 akan cenderung meningkat; dengan demikian kebutuhan pasokan bahan baku ikan cakalang untuk tiga tahun mendatang masih dapat terpenuhi

    Komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar di perairan sekitar Desa Lopana Teluk Amurang

    Get PDF
    Desa Lopana, merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Minahasa Selatan yang memiliki perairan laut yang relatif luas. Permukiman penduduk sebagian besar berada di pesisir pantai, sehingga kegiatan lebih banyak terfokus pada kegiatan yang berhubungan dengan  pemanfaatan sumberdaya perikanan. Pemanfaatan sumberdaya  perikanan yang ada masih bersifat tradisional, seperti pancing noru, pancing dasar, pancing ikan tindarung dan  jaring insang. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh masyarakat nelayan adalah jaring insang dasar (bottom gillnet) yang digunakan untuk ikan demersal, tetapi dapat juga tertangkap ikan pelagis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar berukuran  mata 1¾ inci dan 2 inci; mengikuti metode deskriptif yang didasarkan pada studi kasus. Total hasil tangkapan jaring insang dasar adalah 1339  ekor. Tangkapan jaring insang dasar ukuran mata 1 ¾ inci sebanyak 706 ekor yang terdiri dari 7 jenis; tetapi yang dominan adalah masua, Decapterus russeli (86,04%), gorara, Pentapodus bifasciatus (6,91%) dan kowong, Lutjanus rufolineatus (3,53%). Tangkapan jaring insang dasar ukuran mata 2 inci sebanyak 630 ekor yang terdiri dari 8 jenis; dan ikan dominan adalah masua, Decapterus russeli (88,89%), tude, Selaroides leptolepis 3,33% dan kowong, Latjanus rufolineanus (2,86%)

    Poly(2-cyclopropyl-2-oxazoline): from rate acceleration by Cyclopropyl to Thermoresponsive properties

    Get PDF
    The synthesis and microwave-assisted living cationic ring-opening polymerization of 2-cyclopropyl-2-oxazoline is reported revealing the fastest polymerization for an aliphatic substituted 2-oxazoline to date, which is ascribed to the electron withdrawing effect of the cyclopropyl group. The poly(2-cyclopropyl-2-oxazoline) (pCPropOx) represents an alternative thermo-responsive poly(2-oxazoline) with a reversible critical temperature close to body temperature. The cloud point (CP) of the obtained pCPropOx in aqueous solution was evaluated in detail by turbidimetry, dynamic light scattering (DLS) and viscosity measurements. pCPropOx is amorphous with a significantly higher glass transition temperature (T(g) similar to 80 degrees C) compared to the amorphous poly(2-n-propyl-2-oxazoline) (pnPropOx) (T(g) similar to 40 degrees C), while poly(2-isopropyl-2-oxazoline) piPropOx is semicrystalline. In addition, a pCPropOx comb polymer was prepared by methacrylic acid end-capping of the living cationic species followed by RAFT polymerization of the macromonomer. The polymer architecture does not influence the concentration dependence of the CP, however, both the CP and T(g) of the comb polymer are lower due to the increased number of hydrophobic end groups

    Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

    Get PDF
    Perikanan “soma pajeko” (pukat cincin) sudah cukup lama ada di Sulawesi Utara. Di Labuan Uki Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow terdapat alat tangkap soma pajeko sebanyak 35 unit. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kesesuaian ukuran panjang kantong dengan panjang jaring, panjang jaring dengan lebar jaring (nilai k), panjang kapal, lebar kapal dan dalam kapal, serta panjang kantong dengan panjang kapal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang kantong soma pajeko  berkisar antara 10,50 dan 20,25 m. Panjang kantong tersebut tidak mencapai 20 % dari panjang keseluruhan alat tangkap. Nilai kesesuaian k panjang dan lebar jaring berkisar antara 0,19 dan 0,28 berada dalam kisaran k standar. Perbandingan antara panjang kapal, lebar kapal, serta dalam kapal adalah L/B 4,78–6,25, L/D 13,5–21,3, dan B/D  2,4–4,4. Nilai-nilai perbandingan tersebut tidak sesuai dengan standar.  Perbandingan panjang kantong dan panjang kapal berkisar antara 0,66 dan 0,93 dan tidak sesuai dengan standar perbandingan

    Analisis kelayakan usaha pukat pantai

    Get PDF
    Usaha perikanan adalah seluruh usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap ikan, membudidayakan ikan, serta termasuk kegiatan menyimpan mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial. Aspek kelayakan usaha adalah aspek menyangkut masalah keuangan yang diinvestasikan dalam pengeluaran, penerimaan serta pendapatan suatu usaha. Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan usaha soma dampar dan mengetahui sistem bagi hasil antara pemilik alat tangkap pukat pantai dan buruh pada satu trip penangkapan yang telah dilakukan terhadap satu unit soma dampar Kelurahan Mawali.Penelitian ini menggunakan metode survei dan studi kasus. Investasi sebesar Rp. 108.846.000. biaya tetap Rp. 11.889.200. biaya tidak tetap Rp. 33.200.000. biaya total Rp.45.089.200. pendaptan nilai produksi Rp. 137.500.000. BCR (Benefit Cost Ratio) Sebesar 3.05%. BEP (Break Even Point) sebesar Rp. . rentabilitas 8 % dan jangka waktu pengembalian dalam waktu 1,177 tahun tahun atau kurang lebih 1 tahun 2 bulan. Maka dari hasil tersebut, usaha soma dampar kelurahan Mawali layak menguntungkan

    Komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar dan cara tertangkapnya ikan di Perairan Malalayang (Composition catches of bottom gillnet and how to catch fish in Malalayang Waters)

    Get PDF
    Gill net is a fishing gear set vertically underwater to ambushed off the fish swimming direction. The fish are caught by means of gill trapped or body entangled. One of the gill fishing ground is in Malalayang Dua, Manado. This study was aims to knowing the species composition of bottom gill net with mesh size of 3 inches, 3½ inches, and 4 inches, comparing the catch number and individual size caught in different mesh size, and knowing how they were caught. The study used a descriptive method based on a case study. Results showed that the catches were dominted by parrotfish (Scarus sp.), 26 individuals, followed by surgeonfish (Achanthurus pyroferus), 21 individuals, butterflyfish (Zanclus cornutus), 8 individuals, and other species, less than 5 individuals. The fish caught in the mesh size of 3 inches were 60 individuals, 3½ inches were 29 individuals, 4 inches were 2 individuals. The parrotfish were dominantly caught in the mesh size of 3 inches, 17 individuals, tangs in 3 inches, 13 individuals, and the butterflyfish in 3 inches, 7 individuals. The heaviest fish caught in the mesh size of 3½ inches was 2.74 kg for parrotfish, 1.55 kg for surgeonfish and 5.1 kg for goatfish.Keywords: bottom gill net, catch composition, size, number of catches. AbstrakJaring insang adalah jaring yang dipasang tegak lurus dalam  air untuk menghadang arah renang ikan. Jaring insang dasar merupakan salah satu alat tangkap yang pengoperasiannya digemari oleh nelayan-nelayan yang dilakukan didaerah tertentu (certain area) tangkapan sehingga diharapkan semua ikan ataupun yang berada pada area dapat tertangkap. Salah satu daerah penangkapan ikan dengan jaring insang adalah Malalayang Dua Kota Manado. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar yang berukuran mata 3 inci, 3½ inci dan 4 inci, membandingkan komposisi jumlah dan ukuran hasil tangkapan dari ukuran mata jaring yang digunakan, dan mengetahui bagaimana cara tertangkapnya ikan pada berbagai ukuran mata jaring. Jenis ikan kakatua (Scarus sp) mendominasi hasil tangkapan sebanyak 26 ekor, diikuti oleh ikan butana (Achanthurus pyroferus) sebanyak 21 ekor, ikan kupu-kupu (Zanclus cornutus) sebanyak 8 ekor sedangkan jenis lainnya tertangkap kurang dari 5 ekor. Jumlah hasil tangkapan yang diperoleh ukuran mata 3 inci 60 ekor,ukuran mata 3½ inci  yaitu 29 ekor, dan ukuran mata 4 inci hanya  2 ekor. Komposisi jumlah hasil tangkapan ikan Kakatua didominasi oleh mata jaring ukuran 3 inci yaitu 17 ekor, pada ikan Butana didominasi oleh mata jaring 3 inci yaitu 13 ekor, dan untuk ikan kupu-kuu didominasi oleh mata jaring 3 inci dengan jumlah 7 ekor. Bobot ikan kakatua lebih berat pada mata jaring 3½ inci yaitu 2,74 kg, ikan Butana lebih berat pada mata jaring 3½ inci yaitu 1,55 kg, dan ikan Biji nangka pada mata 3½ inci dengan berat 5,1 kg.Kata kunci : jaring insang dasar, komposisi hasil tangkapan, ukuran, hasil tangkapa

    Perbandingan fase umur bulan terhadap hasil tangkapan sero di perairan Teluk Amurang Provinsi Sulawesi Utara

    Get PDF
    Sero diklasifikasikan sebagai alat tangkap pasif dengan memanfaatkan tingkah laku ikan yang beruaya ke arah pantai saat air pasang. Dengan demikian, tingginya osolasi pasang surut yang berkaitan dengan fase bulan di langit, akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan sero. Tetapi informasi ilmiah seperti ini khususnya pada sero belum banyak tersedia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh fase umur bulan terhadap hasil tangkapan sero; mengidentifikasi jenis hasil tangkapan dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh. Penelitian ini dilakukan di Teluk Amurang, yang didasarkan pada metode deskriptif, mulai dari Agustus sampai September 2014. Hasil identifikasi spesies yang tertangkap di sero selama penelitian berjumlah 699 ekor, dimana 386 ekor tertangkap pada fase gelap, 199 ekor tertangkap pada fase bulan perbani awal, 71 ekor tertangkap pada bulan perbani akhir dan 43 ekor tertangkap pada bulan purnama terang. Pada fase bulan gelap, fase bulan perbani awal dan fase bulan perbani akhir memberikan hasil tangkapan banyak, tetapi fase bulan purnama terang hasil tangkapan sedikit
    corecore