18 research outputs found

    Community Structure of Sea Cucumber (Holothuroidea) in the Coastal Area of the Island of Jailolo Subdistrict Nyaregilaguramangofa South Halmahera Regency West of North Maluku

    Get PDF
    Sea cucumbers (Holothuroidea) are a group of marine invertebrate animals of the class Holothuroidea (phylum Echinodermata). At present, hunting of sea cucumbers is not only targeted at species of high economic value, but also of low economic value. The pressure of exploitation has led to a decline in the population that can cause changes in the structure of the community. The purpose of this research is to understand the type of sea cucumber, analyze the structure of sea cucumber which includes individual density, diversity index, domination index, inter species association and dispersion pattern. Sampling was conducted at night during the lowest tide in April 2016. Based on the results of research conducted in the coastal area of Nyaregilaguramangofa Island, South Jailolo district, West Halmahera Regency, North Maluku. Species of sea cucumbers found in the study sites were 6 species of sea cucumber: Holothuria atra, Holothuria hilla, Holothuria scabra, Bohadschia marmorata, Bohadschia vitiensis and Ophedesoma grisea, each with an average individual density of 0.029 ind/m2, the diversity index (H \u27= 1,495), the fairness index (e = 0.834), the dominance index (C = 0.260), the association between the six species forming 4 pairs of positive associations and 11 pairs of negative associations and the entire population has a randomly distributed pattern

    Pertumbuhan Alga Cokelat Padina Australis Hauch Di Perairan Pesisir, Desa Kampung Ambon, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara

    Full text link
    Alga laut adalah bagian terbesar dari tumbuhan laut, namun dari segi morfologi tumbuhan ini mempunyai perbedaan dengan tumbuhan-tumbuhan yang ada di daratan. Alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti alat pelekat (holdfast), batang (stipe) dan daun (blade) meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya merupakan bentuk thallus belaka. Pemanfaatan rumput laut di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1920 yang digunakan secara tradisional sebagai makanan seperti lalap, sayur dan manisan. Akan tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pemanfaatan alga laut ke arah komersial untuk diekspor semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kandungan kimia yang terdapat dalam alga laut seperti agar dan karaginan yang terdapat pada alga merah, algin pada alga cokelat serta alga hijau yang merupakan sumber karbonat. Salah satu jenis alga laut cokelat yaitu Padina. Pada tahun 2014, telah dikembangkan produk anti-ageing oleh PT APRO yang bekerja sama dengan CEVA (Centre d‟Etude et de Valorisation des Algues) di Pleubian, Perancis yang berasal dari Padina australis yang dipanen dari Kawasan Timur Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pertumbuhan alga cokelat Padina australis untuk menentukan waktu panen yang tepat untuk pengembangan budidaya

    Zooplankton Community in the Waters of Lab Faculty of Fisheries and Marine Science East Likupang North Minahasa

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis, kepadatan, dan struktur komunitas Zooplankton seperti Indeks Keanekaragaman (H\u27), Indeks Dominansi (C), dan Keseragaman (e). Pengambilan sampel dilakukan pada 12 November 2019 mengunakan planktonet sampai kedalaman 10 m dari permukaan laut, dilakukan secara vertikal sebanyak 3 kali pada setiap titik. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh 22 genus 26 spesies dalam 3 kelas yaitu : Paracalanus sp, Rhincalanus sp, Calanus sp., Corycaeus sp, Acrocalanus sp., Oncaea sp, Oithona sp., Scolecithricella sp., Euterpina sp., Eurytemora sp., Centropages sp., Ctenocalanus sp., Eucalanus sp., Pseudocalanus sp., Microsetella sp., Nauplius sp., Squilla sp., Siriella sp., Pseudeuphausia sp., Nematocelis sp., Zoea., Solenocera sp. Kepadatan Relatif tertinggi terdapat pada Paracalanus sp yakni 39.38%. Keanekaragaman (H\u27) zooplankton di dua titik tergolong sedang. Nilai tersebut menunjukkan komunitas organisme dalam kondisi yang kurang beragam. Dan Dominansi (C) menunjukkan tidak ada spesies yang mendominasi di perairan Likupang Timur

    Study of Long Weight Relation of Scylla Serrata in Mangrove Forest Around the Wet Laboratory FPIK Eeast Likupang District North Minahasa

    Full text link
    Kepiting bakau (Scylla serrata) adalah binatang anggota crustasea berkaki sepuluh dari infraordo Brachura, yang dikenal mempunyai ekor yang sangat pendek (dalam bahasa Yunani : brachy = pendek, ura = ekor). Kepiting bakau adalah salah satu biota perairan yang bernilai ekonomis penting dan kehidupannya sangat dipengaruhi oleh keberadaan hutan mangrove. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan panjang berat berserta pola pertumbuhan dari kepiting bakau (Scylla serrata). Pengambilan sampel diperoleh dengan melakukan kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap yaitu bubu (chang). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Daerah Hutan Mangrove sekitar Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Likupang Timur pada bulan Agustus – September 2017. Kepiting bakau (Scylla serrata) yang di dapat selama melalukan penelitian diperoleh sebanyak 32 individu

    Struktur Komunitas Teripang (Holothuroidea) Di Kawasan Pantai Desa Ondong Kecamatan Siau Barat Kabupaten Siau Tagulandang Biaro1

    Full text link
    Sea cucumbers is a group of marine invertebrates belonging to class holothuroidea. At this time, the hunting for sea cucumber is not just targetted on the expensive species, but also the cheap one. The exploitation pressure has caused population decline which can cause changes in their community structure. This research was aimed to understand the types of sea cucumber, analyze the structure of the community sea cucumber which includes the density of individuals, diversity index, the dominance index, interspecific and the dispersion pattern. Sample collection was done at night at the lowest tide in December, 2013. Based on the research activities in the coastal areas of Ondong, west Siau district, Siau-Tagulandang-Biaro regency, 7 species of holothuroidea were found : Holothuria atra, Holothuria leucospilota, Actinopyga echinites, Actinopyga lecanora, Bohadschia argus, Bohadschia marmorata and bohadschia vitiensis, respectively with mean individual density of 0.797 ind/m2, diversity index (H' = 1.718), equity index or harmony (e = 0. 883), dominance index (C = 0.218), interspecific association between 7 species forming 5 pairs of positive associations and 16 pairs of negative association andrandomdistribution

    Beberapa Aspek Biologi Ikan Beronang (Siganus Vermiculatus) Di Perairan Arakan Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan

    Get PDF
    BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN BERONANG (Siganus vermiculatus) DI PERAIRAN ARAKAN KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN1 Suleiman Tuegeh2, Ferdinand F Tilaar3, Gaspar D Manu3 ABSTRACT One of the goals in the development of fisheries and marine biological resources is the formation of water conservation. Marine biological resources are considered to have significant economic value is rabbitfish. Availability of rabbitfish throughout Indonesia is still relatively large, this is possible because the Rabbitfish is a part of the coral reef ecosystem. The existence of rabbitfish (Siganus vermiculatus) in the waters of Arakan is a source of considerable revenue to help the fishermen in the village of Arakan. Market demand for these fish make the fishermen increasing the catch of rabbitfish in the waters of Arakan. As an initial action on the prevention of exploitation of this resource, one of the main things is the availability of biological information. This study is implemented with the aim to find out some biological aspects of Rabbitfish (Siganus vermiculatus), the L-W relationship, the pattern of growth, condition factor, gonad maturity index, gonado index and the sex ratio. Keywords: Biological aspect, rabbitfish ABSTRAK Salah satu tujuan dalam pembangunan perikanan dan kelautan adalah pembinaan kelestarian sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati laut yang tergolong mempunyai nilai ekonomis penting adalah ikan beronang. Ketersediaan dari ikan ini di seluruh Indonesia masih relatif besar, hal ini dimungkinkan karena ikan beronang merupakan bagian dari ekosistem terumbu karang. Keberadaan ikan beronang (Siganus vermiculatus) di perairan Arakan merupakan sumber pendapatan yang cukup membantu para nelayan di Desa Arakan. Permintaan pasar akan ikan beronang ini membuat para nelayan semakin giat dalam menangkap ikan beronang yang ada di perairan Arakan. Sebagai tindakan awal pencegahan eksploitasi pada sumberdaya ini salah satu hal utama ialah tersedianya informasi aspek biologi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui beberapa aspek biologi ikan beronang (Siganus vermiculatus) yaitu hubungan panjang berat, pola pertumbuhan, faktor kondisi, indeks kematangan gonad (IKG), indeks gonad (IG) dan perbandingan jenis kelamin

    Seagrass Community at Kampung Ambong\u27s Water East Likupang Subdistrict, North Minahasa Regency

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan di Perairan Kampung Ambong Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.Tujuan dari penelitian ini mengetahui komposisi jenis lamun dan menganalisis kepadatan, indeks dominasi, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan. Pengambilan data dilakukan dengan metode garis transek. Penempatan transek di bagi menjadi 3 garis transek yang di letakkan tegak lurus garis pantai dengan panjang masing-masing garis transek 95 meter. Sedangkan jarak antara transek 1 dengan transek yang lain (2 dan 3) masing-masing 100 m. Dari hasil penelitian komposisi jumlah spesies lamun (seagrass) adalah 10. Kesepuluh spesies yang teridentifikasi yaitu: Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halphila minor, Thalassia hempricii, Halodule uninervis, Halophila spinulosa.Kepadatan masing-masing spesies diperoleh menunjukkan nilai tertinggi yaitu Cymodocea rotundata 2608 individu/m2, Syringodium isoetifolium 816 individu/m2, Halophila decipiens 420 individu/m2, Halodule pinifolia 292 individu/m2, Cymodocea serrulata 268 individu/m2, Enhalus acoroides 260 individu/m2, Halophila minor 224 individu/m2, Thalassia hempricii 160individu/m2, Halodule uninervis 124individu/m2, Halophila spinulosa 20 individu/m2. Sedangkan indeks dominasi diperoleh 0.3 berada dalam kategori rendah, artinya tidak ada spesies yang mendominasi di perairan tersebut. Indeks keanekaragaman diperoleh 1.65 berada dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas spesies dalam kondisihampir merata, karena memiliki peluang yang sama. Indeks kemerataan diperoleh 0.72 berada dalam kategori tinggi, karena memiliki padang lamun campuran

    Karakteristik Morfometrik Dan Faktor Kondisi Kerang Totok (Polymesoda Erosa) Di Hutan Mangrove Desa Nusajaya Kecamatan Waslei Selatan Kabupaten Halmahera Timur Maluku Utara

    Full text link
    Clam, Polymesoda erosa is species that live in sandy and muddy substrata of mangrove ecosystem. The aims of this study are to look at the relationship of the shell length and width,body thiekness, body weight and organ weight based on class size to determine the growth. The study also was designed to reveal the conditional factor based on the clam class size. The samples were collected during the day at lowest tide in January 2014. The total is 153 individuals of Polymesoda erosa clam were collected during the study. The result shows thare is a strong positive relationship between body lenght and body weight as shown within the regression analysis with intercept (a) = 0,470779, regression coefficient (b) = 0,69095 and correlation coefficient (r) = 0,406357. Based on the r value, it can be concluded that there is strong relationship regarding the length and weight increment as much as 40,63 %

    Growth of Brown Algae, Padina Australis, in the Coastal Waters of Serei Village, West Likupang District, North Minahasa Regency

    Full text link
    Marine algae is one resource that has important economic value because it has cagar, carrageen and alginate ontent (Indriani and Sumiarsih, 1999). In the world of science, the word algae comes from the Greek , algor which means cold (Nontji, 2002). Padina australis is a species of marine algae belong to Phaeophyta Division (brown algae) which is commonly found in marine waters, from shallow to deep waters. This algae has a wide transparent brown sheet or filament shape. This study was aimed to observe the growth of algae P. australis by using case study method where samples of Padina algae taken from nature were placed into basket as container for culturing. While the technique used is cultivation using basket; in order to determine the growth, algae was analyzed further by measuring the maximum weight of P. australis living without substrate. Some environmental factors such as temperature, salinity, depth and tides were recorded to see their impact on the growth of P. australis. Serei village is the location of the research on the growth of this P. australis. The result also records that P. australis can only live about three weeks and after that die. The growth of P. australis was greatest in the 8th container weighing 23 gr
    corecore