71 research outputs found
Lawson criterion for ignition exceeded in an inertial fusion experiment
For more than half a century, researchers around the world have been engaged in attempts to achieve fusion ignition as a proof of principle of various fusion concepts. Following the Lawson criterion, an ignited plasma is one where the fusion heating power is high enough to overcome all the physical processes that cool the fusion plasma, creating a positive thermodynamic feedback loop with rapidly increasing temperature. In inertially confined fusion, ignition is a state where the fusion plasma can begin "burn propagation" into surrounding cold fuel, enabling the possibility of high energy gain. While "scientific breakeven" (i.e., unity target gain) has not yet been achieved (here target gain is 0.72, 1.37 MJ of fusion for 1.92 MJ of laser energy), this Letter reports the first controlled fusion experiment, using laser indirect drive, on the National Ignition Facility to produce capsule gain (here 5.8) and reach ignition by nine different formulations of the Lawson criterion
Studi Jenis Vegetasi Pada Ruang Terbuka Hijau (Rth) Terhadap Tingkat Kenyamanan Di Alun-Alun Kota Madiun
Kota Madiun dapat disebut sebagai kota “GADIS” atau kepanjangan dari kota
perdagangan, pendidikan dan industri serta dalam kalangan masyarakat juga
dikenal sebagai kota Pecel. Permasalahan yang terjadi pada taman kota Madiun
karena minimnya ketersediaan vegetasi dan struktur jenis vegetasi sehingga
berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan pengunjung taman kota Alun – alun kota
Madiun diantarnya tingkat kebisingan akibat dari lalu lintas kendaraan bermotor
yang berdampat pada tingginya tingkat kebisingan pada area taman kota Alun –
alun kota Madiun dan suhu udara yang tinggi di sekitar taman. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara ketersediaan dan
struktur jenis vegetasi Ruang Terbuka Hijau terhadap tingkat kenyamanan di Alun
– alun kota Madiun. Hipotesis penelitian adalah Ketersediaan vegetasi dengan
struktur pohon dan semak menjadi faktor penentu tingkat kenyamanan (Kecepatan
angin, tingkat kebisingan, suhu dan kelembaban), sehingga dapat membantu dalam
menentukan tingkat kenyaman RTH.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2020 di Kota Madiun.
Alat yang digunakan adalah thermohygrometer HTC – 2, lux meter AS803, sound
level meter AS804, kuesioner, kamera digital dan alat tulis. Sehingga metodelogi
penelitian menggunakan metode survei pengumpulan data mengenai informasi
yang diperlukan dalam Studi RTH kota Madiun dengan beberapa sampel penelitian
yang sudah ditetapkan diantaranya Alun – alun kota Madiun. Metode penelitian
menggunakan metode observasi dengan penetapan sampel non – probability
beberapa tahapan diantaranya: 1) Teknik pengumpulan data (Inventarisasi), 2)
Pelasanaan penelitian, 3) Pengumpulan data dan 4) Pengolahan data dan analisis.
Hasil penelitian pada taman kota Alun – alun kota Madiun yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa pengamatan RTH pada taman kota Alun – alun kota
Madiun yang dibagi menjadi 4 zona yang berbeda untuk menentukan tingkat
kenyamanan berdasarkan 4 faktor penentu, untuk tingkat kenyamanan diantaranya
(THI, tingkat kebisingan, kecepatan angin dan persepsi masyarakat) didapatkan
hasil dari keempat faktor pada taman kota Alun – alun kota Madiun masuk dalam
kategori nyaman pada faktor kecepatan angin dan persepsi masyarakat. Nilai THI,
tingkat kebisingan dan persepsi masyarakat pada faktor kebisingan menunjukan
kategori tidak nyaman untuk taman kota Alun – alun kota Madiun. Berdasarkan
hasil penelitian untuk ketersediaan jumlah vegetasi dan struktur vegetasi memiliki
hubungan terhadap tingkat kenyamanan. b) Ketersediaan jumlah vegetasi dan
struktur vegetasi memiliki hubungan terhadap tingkat kenyamanan, budaya dan
ekonomi. Ketersediaan dan struktur vegetasi pohon dan semak yang tinggi akan
meningkatkan tingkat kenyamanan pada faktor penentu diantaranya pada (Thermal
Humidity Index, kecepatan angin, tingkat kebisingan dan persepsi masyarakat)
sehingga dapat meningkatkan interaksi masyarakat disekitar taman dan
meningkatkan pedagang RTH dari segi ekonomi
The Material-weight Illusion Induced by Expectations Alone
In the material-weight illusion (MWI), equally weighted objects that appear to be made from different materials are incorrectly perceived as having different weights when they are lifted one after the other. Here, we show that continuous visual experience of the lift is not a prerequisite for this compelling misperception of weight; merely priming the lifters\u27 expectations of heaviness is sufficient for them to experience a robust MWI. Furthermore, these expectations continued to influence the load force used to lift MWI-inducing stimuli trial after trial, supporting the notion that vision plays an important role in the skillful lifting of objects
Object size can influence perceived weight independent of visual estimates of the volume of material
- …