50 research outputs found
PERBEDAAN PENGARUH KOMBINASI BABY SPA DAN PLAY THERAPY DENGAN BABY GYM DAN PLAY THERAPY TERHADAP DURASI TIDUR PADA BAYI DI KLINIK SRIKANDI YOGYAKARTA
Latar Belakang :Apabila bayi mengalami kurang tidur maka akan mengalami
penurunan kekebalan tubuh, gangguan pertumbuhan, perkembangan fisik dan
mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang otak bayi, terutama kemampuan
berfikirnya ketika dewasa. Hal ini dikarenakan sebagian besar hormon bekerja ketika
dalam keadaan tidur. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
pengaruh kombinasi baby spa dan play therapy dengan baby gym dan play therapy
terhadap durasi tidur pada bayi. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah
penelitian quasi eksperimental dengan membandingkan pre test dan post test 2
kelompok .Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 10 bayi berusia 3-12 Hasil :
Hasil pengujian hipotesis menggunakan paired sample t-test pada kelompok baby
spa dan play therapy di dapatkan nilai (p<0,05) p= 0,001 yang berarti terdapat
pengaruh pemberian baby spa dan play therapy terhadap durasi tidur pada bayi
sedangkan pada kelompok baby gym dan play therapy di dapatkan hasil (p<0,05) p=
0,003 yang berarti terdapat pengaruh pemberian baby gym dan play therapy terhadap
durasi tidur pada bayi. Dari hasil uji beda menggunakan independent sample t-test
didapatkan hasil (p<0,05) p= 0,022 yang berarti terdapat perbedaan pengaruh
pemberian baby spa dan play therapy dengan baby gym dan play therapy terhadap
durasi tidur pada bayi. Kesimpulan : Ada perbedaan pengaruh kombinasi baby spa
dan play therapy dengan baby gym dan play therapy terhadap durasi tidur pada bayi
dimana baby spa dan play therapy lebih efektif dalam meningkatkan durasi tidur
pada bayi. Saran : Penelitian selanjutnya di harapkan dapat melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi durasi tidur pada bayi (berat
badan, tingkat kebisingan, lingkungan, kesehatan bayi )
PENGARUH AQUATIC THERAPY DAN MANUAL THERAPY UNTUK PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang: Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif kronis yang
bersifat inflamasi yang ditandai dengan perubahan pada tulang rawan artikular,
adanya area fibrilasi, serta retak dan penebalan tulang subkondral. Secara klinis, ini
terkait dengan nyeri, kekakuan, deformitas, dan hilangnya kapasitas fungsional.
aquatic therapy dan manual therapy perlu dilakukan agar menurunkan nyeri pada
penderita osteoarthiritis Tujun Penelitian: Untuk mengetahui apakah ada
pengaruh aquatic therapy dan manul therapy untuk penurunan nyeri lansia
penderita osteoarthritis .Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan
yaitu narrative review dengan framework PICO (Population, Intervention,
Comprasion, Otcome). Mengidentifikasi artikel menggunakan database yang
relevan (PubMed, Google scholar, Science Direct) dengan kata kunci yang
disesuiakan. Sleksi artikel dengan menggunakan prisma flowchart. Hasil: Hasil
keseluruhan pecarian 3 database.Setelah dilakukan sleksi artikel menggunakan
prisma flowchart diperoleh 10 jurnal yang membuktikan adanya pengaruh aquatic
therapy dan manul therapy untuk penurunan nyeri pada penderita osteoarthritis .
Kesimpulan: Pemberian aquatic therapy dan manul therapy efektif dalam
penurunan nyeri pada penderita osteoarthriti
Pengaruh pelvic rocking exercise pada dismenorea studi narrative review
Latar Belakang: Dismenorea adalah nyeri dan kram pada perut bagian bawah yang
merupakan masalah yang biasa terjadi pada perempuan saat sedang menstruasi.
Penyebab terjadinya disemenorea sendiri ada beberapa faktor diantaranya adalah usia,
status gizi, kebiasaan olahraga, dan stress. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pelvic
rocking exercise terhadap penderita dismenorea. Metode Penelitian: penelitian ini
menggunakan metode narrative review dengan menggunakan PICO sebagai strategi
untuk mengidentifikasi pertanyaan literature dalam penelitian ini. PICO merupakan
akronim dari 4 komponen yaitu: P (Population, patient, problem), I (Intervention), C
(Comparison), O (Outcome). Pencarian artikel dilakukan menggunakan 3 database
(Google Scholar, International Journal of Scientific research (IJSR), International
Journal of Medical and Health Research (IJMHR) dengan kurun waktu 2012-2022.
Seleksi artikel menggunakan Flowchart kemudian dilakukan penilaian kritis. Hasil:
Dosis yang digunakan adalah melakukan kontraksi yang ditahan selama 5 detik
dilanjutkan relaksasi selama 10 detik dilakukan pengulangan 10 kali pada setiap
sesinya. Teknik pelvic rocking exercise yang digunakan adalah dengan
menggoyangkan paggul searah jarum jam selama kontraksi dengan mengayunkan dan
menggoyangkan panggul kearah depan-belakang, kanan-kiri, dan melingkar.
Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan nyeri setelah
diberikan pelvic rocking exercise
EFEKTIVITAS PEMBERIAN AQUATIC THERAPY PADA ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC TERHADAP MOTORIK KASAR: NARRATIVE REVIEW
Latar belakang: Cerebral Palsy merupakan kelumpuhan disebabkan oleh
gangguan perkembangan otak yang berlangsung pada masa kehamilan, atau
dapat terjadi saat proses persalinan, atau bahkan beberapa tahun pertama
setelah anak lahir. Kerusakan pada anak cerebral palsy terbanyak (70-80%)
adalah tipe spastik yang terjadi di traktus kortikospinalis. Kerusakan ini
ditandai dengan perkembangan motorik anak yang terlambat, reflek yang
seharusnya menghilang tetapi masih ada, serta adanya kekakuan pada
anggota gerak atas dan bawah. Timbulnya kerusakan ini mengakibatkan
munculnya keterbatasan gerak dan penurunan aktivitas fungsional pada anak
cerebral palsy spastik. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas aquatic
therapy pada anak penderita cerebral palsy spastic terhadap peningkatan
motorik kasar anak cerebral palsy spastik. Metode: Metode penelitian ini
menggunakan penelitian narrative review. Pencarian artikel dilakukan di
portal jurnal online yaitu PubMed dan Google Scholar. Hasil dari
penelusuran didapatkan sebanyak 10 artikel yang membahas efektivitas
penggunaan aquatic therapy dan dilakukan review dalam penelitian ini.
Hasil: Hasil review dari 10 artikel membahas efektivitas aquatic therapy
didapatkan bahwa terdapat peningkatan perkembangan motorik kasar pada
anak setelah dilakukan latihan. Kesimpulan: Pemberian intervensi aquatic
therapy dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar pada anak
cerebral palsy spastik
PERBEDAAN PENGARUH CORE STRENGTHENING EXERCISE DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DENGAN METODE NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang: Dismenore merupakan kejang otot yang menyakitkan dari uterus yang
terjadi selama menstruasi dan merupakan salah satu penyebab paling umum nyeri panggul
dan gangguan menstruasi. Jika Dismenorea terjadi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Menstruasi biasanya dimulai antara usia 10-16 tahun. Fisioterapi berperan untuk
memberikan intervensi Core Strengthening Exercise dan William‟s Flexion Exercise untuk
penurunan Dismenorea. Tujuan: untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh Core
Strengthening Exercise dan William‟s Flexion Exercise terhadap penurunan nyeri haid pada
remaja putri. Metode: penelitian ini menggunakan penelitian narrative review dengan
framework PICO (Population, Intervention, Comparison, Outcome). Pencarian literature
menggunakan database yang relevan seperti Google Scholar dan Sciendirect diterbitkan
dalam kurun waktu 2010-2020 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah
ditetapkan. Hasil: dari penelitian ini penyaringan terhadap 44 jurnal dari google scholar dan
sciendirect, sebanyak 10 jurnal masuk kedalam kategori dalam penelitian ini bahwa Core
Strengthening dan William‟s Flexion Exercise berpengaruh terhadap penurunan Dismenorea.
Kesimpulan: Core Strengthening dan William‟s Flexion Exercise dapat dijadikan sebagai
salah satu intervensi fisioterapi pada kasus Dismenorea dengan tujuan untuk penurunan
Dismenorea
PENGARUH PEMBERIAN ELECTRICAL STIMULATION DAN MASSAGE UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT PADA PENDERITA BELL’S PALSY: NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang : bell’s palsy atau prosoplegia adalah kelumpuhan fasialis tipe lower
motor neuron (LMN) akibat paralisis nervus fasial perifer yang terjadi secara akut dan
penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) di luar sistem saraf pusat tanpa disertai adanya
penyakit neurologis lainnya. Electrical stimulation (faradic) dalam meningkatkan
kekuatan otot, dengan adanya rangsangan pada saraf mitiris maka terjadi poTENSial aksi
pada serabut saraf sehingga dapat menimbulkan kontraksi otot volunter dan berulangulang pada individual otot wajah yang bertujuan untuk melatih kembali kerja dan fungsi
otot serta memicu terjadinya pumping action dengan tujuan untuk melancarkan sirkulasi
darah sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot sedangkan Massage adalah rangkaian
yang terstruktur dari tekanan atau sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain seperti
lengan bawah dan siku dapat digunakan untuk melakukan manipulasi di atas kulit,
terutama pada bagian otot dengan gerakan mengurut, menggosok, memukul, dan
menekan. Tujuan : Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Electrical stimulation
dan Massage untuk meningkatkan kekuatan otot pada penderita Bell’s palsy. Metode :
Metode penelitian yang digunakan yaitu narrative review dengan framework PICO
(Population, Intervention, Comparison, Outcome). Mengidentifikasi artikel
menggunakan database yang relevan (NCBI, Science direct, dan Google) dengan kata
kunci yang disesuaiakan. Seleksi artikel dengan menggunakan PRISMA flowchart. Hasil
: Hasil keseluruhan pencarian 3 database terdapat 105 artikel. Setelah dilakukan seleksi
artikel menggunakan PRISMA flowchart diperoleh 10 jurnal yang membuktikan
efektivitas Electrical stimulation dan Massage untuk meningkatkan kekuatan otot pada
kondisi Bell’s palsy. Kesimpulan : Pemberian Electrical stimulation dan Massage untuk
meningkatkan kekuatan otot pada kondisi Bell’s palsy
Pengaruh Senam Zumba Terhadap Obesitas dan Daya Tahan Kardiovaskuler Ditinjau Dengan Metode: Narrative Review
Background: A positive energy imbalance causes obesity, i.e., if excessive calorie intake is not proportional to calorie burning through physical activity, there is an increase in weight. Cardiorespiratory endurance is one of the components often associated with overweight and body fat tissue. Zumba has been created as a rhythmic aerobic exercise to reduce body composition, improve fitness, and perform physical activity. This type of exercise positively affects all of the body organs, helps improve calorie balance and controls weight. It also improves muscle, joint, and bone structure, reduces the risk of cancer and hypertension and improves cardiovascular function. Objective: This research aimed to know the effect of Zumba exercise on obesity and cardiovascular endurance. Research method: The research method was a narrative review research. Journal searches were conducted on online journal portals such as google scholar, PubMed, and PEDro. The inclusion criteria in the study was a full-text research journal on the influence of Zumba on obesity and cardiovascular endurance, in both English and Indonesian, and also had female respondents age 19 to 50 years published in 2010-2020. The searching resulted in six journals discussing the effects of Zumba on obesity and four journals discussing the effects of Zumba on cardiovascular endurance. The results of the study: The review result of 6 journals on obesity implied that there were better changes in body composition in the post-test in each measuring instrument used. The review results of the other 4 Zumba journals on cardiovascular endurance stated there is a better difference in cardiovascular endurance in the post-test of each measuring instrument used. Conclusion: Zumba exercises can effectively better affect body composition and cardiovascular. Tip: Zumba exercises can be done more often 3 -4 times per week to get better results
PENGARUH CHEST PHYSIOTHERAPY TERHADAP PENURUNAN SESAK NAPAS PADA PENDERITA PNEUMONIA USIA 1-12 TAHUN: NARRATIVE REVIEW
Latar belakang: Penyakit pneumonia masih menjadi penyebab kesakitan dan
kematian yang sering menyerang balita dan anak-anak di hampir seluruh negara di
dunia. Pada tahun 2015 dan 2016, pneumonia menjadi penyebab dari 15-16%
kematian balita di dunia. Ada berbagai macam modalitas fisioterapi dalam mengatasi
pneumonia pada balita dan anak-anak, salah satunya adalah chest physiotherapy.
Modalitas chest physiotherapy terdiri dari postural drainase, perkusi dan vibrasi
bermanfaat untuk pembersihan sekresi trakeobronkial, meningkatkan pertukaran gas,
menurunkan sesak napas dan membuat pernapasan lebih mudah. Tujuan: Untuk
mengetahui pengaruh chest physiotherapy terhadap penurunan sesak napas pada
penderita pneumonia usia 1-12 tahun. Metode: Metode penelitian yang digunakan
yaitu narrative review dengan framework PICO (Population/Patients/Problem,
Intervention, Comparison, Outcome). Pencarian artikel yang relevan menggunakan
database (Google Scholar, British Medical Journal, Science Direct) sesuai keywords
yang telah ditentukan dan mengacu pada kriteria inklusi dan eksklusi. Proses seleksi
artikel menggunakan PRISMA flowchart yang kemudian dilakukan penilaian kritis
artikel dan penyusunan hasil ulasan narasi. Hasil: Hasil dari keseluruhan pencarian
artikel dari 3 database dengan keywords yang telah ditentukan yaitu terdapat 2.705
artikel. Setelah dilakukan screening judul dan relevansi abstrak serta screening full
text diperoleh 10 artikel yang membuktikan chest physiotherapy efektif dalam
menurunkan sesak napas pada penderita pneumonia usia 1-12 tahun. Kesimpulan:
Terdapat pengaruh chest physiotherapy terhadap penurunan sesak napas pada
penderita pneumonia usia 1-12 tahun