12 research outputs found

    GAMBARAN MCV DAN MCH PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

    Get PDF
    Tuberkulosis paru merupakan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan komplikasi. Salah satu komplikasi yaitu anemia, maka dari itu diperlukan pemeriksaan indeks eritrosit Mean Corpuscular Volume (MCV) dan Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) untuk mendiagnosis jenis anemia. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran MCV dan MCH pada pasien tuberkulosis paru di RSUD Gambiran Kota Kediri. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif observasional dengan desain cross sectional. Populasi berjumlah 76 pasien tuberkulosis paru di RSUD Gambiran Kota Kediri periode Januari-Desember 2021. Sampel berjumlah 43 orang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi (purposive sampling) menggunakan data rekam medis. Hasilnya terdapat 33 orang memiliki nilai MCV rendah (mikrositik) dan 27 orang memiliki MCH rendah (hipokromik). Kadar MCV dan MCH rendah dikarenakan kekurangan asupan zat besi. Zat besi dapat berkurang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobaterium tuberculosis. Bakteri tersebut menyebabkan peradangan yang kemudian menghambat produksi hemoglobin dalam eritrosit. Akibatnya eritrosit tidak berfungsi maksimal untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dan kualitas tubuh menjadi menurun. Pasien tuberkulosis paru di RSUD Gambiran Kota Kediri periode Januari-Desember 2021 sebagian besar mengalami anemia mikrositik hipokromik

    GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT DAN JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU YANG MENDAPAT PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

    Get PDF
    Tuberkulosis menjadi penyebab kematian akibat penyakit menular setelah Human Imunnodeficiency Virus (HIV). TB adalah  penyakit yang dipicu oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indikator anemia dan kelainan trombosit terhadap pesien TB paru yang mendapat pengobatan OAT di RSUD Gambiran Kota Kediri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif dengan desainnya cross sectional. Peneilitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2022. Populasi dari penelitian ini ialah seluruh pasien TB paru yang mendapat pengobatan OAT yang ada di catatan rekam medik pada bulan Januari-Desember 2021 sejumlah 43 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik sampling yang dipakai ialah purposive sampling. Hasil penelitian ini adalah Indikator dari anemia adalah penurunan nilai hematokrit yang disebabkan oleh efek dari terapi OAT. Sedangkan indikator dari kelainan trombosit adalah yaitu terjadinya penurunan (trompositopenia) dan peningkatan jumlah trombosit (trombositosis) yang disebabkan oleh efek dari terapi OAT. Sebagian besar pasien mengalami penurunan nilai hematokrit sebanyak 33 orang (77 %). Sebanyak 25 orang (58 %) memiliki nilai trombosit yang normal, 3 orang (7 %) mempunyai nilai trombosit yang rendah dan 15 orang (35 %) memiliki nilai trombosit yang tinggi

    PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI METFORMIN DENGAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT DIABETES

    Get PDF
    People with diabetes mellitus extremely increase every year. Management of diabetes mellitus disease requires appropriate therapy to prevent serious increasing and progressing the disease to be serious complication then the achievement of therapy goals. This study aims to determine the effect of giving a combination of metformin and red dragon fruit peel extract (Hylocereus polyrhizus) on blood glucose levels of diabetic mice.This type of research is an experimental study with a pre-test and post-test design with a control group. As the test animal, Swiss webster male white mice were used. They were grouped into 6 groups, each with 4 tails for each group. As the treatment group by giving of a combination of metformin and red dragon fruit peel extract with various doses of 75 mg/kg body weight for mice, 150 mg/kg body weight for mice, 300 mg/kg body weight for mice, positive control for metformin 65 mg/kg BW for mice, comparative control extracts red dragon fruit peel 150 mg/kg BW of mice and negative control 0.5% Na CMC was given orally once a day for 14 days. Data analysis used the One Way Anova method followed by the Last Significant Difference (LSD) method.The results showed that the percentage of the highest reduction in blood glucose levels was 81% in the combination group with an extract dose of 300 mg/kg BW of mice which was significantly different from the negative control group and the comparison control group

    PERBANDINGAN JUMLAH BASOFIL, KADAR TNF-α DAN IL-9 PADA PETANI TERINFEKSI DAN TIDAK TERINFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTH DI DUSUN SUMBERAGUNG DAN JANTI KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI

    Get PDF
    PENDAHULUAN Pada infeksi cacing mengeluarkan antigen yang akan mengaktifasi respon sel Th2. Sel Th2 mengeluarkan sitokin berupa interleukin 4 (IL-4), IL-5, IL-9, dan IL-13 yang akan mengaktifasi berbagai sel epitel mukosa, eosinofil, basofil, produksi IgE, sel mast dan sel goblet hyperplasia. Bahkan basofil dan sel mast teraktifasi oleh IgE melalui crosslinked-high-affinity Fc receptors( FcRs) dari IgE yang berada pada permukaan sel. Kemudian kedua sel ini akan terdegranulasi dan mengeluarkan mediator inflamasi berupa sitokin antara lain TNF-α, TGF-β, IL-1, IL-6, dan histamine yang diperlukan untuk ekspulsi cacing dewasa ke luar tubuh penderita. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah basofil, kadar TNF-α dan IL-9 pada petani terinfeksi dan tidak terinfeksi Soil Transmitted Helminth di dusun Sumbergung dan Janti Kabupaen Kediri. METODE Metode penelitian ini menggunakan case control. Subyek penelitian ini adalah petani terinfeksi dan tidak terinfeksi STH di dusun Sumberagung dan Janti kabupaten Kediri Diagnosis makroskopis dibuat berdasarkan penemuan telur cacing pada tinja subyek dengan metode sedimentasi. Jumlah basofil dihitung menggunakan alat hematology analyzer, kadar TNF-α dan IL-9 diukur menggunakan ELISA kit HASIL dan PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan jumlah basofil pada petani terinfeksi dan tidak terinfeksi STH dengan nilai p =0,418 atau p>0,05. Kadar TNF-α pada petani terinfeksi lebih rendah daripada petani tidak terinfeksi STH dengan nilai = 0,019 atau p<0,05. Tidak terdapat perbedaan kadar IL-9 pada petani terinfeksi dan tidak terinfeksi STH dengan p=0,725 atau p>0,05. Keadaan ini tidak cukup kuat untuk mengekspulsi cacing dewasa keluar tubuh subyek, kemungkinan telah terbentuk imunotoleran pada para petani akibat infeksi cacing secara berulang dan terus menerus. Kata kunci : STH, basofil, TNF-α, IL-

    Gambaran Basofil, TNF-α, dan IL-9 Pada Petani Terinfeksi STH di kabupaten Kediri

    Get PDF
    Abstrak Infeksi Soil Transmitted Helminth (STH) adalah salah satu infeksi cacing paling umum Hal ini ditemukan dalam hubungan dengan kebersihan pribadi yang buruk, sanitasi yang buruk, dan di daerah-daerah yang menggunakan kotoran cacing ini sebagai pupuk. Salah satu pekerjaan yang sangat erat kaitannya dengan infeksi STH adalah pekerjaan yang berhubungan dengan tanah yaitu bertani. Infeksi A. lumbricoides mengaktifasi respon sel Th2 yang kemudian melepaskan sitokin IL-4, IL-9 dan IL-13 untuk merespon antigen parasit yang kemudian bersama produk sel lain akan mengeluarkan cacing dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran basofil, TNF-α dan IL-9 pada infeksi STH. Total Subyek penelitian ini adalah 40 orang petani, yang terdiri dari 20 orang terinfeksi dan 20 orang tidak terinfeksi di dusun Sumberagung dan Janti di Kabupaten Kediri kemudian. Hasil : Terdapat perbedaan kadar TNF-α pada petani terinfeksi STH dan tidak terinfeksi sedangkan jumlah basofil dan kadar IL-9 tidak terdapat perbedaan. Kesimpulan : ada perbedaan TNF-α pada petani terinfeksi STH dan tidak terinfeksi sedangkan jumlah basofil dan kadar IL-9 tidak terdapat perbedaan

    Effect of Female Age on Crossing Over Frequency in Drosophila melanogaster Crosses N x bcl and N x ym and Their Reciprocals

    No full text
    Crossing over is the occurrence of disconnection and reconnection followed by a reciprocal exchange between the two chromatids in a bivalent form. The crossing event will produce parental type and recombinant type. In the event of crossing over, various factors can influence it. These factors can be due to internal and external. Recently, various factors have been reported that influence the incidence of crossing over. These factors include age, temperature, radiation, and changes in chromosome structure. This research is a type of experimental research that uses a randomized block design. Randomized block design by crossing D. melanogaster strains ?N><?ym and their reciprocals. By crossing ?N with a recessive male from the stock, then observing the F2 phenotype, it is hoped that crossing over will occur. So that you can better understand by doing the practice directly. In this case, the effect of crossing over is seen from the age of the female and the type of strain

    Interleukin-1 as a Predictor Cytokine SARS-CoV: Article Review

    No full text
    Severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV) is an etiologic agent of respiratory disease that has a mortality rate of 10%. IL-1 actively participates in the inflammatory response to infection. SARS-CoV-2 appears to act on the activation and maturation of IL-1?, which in turn activates other proinflammatory cytokines, such as IL-6 and TNF-. Therefore, IL-1? is part of the cytokine storm generated by coronavirus infection. Elevated levels of the IL-1 receptor antagonist (IL-1Ra) in severe cases of COVID-19, and this marker have been associated with increased viral load, loss of lung function, lung damage, and risk of death. In addition, there is an increase in IL-1? levels in patients with severe COVID-19, and this is strongly associated with lung injury. IL-1 levels are associated with the virulence of the process, and significantly higher serum levels have been observed in severe symptomatic SARS-CoV-2 cases than in mild cases or in those infected with the 2003 SARS-CoV coronavirus or 2012 MERS coronavirus
    corecore