3 research outputs found

    PREDIKSI KEMUNCULAN HUJAN EKSTRIM DI KOTOTABANG BERDASARKAN PERBEDAAN TEMPERATUR KECERAHAN AWAN DARI DATA SATELIT HIMAWARI-8

    Get PDF
    Prediksi kejadian hujan dengan akurasi yang tinggi sangat penting terutama untuk mitigasi bencana hidrometeorologi. Pengamatan awan dari satelit Himawari-8 memungkinkan digunakan untuk memprediksi jangka pendek kejadian hujan ekstrim menggunakan metode brightness temperature difference (BTD). Prediksi yang dilakukan menggunakan kanal 13 (B13) untuk melihat temperatur puncak awan dan BTD menggunakan data kanal B11, B13 dan B15. Evaluasi statistik dilakukan untuk mengetahui threshold terbaik untuk mendeteksi hujan dikarenakan adanya perbedaan resolusi temporal dari data Himawari-8 di wilayah Indonesia dengan wilayah penelitian sebelumnya. Penelitian menemukan bahwa metode BTD berhasil mendeteksi dan memprediksi kejadian hujan ekstrim di Indonesia khususnya di Kototabang. Parameter statistik yang didapatkan bervariasi terhadap intensitas curah hujan. Untuk hujan sangat lebat, nilai akurasi, POD, dan CSI BTD cukup tinggi, tetapi nilainya masih rendah jika dibandingkan dengan hujan ringan hingga sedang. Untuk kejadian hujan sangat lebat, lag time terbaik umumnya didapatkan pada 10-20 menit yang menunjukkan bahwa BTD dapat mendeteksi 10-20 menit sebelum hujan ekstrim terjadi. Namun, penelitian ini masih harus dikembangkan mengingat masih berbedanya nilai threshold untuk setiap kejadian hujan. BTD yang potensial digunakan untuk prediksi hujan ekstrim di Indonesia adalah BTD1 dimana mengandung nilai positif dan negatif yang menandakan adanya kristal es dan air, sedangkan BTD2 dan BTD3 nilainya seragam

    Identifikasi Logam Berat Pencemaran Tanah Lapisan Atas Berdasarkan Nilai Suseptibilitas Magnetik pada Zona Penggunaan Lahan Berbeda di Kota Padang

    Get PDF
    Pengukuran nilai suseptibilitas magnetik tanah lapisan atas untuk memperkirakan pencemaran oleh logam berat pada empat zona penggunaan lahan berbeda di Kota Padang telah dilakukan. Sampel tanah lapisan atas diambil pada zona industri, ekonomi bisnis, perumahan dan pertanian di Kota Padang. Sampel tanah diambil pada kedalaman 10 cm dari permukaan tanah sebanyak 111 titik. Hasil pengukuran suseptibilitas magnetik menunjukkan nilai berkisar antara 16,88×10-8 m3kg-1 hingga 1031,40×10-8 m3kg-1. Berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik daerah penelitian telah mengalami pencemaran dari kategori tercemar rendah hingga tercemar sangat tinggi. Zona ekomoni bisnis memiliki nilai suseptibilitas magnetik rata-rata paling tinggi 490,15×10-8 m3kg-1 dan diperkirakan paling tercemar oleh logam berat. Sementara, zona pertanian memiliki nilai rata-rata suseptibilitas magnetik paling rendah 92,69×10-8 m3kg-1, dan diperkirakan tercemar oleh logam berat juga rendah. Nilai suseptibilitas magnetik pada zona industri, zona ekonomi bisnis, dan zona perumahan lebih tinggi daripada sampel pembanding yaitu tanah hutan, dimana tanah hutan dianggap tidak mengalami banyak pengaruh luar berupa aktivitas manusia (antropogenik) yang menyebabkan adanya emisi pada tanah. Sedangkan zona pertanian memiliki nilai suseptibilitas magnetik lebih rendah daripada sampel pembanding sehingga tanah di daerah ini tidak mengalami percemaran logam berat. Urutan tingkat pencemaran tanah lapisan atas Kota Padang berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik adalah zona ekonomi bisnis perumahan industri pertanian. Measurement of the magnetic susceptibility values of topsoil to estimate pollution by heavy metal in four different zones in Padang City has been carried out.  Topsoil sample was taken in the industrial, economic business, housing and agriculture zones in Padang City.  Samples were taken with 10 cm depth from the ground surface as many as 111 points.  Magnetic susceptibility value ranging from 16.88×10-8 m3kg-1 to 1031.40×10-8 m3kg-1.   Based on their magnetic susceptibility value the study area was polluted from low to very low polluted.  The economic business zone has the highest average magnetic susceptibility of 490.15×10-8 m3kg-1 (the most polluted zone).  While the agricultural zone, was found to have the lowest average magnetic susceptibility value of 92.69×10-8 m3kg-1, so to be polluted by heavy metals is also low.  The magnetic susceptibility value in industrial zones, economic business zones and housing zones is higher than the reference sample (forest land), where forest land is considered not to have much pollution due to human activities (anthropogenic). Meanwhile, the agriculture zone has a lower magnetic susceptibility than the reference sample so that soil in this area does not pollute by heavy metal.  The magnetic susceptibility of the zones with different land use decreases in the order of economic business zones housing industry agriculture

    IDENTIFIKASI PENCEMARAN TANAH LAPISAN ATAS BERDASARKAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK PADA ZONA PENGGUNAAN LAHAN BERBEDA DI KOTA PADANG

    Get PDF
    Pengukuran nilai suseptibilitas magnetik tanah lapisan atas pada lima zona penggunaan lahan berbeda di Kota Padang telah dilakukan. Sampel tanah lapisan atas diambil pada zona industri, ekonomi & bisnis, perumahan, pertanian dan tepi jalan di Kota Padang. Sampel tanah diambil pada kedalaman 10 cm dari permukaan tanah sebanyak 136 titik. Hasil pengukuran suseptibilitas magnetik menunjukkan nilai berkisar antara 16,88×10-8 m3kg-1 hingga 1031,40×10-8 m3kg-1. Berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik daerah penelitian telah mengalami pencemaran dari kategori tercemar rendah hingga tercemar sangat tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, zona ekonomi & bisnis memiliki nilai suseptibilitas magnetik rata-rata paling tinggi 490,15×10-8 m3kg-1. Oleh karenanya, zona ini merupakan zona yang diperkirakan paling tercemar oleh logam berat. Sementara zona pertanian, didapatkan memiliki nilai rata-rata suseptibilitas magnetik paling rendah 92,69×10-8 m3kg-1, sehingga tercemar oleh logam berat juga rendah. Nilai suseptibilitas magnetik rata-rata pada semua zona kecuali zona pertanian lebih tinggi daripada sampel pembanding yang menunjukkan bahwa pada daerah penelitian terjadi pencemaran akibat aktivitas manusia (antropogenik). Urutan tingkat pencemaran tanah lapisan atas Kota Padang berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik adalah zona ekonomi & bisnis > tepi jalan > perumahan > industri > pertanian
    corecore