348 research outputs found

    Osteopathia Striata with Cranial Sclerosis: Genetic Diagnosis in a Rural Setting

    Full text link
    Osteopathia striata with cranial sclerosis (OSCS) is a rare skeletal dysplasia inherited in an X-linked dominant pattern. Patients present with a wide variety of congenital anomalies such as craniofacial, cardiac, musculoskeletal, intestinal, and genitourinary abnormalities, and developmental delay. The genetic mutation causes increased ossification of bones which can compress cranial nerves and subsequently lead to acquired hearing loss, facial paralysis, and other neurologic defects. OSCS has also been associated with epileptic seizures, pyloric stenosis, hypothyroidism, and increased bone fragility. Due to the nonspecific presentation of conditions like OSCS and the serious complications it predisposes patients to, it is important that children undergo early genetic testing to confirm the diagnosis of such conditions. Genetic testing and similar services are especially limited in rural and underserved areas and this significantly impacts patient care, particularly for the pediatric population. This case describes a child with limited access to nearby genetic services presenting with multiple unexplained congenital abnormalities who was ultimately diagnosed with OSCS following genetic testing. It describes the clinical presentation of a rare condition and highlights the significantly protracted process of genetic testing for patients in underserved areas without access to genetic services and why providers must be aware of these healthcare disparities and how they affect patients

    HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT PELAKSANA DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMURANG

    Get PDF
    Stres kerja merupakan hal yang sangat menggangu pekerjaan. Terjadinya stres akibat kerja secara khusus akan dapat menurunkan produktivitas kerja antara lain performansi pekerja yang rendah, meningkatnya angka absensi, menurunnya moral kerja meningkatnya turnover pekerja yang dapat menyebabkan kehilangan banyak waktu kerja menyebabkan biaya kompensasi pekerja meningkat. Jika secara emosional pekerja merasa puas berarti kepuasan kerja tercapai sebaliknya jika tidak maka berarti karyawan tidak puas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dan kepuasan kerja dengan stres kerja pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Amurang. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif, menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study pada perawat pelaksana Diruang Rawat Inap dan Instalasi Gawat Darurat dirumah Sakit Umum Daerah Amurang dan waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2019.Hasil penelitian yang dilakukan  dengan penggukuran menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan Chi Square menunjukan dari 41 responden ada 40 yang mengalami beban kerja berat, kemudian berdasarkan kepuasan kerja ada 36 reponden yang tidak puas, sedangkan responden yang mengalami stres kerja ada 37 dari 41 responden. Kata kunci: Beban Kerja, Kepuasan Kerja, Stres Kerja, RSUD Amurang ABSTRACTJob stress is a very disturbing thing to work. The occurrence of stress due to work specifically will be able to reduce work productivity, among others, low employee performance, increased absenteeism, decreased work morale, increased employee turnover which can cause a lot of loss of work time causing workers compensation costs to increase. If emotionally satisfied workers mean job satisfaction is achieved otherwise if it does not mean that employees are not satisfied. This study aims to determine the relationship between workload and job satisfaction with work stress on nurses at Amurang District General Hospital. The research method is quantitative research, using analytic survey method with cross-sectional study approach to the nurses implementing the Inpatient and Emergency Room at the Amurang Regional General Hospital and the time of this research will be carried out in October-December 2019. The results of research conducted by shaving using questionnaires and analyzed using Chi-Square showed that of 41 respondents there were 40 who experienced heavy workloads, then based on job satisfaction there were 36 respondents who were dissatisfied, while respondents who experienced work stress were 37 out of 41 respondents. Keywords : Workload, Job Satisfaction, Job Stress, Amurang Regional Hospita

    HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI KELURAHAN SINDULANG 1 KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

    Get PDF
    Pendahuluan : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah biasanya menular dan sering terjadi pada anak. Tingkat mortalitas ISPA sangat tinggi pada bayi dan anak-anak. Kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Tuminting perkiraan penumonia 22 balita dan kesukaran bernafas 10 balita. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi fisik rumah dan kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada anak balita di kelurahan Sindulang 1 Kecamatan Tuminting Kota Manado pada tahun 2018. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel yang diambil 100 responden dari 345 populasi. Variabel yang diteliti yaitu luas ventilasi, jenis lantai, kepadatan hunian dan kejadian ISPA. Analisis data menggunakan uji chi square dan fisher exact test. Nilai koefisien dalam penelitian ini yaitu (α) 0,05, Sehingga jika nilai (p value) dari hasil uji statistik lebih dari nilai α maka variabel tersebut tidak berhubungan sebaliknya jika nilai (p value) kurang dari nilai α maka variabel tersebut berhubungan. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara luas ventilasi dengan kejadian ISPA p= 0,000, tidak terdapat hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA p=0,801, dan tidak terdapat hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA p=0,531. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara luas ventilasi dengan kejadian ISPA pada anak balita, tidak terdapat hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA pada anak balita dan tidak terdapat hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada anak balita. Saran : Disarankan Puskesmas Tuminting memberikan penyuluhan tentang penyakit ISPA.Kata Kunci : Ventilasi, Lantai, Kepadatan Hunian, ISPAABSTRACTBackground : Acute Respiratory Infections (ARI) is upper or lower respiratory tract diseases is usually contagious and common in children. The mortality rate of ARI is very high in infants and children. The incidence of ARI in infants at Puskesmas Tuminting estimated 22 toddlers penumonia and difficulty breathing 10 toddlers. Purposes : The study aimed to determine the relationship among the physical condition of house and the density of occupancy with the incidence of ARI in children under five in Kelurahan Sindulang 1 Kecamatan Tuminting Kota Manado on 2018. Method : The type of this study was survey analytical by cross sectional design. The number of samples taken 100 respondents from 345 population. The variables studied were ventilation area, floor type, occupancy density and ARI occurrence. The data analysis was done using chi square and fisher exact test. Coefficient value in this research that is (α) 0,05, So if the value (p value) of the statistical test results more than the value of α then the variable is not related otherwise if the value (p value) is less than the value of α then the variable is related. Result : The results showed that there was a relationship between ventilation area with ARI occurrence p = 0,000, there was no correlation between floor type and incidence of ARI p = 0,801, and there is no relationship between the density of occupancy with the incidence of ARI p = 0,531. Coclusion : From this results of research can be concluded that there is a relationship between ventilation area with the incidence of ARI in children under five, there is no relationship between the type of floor with the incidence of ARI in children under five and there is no relationship between the density of occupancy with the incidence of ARI in children under five. Suggestion : To proposed the Puskesmas Tuminting could be given provide counseling about ARI dieases.Keywords : Ventilation, Floor, Occupancy Density, AR

    HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK, PERILAKU MEROKOK, DAN STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III MANADO

    Get PDF
    Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah kesehatan yang serius pada saat ini. Berdasarkan data Rikesdas, prevalensi hipertensi di Indonesia untuk pengukuran usia > 18 tahun adalah sebesar 25,8% dan dari data risksesdas juga prevalensi hipertensi di sulawesi utara adalah sebesar 27,1 %. Dari laporan tahunan Rumah Sakit Bhayangkara TK III Manado jumlah pasien hipertensi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 terdapat 1.109 kasus dan tahun 2016 terdapat 3.326 kasus, sehingga Hipertensi setiap tahunnya masuk ke dalam kategori 10 penyakit terbanyak tahunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara aktifitas fisik, perilaku merokok, dan stress dengan kejadian hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Manado. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan desain case control study. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 84 orang dengan 42 orang untuk kasus hipertensi dan 42 kasus orang untuk kontrol (bukan hipertensi).Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Uji statistik yang akan digunakan yaitu Chi-Square dengan nilai signifikansi α = 5%, tingkat kepercayaan 95% .Hasil uji bivariat yang diperoleh aktifitas fisik (p = 0,028; OR = 2,667; CI 95%: 1,099-6,468) perilaku merokok (p= 0,029; OR= 2,647; CI 95%: 1,096-6,395) dan stres (p= 0,763). Terdapat hubungan antara aktifitas fisik , terdapat hubungan antara perilaku merokok dan tidak terdapat hubungan antara Stres. Diharapkan kepada Rumah Sakit Bhyangkara agar melakukan upaya preventif dan promotif dengan menyediakan leaflet dan poster mengenai faktor resiko hipertensiKata Kunci : Aktifitas Fisik, Perilakumerokok, Stres, HipertensiABSTRACTHypertension or high blood pressure is one of the non-communicable diseases which pose threats in both developed and developing countries. Based on Rikesdas data, hypertension prevalence in Indonesia for age measurement> 18 years is 25,8% and from risksesdas data also prevalence of hypertension in north sulawesi is equal to 27,1%. Based on the annual report of Bhayangkara Hospita, Manado, the number of hypertension patients has increased each year. By 2015, there were 1,109 cases and by 2016, there were 3,326 cases, therefore every year Hypertension are included in the top 10 greatest diseases of the year. This research aimed to determine the relationship between physical activity, smoking behavior, and stress towards the incidence of hypertension in Bhayangkara TK III Hospital, Manado. This research used analytical survey method with case control study design. Subjects in this research was amounted to 84 people with 42 people for cases of hypertension and 42 people for cases of control (non-hypertension). The data were collected by interview with the use of questionnaire. Statistical test used was Chi-Square with significance value of α = 5%, 95% confidence level. Bivariate test results obtained by physical activity (p = 0.028, OR = 2,667; 95% CI: 1,099-6,468) smoking behavior (p = 0,029; OR = 2,647; 95% CI: 1,096-6,395) and stress (p = 0,763). There was a relationship between physical activity, there was a relationship between smoking behavior but there was no relationship between stress. It is recommended for Bhayangkara Hospital to make preventive and promotive efforts by providing leaflets and posters about the risk factors of hypertension.Keywords: Physical Activity, Smoking Behavior, Stress, Hypertensio

    HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA KALINAUN KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas. ISPA merupakan penyakit infeksi yang paling sering dijumpai pada masyarakat. Balita merupakan kelompok umur yang sangat rentan terkena penyakit ISPA. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kalinaun Kabupaten Minahasa Utara. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2018. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total populasi balita di desa Kalinaun. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan CI=95% dan α=0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kondisi Ventilasi (p=0.001) dan Kondisi Lantai Rumah (p=0.045) memiliki hubungan dengan kejadian ISPA pada Balita. Sedangkan variabel Kondisi Dinding Rumah (p=0.528) tidak berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita.Kata Kunci: Kondis Fisik Rumah, Kejadian Penyakit ISPA pada BalitaABSTRACTAcute Respiratory Infection (ARI) is an acute infectious disease that attack one or more of the respiratory tract. ARI is a most common infectious disease in the society. Toddler is a group of ages that is very susceptible to ARI disease. This research was done to discover the correlations between the house physical condition and houseold income level with ARI on toddlers in Kalinaun villages North Minahasa district. The research type is Analitycal observational with Cross Sectional Study research design, and conducted from Marchto July 2018. The sample that used in this research are the number of toddler populations in Kalinaun in March 2018. The data analitycal used Chi Square test with CI=95% and α=0.05. The results showed that the variable of ventilation conditions and the conditions of the floor of the house has a relationship with the incidence of ARI in infants. While the variable condition of the wall of the house is not related to the inciden of ARI in toddlers.Key Words: physical condition of the house, incidence of ARI disease in infa

    HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PT. HUTAMA KARYA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL MANADO-BITUNG TAHUN 2018

    Get PDF
    Internasional Labour Organization (ILO), menyatakan tiap tahun terjadi kecelakaan 250 juta kasus lebih ditempat kerja. Karna tingginya resiko kecelakaan pada proyek konstruksi, sehingga penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) penting untuk digunakan. untuk mengurangi kecelakaan yang terjadi ditempat kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja pembangunan jalan tol Manado-Bitung PT.Hutama Karya. Metode penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Objek dalam penelitian ini diambil secara keseluruhan atau total sampling. Hasil penelitian menunjukan 81,8% pekerja menggunakan APD dan 87,3% pekerja memiliki pengetahuan baik  serta 83,6% pekerja memiliki sikap baik. Hasil uji Fisher Exact tentang pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD terdapat nilai ρ = 0,016 dan untuk sikap dengan kepatuhan penggunaan APD terdapat nilai ρ = 0,006. Berdasarkan data hasil uji menunjukan bahwa Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja pembangunan jalan tol serta terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja pembangunan jalan tol. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Kepatuhan, Alat Pelindung Diri ABSTRACTThe Internasional Labour Organization (ILO) states that every year 250 million more cases of accidents occur in the workplace. The amount of risk workplace accidents on the project construction then the use of Personal Protective Equipment (PPE) is important to use to minimize work accidents. The purpose of this research is to analyze the correlation between knowledge and attitude with compliance to using personal protective equipment at workers construction toll road of Manado-Bitung PT.Hutama Karya. This research uses observational analytic methods with a cross sectional approach. The object of thid research was taken by total sampling. The result of the study are 81,8% of workers using PPE, 87,3% of workers have good knowledge and 83,6% of workers have a good attitude. Fisher Exact Test result for knowledge and compliance to using personal protective equipment ρ value = 0,016 and for attitude with compliance to use PPE ρ value = 0,006. Based on the result concluded that there is a correlation between knowledge and compliance to use PPE at worker construction of toll road and there is a correlation between attitude with compliance to using the personal protective equipment at worker construction of toll road. Keywords: Knowledge, Attitude, Compliance, Personal Protective Equipment

    Hubungan Antara Stress Kerja dan Perasaan Kelelahan Kerja dengan Produktifitas Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Talaud

    Get PDF
    Stres dan kelelahan yang berlangsung secara berkepanjangan akan mengganggu efektivitas kerja dan menurunkan produktivitas kerja. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada beberapa perawat di ruang rawat inap RSUD Talaud, terdapat keluhan stres dan kelelahan kerja pada perawat. Banyak pasien yang dirawat akibat pandemi menyebabkan beban kerja meningkat.Tuntutan pekerjaan yang banyak mempengaruhi produktivitas kerja perawat. Penelitianiini menggunakanimetode surveiianalitik denganirancanganistudiipotongilintang (cross sectional study). Populasi dari penelitian ini sebanyak 115 orang perawat. Jumlah sampel penelitian ditentukan menggunakan rumus slovin yaitu 53 orang perawat. Analisis hubungan menggunakan uji spearman rank.Hasil uji antara stress kerja dengan produktivitas kerja diketahui nilai p sebesar 0,039 dengan nilair sebesar -0,284. Hasil uji antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja diketahui nilai p sebesar 0,001 dengannilai r sebesar -0,431. Dengan demikian, terdapathubungan dengan kekuatan korelasi lemah antara stres kerja dengan produktivitas kerja pada perawat di RSUD Talaud yaitu semakin tinggi stres kerja maka semakin berkurang produktivitas kerja. Terdapat hubungan dengan kekuatan korelasi sedang antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerjapada perawat di RSUD Talaud yaitu semakin tinggi kelelahan kerja maka semakin brkurang produktivitas kerja.&nbsp

    HUBUNGAN ANTARA SUMBER, SANITASI TEMPAT PENYIMPANAN DAN HIGIENE PENJAMAH MAKANAN DENGAN KEBERADAAN ESCHERICHIA COLI PADA ES BATU DI WARUNG MAKAN KAWASAN BOULEVARD KOTA MANADO

    Get PDF
    ABSTRAK Es batu merupakan masa hasil pembekuan air minum. Produk pangan ini merupakan produk pangan yang memiliki suhu yang rendah. Timbulnya penyakit yang berkaitan dengan mengkonsumsi es batu dapat dihubungkan antara lain sumber es batu yang digunakan, sanitasi tempat penyimpanan es batu, dan higiene penjamah makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara  sumber, sanitasi  penyimpanan dan  higiene  penjamah makanan terhadap keberadaan Escherichia coli pada es batu di warung makan Kawasan Boulevard Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain Cross Sectional berbasis laboratorium. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 sampel yang diambil berdasarkan teknik Purposive Sampling. Pengambilan sampel ini dilakukan di 30 warung makan yang ada di Kawasan Boulevard dengan teknik wawancara dan observasi. Analisa data yang digunakan adalah Uji Chi Square ( CI=95% dan α=0,05). Hasil  penelitian  menunjukkan bahwa  probabilitas hubungan  antara  sumber,  sanitasi tempat penyimpanan dan higiene penjamah makanan dengan ρ value secara berturut-turut yaitu 0,315 (ρ >0,05), 0,024 (ρ0,05). Tidak terdapat hubungan antara sumber dengan keberadaan Escherichia coli di es batu, ada hubungan antara sanitasi tempat penyimpanan dengan keberadaan Escherichia coli di es batu, tidak terdapat hubungan antara higiene penjamah makanan dengan keberadaan Escherichia coli di es batu. Pemilik warung makan dan penjamah es batu batu harus lebih memperhatikan tempat penyimpanan es batu agar es batu yang digunakan agar tidak mudah terkontaminasi bakteri dan kebersihan tempat penyimpanan harus terjaga.   Kata kunci: sumber,sanitasi tempat penyimpanan, higiene penjamah makanan, Escherichia coli, es batu.   ABSTRACT Ice cubes are freezing water future results. This food product is a food product that has a low temperature. The incidence of diseases related to eating ice cubes can be connected between the other sources used ice cubes, ice cube storage sanitation, and hygiene of food handlers. The purpose of this study was to determine the relationship between source, storage sanitation and hygiene of food handlers on the existence of Escherichia coli in ice cubes in the food stalls Boulevard Area Manado. The research uses survey analytic with cross sectional design lab based. Sample in this research were 30 samples with purposive sampling technique. Sampling was conducted in 30 food stalls in the Boulevard area by interview and observation. Data analysis used is Chi Square test (CI = 95% and α = 0.05). Results show that the probability of a relationship of source, sanitary storage and hygiene of food handlers with ρ value in a row is 0.315 (ρ> 0.05), 0.024 (ρ 0, 05). In this research there is no relationship between on the existence of Escherichia coli sources in the ice, there is a relationship between the sanitary storage place on the existence of Escherichia coli in ice, there is no relationship between hygiene of food handlers on the existence of Escherichia coli in ice cubes. The food stalls owner and ice rocks handlers should more attention to the storage place of ice cubes so that ice cubes are used that are not easily contaminated by bacteria and the cleanliness of the storage area must be maintained.   Key word: source, sanitary storage, hygiene of food handlers, Escherichia coli, ice cube

    GAMBARAN KEBERADAAN BAKTERI ESCHERCHIA COLI PADA SAYUR KEMANGI PELENGKAP MAKANAN LALAPAN DI RUMAH MAKAN DI KELURAHAN TUMINTING KOTA MANADO

    Get PDF
    Abstrak Rumah Makan adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatanan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum ditempat usahanya. Makanan yang telah dicemari oleh bakteri seperti Eschercia Colisetelah dikonsumsi biasanya menimbulkan gejala-gejala seperti muntah-muntah, demam, sakit perut, gejala terjadi 4-12 jam yang memberi kesan langsung pada lapisan usus dan menyebabkan peradangan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak bakteri Escherchia coli pada pada sayur kemangi pelengkap makanan lalapan di rumah makan di Kelurahan Tuminting Kota Manado.Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksploratif.Populasi dalam penelitian ini adalah sayur kemangi dan berjumlah 6 sampel.Penelitian dilakukan menggunakan Uji Laboratorium. Hasil penelitian menyatakan bahwa seluruh sampel sayur kemangi pelengkap makanan lalapan dirumah makan di kelurahan tuminting kota manado, mengandung bakteri Escherichia colisebanyak ˂ 3 APM/gram. Sebagai saran, Perlu adanya perhatian dari pemerintah tentang makanan-makanan yang sudah mengandung bahan berbahaya untuk dikonsumsi dan perlu dilakukan pengawasan dan juga sidak di setiap rumah makan yang ada di Manado agar dapat mencegah penjualan makanan yang mengandung bahan berbahaya. Kata Kunci: Eschercia Coli, Sayur Kemangi, Rumah Makan Abstract Restaurant is one type of food service business which is located in part or all permanent buildings equipped with equipment and equipment for the process of making, storing, serving and selling food and drinks for the public at their place of business. Foods that have been contaminated by bacteria such as Eschercia Coli after consumption usually cause symptoms such as vomiting, fever, abdominal pain, symptoms occur 4-12 hours which give a direct impression on the intestinal lining and cause inflammation. The purpose of this study was to determine how many Escherchia coli bacteria in basil vegetables complemented fresh vegetables at a restaurant in Tuminting Village, Manado City.This type of research is exploratory research. The population in this study was basil vegetables and amounted to 6 samples. The study was conducted using Laboratory Tests. The results of the study stated that the entire sample of basil vegetables supplemented with fresh food at a restaurant in the tuminting urban village of Manado, contained Escherichia colis as much as ˂ 3 APM / gram. As a suggestion, there needs to be attention from the government about foods that already contain hazardous ingredients for consumption and needs to be monitored and also inspected at every restaurant in Manado in order to prevent the sale of foods containing hazardous ingredients.Keyword: Eschercia Coli, Basil, Restauran

    HUBUNGAN ANTARA PERSONAL HYGIENE DENGAN KELUHAN GANGGUAN KULIT DI ASRAMA PUTRA SMA KRISTEN 2 (BINSUS) TOMOHON

    Get PDF
    Gangguan kulit merupakan hal yang sering dijumpai karena semua orang beresiko terkena gangguan kulit. Gangguan kulit bisa terjadi secara tidak terduga. Seseorang yang terkena gangguan kulit dapat mengalami gejala yang beragam, mulai dari ringan sampai berat bergantung pada penyebabnya. Gejala yang biasanya muncul yaitu ada tanda kemerahan dan rasa gatal pada kulit. Ada berbagai faktor penyebab terjadinya gangguan kulit antara lain  personal hygiene yang kurang baik dan tempat tinggal yang padat penghuni seperti di asrama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan antara Personal Hygiene dengan Keluhan Gangguan Kulit di Asrama Putra SMA Kristen 2 (Binsus) Tomohon. Metode yang digunakan dalam penelitan ini yaitu survei analitik dengan desain study cross sectional (potong lintang) yang dilaksanakan pada Agustus-Oktober 2020 dengan sampel adalah 87 responden yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan analisis penelitian menggunakan uji Chi-Square dengan nilai α=0.05. Berdasarkan hasil penelitan di asrama putra SMA Kristen 2 (Binsus) Tomohon maka didapatkan hasil yaitu nilai p=0,000 dengan nilai kemaknaan α=0,05. Kesimpulannya yaitu terdapat hubungan antara personal hygiene dengan keluhan gangguan kulit di Asrama Siswa Putra SMA Kristen 2 (Binsus) Tomohon. Kata Kunci : personal hygiene, gangguan kulit                  ABSTRACTSkin disorder is a phenomenon that is very common since everyone is prone to it. Skin disorder could happen unexpectedly. A person exposed to it may experience various symptoms mild or severe depending on what caused it. Symptoms that usually appear on people suffering from skin diseases are itching and redness of the skin. Various factors may incur skin disorder, some example are deficient personal hygiene and densely populated dwellings environment such as in dormitories. The main purpose of this research is to identify the connections between Personal Hygiene and complaints of skin disorders within male dormitory of SMA Kristen 2 Tomohon. The methods used in this research are analytic survey with cross-sectional study design which was held from August to October 2020. Sample size is 87 respondents who have met the criteria of inclusion and exclusion. Sampling technique is through purposive sampling and analysis done by Chi-Square test with α=0.05. Based on the research that has been carried out, the value p=0.000 was obtained with significance value α=0.05. In conclusion, connections were found between Personal Hygiene and complaints of skin disorders within male dormitory of SMA Kristen 2 Tomohon.Keywords: personal hygiene, skin disorde
    corecore