882 research outputs found

    Penurunan Kromium (Cr) dalam Limbah Cair Proses Penyamakan Kulit Menggunakan Senyawa Alkali Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3 (Studi Kasus di PT Trimulyo Kencana Mas Semarang)

    Full text link
    ABTRACT Background : One of the industrial type which use hazardous materials in its production process is leather tanning industry, by using chromium compound (Cr). Chromium is a heavy metal compound which recognized has a high poison energy. Result of analysis of sampel industrial liquid waste of leather tanning of PT Trimulyo Kencana Mas (TKM) Semarang showed that total chromium concervation was 49,575 m/l. This total Chromium rate was still above the standard quality of which enabled maximal 2,0 mg/l, according to Kep51/MENLH/110/1995. Alkali compound of Ca(OH)2, NaOH and NaHC03 is chemicals able to be used for the processing of industrial liquid waste of pregnant leather tanning of chromium, functioning to boost up condensation pH andprecipitated chromium so that obtained chrome in theform of hydroxide chromium (Cr(OH)3). Methods : which used in this research is (quasi experimental), with experiment variable repeated or referred as one group pretest ‑ posttest design. Results : of this research showed that optimum pH for the compound of each alkali at condition of pH 8, with the efficiency dissociation of chromium was equal to 99,28 % by using alkali compound of Ca(OH)2 and of NaOH, while USAge of NaHC03 equal to 98,50 %. Conclusions: Alkali compound of Ca(OH)2, NaOH and NaHCO3 can degrade chromium concentration (Cr) in liquid waste with high efficiency, that is reaching under standard quality. The most effective Compound of Alkali, evaluated from the technical aspect for the degradation of chromium concentration in liquid waste is NaOH, because with only small dose can dissociate chromium in liquid waste with high efficiency (99,28 %), For economic reason and recommendation for application in the field is Ca(OH)2

    PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR DENGAN SISTEM MAGNET DAN ELECTRIC HEATER PADA SALURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN PADA MOTOR BENSIN

    Get PDF
    Bahan bakar minyak merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan suatu saat akan habis. Untuk itu, penghematan dan peningkatan kualitas bahan bakar minyak menjadi sesuatu yang sangat penting. Maka dilakukan pengujian alat penghemat bahan bakar merk Femax yang menggunakan medan magnet dan electric heater. Tujuan pengujian alat penghemat bahan bakar merk Femax adalah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap torsi, daya dan konsumsi bahan bakar spesifik pada motor honda grand Dalam pengujian ini, alat penghemat bahan bakar merk Femax dipasangkan pada saluran bahan bakar menuju karburasi motor bensin merk honda astrea grand. pengujian dilakukan dalam dua tahap, yaitu antara tanpa menggunakan Femax dan dengan menggunakan Femax .pengujian dilakukan dengan dinamometer merk sportdyno v3.2 seri model SD325 di bengkel mototech yogyakarta pengujian dilakukan pada beberapa variabel putaran mesin yaitu 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, 8000 rpm, 9000 rpm, 10000 rpm.Data yang didapat dari pengujian adalah pembebanan pada dinamometer dan waktu mengonsumsi bahan bakar tiap 5 cc. Hasil yang didapatkan dari analisa data adalah torsi dan daya pada pengujian menggunakan Femax mengalami kenaikan pada putaran bawah dibandingkan dengan pengujian tanpa menggunakan Femax Sedangkan hasil analisa konsumsi bahan bakar spesifik dari pengujian menggunakan Femax mengalami penurunan pada putaran mesin rendah dibandingkan dengan pengujian tanpa menggunakan Femax . Akan tetapi pada putaran mesin tinggi, konsumsi bahan bakar spesifik pada pengujian menggunakan Femax tidak mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan pengujian tanpa menggunakan Femax

    PEMBUATAN APLIKASI WEB VULNERABILITY SCANNER TERHADAP KELEMAHAN XSS (Cross Site Scripting) MENGGUNAKAN JAVA.

    Get PDF
    Hingga saat ini tindakan penyerangan pada suatu web semakin tinggi. Sering terlihat di media cetak,dan media elektronik begitu banyak berita yang memuat aksi-aksi penyerangan terhadap suatu situs web. Salah satu contoh faktor timbulnya tindakan hacking adalah kesalahan dalam scripting pembuatan web adalah hal terbanyak yang dimanfaatkan oleh para attacker, sehingga rata-rata web yang berhasil diserang melalui lubang ini. Kelemahan-kelemahan scripting yang ditemukan pada proses vulnerabilities scanning misalnya, XSS. Untuk mencegah tindakan tersebut dapat menggunakan jasa perusahaan audit keamanan web. Dan tentunya akan menghabiskan banyak biaya, untuk menghindari hal tersebut, dalam proyek akhir ini akan dibangun aplikasi web vulnerability scanner yang berfungsi untuk mendeteksi suatu kelemahan web terhadap kelemahan XSS. Maka dengan menggunakan aplikasi web vulnerability scanner dapat dideteksi suatu kelemahan web terhadap kelemahan XSS dengan lebih dini sehingga dapat dicegah. Untuk kedepannya aplikasi web vulnerability scanner dapat digabungkan dengan browser

    PENGGUNAAN WHEAT POLLARD FERMENTASI DALAM KONSENTRAT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM KELINCI KETURUNAN VLAAMSE REUS JANTAN

    Get PDF
    Wheat Pollard merupakan limbah hasil penggilingan gandum, merupakan bahan pakan yang berasal dari tanaman yang sudah banyak digunakan untuk ransum ternak. Bahan pakan ini mengandung karbohidrat yang tinggi yaitu antara 58,8% - 66,2%, protein kasar 19,66%; serat kasar 6,84% dan lemak kasar 4,8%. Perlakuan fermentasi bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrien dari wheat pollard, misalnya yaitu meningkatkan kandungan protein kasar. Selain itu menjadikan wheat pollard lebih tahan lama atau tidak mudah rusak, menghilangkan bau yang tidak diinginkan, meningkatkan daya cerna dan juga menghilangkan zat anti nutritif dan racun yang mungkin terkandung di dalam wheat pollard. Penelitian yang dilaksanakan selama 10 minggu mulai tanggal 27 Oktober 2008 sampai 4 Januari 2009 yang berlokasi di Dukuh Tegalrejo Rt 02 Rw VI, Ngesrep, Ngemplak, Boyolali. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan Wheat Pollard Fermentasi (WPF) terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum kelinci Vlaams Reus jantan. Kelinci yang digunakan sebanyak 18 ekor dengan umur antara 1-1,5 bulan dan bobot badan 759,39 + 63,29 gram. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Taraf perlakuan WPF yang digunakan adalah P0 (0% WPF), P1 (20% WPF) dan P2 (40% WPF). Peubah yang diamati adalah Konsumsi Bahan Kering (KBK), Konsumsi Bahan Organik (KBO), Kecernaan Bahan Kering (KcBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KcBO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan WPF dalam ransum tidak berpengaruh terhadap KBK, KBO, KcBK dan KcBO pada ransum kelinci Vlaams Reus jantan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah penggunaan wheat pollard dalam konsentrat tidak perlu menggunakan perlakuan fermentasi karena tidak memberikan perbedaan terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik kelinci keturunan Vlaamse Reus Jantan. Kata kunci: Kelinci, Wheat pollard, Fermentasi, Konsumsi, Kecernaa

    Special Allocation Fund-Efficiency Energy (DAK-EE) an Acceleration of Energy Efficiency in Indonesia

    Get PDF
    Related to climate change and economic development of environmentally friendly (green economy) issues, the President has committed to reducing emissions of greenhouse gases (GHG) by 26% on their own sources (BAU), and up to 41% with international support in 2020 through Presidential Decree No. 61 in 2011 about the National Action Plan for Greenhouse Gas Emission Reduction (RAN-GRK). In addition to regulating the sectors that are considered to be the largest contributor to GHG emissions, the regulation also establishes funding sources RAN-GRK either through the APBN, APBD, as well as a variety of other sources constituted under the legislation. One of the initiatives that need to be supported is an effort to reduce their energy use. In this context, the Ministry of Finance has provided various forms of incentives to affect various economic actors in order to implement energy savings programs through the Special Allocation Fund (DAK) Energy Efficiency (EE) in the mechanism of Transfer to Regions. DAK-EE is expected to occur in energy efficiency projects aimed to (1) reduce electricity subsidies, (2) encourage the use of energy-efficient technologies, (3) stimulating the involvement of the financial sector (banking / financial institutions) to support the development of energy conservation and, (4) assist efforts to achieve national GHG emission reduction target by 2020. Using the descriptive method of analysis, the researcher wanted to analyze the possible use of DAK EE as a energy efficiency financing in Indonesia.Keywords: Special Allocation Fund, Energy Conservation, Energy Efficienc

    UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL PRESTASI SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PERMAINAN WORD SQUARE IPS

    Get PDF
    Penerapan metode permainan word square pada siswa bertujuan untuk meningkatkan  motivasi  belajar siswa dan meningkatkan hasil prestasi belajar IPS dengan pemberian  tugas soal dalam  bentuk permainan word square.  Dengan  demikian  dapat merangsang siswa untuk meningkatkan  motivasi dan prestasi siswa. Dengan teknik pengamatan, pencatatan di lapangan, wawancara dan dokumen. Sebagai Indikatornya siswa dinyatakan termotivasi adalah sangat senang pemberian soal dalam bentuk kuis, senang pemberian  tugas soal dalam  bentuk permainan word square, senang diskusi kelompok, senang diskusi kelas. Sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. 

    SPECIFIC ALLOCATION FUND FOR ENERGY EFFICIENCY TO INCREASE QUALITY OF THE ENVIRONMENT IN INDONESIA (Mekanisme Dana Alokasi Khusus Efisiensi Energi dalam Mendukung Perbaikan Lingkungan di Indonesia)

    Get PDF
    ABSTRACTRelated to the climate change and economic development of environmentally friendly (green economy) issues, the President has committed to reducing emissions of greenhouse gases (GHG) by 26% on their own sources (BAU), and up to 41% with international support in 2020 through Presidential Decree No. 61 in 2011 about the National Action Plan for Greenhouse Gas Emission Reduction (RAN-GRK). In addition to regulating the sectors that are considered to be the largest contributor to GHG emissions, the regulation also establishes funding sources RAN-GRK either through the APBN, APBD, as well as a variety of other sources constituted under the legislation. The main research question are; Is specific allocation fund (DAK) can be used to fund energy efficiency?; if so, what procedure should be done? and how monitoring and evaluating of the energy efficiency of the use of DAK ? To answer those questions, researcher using qualitative library research, cross sectional collection of data for intensive analysis, interviews to some leading experts in the field and a number of Focused Group Discussions were also conducted to construct the policy analysis. Based on the analysis of the mechanism of transfer to the regions in Indonesia, it is possible to enlarge of DAK field for energy efficiency by asking Line Minister to proposed mechanism and send to the Ministry of Finance. This can be addressed to support the achievement of environmental friendly activities and reduce the burden of state budget subsidies. Some of things that must be done is to propose the allocation of DAK EE into government programs and to develop a variety of specificized and technical indicators related.ABSTRAKTerkait dengan komitmen dalam mengatasi dampak perubahan iklim serta isu pengembangan ekonomi rendah karbon, Pemerintah telah mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2011 tentang rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Nasional (RAN-GRK) tahun 2020 sebesar 26% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan pendanaan asing. Dalam Perpres tersebut telah diatur sektor-sektor apa saja yang dianggap menjadi sumber emiten terbesar termasuk sektor energi, sekaligus adanya kewajiban pendanaan APBN/APBD dalam mengatasinya. Di sisi lain, kegiatan efisiensi energi tercatat sebagai salah satu aksi penurunan emisi GRK yang cukup signifikan dalam sektor energi baik untuk bangunan maupun mesin. Sayangnya kegiatan tersebut membutuhkan investasi yang cukup besar. Akibatnya kegiatan efisiensi energy menjadi tidak menarik. Di sinilah peran pendanaan APBN/ APBD menjadi sangat krusial. Terkait dengan pengaturan pengalokasian pendanaan APBN/APBD inilah peran Kemenkeu menjadi sangat vital, khususnya dalam mekanisme pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) yang menjadi kewenangannya. Dari hasil analisis, mekanisme alokasi DAK ternyata memungkinkan untuk ditujukan bagi pendanaan kegiatan efisiensi energi. Namun demikian, mekanisme yang harus dijalankan lebih difokuskan kepada inisiatif Kementerian/Lembaga (K/L) yang berwenang dalam pengusulan alokasi DAK tersebut.ABSTRACTRelated to the climate change and economic development of environmentally friendly (green economy) issues, the President has committed to reducing emissions of greenhouse gases (GHG) by 26% on their own sources (BAU), and up to 41% with international support in 2020 through Presidential Decree No. 61 in 2011 about the National Action Plan for Greenhouse Gas Emission Reduction (RAN-GRK). In addition to regulating the sectors that are considered to be the largest contributor to GHG emissions, the regulation also establishes funding sources RAN-GRK either through the APBN, APBD, as well as a variety of other sources constituted under the legislation. The main research question are; Is specific allocation fund (DAK) can be used to fund energy efficiency?; if so, what procedure should be done? and how monitoring and evaluating of the energy efficiency of the use of DAK ? To answer those questions, researcher using qualitative library research, cross sectional collection of data for intensive analysis, interviews to some leading experts in the field and a number of Focused Group Discussions were also conducted to construct the policy analysis. Based on the analysis of the mechanism of transfer to the regions in Indonesia, it is possible to enlarge of DAK field for energy efficiency by asking Line Minister to proposed mechanism and send to the Ministry of Finance. This can be addressed to support the achievement of environmental friendly activities and reduce the burden of state budget subsidies. Some of things that must be done is to propose the allocation of DAK EE into government programs and to develop a variety of specificized and technical indicators related.  ABSTRAKTerkait dengan komitmen dalam mengatasi dampak perubahan iklim serta isu pengembangan ekonomi rendah karbon, Pemerintah telah mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2011 tentang rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Nasional (RAN-GRK) tahun 2020 sebesar 26% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan pendanaan asing. Dalam Perpres tersebut telah diatur sektor-sektor apa saja yang dianggap menjadi sumber emiten terbesar termasuk sektor energi, sekaligus adanya kewajiban pendanaan APBN/APBD dalam mengatasinya. Di sisi lain, kegiatan efisiensi energi tercatat sebagai salah satu aksi penurunan emisi GRK yang cukup signifikan dalam sektor energi baik untuk bangunan maupun mesin. Sayangnya kegiatan tersebut membutuhkan investasi yang cukup besar. Akibatnya kegiatan efisiensi energy menjadi tidak menarik. Di sinilah peran pendanaan APBN/ APBD menjadi sangat krusial. Terkait dengan pengaturan pengalokasian pendanaan APBN/APBD inilah peran Kemenkeu menjadi sangat vital, khususnya dalam mekanisme pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) yang menjadi kewenangannya. Dari hasil analisis, mekanisme alokasi DAK ternyata memungkinkan untuk ditujukan bagi pendanaan kegiatan efisiensi energi. Namun demikian, mekanisme yang harus dijalankan lebih difokuskan kepada inisiatif Kementerian/Lembaga (K/L) yang berwenang dalam pengusulan alokasi DAK tersebut

    INTERAKSI DAN HARMONI UMAT BERAGAMA

    Get PDF
    The community of Singkawang constituted the multi cultural society, in religion, ethnic, and culture. Historically Singkawang society was able to maintain inter religious harmony. The associative social interaction seemed to be potential to support the harmony in the society. Based on the paradigm of functional-structural, society was assumed as an organic system having inter-relatednes between one organ and another in order to maintain the existence of the society. Social interaction within Singkawang society was developed by the the interaction in the cyrcle of family, neighbourhood, economical activities, religious leaders, and the relation within culture and tradition. Inspite of this the relation between the element of society is still cosmo­politant, on which the society members are less active in developing community harmony.***Masyarakat Singkawang adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai kelompok suku bangsa dan agama. Secara historis, masyarakat Singkawang mampu mem­pertahankan harmoni antar agama. Model interaksi sosial yang bersifat asosiatif tampaknya potensial untuk mendukung harmoni di dalam masyarakat. Ber­dasarkan paradigma fungsional-struktural, masyarakat diasumsikan sebagai sistem organik yang memiliki huungan antar bagiannya untuk mempertahankan masyarakat. Interaksi sosial di dalam masyarakat Singkawang dikembangkan melalui interaksi di dalam lingkup keluarga, lingkungan sekitar, aktifitas ekonomi, para pimpinan agama, dan hubungan di dalam lingkup budaya dan tradisi. Meskipun demikian, hubungan antar unsur masyarakat masih kosmopolitan, yang di dalamnya anggota masyarakat kurang aktif dalam mengembangkan harmoni masyarakat

    Pelatihan Iringan dan Teknik Garap Gejog Lesung pada Grup Seni Gejog Lesung “Kumandhang”

    Get PDF
    Gejog Lesung “Kumandhang” merupakan kelompok kesenian di masyarakat padukuhan Karanganom I– Ngawis–Karangmojo–Gunungkidul, yakni merupakan masyarakat yang percaya bahwa kesenian yang dimilikinya yakni Gejog Lesung tersebut telah ada sejak zaman nenek moyang mereka yang selalu difungsikan setiap upacara ulang tahun Desa maupun Rasulan. Namun, belum tersedianya instruktur profesional sesuai kompetensinya dalam kesenian Grup Seni Gejog Lesung “Kumandhang” sehingga gerak penyanyinya, iringan, maupun teknik garap penyajian terlihat sekedarnya sehingga perlu mendapat sentuhan akademisi untuk menggarap Grup Seni Gejog Lesung “Kumandhang”, agar tidak monoton dan terkesan membosankan. Penyuluhan dilakukan pada 11 Maret sampai dengan 21 Agustus 2020. Peserta penyuluhan Seni Gejoglesung “Kumandhang” berjumlah 20 (duapuluh) orang peserta. Materi penyuluhan berupa modifikasi motif pukulan dan teknik garap Gejog Lesung dengan lagu Kuwi Apa Kuwi, Suwe Ora Jamu, dan Swara Suling dengan metode ceramah, demonstrasi, dan latihan. Hasil penyuluhan adalah peserta paham bagian-bagian dalam sajian motif pukulan untuk Introduksi, Interlude dan Coda pada sebuah lagu, mengerti pentingnya aransemen dalam sebuah lagu, mengenal dinamika dan permainan tempo dalam garap pada sebuah ansambel Selain itu, pementasan jauh lebih hidup dan dinamis terutama lagu-lagu yang disajikan telah diaransemen, karena adanya tekhnik penggarapan dalam beberapa komposisi lagu sehingga tidak monoton dan membosankan. Pemahaman pentingnya manajemen terbuka dalam sebuah kelompok juga didapatkan dari penyuluhan ini. Gejog Lesung "Kumandhang" is an art group in the Karanganom I Ngawis Karangmojo Gunungkidul community, namely people who believe that the art they have, namely Gejog Lesung, has existed since the time of their ancestors, which has always been used every Village and Rasulan birthday ceremony. However, the unavailability of professional instructors according to their competence in the art of the Gejog Lesung Art Group "Kumandhang" so that the movements of the singers, accompaniments, and presentation techniques look modest, so it is necessary to get a touch from academics to work on the Gejog Lesung Art Group "Kumandhang", so as not to be monotonous and seem boring. The counseling was held on March 11 to August 21, 2020. There were 20 (twenty) participants of the "Kumandhang" Gejoglesung art extension. The counseling material was in the form of modification of the punch motif and the technique of working on Gejog Lesung with the songs Kuwi Apa Kuwi, Suwe Ora Jamu, and Swara Suling using lecture, demonstration, and exercise methods. The result of the counseling is that the participants understand the parts of the punch motive presentation for the Introductions, Interlude and Coda in a song, understood the importance of arrangements in a song, recognized the dynamics and tempo play in working on an ensemble. , the performance is much more lively and dynamic, especially the songs presented have been arranged, because of the cultivation techniques in several song compositions so that they are not monotonous and boring. An understanding of the importance of open management in a group was also obtained from this counseling
    • 

    corecore