121 research outputs found

    Engaging with government to scale-up community-based total sanitation in Indonesia

    Get PDF
    In 2007 Plan International Indonesia (Plan Indonesia) adopted Community-Led Total Sanitation (CLTS) as its only approach for implementing sanitation projects in its 9 Program Unit sites. The adoption of CLTS represented a new paradigm: sanitation was to be approached through a behaviour-change lens, focussed upon generating bottom-up demand for toilets, as opposed to a top-down, service-provision, subsidy model. In 2009 Plan Indonesia was the first international NGO in the country to embark upon a massive scale-up of its CLTS program in partnership with national, district and sub-district government. The aim of this scale-up is to achieve open-defecation free (ODF) status across 66 of the poorest sub-districts in Indonesia by 2014, and also to develop a replicable-model for further government-led CLTS projects in neighbouring priority districts. This paper outlines the process being undertaken to achieve this scale-up, the key factors that have enabled it and the lessons learned so far

    DEVELOPMENT PROGRAM FOR CALCULATION OF MATERIAL DIFFUSION COEFFICIENT IN SURFACE ENGINEERING

    Get PDF
    A program to calculate the diffusion coefficient and predicting the depth, time and temperature of diffusionhas been developed. It is shown that the calculation result is in good agreement with the known conventionalone. The program has been developed using Visual Basic based on the Fick’s II law and the diffusion coefficientequation as an exponential function of temperature. It is argued that the program could improve the accuracy ofthe calculation of diffusion coefficient, depth, time and temperature which are important to improve the diffusionprocess efficiency

    ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

    Get PDF
    ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe DAN Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo. Penambahan unsur pemadu serta perlakuan mekanik dan termal pada logam paduan berbasis zirconium, sangat berpengaruh terhadap struktur mikro yang terbentuk pada paduan tersebut. Oleh karena itu analisis pola difraksi yang terkait dengan struktur mikro paduan sangat penting untuk dilakukan. Analisis pola difraksi telah dilakukan untuk mempelajari karakteristik mikrostruktur ingot paduan zirlo (Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe) dan zirlo-Mo (Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo). Analisis dilakukan terhadap pola difraksi ingot awal dari kedua paduan dan yang telah mengalami proses  β-quenching serta perolan panas. Analisis pola difraksi ini adalah untuk mempelajari pengaruh proses perlakuan β-quenching, rol panas serta penambahan Mo pada paduan zirlo terhadap perubahan orientasi bidang, microstrain serta besaran rerata ukuran domain terboboti volume (ukuran kristalit). Ingot logam zirlo dan zirlo-Mo yang telah dipotong, serta cuplikan hasil perlakuan β-quenching dan perolan panas dilakukan preparasi untuk mendapatkan benda uji kristalografi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses β-quenching dan perolan panas memberikan pengaruh terhadap orientasi bidang, microstrain dan besaran rerata ukuran domain terboboti volume. PROFILE LINE DIFFRACTION ANALYSIS OF Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe AND Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo ALLOYS. The addition of alloying  elements  as well as mehanical and thermal treament to metal zirconium based alloys have significant effects on the microstructure of the alloys. Analysis of profile line diffraction associated with alloys microstructure is therefore important to be done.  In this research, profile line diffraction has been done to study the characteristic of zirlo (Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe) and zirlo-Mo (Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe- 0,5%Mo) ingot alloys.  Diffraction pattern analysis was done to both initial ingots and alloys which have undergone β-quenching and hot rolled process.  Diffraction pattern analysis is aimed to study the effect of β-quenching, hot rolled process and the addition of Mo on changes on plane orientation, microstrain and the average volume-weighted domain size (crystallite size).  Cuts of  zirlo and zirlo-Mo and  samples of β-quenching and hot rolled process alloys were used for the preparation of crystallography specimens.  The analysis results show that β-quenching and hot rolled process have influenced the plane orientation, microstrain and its average volume-weighted domain size

    Structural and Electrochemical Analysis of SmBa0.8Sr0.2Co2O5+δ Cathode Oxide for IT-SOFCs

    Get PDF
    The double perovskite SmBa0.8Sr0.2Co2O5+δ (SBSC82) was prepared using a conventional technique and evaluated as solid oxide fuel cells (SOFCs) cathode material which operates at intermediate temperatures. The SBSC82 cathode powder was produced using the solid-state reaction technique and an alumina ball as a grinder. XRD was used to determine the cathode powder structure, and the microstructure was analyzed using SEM. The oxygen content (δ) for the SBSC82 cathode was recorded by a thermogravimetric analyzer. Powder patterns and lattice parameters were detected using General Structure Analysis System (GSAS) software. The symmetrical cell was examined using a Voltalab PGZ 301 potentiostat. The δ of SBSC82 cathode reached 5.68, 5.43, and 5.22 at 400 oC, 600 oC, and 800 oC. It was found that SBSC82 oxide shows a simple perovskite-type structure with tetragonal P4/mmm. The polarization resistance (Rp) of the symmetrical cell with SDC|SBCS82|SDC configuration reached of 0.420 Ωcm2, 0.091 Ωcm2, and 0.041 Ωcm2 at 650 oC, 750 oC, and 850 oC, respectively. Single cell specimen achieves a power density of 377 mW/cm2 under humidified air/hydrogen

    Structural and Electrochemical Analysis of SmBa0.8Sr0.2Co2O5+δ Cathode Oxide for IT-SOFCs

    Get PDF
    The double perovskite SmBa0.8Sr0.2Co2O5+δ (SBSC82) was prepared using a conventional technique and evaluated as solid oxide fuel cells (SOFCs) cathode material which operates at intermediate temperatures. The SBSC82 cathode powder was produced using the solid-state reaction technique and an alumina ball as a grinder. XRD was used to determine the cathode powder structure, and the microstructure was analyzed using SEM. The oxygen content (δ) for the SBSC82 cathode was recorded by a thermogravimetric analyzer. Powder patterns and lattice parameters were detected using General Structure Analysis System (GSAS) software. The symmetrical cell was examined using a Voltalab PGZ 301 potentiostat. The δ of SBSC82 cathode reached 5.68, 5.43, and 5.22 at 400 oC, 600 oC, and 800 oC. It was found that SBSC82 oxide shows a simple perovskite-type structure with tetragonal P4/mmm. The polarization resistance (Rp) of the symmetrical cell with SDC|SBCS82|SDC configuration reached of 0.420 Ωcm2, 0.091 Ωcm2, and 0.041 Ωcm2 at 650 oC, 750 oC, and 850 oC, respectively. Single cell specimen achieves a power density of 377 mW/cm2 under humidified air/hydrogen

    KARAKTERISTIK INGOT PADUAN U-Zr-Nb PASCA PROSES QUENCHING

    Get PDF
    Telah dilakukan percobaan perlakuan panas (quenching) paduan U-Zr-Nb yang bervariasi komposisi Nb. Ingot paduan U-Zr-Nb dengan komposisi Nb yang bervariasi yakni 1%, 4% dan 7% dan komposisi Zr tetap 10% dibuat melalui peleburan logam U, Zr dan Nb di dalam tungku busur listrik. Percobaan perlakuan panas (quenching) dimaksudkan untuk mengubah fasa άU yang tidak stabil menjadi fasa gU yang stabil.  Pada percobaan quenching, ingot paduan U-10Zr-1Nb, U-10Zr-4Nb, U-10Zr-7Nb  dimasukkan ke dalam ampul  yang terbuat dari pelat baja  kemudian dimasukkan ke dalam tungku pemanasan dan dipanaskan pada temperatur  900 oC  serta ditahan selama 2 jam untuk selanjutnya didinginkan dengan cepat di dalam air. Setelah diquenching dikenai pengujian fasa dan pemeriksaan mikrostruktur. Pengujian fasa dilakukan menggunakan difrkasi sinar X (XRD)  yang datanya diolah menggunakan software High Score, sedangkan pemeriksaan mikrostrutur menggunakan mikroskop optik. Hasil pengujian dengan XRD menunjukkan bahwa paduan  U-10Zr-1Nb sebelum diquenching terdiri dari fasa αU, paduan U-10Zr-4Nb terdiri dari fasa αU  sebesar 23,1504 % dan fasa γU sebesar 76,8495 %, sedangkan pada U-10Zr-7Nb  terdiri dari fasa αU sebesar 34,1873 %  dan fasa γU sebesar  65,8127 %. Untuk paduan U-10Zr-1Nb setelah  diquenching  terdiri fasa  αU,  paduan U-10Zr-4Nb terdiri dari fasa αU  sebesar  44.6711 % dan fasa γU sebesar  55.3289 %, paduan U-10Zr-7Nb  terdiri dari fasa αU sebesar 17.9918 % dan fasa γU sebesar 82.0082 %.  Hasil analisis densitas teoritis terhadap fasa yang terbentuk pada paduan U-10Zr-1Nb, U-10Zr-4Nb, U-10Zr-7Nb  baik sebelum maupun setelah diquenching diperoleh bahwa  ingot paduan U-10Zr-1Nb, U-10Zr-4Nb, U-10Zr-7Nb  menunjukkan bahwa densitas fasa αU dan fasa γU mengalami penurunan sedikit apabila kandungan Nb semakin rendah. Sementara itu, hasil pemeriksaan mikrostruktur menunjukkan bahwa pada kandungan Zr yang semakin tinggi (7% Nb) terbentuk butir lebih kecil (halus) setelah mengalami quenching. Dapat disimpulkan bahwa proses quenching paduanU-10Zr-1Nb, U-10Zr-4Nb, dan U-10Zr-7Nb  akan mengubah  fasa yang ada dari fasa  αU menjadi fasa γU dan mikrostruktur. Kata kunci: Mikrostruktur, U-Zr-Nb, quenching, fasa, densitas

    Karakteristik Ingot Paduan U-Zr-Nb Pasca Proses Quenching

    Get PDF
    Telah dilakukan percobaan perlakuan panas (quenching) paduan U-Zr-Nb yang bervariasi komposisi Nb. Ingot paduan U-Zr-Nb dengan komposisi Nb yang bervariasi yakni 1%, 4% dan 7% dan komposisi Zr tetap 10% dibuat melalui peleburan logam U, Zr dan Nb di dalam tungku busur listrik. Percobaan perlakuan panas (quenching) dimaksudkan untuk mengubah fasa άU yang tidak stabil menjadi fasa gU yang stabil.  Pada percobaan quenching, ingot paduan U-10Zr-1Nb, U-10Zr-4Nb, U-10Zr-7Nb  dimasukkan ke dalam ampul  yang terbuat dari pelat baja  kemudian dimasukkan ke dalam tungku pemanasan dan dipanaskan pada temperatur  900 oC  serta ditahan selama 2 jam untuk selanjutnya didinginkan dengan cepat di dalam air. Setelah diquenching dikenai pengujian fasa dan pemeriksaan mikrostruktur. Pengujian fasa dilakukan menggunakan difrkasi sinar X (XRD)  yang datanya diolah menggunakan software High Score, sedangkan pemeriksaan mikrostrutur menggunakan mikroskop optik. Hasil pengujian dengan XRD menunjukkan bahwa paduan  U-10Zr-1Nb sebelum diquenching terdiri dari fasa αU, paduan U-10Zr-4Nb terdiri dari fasa αU  sebesar 23,1504 % dan fasa γU sebesar 76,8495 %, sedangkan pada U-10Zr-7Nb  terdiri dari fasa αU sebesar 34,1873 %  dan fasa γU sebesar  65,8127 %. Untuk paduan U-10Zr-1Nb setelah  diquenching  terdiri fasa  αU,  paduan U-10Zr-4Nb terdiri dari fasa αU  sebesar  44.6711 % dan fasa γU sebesar  55.3289 %, paduan U-10Zr-7Nb  terdiri dari fasa αU sebesar 17.9918 % dan fasa γU sebesar 82.0082 %.  Hasil analisis densitas teoritis terhadap fasa yang terbentuk pada paduan U-10Zr-1Nb, U-10Zr-4Nb, U-10Zr-7Nb  baik sebelum maupun setelah diquenching diperoleh bahwa  ingot paduan U-10Zr-1Nb, U-10Zr-4Nb, U-10Zr-7Nb  menunjukkan bahwa densitas fasa αU dan fasa γU mengalami penurunan sedikit apabila kandungan Nb semakin rendah. Sementara itu, hasil pemeriksaan mikrostruktur menunjukkan bahwa pada kandungan Zr yang semakin tinggi (7% Nb) terbentuk butir lebih kecil (halus) setelah mengalami quenching. Dapat disimpulkan bahwa proses quenching paduanU-10Zr-1Nb, U-10Zr-4Nb, dan U-10Zr-7Nb  akan mengubah  fasa yang ada dari fasa  αU menjadi fasa γU dan mikrostruktur. Kata kunci: Mikrostruktur, U-Zr-Nb, quenching, fasa, densitas

    Karakteristik Daktilitas SS304 Yang Teroksidasi Pada Temperatur Tinggi

    Get PDF
    Perubahan karakteristik kekerasan, kekuatan tarik dan daktilitas SS304 yang dikenai perlakuan panas pada temperatur tinggi dengan media udara telah dilakukan. Baja SS304 merupakan baja tahan karat yang memiliki berbagai keunggulan sehingga banyak digunakan di dunia industri. Pada penelitian ini digunakan sampel uji dari pipa SS304 dengan diameter 30 mm dipotong secara transversal sehingga berbentuk cincin dengan lebar 3 mm. Sampel dikenai proses oksidasi dengan pemanasan pada temperatur 600 °C, 800 °C dan 1000 °C selama 1 dan 2 jam di dalam media udara. Setelah proses oksidasi sampel dikenai pendinginan baik secara alamiah diluar tungku atau dipercepat menggunakan media air, kemudian dilakukan pengujian kekerasan dan kekuatan tarik kearah transversal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kekerasan pada sampel SS304 yang dikenai pendinginan dipercepat dibandingkan dengan sampel SS304 yang dikenai pendinginan alamiah. Nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada pemanasan 1000 °C selama 1 jam dengan pendinginan dipercepat. Perubahan nilai kekerasan sebelum dan setelah melalui proses perlakuan terjadi dari 281,25 HV menjadi 468 HV. Nilai kekuatan tarik sampel SS304 memiliki kecenderungan menurun, namun daktilitasnya mengalami peningkatan. Hasil uji menunjukkan adanya penigkatan kekuatan tarik dan daktilitas SS304 yang diberi perlakuan pemanasan pada temperatur 600 °C selama 2 jam dan dikenai pendinginan alamiah. Kekuatan tariknya menjadi 744,04 MPa dan elongasinya meningkat sebesar 12,38 %. Dari hasil pengujian diperoleh suatu pedoman bahwa penggunaan SS304 dalam lingkungan oksidasi pada temperatur tinggi dibatasi maksimum di temperatur 600 °C.Kata kunci: daktilitas, SS304, oksidasi, temperatur tinggi

    Karakterisasi Densitas Grafit Sebagai Kandidat Bahan Reaktor Temperatur Tinggi

    Full text link
    -Characterization on graphite density has been done. The characterizations were done by analyzed X-ray diffraction pattern using Rietveld method compared to the density measurement according to ASTM C373 and ASTM C559. Microstructure observation by optical microscope was done to prove the density characteristic of graphite electrode. The results showed the graphite electrode was 2H graphite allotrope with hexagonal crystal system and its space group is P 63 m c. Rietveld analysis for lattice parameter was achieved at a=2,4627 Å and c=6,7215 Å, with density at 2,26 g/cm3. Density measurement based on ASTM C373 at 2,41 g/cm3, and based on ASTM C559 at 2,28 g/cm3. The observation microstructure appearance showed high density in graphite. The density measurement showed the graphite electrode has passed one criteria to be used in high temperature reactor

    Pemasangan dan Penyuluhan Perawatan Instalasi Listrik dan Sarana Wudhu di Masjid Baetul Mumin

    Get PDF
    Fasilitas wudhu di Masjid Baetul Mumin saat ini belum memadai syarat bersuci dan pemenuhan kebutuhan jamaah. Untuk menyelesaikan solusi tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat yang diakan dilakukan di Masjid Baetul Mumin adalah memasang sistem instalasi listrik dan distribusi air wudhu sehingga air wudhu yang digunakan dapat dijamin kadar kesuciannya dan akses jamaah untuk memperoleh air wudhu dengan efisien. Kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi hal tersebut adalah memasang tangki air yang tertutup. Kemudian pipa saluran air yang dilengkapi dengan beberapa keran air. Untuk mendukung penampungan air ke tangki air tertutup, digunakan pompa air dengan daya yang telah disesuaikan dengan daya listrik yang tersedia. Program pengabdian ini disusun berdasarkan hasil survey pendahuluan oleh TIM PKM ke lokasi DKM Masjid Baetul Mumin serta wawancara kepada kepada anggota DKM. Metode yang akan digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah melalui kegiatan: Pembuatan design rangkaian sistem instalasi listrik dan distribusi air, menyusun dan peralatan bahan yang diperlukan, implementasi perencanaan serta penyuluhan perawatan sistem yang dibangun. Pemasangan instalasi listrik memerlukan perhatian khusus, karena lokasi pemasangan yang dekat dengan sumber air, kondisi ruangannyapun relatif lembab. Oleh sebab itu, untuk penempatan sambungan dan konektor listrik diusahakan diletakkan pada lokasi yang kelembabannya tidak terlalu tinggi dan jauh dari jangkauan air
    corecore