46 research outputs found

    Investigating the Effects of Reader Response Journals on the Quality of Teacher Trainees’ Responses to Literary Works

    Get PDF
    The present study investigated the effects of writing reader response journals (RRJ) on the quality of responses to literary works assigned. The study is underpinned by Rosenblatt’s Reader Response Theory, literacy principles, and sociocultural views. The study assumes that readers’ responses to literature involve critical and aesthetic reading-writing (literacy) events that are collaboratively constructed.  The study involved an intact group (N=22) comprising EFL teacher trainees of a private education college in Ciamis, Indonesia, taking Literature Criticism subject. This time series pre-experimental study entailed repeated measurements of critical reading and assessments of aesthetic responses before and after the treatment. Before the treatment, New Critics’ conventional text-based teaching strategies were given. Findings of the study suggest that, quantitatively, as ANOVA proved, the use of reader response journal gave effects on the constantly better achievements, and, as the Paired t-Test indicated, the treatment resulted in better quality. Additionally, qualitative evidences revealed from observation, interviews, and document analysis showed better quality of the trainees’ aesthetic experiences reflecting varied reader response strategies. The study recommends further studies develop reader response-based literature teaching model across contexts in reference to gender issues

    FENOMENAMAHASISWA“NGOPI” DI ANGKRINGAN 99

    Get PDF
    Di Kota Surabaya terutama didaerah dekat kampus, banyak tempat yang biasanya dijadikan tempat ngopinya para mahasiswa. Ngopi bagi kalangan mahasiswa adalah pekerjaan mangasyikan, ditengah tugas yang menumpuk dan perkuliahan yang padat, ngopi merupakan salah satu alternatif menghilangkan kepenatan tersebut. Di warung kopi mahasiswa banyak menceritakan beraneka ragam persoalaan, mulai dari kuliah, cewek, bisnis sampai organisasi. Tidak hanya itu, ngopi terkadang sebagai ajang untuk berdiskusi bagi kalangan aktivis. Metode penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara mendalam,serta mengumpulkan dokumen-dokumen, fokus kajian penelitian ini warung kopi dan mahasiswa (Fenomenologi mahasiswa ngopi di angkringan 99).Hasil penelitian ini menunjukkan motif because mahasiswa aktivis ngopi. Ngopi merupakan gaya hidup mahasiswa aktivis, sebelum memasuki dunia perkuliahan mereka sudah mengenal kopi dari lingkungan keluarganya. Mereka sering melihat anggota keluarganya (terutama ayah) yang sering meminum kopi, karena penasaran awalnya hanya mencoba setelah dirasa enak dan cocok mereka terus menerus melakukan kegiatan ngopi hingga menjadi gaya hidup mereka. Sedangkan motif yang melatar belakangi mahasiswa non-aktivis ngopi adalah dari ajakan teman. Kata Kunci : Warung Kopi,  Mahasiswa,  Angkringan 9

    Pelatihan Bertutur (Storytelling) Destinasi Wisata bagi Pemangku Kepentingan di Kawasan Objek Wisata Budaya Ciung Wanara Karangkamulyan Menggunakan Asistensi Whatsapp Group

    Get PDF
    Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya para pemangku kepentingan di kawasan obek wisata budaya Ciung Wanara Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis melalui pelatihan keterampilan bertutur (storytelling) destinasi wisata menggunakan asistensi Whatapps Group.  Khalayak sasaran adalah para pemangku kepentingan yang terdiri dari perwakilan perangkat desa, pengurus harian Paguyuban Kawargian Adat, pengurus harian Bumdes, Juru Pelihara, pemandu, pedagang kios, pedagang kaki lima, pedagang asongan, petugas parkir, pengurus harian Karang Taruna, dan pengurus Museum Ciung Wanara. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan interview mendalam menggunakan teknik Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion). Observasi dilakukan untuk mengamati lebih jauh dan secara langsung kemampuan menyusun cerita untuk menuturkan (storytelling) destinasi wisata budaya Ciung Wanara Karangkamulyan. Hasil observasi baik secara offline dan online berupa tangkap layar, panggilan suara dan pesan suara Whatsapp Group kemudian dianalisa secara detail melalui beberapa tahapan: reduksi data, penyajian menggunakan tabel, reduksi data, tampilan data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan hasil Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion) dianalisa secara tematik dengan beberapa tahapan terlebih dahulu seperti transcribing, coding, categorizing, dan interpreting. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan bahwa WhatsApp Group telah menjadi solusi dan media yang memudahkan pemangku kepentingan dalam penguasaan tekhnik bertutur (storytelling) destinasi wisata budaya Ciung Wanara. Keberhasilan peserta pelatihan mencapai 64% dalam memahami materi yang telah disampaikan. Selain itu, asistensi yang diperoleh pemangku kepentingan di kawasan wisata ini adalah pemahaman terhadap materi bertutur (storytelling) termasuk definisi bertutur (storytelling), unsur-unsur bertutur dan pemahaman menyajikan storytelling masing-masing mencapai 55%, sedangkan materi mengenai keunggulan bertutur (storytelling) mencapai 46%

    Decentralization and local governance in post-conflict societies

    Get PDF
    Das Prinzip der Dezentralisation ist in vielen Friedensabkommen Bemühungen angenommen und geglaubt als ein wichtiges Instrument im Konflikt Klimaschutz und Frieden Nachhaltigkeit. Die Helsinki-Friedensabkommens Bestimmungen zwischen der Regierung Indonesiens und Gerakan Aceh Merdeka, GAM (Bewegung Freies Aceh) vereinbart auch die dezentrale Selbstverwaltung Prinzip und bisher gelungen, einen längeren Konflikt in Aceh zu beenden. Diese Studie befasst sich mit der Forschungsfrage lautet also das, was die Dynamik, Prozesse und Herausforderungen der Dezentralisierung in Aceh nach dem Konflikt sind? Die Studie soll auch die Art der Beziehung zwischen Dezentralisierung und Konflikten zu identifizieren; die Aceh Friedensabkommen als Grundlage für dauerhaften Frieden darstellen, und die Prozesse der Post-Konflikt ziehen die institutionelle Reform zu helfen Konfliktminderung. Die Umsetzung der Dezentralisierung in Aceh nach dem Konflikt fungiert als treibende Kraft, um Konflikt zu beenden und einen dauerhaften Frieden und Entwicklung zu halten. Die Studie stützt sich die Umsetzung der Dezentralisierung in Aceh nach dem Konflikt in Aceh ermöglicht die Regierung auf, ihre politische Legitimität und Dienstleistungen zu verbessern, die wirtschaftliche Entwicklung, das Wohlergehen der Menschen und die Förderung dauerhaften Friedens. Allerdings waren die Menschen in Aceh mit der Leistung der neuen Regierung Regime während sie haben eine hohe Erwartung eines künftigen Aceh Entwicklung, nachdem die neue Regierung gewählt unzufrieden. Inzwischen hat die Aceh Post-Konflikt-Entwicklung wurde vor allem auf die Flutkatastrophe in Asien und Konflikten Programm, das von der Zentralregierung und den internationalen Gebern umgesetzt verlassen. Ihre Proteste und Unzufriedenheiten führen können, den Konflikt verschärfen und das Friedensabkommen zu verwöhnen. Diese Studie identifiziert auch die Herausforderungen der Dezentralisierung in Aceh nach dem Konflikt. Schlechte Leistung der neuen Regierung zur Ausübung der allgemeinen Entwicklung Programms ist die große Hindernisse. Inzwischen haben grassierende Korruption, Klientelismus, lokalen Despotismus, etc auch auf die Herausforderung der Dezentralisierung in Aceh Post-Konflikt-Governance beigetragen. Darüber hinaus teilen die Nachfrage nach Aceh in drei Provinzen und unvollendete Agenda der Friedensprozess sind entscheidend zu lösen. Kurz gesagt, ist die Dezentralisierung nicht Allheilmittel zur Streitbeilegung aber eine Lösung mit Risiken und Herausforderungen. Die Studie schließt mit Forschung schließlich Implikationen für die zukünftige Forschung und Empfehlungen für Aceh Regierungspolitik auf Post-Konflikt-Governance.The principle of decentralization has been adopted in many peace agreements efforts and believed as a major instrument in conflict mitigation and peace sustainability. The Helsinki Peace Agreement provisions between the Government of Indonesia and Gerakan Aceh Merdeka, GAM (The Free Aceh Movement) stipulated also the decentralized self-governance principle and so far succeeded to end a prolonged conflict in Aceh. This study addresses the main research question i.e. what are the dynamics, processes and challenges of decentralization in Aceh post-conflict? The study also seeks to identify the nature of the relationship between decentralization and conflict; to portray the Aceh peace agreement as basis for sustainable peace; and to draw the processes of post-conflict institutional reform in helping conflict mitigation. The implementation of decentralization in Aceh post-conflict acts as driving force to end conflict and to maintain sustainable peace and development. The study draws the implementation of decentralization in Aceh post-conflict enables the Aceh government to improve their political legitimacy and service delivery, enhance economic development, people’s welfare and promote lasting peace. However, the people of Aceh were dissatisfied with the performance of new government regime whilst they have a high expectation of a future Aceh development after the new government elected. Meanwhile, the Aceh post-conflict development has been primarily relied on post-tsunami and conflict reconstruction program which implemented by central government and international donors. Their protests and dissatisfactions may lead to exacerbate the conflict and to spoil the peace agreement. This study identifies also the challenges of decentralization in Aceh post-conflict. Poor capacity of new government to exercise the overall development program is the major obstacles. Meanwhile, rampant corruption, patronage, local despotism, etc have also contributed to the challenge of decentralization in Aceh post-conflict governance. In addition, the demand to divide Aceh into three provinces and unfinished agenda of peace process are crucial to be solved. In short, decentralization is not panacea in conflict settlement but a solution with risks and challenges. The study finally concludes with research implications for future research and recommendations for Aceh government policy on post-conflict governance

    THE STRATEGY OF DEVELOPING STUDENTS’ TRANSLATION SKILL THROUGH ANALYSIS TECHNIQUE OF MACHINE ASSISTED TRANSLATION (MAT) AND MANUAL TRANSLATION (MT)

    Get PDF
    Machine-Assisted Translation (MAT) is a sophisticated intellectual technology made by man as a means of instant translation. One of them is Google Translate. This research is a case study with a qualitative approach. This research is to find out the following questions. 1) about the implementation of teaching techniques by applying MAT and MT analysis in the Translation course; 2) about perceptions of students of learning techniques using MAT and MT analysis in the Translation course; and 3) about the strategy of students in doing MT. The research data collection techniques were obtained from classroom observations, interviews with lecturers on Translation subjects, and documents from the results of student translations. All of these were conducted online because Covid had not passed. The object of his research was a lecturer in the Translation subject and 10 students from the Translation class. The data analysis technique used the data credibility test through the triangulation of techniques and sources. The result and the finding of this study are that the lecturer implements the MAT and MT analysis in the translation course with various stages. Meanwhile, students have the perception that the translation technique with the MAT and MT analysis strategy is very beneficial for their translation results. The strategy carried out by students in translating is using MAT and MT analysis in addition to using special translation techniques

    Presepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Kriteria Permukiman di Permukiman Kumuh RW 10 Kelurahan Kotalama, Kota Malang

    Get PDF
    Permukiman yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap kualitas penghuninya. Pengembangan kawasan permukiman dikota Malang diarahkan untuk pemenuhan perumahan yang layak huni dan manusiawi untuk barbagai lapisan masyarakat dan konsep terpadu. Berbagai program yang dilaksanakan Pemerintah Daerah Kota Malang pada RW 10 Kelurahan Kotalama masih belum memberikan hasil yang signifikan dan seringkali menghasilkan program yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga program tidak berjalan dengan baik. Ketidak berhasilan program pemerintah menyebabkan RW 10 masih masuk dalam kategori kumuh sehingga masuk Salah satu program yang diinisiasi oleh Pemerintah Pusat untuk mencapai target “Kota layak huni, produktif dan berkelanjutan”. Keberhasilan program penataan lingkungan permukiman kumuh sangat sangat bergantung terhadap keterlibatan masyarakat setempat sebagai subyek pembangunan , yang pada akhirnya menempati dan memanfaatkan permukiman tersebut. Metode analisis yang digunakan adalah penilaian dan pembobotan tingkat kekumuhan yang dinilai berdasarkan indikator Permen PU Nomor 02/PRT/M/2016 dan analisis Importance Performance Analysis (IPA). Kuisioner IPA diberikan kepada masyarakat yang tinggal di permikiman RW 10 Kelurahan Kotalama. Dari kedua hasil analisis tersebut kemudian dioverlay sehingga didapkan hasil prioritas penanganan permukiman kumuh berdasarkan kondisi kekumuhan dan kebutuhan masyarakat. Hasil Penelitian menunjukan dengan kondisi kumuh ringan masyarakat RW 10 merasa puas dengan nilai kepuasan 3,54. Arahan perbaikan lingkungan terbagi menjadi lima prioritas penangan sesuai dengan kondisi kekumuhan dan kebutuhan masyarakat. Hasil overlay permasalahan menunjukan program prioritas utama adalah Program perbaikan prasarana dan sarana persampahan, Program perbaikan sistem pengolahan persampahan, Program pengadaan prasarana proteksi kebakaran, dan Program pengadaan sarana proteksi kebakaran

    Implementasi metode pengujian equivalence partitioning pada pengembangan RESTful API Sistem Informasi Klinik Pratama UPN “Veteran” Yogyakarta.

    Get PDF
    Tujuan:Menerapkan metode blackbox testing dengan teknik equivalence partitioning untuk menguji kualitas RESTful API Sistem Informasi Klinik Pratama UPN “Veteran” Yogyakarta yang sedang dikembangkan.Perancangan/metode/pendekatan:Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, dimulai dari perancangan desain API, implementasi, dan pengujian RESTful API yang telah dibuat.Hasil:RESTful API Klinik Pratama UPN Veteran Yogyakarta berjalan dengan baik dibuktikan dengan tidak ada kesalahan yang terjadi pada sistem ketika dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik equivalence partitioning.Keaslian/ state of the art:Penelitian yang dibuat menggunakan metode black box dengan teknik equivalence partitioning dengan objek RESTful API dan studi kasus Sistem Informasi Klinik Pratama UPN Veteran Yogyakarta

    PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DI KABUPATEN MALANG

    Get PDF
    Keterampilan Mengajar Guru sangat mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa. Keberhasilan lembaga pendidikan diketahui dengan mengukur prestasi belajar. Keterampilan mengajar berpengaruh dalam kegiatan bejalar mengajar. Sifat yang mendasar yang dimilik oleh guru yaitu keterampilan guru dalam mengajar akan membuat siswa yang diampu atau diberikan pelajaran merasa nyaman, termotivasi dan semangat untuk memperhatikan guru saat memberikan materi dari sumber buku atau bahan ajar materi yang akan disampaikan serta menumbuhkan motivasi  belajar dalam diri siswa untuk memperkuat materi dari sumber belajar yang akan dicapai. Prestasi belajar akan tercapai jika tujuan kegiatan pembelajaran didukung oleh ketrampilan dalam mengajar. Penelitian ini dutujukkan pada pengaruh keterampilan mengajar yang akan mempengaruhi hasil atau prestasi belajar siswa tersebut. Sebanyak 60 siswa SMK Brantas Karangkates berpartisipasi sebagai responden. Pengumpulan data menggunakan angket on-line dengan bantuan google form. Hasilnya menunjukkan sebagian besar siswa memberikan persepsi yang positif. Dari penelitian ini didapatkan hasil data tertinggi pada keterampilan mengajar kategori terampil. Sehingga dapat disimpulkan ada yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu keterampilan mengajar

    Investigating Speech Acts In Selected Dialogues Concerning Multicultural Values In the Indonesian Ministry of Educational & Culture- Endorsed High School Textbook: A Discourse Analysis

    Get PDF
    This paper is a discourse analysis that aims at investigating speech acts in a selected dialogue about multicultural values in the Indonesian Ministry of Educational & Culture-endorsed high school EFL textbook (twelfth grade). Speech acts theory was employed in processing the analysis of dialogues. The intended features were recognized, categorized, identified separately, and analyzed based on five major speech acts developed by Searle (1976). The findings revealed that 51% of utterances includes in the assertive category, the expressive category is 29%, while the directive and commissive categories have the same results (10%), and the declarative category does not have any outcome (0%). In addition, the presentation of the multicultural value in the Indonesian Ministry of Educational and Culture-Endorsed High School EFL Textbook (twelfth grade) 2018 revision through dialogue has proved to lack key. Based on this finding, it is recommended to investigate how the multicultural values are presented in the newest edition of textbooks and to cultivate the multicultural values using another methodology or the future researchers can use gender as the subject of the study

    THE EFL STUDENTS’ PERCEPTION OF THEIR FOREIGN LANGUAGE ANXIETY IN SPEAKING CLASS

    Get PDF
    ABSTRACTThe purpose of this paper is aimed at investigating the factors that influence foreign language anxiety among the students in a speaking class, and how they perceive about overcoming foreign language anxiety. The present study used a questionnaire to find out the factors that influenced students’ foreign language anxiety. An interview was conducted in order to find out the students’ perception of their foreign language anxiety. It was found that students felt anxious when they were unable to comprehend communication in class (62.5%). Test and speaking in front of class became one of the factors that caused students to experienced anxiety (43%). On the other hand, fear of receiving bad comments from the teacher and the other students was the third factor that students experienced anxiety (61.8%). Through the semi-structured interviews, it showed that students reduced the anxiety by practicing the pronunciation, and memorizing the vocabulary. Besides, the teacher played a role in creating and reducing students’ foreign language anxiety. The teacher who was able to create an enjoyable learning atmosphere, and focused on student-centered learning, the students argued that it could reduce their foreign language anxiety. Keywords: Speaking, Anxiety, Foreign Language Anxiety ABSTRAKTujuan dari artikel ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan bahasa asing di antara siswa di kelas berbicara, dan bagaimana mereka memandang tentang mengatasi kecemasan bahasa asing. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan bahasa asing siswa. Wawancara dilakukan untuk mengetahui persepsi siswa tentang kecemasan bahasa asing mereka. Ditemukan bahwa siswa merasa cemas ketika mereka tidak dapat memahami komunikasi di kelas (62,5%). Tes dan berbicara di depan kelas menjadi salah satu faktor yang menyebabkan siswa mengalami kecemasan (43%). Di sisi lain, ketakutan menerima komentar buruk dari guru dan siswa lain adalah faktor ketiga yang membuat siswa mengalami kecemasan (61,8%). Melalui wawancara semi-terstruktur menunjukkan bahwa siswa mengurangi kecemasan dengan mempraktikkan pengucapan, dan menghafal kosa kata. Selain itu, guru berperan dalam menciptakan dan mengurangi kecemasan bahasa asing siswa. Guru yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan fokus pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, para siswa berpendapat bahwa itu dapat mengurangi kecemasan bahasa asing mereka. Kata kunci: Berbicara, Kecemasan, Kecemasan Bahasa Asing
    corecore