2 research outputs found

    Analisis kadar fibrinogen sebagai biomarker diabetik pada tikus wistar yang diinduksi streptozotocin

    Get PDF
    Penyakit diabetes mellitus adalah serangkaian proses penyakit yang bermula dari kerusakan jaringan terutama di pankreas dimana awalnya ditandai dengan munculnya protein fase akut. Pada mamalia, konsentrasi protein fase akut yang dominan adalah serum amyloid A protein, C-reaktive protein dan fibrinogen. Penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi protein fase akut fibrinogen untuk digunakan sebagai biomarker pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin. Tikus yang digunakan adalah tikus Wistar jantan sebanyak 20 ekor, umur sekitar 2 bulan dengan berat badan 180-250 gram. Tikus dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 10 ekor tikus sebagai kelompok perlakuan (I) dan kelompok kontrol (II). Kelompok I dipuasakan selama 24 jam kemudian diinjeksi streptozotocin 1 kali dengan dosis 40 mg/kg bb yang dilarutkan dalam bufer sodium sitrat 0,1 M pH 4,0. Tikus diambil darahnya pada jam ke-0, 6, 12, 24, 48, 60, 72, 84 dan 96  post induksi diabetes untuk diperiksa kadar konsentrasi protein fase akut fibrinogen Hasil penelitian rata-rata kadar fibrinogen pada jam ke-0 dan ke-6 yaitu sebesar 0,57±0,06 mg/mL dan 0,60±0,35 mg/mL masih dalam range normal, kemudian mulai meningkat terus berturut-turut di jam ke-12 sebesar 0,6±0,4 mg/mL, jam ke-24 0.93±0,46 mg/mL, jam ke-36 1,1±0,1 mg/mL, jam ke-48 1,13±0,81 mg/mL, jam ke-60 1,17±0.40 mg/mL, jam ke-72 1,47±0,06 mg/mL, jam ke-84 1,6±0,1 mg/mL dan jam ke-96 1,8±0,1 mg/mL. Hasil dari penelitian ini menunjukkan protein fase akut fibrinogen dapat dijadikan sebagai salah satu marker pada tikus yang diinduksi diabetes mellitus

    Gambaran kadar gula darah tikus wistar diabetes hasil induksi streptozotocin dosis tunggal

    Get PDF
    Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kadar gula darah tikus wistar yang diinduksi diabetes dengan streptozotocin. Tikus yang digunakan adalah tikus Wistar jantan sebanyak 20 ekor, umur sekitar 2 bulan dengan berat badan 180-250 gram. Tikus dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 10 ekor tikus sebagai kelompok perlakuan (I) dan kelompok kontrol (II). Kelompok I dipuasakan selama 24 jam kemudian diinjeksi streptozotocin 1 kali dengan dosis 40 mg/kg bb yang dilarutkan dalam bufer sodium sitrat 0,1 M pH 4,0. Tikus diambil darah pada jam ke-0, 6, 12, 24, 48, 60, 72, 84 dan 96  post induksi diabetes untuk diperiksa kadar gula darah. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar gula darah tikus masih dalam keadaan normal pada jam ke-0 sebesar 90,6±15,88 gr/dL dan jam ke-6 126±11,73 gr/dl lalu menurun pada jam ke-12 sebesar 48,4±6,26 gr/dL dan meningkat tajam sebesar 348,3±33,17  gr/dL pada jam ke-24 sampai akhir penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan streptozotocin dapat menginduksi tikus menjadi diabetes mellitus
    corecore