11 research outputs found

    STUDI KEMUNDURAN MUTU POLONG PANILI KERING SELAMA PENYIMPANAN PADA BERBAGAI KEMASAN PLASTIK

    Get PDF
    Vanilla is tropic plant that has high economic value. Indonesian vanilla is the most popular because of vanillin content. Vanillin is the major of flavor compound in vanilla. Vanillin is formed during processing fresh to dry vanilla benas. Decreasing vanillin content and moisture content of dry vanilla beans during storage cause degradation of quality. The objective of this research was determined permeability of plastic packaging, the kinetic of quality degradation of dry vanilla beans were packaged all types of plastic during the storage, and predicted dry vanilla shelf-life. In this research classified for 3 steps, determined water vapour permeability of plastic, the kinetic of quality degradation of dry vanilla beans during the storage, and determined dry vanilla shelf-life. Result value was analyzed descriptively. The result of research showed that permeability of polipropilen 0,08 mm was 0,4 gH2O/harim2mmHg and permeability of polipropilen 0,03 mm was 0,675 gH2O/harim2mmHg. But permeability of polietilen 0,08 mm was 0,46 gH2O/harim2mmHg and permeability of polietilen 0,03 mm was 0,795 gH2O/harim2mmHg. In the other, permeability of zaack plastic was 8,14 gH2O/harim2mmHg. Polipropilen was the most because vanilin content changes was longest time among polietilen and zaack plastic packages, for this reason the stability of vanilla beans quality could be controlled. Polipropilen plastic has Ea = 8 Kal/mol K with A value = 16085,93; polietilen plastic has Ea = 7,89 Kal/mol K with A value = 14433,30; and bagor plastic has Ea = 7,64 Kal/mol K with A value = 10544,9. The shelf life of vanilla beans that packaged with Polipropilen was 47 days, polietilen for 44 days, and zaack plastic for 43 days. The most proper packages for dry vanilla beans was Polipropilen. Keyword : Vanilla, percentage of water, percentage of vanillin, quality degradation, shelf-life

    Quality of Physical and Sensory of Super-native Chicken Breast Marinated with Herbs and Spices with Different Levels of Marination Concentration

    Get PDF
    Super-native chickens result from crosses between male native chickens and laying hens.  The diversification of processed products from super-native chicken can be developed into ready-to-cook products by marinating them with local herbs and spices.  This research was conducted on the effect of marination concentrations of different local herbs and spices on the hedonic quality of super-native chicken breast.  The research material consisted of super-native chicken breast, chili powder, sugar, salt, pepper, garlic, cinnamon, palm oil, lime juice, monosodium glutamate, and ginger.  The treatment levels of marination concentration were 10, 20, and 30% of the weight of the meat.  Physical quality parameters tested were color, pH value, moisture, cooking loss, water-holding capacity, yield, and hardness.  Each treatment consisted of 3 replications.  In addition, sensory quality was tested by a hedonic quality test by 40 untrained panelists.  The hedonic quality parameters tested were color, flavor, taste, texture, tenderness, and juiciness.  The data from the physical quality test were analyzed by analysis of variance.  The hedonic quality test results were analyzed by non-parametric analysis through the Kruskal-Wallis hedonic test.  If there was a significant difference (P0.05), the test was continued with Duncan's New Multiple Range Test.  The results showed that the concentration level of different local herbs and spices marination could affect the physical quality (redness, pH value, and moisture) and sensory (color and texture) of super-native chicken breast.  The marination concentration of local herbs and spices at 20% level was the best treatment based on hedonic quality with a smooth meat texture and a score of 3.98

    PENYULUHAN PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA DOMBA

    Get PDF
    Pemberian pakan ternak yang baik dan sesuai teknologi pengolahan akan menghasilkan ternak yang berkualitas pula. Permasalahan ketersediaan pakan ternak terutama untuk ternak domba menjadi hal yang utama dalam pembudidayaan ternak domba berkualitas. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan tentang penerapan teknologi pengolahan pakan ternak dalam upaya pengembangan usaha budidaya ternak domba. Solusi teknologi pengolahan pakan ternak yang diberikan ada tiga teknologi, yaitu Silase, Pakan Fermentasi, dan Amoniasi. Metode yang dilakukan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan diskusi. Dengan diadakannya penyuluhan ini, menjadikan peserta (kelompok peternak domba) mengetahui teknologi pengolahan pakan ternak yang baik dan benar, menjadikan evaluasi apa yang telah dilakukan sebelumnya, keberlanjutan program yaitu praktek pembuatan ketiga teknologi pengolahan pakan ternak. Pelaksanaan penyuluhan pada program Pengabdian kepada Masyarakat mencapai target luaran sebesar 80% sehingga dapat dikatakan bahwa program ini telah berhasil

    INTENSIFIKASI USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN (KUB) MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK USAHA BERSAMA

    Get PDF
    Program pengembangan desa binaan ini dilakukan di Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember yang merupakan salah satu desa binaan Universitas Jember. Tujuan yang ditetapkan pada program ini adalah terjadinya peningkatan atau intensivikasi budidaya ayam kampung unggul dengan menerapkan teknologi pembibitan dengan menggunakan mesin tetas otomatis, peningkatan Sumber daya peternak melalui pelatihan, praktek, dan pendampingan tentang manajeman budidaya ayam kampung unggul. Metode pelaksanaan pengembangan desa binaan diawali dengan: kegiatan sosialisai program pengabdian pada masyarakat, Pelatihan dan pendampingan manajeman pembibitan ternak (teknik penetasan telur menggunakan mesin tetas otomatis) untuk mendapatkan bibit ayam kampungunggul, pelatihan manajeman pemeliharaan, manajeman pakan (formulasi ransum berbahan pakan lokal), manajeman kesehatan ternak guna meningkatkan sekil dan ketrampilan peternak dalam hal budidaya ternak ayamkampung, pelatihan penguatan kelembagaan, Pembentukan kelompok usaha bersama (KUBE), meningkatkan akses pasar, disfersivikasi usaha untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraanpeternak, dan pendampingan kegiatan untuk memastikan keberlanjutan Program Desa Binaan. Target dari kegiatan ini yaitu bersama dengan pemerintah Desa Purwoasri dan kelompok peternak ayam kampung unggul melakukan intensifikasi usaha budidaya ayam kampung unggul guna meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan peternak

    Fortifikasi Tepung Kelapa Pada Biskuit Anak Balita

    No full text
    Tepung kelapa merupakan salah satu alternatif dalam penambahan produk pangan dengan tepung terigu ataupun untuk substitusi tepung terigu karena nutrisinya yang tinggi sehingga sangat berpotensi untuk pengembangan produk pangan terutama biskuit anak balita. Tujuan penelitian ini adalah menentukan proporsi tepung terigu dan tepung kelapa yang tepat sebagai bahan baku biscuit anak balita yang dapat diterima dari sudut pandang kandungan nutrisi, sifat tekstur, dan penerimaan panelis. Penelitian ini menggunakan proporsi tepung terigu : tepung kelapa yaitu sampel A (90%:10%), sampel B (80%:20%), dan sampel C (70%:30%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang sesuai dengan standar kandungan gizi dan kekerasan adalah sampel C (70%:30%), dengan kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat kasar, dan tingkat kekerasan berturut-turut sebesar 8,75%, 27,98%, 62,60%, 0,67%, dan 177.9826N/mm2. Biskuit dengan fortifikasi tepung kelapa memiliki nilai gizi sesuai standard dan berdasarkan tingkat kesukaan dapat diterima dan disukai oleh panelis.  Tepung kelapa merupakan salah satu alternatif dalam penambahan produk pangan dengan tepung terigu ataupun untuk substitusi tepung terigu karena nutrisinya yang tinggi sehingga sangat berpotensi untuk pengembangan produk pangan terutama biskuit anak balita. Tujuan penelitian ini adalah menentukan proporsi tepung terigu dan tepung kelapa yang tepat sebagai bahan baku biscuit anak balita yang dapat diterima dari sudut pandang kandungan nutrisi, sifat tekstur, dan penerimaan panelis. Penelitian ini menggunakan proporsi tepung terigu : tepung kelapa yaitu sampel A (90%:10%), sampel B (80%:20%), dan sampel C (70%:30%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang sesuai dengan standar kandungan gizi dan kekerasan adalah sampel C (70%:30%), dengan kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat kasar, dan tingkat kekerasan berturut-turut sebesar 8,75%, 27,98%, 62,60%, 0,67%, dan 177.9826N/mm2. Biskuit dengan fortifikasi tepung kelapa memiliki nilai gizi sesuai standard dan berdasarkan tingkat kesukaan dapat diterima dan disukai oleh panelis.

    Penerimaan konsumen dan nilai gizi cendol ikan lele (Clarias batrachus) dengan penambahan serbuk kopi

    No full text
    Cendol is one of the popular drinks in Indonesia which is made from flour with incomplete nutritional content, so it is necessary to modify the formulation of cendol by adding catfish meat and coffee powder to complement the nutritional value of cendol products. The purpose of this study was to determine the effect of adding coffee grounds to consumer acceptance and the nutritional value of catfish cendol products. This study used a completely randomized design (CRD), with 4 additional treatments of coffee powder 0 g, 2 g, 4 g, and 6 g. The results showed that the addition of coffee powder had an effect on the hedonic yield of catfish cendol. The best cendol according to consumer acceptance is based on the results of hedonic code K2 with the addition of 4 g of coffee powder with water content of 65.34%, ash content of 0.48%, fat content of 0.52%, protein content of 11.13%, and carbohydrates 23, 53%

    KINETIKA PENURUNAN KADAR VANILIN SELAMA PENYIMPANAN POLONG PANILI KERING PADA BERBAGAI KEMASAN PLASTIK

    No full text
    Flavour compound in vanilin (vanilin compound) is constructed during the production process of fresh vanilin bean into dry vanilin bean. The decreasing of vanilin level during the storage causes the decrease of quallity of vanilin level. This research is aimed to determine the kinetics decreasing of vailin level of dry vanilin in many plastic packaging during the storage. In this research, polietilen plastic (0,03 mm width), polipropilen (0,03 mm width) and plastic sack are used as the packaging of dry vanilin. The kinetic decreasing of vanilin level during the storage is determine by using Arrhenius kinetic. The result of this research shows that the decreasing of vanilin level in dry vanilin beans which are packaged by using polipropilen plastics is larger than packaged by using polietilen plastics and plastic sacks. The equation of the decreasing vanilin level for vanilin beans, packaged with polipropilen Y = -4030X + 9,685, polietilen Y = -3971X + 9,577 and plastic sacks Y = -3846X + 9,263

    Penambahan Bubuk Daun Stevia Pada Minuman Kopi Arabika Terhadap Tingkat Kesukaan Konsumen

    No full text
    Kopi merupakan salah satu bahan minuman yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pecinta kopi memiliki cita rasa yang beragam, ada yang menyukai rasa kopi murni tanpa tambahan apapun, namun ada juga yang memilih untuk menambahkan gula sebagai pemanis pada kopinya. Stevia adalah alternatif pemanis alami. Namun di Indonesia, tanaman stevia belum menunjukkan peran yang signifikan sebagai sumber komoditas pemanis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk daun stevia pada minuman kopi arabika terhadap preferensi konsumen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 5% BNJ Advanced Test yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu K1 (0 gr), K2 (0,5 gr), K3 (1 gr), K4 (1,5 gr) dan K5 (2 gr). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan K1 (0 gr) paling disukai untuk parameter aroma dan aftertaste, perlakuan K3 (1 gr) paling disukai untuk rasa dan perlakuan K2 (0,5 gr) paling disukai untuk parameter viskositas.Kopi merupakan salah satu bahan minuman yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pecinta kopi memiliki cita rasa yang beragam, ada yang menyukai rasa kopi murni tanpa tambahan apapun, namun ada juga yang memilih untuk menambahkan gula sebagai pemanis pada kopinya. Stevia adalah alternatif pemanis alami. Namun di Indonesia, tanaman stevia belum menunjukkan peran yang signifikan sebagai sumber komoditas pemanis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk daun stevia pada minuman kopi arabika terhadap preferensi konsumen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 5% BNJ Advanced Test yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu K1 (0 gr), K2 (0,5 gr), K3 (1 gr), K4 (1,5 gr) dan K5 (2 gr). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan K1 (0 gr) paling disukai untuk parameter aroma dan aftertaste, perlakuan K3 (1 gr) paling disukai untuk rasa dan perlakuan K2 (0,5 gr) paling disukai untuk parameter viskositas
    corecore