164 research outputs found

    HYDROTROPIC EXTRACTION OF THEOBROMINE FROM COCOA BEAN SHELL.

    Get PDF
    Cocoa bean shell (CBS) is a waste product from chocolate and cocoa milling industries. CBS is high in nutritive value but it is of limited use in animal feeds because of its toxic theobromine content. Though its theobromine content limited the use of CBS, its amino acid profile of CBS compares favourably with palm kernel cake suggesting that it could be utilized as a medium protein source to substitute grain protein in livestock diets. Theobromine is also possesed many farmacological function such as anti cancer, diuretics, cardiac stimulants, hypocholesterolemic, smooth-muscle relaxants, atshma and coronary vasodilators. Considering that Indonesia is the third largest producer of cocoa in the, the potential usage of both protein and theobromine content of cocoa bean shell, thus it is neccesary to separate theobromine from cocoa bean shell. A new developed separation process is the extraction process using aqueous hydrotropes solution for recovery of naturally occurring secondary metabolites. The solubility of the secondary metabolites extracted are increased sharply and easily recovered. Recently several researches demonstrated that high solubilization capacity and selectivity in solubilization by hydrotropy could be used for extraction of water insoluble bioactive compound such as piperin, limonin, curcuminoids and forskolin. Based on the promising result by hydrotropic extraction of natural product, thus it is a promising method in administering theobromine from cocoa bean shell. Keywords: hydrotropic, extraction, theobromine, cocoa bean shel

    Family Nutrition Improvement Efforts Through Nutrition Management of Pokea Clam Based on Environmental Health

    Get PDF
    The coastal communities of the Pohara river, Sampara Subdistrict, where the habitat for endemic pokea clam growth, has a habit of consuming pokea clam meat which can affect the nutritional status of the family. Pokea clam meat (Batissa violacea celebensis von Marten 1897) contains fatty acids, which can reduce the risk of cardiovascular disease. The purpose of this community service, to identify patterns of consumption of pokea clam and  nutritional status. The method used through interviews, counseling and examination of nutritional status. The number of respondents identified was 72 respondents. Data were collected by questionnaire regarding the consumption pattern of pokea clam, measurement of height, weight and waist circumference. The results of the identification of consumption patterns of pokea clam meat showed 58% of respondents, consuming average pokea clam 1-3 times a day. As many as 78%, processing directly the pokea clam meat. The types of preparations consumed are pokea satay (39%) and boiled pokea (8%). The results of examination of Body Mass Index (BMI) obtained 50.0% normal nutritional status, 16.7% excess and 30.6% obesity. Waist circumference measurement results, 47.2% are normal, and 52.8% are not normal. Integrated and sustainable health promotion, need to improve the nutritional status of coastal communities

    Ergonomic Redesign of Computer Laboratory to Improve Electric Power Performance and Working Efficiency

    Full text link
    The current problems in the Computer Laboratory of Udayana UniversityTechnical Engineering Faculty include non-standard room temperature of 28 0 C, nonstandardlight intensity average in the room of 110 lux, seat height of 43 cm and tableheight of 74,50 cm being not adapted to the workers' anthropometric measurements, anddazzling white-colored curtains. Baseline data on six students after 3-hour workingrevealed the following findings: eye fatigue 81%' and general fatigue 88%;musculoskeletal complaints 51%; average learning achievement 59.5%, performance16.25%, and efficiency 10.09%. In an effort to improve the working conditions, a totalexperimental ergonomic intervention in the form of redesigning the Computer Laboratorywas introduced.In this study 30 subjects were recruited. The data collected were analyzed by usingdesriptive statistics, normality test, comparability test, and paired-simple t-test with asignificant level of 5%.Total ergonomic intervention has resulted in a decrease of room temperature from280 C to 25.830 C (p<0.05), increase in light intensity from 110 lux to 136.67 lux, decreasein eye fatigue from 81% to 23% (p<0.05), decrease in general fatique 88% to 41%,decrease in musculoskeletal complaints from 51% to 11% (p<0.05), increase in learningachievement score from 59.5% to 89.5% (p<0.05), increase in performance from 16.25%to 41.25%, and increase in efficiency from 10.09% to 75.09% (p<.05).The results of this study revealed that appropriate total ergonomic intervention in acomputer laboratory had succeeded in improving the quality of working and performanceof the workers

    Pemberdayaan Masyarakat Petani Dengan Penerapan Teknologi Pembuatan Insektisida Nabati Dari Limbah Penyulingan Daun Nilam

    Get PDF
    Kabupaten Pemalang merupakan salah satu daerah penghasil minyak nilam yang cukup besar di Jawa Tengah. Lokasi petani penyuling minyak nilam di Kabupaten Pemalang terpusat di Kecamatan Belik dan Watukumpul dengan jumlah petani penyuling sekitar 67 orang. Pada proses penyulingan minyak nilam akan dihasilkan limbah berupa ampas daun dan ranting sisa penyulingan. Namun sampai saat ini limbah hanya dibuang begitu saja, sehingga dalam jumlah banyak dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah satu alternatif pengolahan limbah daun nilam adalah diolah menjadi insektisida nabati. Oleh karenanya dibutuhkan suatu kegiatan pelatihan dan penyuluhan pembuatan insektisida nabati di kalangan pentani penyuling minyak nilam sebagai salah satu upaya meminimalkan dampak limbah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan formulasi insektisida nabati di laboratorium proses kimia Unwahas, dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan dan pelatihan dilapangan serta proses evaluasi. Sasaran yang dituju khususnya adalah para petani penyuling minyak nilam, pemuda dan warga sekitar. Selain itu juga dilakukan koordinasi dengan pihak Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Belik. Hal ini tidak terlepas dari keinginan warga untuk dapat mengolah limbah daun nilam yang selama ini memang menjadi permasalahan utama di kalangan penyuling. Diharapkan dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ini dapat membuka wawasan petani dalam mengolah limbahnya menjadi suatu produk yang memiliki nilai ekonomis

    CHATODOLUMINESCENCE MICROSCOPIC ANALYSIS TO INTERPRET THE REDOX CONDITION DURING THE FORMATION OF CARBONATE VEIN

    Get PDF
    Cathodoluminescence (CL) is generated by an electron gun coupled to an optical microscope. There are two types of chatodoluminescence, i.e., cold CL and hot CL. In the cold cathode microscopic equipment, the electrons are generated by an electric discharge between two electrodes under a low gas pressure, whereas in the hot CL microscope, the electrons are generated by heating a filament (2000–3000°C). In this paper we utilize cold CL combine with electron microprobe analysis (EMPA). The CL microscopy of carbonate shows at least three carbonate generations, i.e., rhodochrosite with dull or no luminescence, Mg-rich calcite with dark red luminescence, manganese-bearing calcite with up to 0.04 wt.% Mn with bright orange luminescence, and pure calcite and Mn-rich calcite (> 0.15 wt.% Mn) with dull or no luminescence. The result also suggests that the luminescence pattern of calcite is controlled by the amount of Mn2+. Sectoral zoning and chevron-shape growth zoning exist in some coarse-grained calcite aggregates. The sectorial zoning of calcite as reflected by dull to bright CL color indicated that slightly to more reducing environment during calcite deposition. Keywords: Chatodoluminescence, rhodochrosite, calcite, sectorial zonin

    Pembuatan Polihidroksialkanoat Dari Limbah Cair Industri Terigu Dalam Sequencing Batch Reactor

    Get PDF
    Plastik merupakan salah satu polutan yang sulit dihancurkan oleh alam. Peningkatan volume sampah plastik mendorong pencarian dan pengembangan material plastik yang mudah diuraikan oleh alam (plastik biodegradabel). Polihidroksialkanoat (PHA) adalah salah satu jenis plastik biodegradabel yang termasuk dalam kelompok poliester. Bahan baku PHA antara lain glukosa dan asam lemak volatil. PHA dapat dihasilkan dari bermacam-macam bakteri. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan PHA berasal dari biaya pemenuhan kebutuhan substrat dan biaya pengambilan dan pemurnian PHA dari biomassa. Upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah industri pangan menggunakan sistem lumpur aktif dalam Sequencing batch reactor (SBR) untuk memproduksi PHA. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbandingan antara siklus pendek dan siklus panjang dalam sistem SBR terhadap akumulasi PHA serta pengaruh periode aerob dan anaerob. Penelitian dilakukan dalam SBR dengan volume total sebesar 6 L. Lumpur aktif yang digunakan diperoleh dari PT Apac Inti Corpora Ungaran, sedangkan limbah cair terigu yang digunakan adalah limbah sintesis. Variasi dilakukan terhadap tahapan pengisian dan rasio aerob-anaerob. Satu siklus SBR membutuhkan waktu 12 jam. Kondisi-kondisi yang diusahakan tetap adalah temperatur kamar, pH netral (pada awal operasi), dan SRT selama 10 hari. Variabel tetap lainnya adalah waktu pengendapan 2 jam dan waktu dekantasi 1 jam. Analisa kandungan MLSS dan PHA dilakukan diakhir silkus dan tiap hari selama masa STR. Hasil penelitian menujukkan bahwa konsentrasi PHA yang lebih besar mencapai 1,7 g/L diperoleh pada tahapan pengisian panjang. Rasio aerob dan anaerob dengan periode aerob yang lebih besar menghasilkan konsentrasi PHA yang lebih besar dan konsentrasi PHA terbesar diperoleh pada rasio aerob-anaerob 2:1. Kata Kunci: limbah cair, polihidroksialkanoat,SBR, terig

    Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, Dan Perikanan Kabupaten Gianyar

    Get PDF
    Employees who excel at work show that their abilities are used properly to achieve company goals. The purpose of this study was to determine the effect of organizational commitment and training on the work performance of employees in the Food, Marine, and Fisheries Service Office of Gianyar Regency in a racial and simultaneous manner. The number of samples was set at 45 people with a saturated sampling method. The data analysis technique used multiple linear regression analysis. Based on the results of the analysis, it was found that organizational commitment and training had a positive and significant effect on the work performance of employees at the Office of Food Security, Marine and Fisheries, Gianyar Regency, both racially and simultaneously. Suggestions in this study are that companies can improve employee performance by looking at organizational commitment and training factors

    Hubungan Antara Kemandirian Dan Intensi Mencari Bantuan Pada Anggota Komunitas Backpackers Regional YOGYAKARTA - Jawa Tengah

    Full text link
    Intensi mencari bantuan adalah suatu keinginan pada seseorang yang muncul karena adanya kebutuhan untuk mengekpresikannya dengan cara mencari bantuan dari pihak kedua yang berpotensi untuk memberikan solusi dari kebutuhan atau masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian adalah kemampuan individu untuk mengambil keputusan, tindakan, dan berperilaku sesuai dengan kehendak serta memahami dan sanggup untuk menerima dan menanggung segala resiko dari tindakan yang telah dilakukan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kemandirian dan intensi mencari bantuan pada anggota komunitas backpacker, semakin tinggi kemandirian maka semakin tinggi intensi mencari bantuan, semakin rendah kemandirian maka semakin randah intensi mencari bantuan. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Komunitas Backpackers Dunia Regional Yogyakarta-Jawa Tengah yang berusia antara 21 hingga 32 tahun. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 416 orang dan jumlah sampel yang digunakan 160 orang. Penelitian ini menggunakan Skala Intensi Mencari Bantuan yang terdiri dari 27 item (α = 0, 904) dan Skala Kemandirian yang berjumlah 25 item (α = 0,902). Subjek berjumlah 160 orang yang telah melakukan backpacking minimal satu kali dan dipilih melalui convinience sampling. Hasil analisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,514 (p< 0,001), maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian dan intensi mencari bantuan pada anggota komunitas backpacker regional Yogyakarta-Jawa Tengah. Sumbangan efektif variabel variabel kemandirian terhadap variabel intensi mencari bantuan sebesar 26,4%
    • …
    corecore