PENGARUH TERAPI VISUAL TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA RESEPTIF DAN EKSPRESIF PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA CINTA MANDIRI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEUMAWE

xiv, 93 hlm. :ilus, ;tab, ; 30 cm

Plant Diversity and Conservation Value of Ayer Hitam Forest, Selangor, Peninsular Malaysia

The Ayer Hitam Forest, a logged-over lowland mixed-dipterocarp forest in the State of Selangor covers an area of 1248 hectares. It is one of the remaining forests left in the Klang Valley besides the Bukit Nenas Forest in Kuala Lumpur. This forest has been leased to Universiti Putra Malaysia(UPM) in 1996 for 80 years for the purpose of education, research and extension. Since then various efforts have been taken to know the biodiversity it houses. Thus, a database on the plants of Ayer Hitam Forest was started in 1998. Several plots have been established and plant collections were made to achieve this and is still progressing. Results presented here are still preliminary. A total of 430 species of seed plants in 203 genera and 72 families occur here. 33 species offerns and fern-allies, 127 timber species, 29 fruit tree species and 98 species with medicinal values were recorded from this forest. Of these taxa, 20 species which are endemic to Peninsular Malaysia are found here, five being new records for Selangor. Although Ayer Hitam Forest is still regenerating, it is nevertheless a rich fragmented ecosytem that needs to be conseroed for future generations to come

The concept of 'NYAWA'

NYAWA in the national language, Bahasa Malaysia, means life. NYAWA is the acronym for Nature’s Yield and Wonders of Art and is meant to depict nature’s bountiful yield i.e. biodiversity and its various functions. Biodiversity as defined in the Convention of Biological Diversity (CBD, 1992) is the variety of all forms of life ranging from the species, the genes it contains and ecosystems. Article 13 of CBD on Public Education and Awareness states this as one of its activities: Promote and encourage understanding of the importance of, and the measures required for, the conservation of biological diversity, as well as its propagation through media, and the inclusion of these topics in educational programmes. Malaysia is one of the 12 megadiversity countries in the World with 15,000 plant species, 290 mammals, 150,000 invertebrates, with insects being the largest group (e.g. butterflies-1200 species, moths-12,000 species), and 8,000 fishes (Latiff, 2008)

Psikologi Layanan terhadap Pemustaka dan Kualitas Layanan Prima

This article discusses about service psychology of users and quality of service excellence. Service or user psychology is a science that studies human behavior in the process of interaction work in service centers, that is between customers/ users and officers/ employees

The Use of Medicinal Plant Species by the Temuan Tribe of Ayer Hitam Forest, Selangor, Peninsular Malaysia

Preliminary results of a study on the use of medicinal plant species by the indigenous people from the Temuan tribe at Ayer Hitam Forest are presented. Although this forest is surrounded by rapid socio-economic development, it is ironically a substantial pharmacopoeia for the Temuans. A total of 98 plant species with 140 different uses were recorded and they were grouped into seven methods of application namely drink, eat, chew, poultice, rub, bath and shampoo

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MENUANGKAN AIR KE DALAM BOTOL PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI PPT DIPONEGORO 1 KECAMATAN BENOWO SURABAYA

Penelitihan ini dilatar belakangi karena masih belum berkembang kemampuan motorik halus pada anak usia 3-4 tahun di PPT Diponegoro 1. Mereka belum mampu melakukan kegiatan motorik halus dengan baik. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada usia 3-4 tahun di PPT Diponegoro 1 Kecamatan Benowo. Jenis Penenlitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dan subjek penelitian adalah anak didik usia 3-4 tahun di PPT Diponegoro 1 yang berjumlah 15 anak. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi..Instrumen yang digunakan adalah Koordinasi mata, tangan untuk memegang air ke dalam botol dan anak mampu menuangkan air ke dalam gelas. Teknis analisis data yang dilakukan deskriptif kuantitatif. Indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu jika minimal 80%. Hasil penelitian menunjukkan dari pra siklus kemampuan motorik halus anak sebanyak 27% anak Berkembang Sangat Baik(BSB). Pada siklus I 53% anak Berkembang Sangat Baik (BSB) dan pada siklus II 80% anak Berkembang Sangat Baik (BSB). Dengan demikian kemampuan motorik halus anak dapat berkembang di PPT Diponegoro 1. Simpulan penelitian ini bahwa dengan permainan menuangkan air ke dalam botol dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 3-4 tahun di PPT Diponegoro 1 peneliti memberi saran, diharapkan guru melakukan kegiatan pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak

Pengaruh personal selling terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan rahn pada PT. Pegadaian Syariah Cabang Pelayanan Syariah Rantau Prapat

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pelatihan dalam peningkatan keahlian personal selling kepada pegawai yang berdampak pada kurangnya keterampilan pegawai dalam memengaruhi dan membujuk calon nasabah untuk melakukan pembiyaan rahn. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah personal selling berpengaruh terhadap keputusan nasabah memilih pembiyaan rahn pada PT. Pegadaian Syariah Cabang Pelayanan Syariah Rantau Prapat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh personal selling terhadap keputusan nasabah memilih pembiyaan rahn pada PT. Pegadaian Syariah Cabang Pelayanan Syariah Rantau Prapat. Pembahasan penelitian ini berkaitan dengan personal selling dan keputusan nasabah. Sehubungan dengan hal itu pendekatan yang dilakukan adalah teori-teori yang berkaitan dengan personal selling dan keputusan pembelian nasabah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kuantitatif, dengan menggunakan analisis regresi sederhana, maksud dari penelitian ini untuk mengetahui apakah personal selling memang berpengaruh terhadap keputusan nasabah. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah kuesioner/angket dengan jumlah sampel adalah 98 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu teknik incidental. Analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji deskriptif, uji koefisien determinasi (R2) serta uji t. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh personal selling terhadap keputusan nasabah memilih pembiyaan rahn pada PT. Pegadaian Syariah Cabang Pelayanan Syariah Rantau Prapat. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2), variabel personal selling mempengaruhi keputusan nasabah sebesar 48,4%. Hasil uji t menunjukkan nilai thitung > ttabel dan nilai signifikansi < probabilitas. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa personal selling berpengaruh terhadap keputusan nasabah memilih pembiyaan rahn pada PT. Pegadaian Syariah Cabang Pelayanan Syariah Rantau Prapat

KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM MENGAJUKAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMBENTUKAN DAN PEMEKARAN SERTA PENGGABUNGAN DAERAH BERDASARKAN UU NO. 2 TAHUN 2018 TENTANGMPR, DPR, DPD DAN DPRD DALAM KONTEKS FIQH SIYASAH

Skripsi ini berjudul : ‚Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Dalam Mengajukan RUU pembentukan dan pemekaran serta Penggabungan Derah Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Dalam Konteks Fiqh Siyasah.” Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menjelaskan bahwa kewenangan DPD berdasarkan UU No. 2 Tahun 2018 Tentang MD3, hanya sebatas mengajukan rancangan undang-undang, dapat dan ikut membahas. Jadi dari kewenangan tersebut, dihilangkan kata ‚mengajukan, dapat dan ikut membahas‛ memberi makna kewajiban atau keharusan melekat pada DPD dari makna semula bisa ya atau bisa juga tidak mengajukan. Dalam hal hak inisiatif DPD ternyata DPD tidak memliki hak inisiatif mandiri mengenai rancangan undang-undang terkait otonomi daerah, pemekaran dan penggabungan daerah. Kewenangan DPD ditinjau dalam Fiqh Siyasah masuk dalam cangkupan lembaga Ahl al-hall wa al-‘aqdi, namun ada perbedaan cangkupan kewenangan dari Ahl al-hall wa al-‘aqdi lebih luas cangkupannya dibandingkan dengan lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Berdasarkan hasil dari penelitian ini, penulis berharap nantinya akan ada perubahan yang cukup signifikan bagi sistem ketatanegaraan Indonesia agar kedepannya lebih baik lagi. Untuk itu penulis memberikan saran yakni dengan cara melakukan mengamandemen yang kelima UUD 1945 untuk memperkuat atau memaksimalkan peran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai lembaga legislasi dan memperkuat praktek chekh and balances dalam ketatanegaraan Indonesia, atau meyudicial review UU No. 2 Tahun 2018 Tentang MD3 terkait dengan kewenangan yang setengah-tengah. DPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus mempunyai semangat seperti ahl- al-Hall wa ‘Aqd. DPD tetap dalam konteks kedaerahannya yakni sebagai representasi daerah yang memperjuangkan kepentingan daerahnya

Forest biodiversity: importance of species composition studies

The vision of the Malaysian National Policy on Biological Diversity 1998 which states "to conserve Malaysia's biological diversity and to ensure that its components are utilised in a sustainable manner for the continued progress and socio-economic development of the nation" indicates that Malaysian forests harbour a very large portion of the nation's biodiversity and that forests have an important role to play in the country's socio-economic development and environmental stability. Thus, the degradation of the nation's biological diversity would have grave repercussions on the economy, environment and people. In the forestry sector, biological diversity not only provides timber and non-timber goods but also numerous other ecological services such as environmental stability which includes carbon sequestration, maintenance of hydrological regimes and recycling of nutrients, besides providing a habitat for wildlife. Much of the nation's biological diversity has yet to be documented and strengthened with scientific investigations. Current forestry issues include deforestation, conservation, intensity of sampling, sustainable forest management, economic valuation of goods and services, carbon sequestration, payment for ecosystem services and reducing emissions from deforestation and forest degradation. The applications of species composition studies are many, but those that are pertinent to forest biodiversity works include the determination of minimum sampling size in forest inventory as inventories are expensive and laborious in nature, the use of indices that are comparable between forests, consideration of minimum diameter for enumeration and measurement so as not to lose important information on biodiversity and estimation of biomass and carbon sequestration. The importance of predicting and enhancing forest regeneration is crucial to determine the next course of action by foresters in enriching the forests besides helping it to grow better and faster for future yields. There is currently an underestimation on pricing of our timbers. Putting the correct timber species in the correct groups will thus help to increase revenue for the state governments. To date, some conservation works in the country have ignored the importance of some details in ensuring the success of the conservation programmes. These include re-introduction programmes of wildlife species and extension or creation of wildlife corridors. The justification for keeping conservation areas in the country, which are mainly forested areas, and the actions to be taken for its safe protection requires fundamental information such as species composition. Such information can be converted to suit many facets of understanding that deals with the current forestry and environmental issues such as economic value, carbon storage capacity and payment for ecosystem service