22 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN DENGAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

    Get PDF
    Latar Belakang : Hipertensi merupakan kondisi di mana pembuluh darah terus-menerus menaikkan tekanan. Konsumsi lemak berlebih menyebabkan aterosklerosis sehingga menaikan tekanan darah, natrium memiliki sifat menarik air ke dalam pembuluh darah sehingga volume darah meningkat dan terjadilah kenaikan tekanan darah, kalium membantu tubuh menjaga keseimbangan jumlah natrium di dalam cairan sel, apabila tubuh kekurangan kalium, natrium yang berlebihan di dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan sehingga resiko hipertensi meningkat. Tujuan : Mengetahui hubungan antara konsumsi makanan dengan penderita hipertensi di Puskesmas Kampung Dalam Pontianak. Metodologi Penelitian : Desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel menggunakan Consecutive sampling dengan jumlah sampel 51 responden. Pengambilan data menggunakan tensimeter digital serta kuesioner Food Frequency Questionnare Method. Analisa menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil : Distribusi usia terbanyak kategori lansia (>46 tahun) sebanyak 34 responden (66,7%), sedangkan untuk jenis kelamin pada kategori perempuan sebanyak 30 responden (58,8%). Hipertensi terbanyak pada derajat 1 sebanyak 32 responden (62,7%), natrium terbanyak kategori sering sebanyak 32 responden (58,8%), lemak terbanyak kategori jarang sebanyak 47 responden (92,2%), natrium_lemak terbanyak kategori jarang sebanyak 36 responden (70,6%), kalium terbanyak kategori jarang sebanyak 48 responden (94,1%). Hasil yang didapatkan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p = sig. (2-tailed) natrium (1,000), lemak (1,000), natrium_lemak (0,960) dan kalium (0,970). Kesimpulan : Tidak ada hubungan konsumsi makanan dengan penderita hipertensi di Puskesmas Kampung Dalam Pontianak tahun 2018

    KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT STRES PASIEN DI RUANG RAWAT INAP: LITERATURE REVIEW

    Get PDF
    Latar Belakang: Komunikasi dalam keperawatan adalah dasar dan kunci dari seorang perawat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Perawat dituntut dapat berkomunikasi dengan baik kepada pasien, satu diantara hambatan komunikasi adalah rasa emosional. Pasien yang di rawat di rawat inap memiliki kesehatan yang abnormal baik fisik maupun psikisnya. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana komunikasi teraupetik perawat, untuk mengetahui bagaimana tingkat stress pasien di ruang rawat inap, untuk mengidentifikasi bagaimana hubungan komunikasi teraupetik perawat dengan tingkat stress pasien di ruang rawat inap. Metode: Penelitian ini menggunakan database dengan penelusuran elektronik pada Google Scholar, Pudmed, Sciencedirect, Portal Garuda yang dipublikasi pada tahun 2015-2021 (menggunakan Analisa SPIDER). Dalam artikel yang di gunakan untuk review. Hasil: Komunikasi teraupetik perawat di pengaruhi oleh motivasi dan persepsi, komunikasi teraupetik perawatb aik, penerapan komunikasi teraupetik perawat yang baik meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien sehingga kecemasan menurun dan tidak sampai kepada level stress. Kesimpulan: Komunikasi teraupetik perawat sangat penting untuk diterapkan secara baik untuk membina hubungan saling percaya bagi klien sehingga menekan cemas dan stress

    ADMINISTRASI OBAT OLEH PERAWAT TERHADAP RISIKO KESELAMATAN PASIEN : LITERATUR REVIEW

    Get PDF
    Latar  Belakang:  Pelaksanaan  administrasi  obat  yang  dilakukan  oleh  tenaga kesehatan  memiliki  risiko  keselamatan  pasien.  Perawat  melakukan  administrasi obat  dengan  prinsip  7  benar  dalam  memberikan  obat  akan  tetapi,  pada  saat pelaksanaannya  masih  terdapat  medikasi  error  yang  disebabkan  karena  faktor- faktor  seperti  komunikasi  dokter-perawat,  proses  farmasi,  transkip,  lingkungan sosial  atau  organisasi,  faktor  staff,  tidak  mematuhi  standar  operasional  prosedur dan  pengetahuan  terkait  obat.  Tujuan:  Mendeskripsikan  administrasi  obat  oleh perawat terhadap risiko keselamatan pasien Metode: Penelitian systematic review menggunakan  7  artikel  yang  diperoleh  dari  database  Google  Schoolar,  pubmed dan  ProQuest  dengan  teknik  SPIDER  yang  dilakukan  esktraksi  data  berdasarkan nama pengarang, tahun, negara, tujuan, responden, desain, temuan dan implikasi. Hasil: Penelitian ini mendeskripsikan administrasi obat oleh perawat  yang masih mengalami  kesalahan  dalam  pemberian  obat  seperti  kesalahan  karena  obat  yang sama, rupa yang sama, nama yang sama, kesalahan dosis, kesalahan waktu, alergi, kesalahan  teknik,  kelalaian,  kesalahan  dokumentasi  dan  kesalahan  pasien  yang akan  berdampak  pada  keselamatan  pasien  seperti  kerugian  bagi  pasien  berupa perpanjangan  hari  rawat,  ektravasasi  dan  ketidakcocokan  obat  atau  obat  yang inkompatibel  mengakibatkan  risiko  ketidakefektifan,  efek  samping  yang  fatal bahkan kematian  Kesimpulan: Administrasi obat seperti prinsip pemberian obat masih sering terjadi kesalahan dan akan berdampak pada keselamatan pasien

    HUBUNGAN PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TINGKAT STRES DI WILAYAH KERJA UPK PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK TIMUR

    Get PDF
    ABSTRAKLatar Belakang : Stres menghasilkan berbagai respon diantaranya respon fisiologis, kognitif, emosi dan tingkah laku. Pada saat stres, hormon adrenalin akan meningkat yang menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan adanya kontraksi arteri (vasokontriksi) dan menyebabkan peningkatan denyut jantung. Tujuan : Mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi derajat 1 dengan usia 35-45 tahun di wilayah kerja UPK Puskesmas Kampung Dalam Pontianak Timur. Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan desain cross sectional, responden 57 orang. Metode pemilihan sample menggunakan teknik sampling accidental sampling. instrumen penelitian menggunakan Sphygnomanometer, Stetoskop dan lembar kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji kruskal wallis. Hasil : Pada uji kruskal wallis didapatkan hasil p-value sistolik didapatkan nilai p Value 0,151 (nilai P value lebih dari 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara Stres dan Hipertensi derajat 1 pada usia dewasa akhir 35-45 tahun dan Tekanan darah diastolik didapatkan nilai p Value 0,76 (nilai P value lebih dari 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara Stres dan Hiperteni derajat 1 pada usia dewasa akhir 35-45 tahun. Kesimpulan : hasil dari penelitian yang didapatkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi dewasa awal

    EDUKASI BAHAYA BULLYING PADA ANAK SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Bullying menjadi masalah yang harus diperhatikan di bidang kesehatan di banyak negara, terutama kesehatan mental. Bullying merupakan masalah yang umunya terjadi pada anak-anak dan remaja dengan kejadian yang bervariasi di berbagai negara. Perilaku kekerasan seperti bullying sedang menjadi perbincangan hangat setiap kalangan di Indonesiaia. KPAI mencatat dari tahun 2011 sampai 2019 ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak. Untuk kasus bullying di dunia pendidikan maupun social media mencapainya 2.473 laporan dan terus meningkat sampai saat ini. 50% dari 25 siswa di antaranya pernah mengalami bullying secara fisik, dan lebih dari 50% pernah mengalami tindakan bullying nonfisik. tindakan bullying ini harus dicegah karena dapat berdampak negative untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek dapat menurunkan minat siswa untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah maupun kegiatan lain di sekolah. Dampak jangka Panjang siswa akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik dengan teman sebaya dan memiliki kecemasan terhadap perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-temannya Oleh karena itu edukasi bahaya bullying sangat penting diberikan keapada anak sekolah, pengabdian masayarakat ini dilakukan dengan memberikan ceramah tatap muka dan video edukasi terkait bullying, hasilnya menunjukan terjadi peningkatan pengetahuan tentang bullying setelah di berikan edukasi

    EDUKASI PENYAKIT SKABIES-INFEKSI KULIT PADA PESERTA DIDIK PESANTREN ALMUBEROK MIFTAHUL ULUM SUI. AMBAWANG

    Get PDF
    Skabies dan Penyakit Kulit lainnya kerap terjadi di lingkungan pendidikan berbasis asrama seperti salah satunya di pesantren. Pola ini dapat terjadi dikarenakan kebiasaan buruk perilaku dalam menjaga kebersihan diri. Penelitian ini berupaya dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik pesantren melalui pendidikan kesehatan berbasis audio-visual. Jumlah peserta yang diikutkan sebanyak 48 orang dengan teknik quota sampling. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan peserta didik akan diukur terlebih dahulu tingkat pengetahuan, kemudian evaluasi akhir akan diukur kembali tingkat pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Rata-rata tingkat pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 4,8, kemudian rata-rata setelah dilakukan pendidikan sebesar 5,8. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian video edukasi penyakit skabies-infeksi kulit lainnya terhadap tingkat pengetahuan peserta didik Pesantren Sui. Ambawan

    Correlation between the Level of Knowledge and Attitude Regarding Early Marriage among Female High School Students

    No full text
    The rate of early marriage in West Kalimantan in 2018 occupied the 14th place with a percentage of 21.22%, while in 2020 it increased to 24%. A study conducted at Kubu Raya District in 2014, showed that there were 63.6% of 88 prospective brides in the work area of Sungai Kakap Community Health Center who experienced unwanted pregnancies. The results of the Program Performance and Accountability Survey (SKAP) in 2019 showed that 63 out of 1,000 women in the age range of 15-19 years had given birth. This problem is also related to the incidence of unwanted pregnancies in West Kalimantan which reached 23.4% as reported in the 2019 SKAP survey data. This study aims to identify and analyze the correlation between the level of knowledge and attitude related to early marriage among female students at SMAN 1 of Sungai Kakap. This was a quantitative study using the cross sectional method. The study samples were selected using purposive sampling technique which obtained 81 respondents. The data collection instruments applied here were a questionnaire related to the level of knowledge regarding early marriage and a questionnaires related attitude regarding early marriage. The data collected were analyzed based on the frequency distribution and statistical test of the Spearman correlation test. The study findings based on the Spearman test obtained a significance value or p-value=0.000 (<0.005) and the correlation coefficient value of 0.556. Someone with a good level of understanding about early marriage would also have good character or an unsupportive attitude regarding underage marriage. Thus, it can be concluded that there was a significant correlation between the level of knowledge and attitude regarding early marriage among female students at SMAN 1 of Sungai Kakap. It is expected that the study finding can be applied as a guide for conducting further research, especially regarding the correlation between the level of knowledge and attitude regarding early marriage among female adolescents, as well as the basis for community service
    corecore