43 research outputs found

    Penatalaksanaan Malunion pada Fraktur Tulang Hyoid

    Get PDF
    Latar Belakang: Fraktur tulang hyoid sangat jarang terjadi dan biasanya dikaitkan dengan trauma lain seperti fraktur mandibular, vertebra cervical atau bersamaan dengan laserasi jaringan lunak. Hal ini merupakan akibat dari trauma langsung atau hiperekstensi leher. Malunion merupakan salah satu komplikasi dari fraktur tulang hyoid, yang terjadi saat proses penyembuhan tulang dengan deformitas dan gangguan fungsi. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan tomografi komputer dan laringoskopi. Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan jenis cedera, gejala, dan komplikasi potensial yang terkait. Laporan Kasus: Seorang laki-laki berusia 24 tahun dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorok sejak 5 tahun yang lalu dan semakin memberat sejak 4 bulan terakhir. Pada pemeriksaan tomografi komputer regio colli, didapatkan kesan asimetris/ dislokasi tulang hyoid (sisi kiri) dengan gambaran garis/ fissure. Pada pasien dilakukan closing wedge osteotomy dan open reduction internal fixation (ORIF) tulang hyoid dengan miniplate dan screw. Kesimpulan: Pemilihan teknik closing wedge osteotomy dan ORIF menggunakan miniplate dan screw memberikan hasil yang memuaskan dalam penyembuhan dan fiksasi optimal pada penatalaksanaan malunion dari fraktur tulang hyoid

    PRARANCANGAN PABRIK MINYAK GORENG DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 150.000 TON/TAHUN

    Get PDF
    ABSTRAKPrarancangan pabrik minyak goreng (olein) ini menggunakan bahan baku utama minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil). Proses produksi secara keseluruhan menggunakan proses kontinyu dengan melibatkan proses utama netralisasi secara fisika dan proses ini berlangsung selama 330 hari pertahun. Bentuk perusahaan yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan menggunakan metode struktur organisasi garis dan staf. Kebutuhan tanaga kerja untuk menjalankan perusahaan ini berjumlah 166 orang. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di Desa Seumentok, Kec. Karang Baru, Kabupaten. Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam, dengan luas tanah 20.447 m2. Sumber air untuk pabrik minyak goreng (olein) ini berasal dari Sungai Tamiang, dan untuk memenuhi kebutuhan listrik diperoleh dari generator dengan daya 550 kW.Hasil analisa ekonomi yang yang diperoleh adalah sebagai berikut :1.Fixed Capital Investment = Rp. 288.622.347.7442. Working Capital Investment = Rp. 192.414.898.4963. Total Capital Investment = Rp. 481.037.246.2404. Total Biaya Produksi = Rp. 1.894.822.150.1095. Hasil Penjualan = Rp. 2.185.618.770.0076. Laba bersih = Rp. 203.557.633.9297. Break Even Point (BEP) = 41 %8. Pay Out Time (POT) = 2 tahun 5 bulan 9. Internal Rate of Return (IRR) = 44,7%Berdasarkan studi kelayakan teknis dan ekonomis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan pabrik minyak goreng ini layak untuk dilanjutkan ke tahap konstruksi

    SMARTFERTI, SISTEM PAKAR PEMUPUKAN KELAPA SAWIT BERBASIS ANDROID

    Get PDF
    ABSTRACTKnowledge of good fertilization for oil palm on smallholder farmers is still limited.The availability of fertilizer knowledge both from primary sources and in theliterature as a secondary source, does not make it easy for farmers. An expert system is built in the form of a mobile application to implement the available knowledge base to provide fertilizer recommendations. The oil palm fertilization expert system in this research is called SmartFerti. SmartFerti is developed with a reasoning approach using a forward chaining method. The application design is based on the type of nutrients, planting density (stand per hectare, SPH), land area, type of fertilizer, and location. SmartFerti was built using 8 knowledge bases collected from reputable sources which were processed to obtain conclusions. SmartFerti provides fertilizer recommendations which include doses per semester and application time for 11 provinces in Indonesia. Nutrients that can be recommended include nitrogen, phosphorus, potassium, calcium, and magnesium. SmartFerti fertilization expert system uses an android-based interface built using App Inventor 2,0 (www,appinventor,mit,edu)

    Implementasi Perwujudan Bentuk Allah Tritunggal dalam Bangunan Gereja GPdI

    Get PDF
    Secara umum, Gereja merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat peribadahan umat Kristen di dunia. Meskipun secara fisik gereja identik sebagai sebuah bangunan tempat umat Kristiani beribadah, namun sebenarnya arti dari Gereja itu sendiri adalah orang-orang pilihan Tuhan yang berkumpul untuk memberitakan Firman Allah. Menurut Mardiatmadja, Gereja adalah kumpulan orang-orang percaya yang juga merupakan tubuh Kristus, sehingga dengan Gereja yang merupakan tubuh Kristus dan Kristus yang merupakan kepala-Nya maka Gereja harus bertindak sama dengan Kristus yaitu melakukan diakonia [1]. Menurut Johansen Cruyff Mandey [2], Gereja atau “ekklesia” dalam bahasa Yunani bukan sekedar kumpulan orang, tetapi memiliki arti yang sangat khusus, yaitu jemaat, umat atau memanggil. Sehingga, gereja bisa diartikan sebagai umat yang dipanggil Tuhan. Secara etimologi, kata gereja bermula dari bahasa Yunani Ekklesia, yang artinya mereka yang dipanggil keluar. Dengan demikian, arti dari penggambaran kalimat tersebut adalah orang-orang yang telah dipanggil keluar dari lingkungan gelapnya [3]. Oleh karena itu, pengertian Gereja yang sebenarnya bukan terletak pada makna ecclesiae, yakni pemberitaan Firman Allah yang benar, sacramental yang betul, dan penegak disiplin yang baik [3]. Menurut Djeffry Hidajat [4], di dalam Perjanjian Baru, Gereja adalah Gereja dirumah. Alasan Yesus dan murid-muridnya menggunakan rumah untuk kegiatan Gereja adalah karena rumah merupakan unit sosial, ekonomi dan religius. Jontha Fresly Sembiring cenderung memaknai istilah Gereja dengan ekklesia yang berarti sidang, perkumpulan, perhimpunan, daan paguyuban pada umumnya. Sebuah bangunan Gereja umumnya memiliki bentuk yang khas, memiliki unsur–unsur Rohani Kristen yang tersirat pada bangunan Gerejanya. Tujuannya adalah agar desain bangunan Gereja tersebut dapat mercerminkan nilai Rohani

    Hubungan Usia, Lama Kerja, dan Kebiasaan Merokok dengan Fungsi Paru pada Juru parker di Jalan Pandanaran Semarang

    Get PDF
    Latar Belakang : Tahun 2003 terjadi penurunan kualitas udara di Semarang. Penurunan kualitas udara ini akan  mempengaruhi tingkat kesehatan paru. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui dampak polusi terhadap kesehatan juru parkir. Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara usia, lama kerja, dan kebiasaan merokok dengan fungsi paru. Metode : Explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah juru parkir di jalan Pandanaran sejumlah 30 orang. Tekhnik sampel total sampling. Analisa bivariat dengan uji Korelasi pearson untuk data distribusi normal dan Rank Spearman untuk data distribusi tidak normal. Hasil : Berdasarkan usia responden,19 orang (67,9 %) memiliki usia > 35 tahun. Berdasarkan lama kerja paling lama responden telah bekerja 42 tahun dan paling sedikit 2 tahun dengan rata-rata 10,29 tahun. Dari 28 responden, 10 orang ( 35,7%) merupakan perokok berat. Hasil pengukuran nilai kapasitas vital paru didapatkan 10 responden (35,7%) mengalami gangguan retraksi sedang. Sebanyak 8 responden (28,57%) masih memiliki fungsi paru normal, 7 responden (25%) mengalami gangguan retraksi ringan dan 3 responden (10,71%) memiliki gangguan retraksi berat. Hasil uji statistik usia dengan nilai KVP didapatkan p-value = 0,014 dengan  r = -0,457, dapat disimpulkan ada korelasi cukup kuat dengan arah korelasi negatif.  Hasil uji lama kerja dengan nilai KVP didapatkan  p value =0.014 dengan r = -0,506. Hasil tersebut menunjukan ada korelasi cukup kuat antara lama kerja dengan nilai KVP dengan arah korelasi negatif.  Hasil uji statistik kebiasaan merokok didapatkan hasil p-value = 0,259 dan nilai koefisien 0,240 sehingga dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara kebiasaan merokok dengan nilai KVP. Kesimpulan : Ada hubungan antara usia dan lama kerja dengan fungsi paru tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan fungsi paru

    Various Soil Types, Organic Fertilizers and Doses with Growth and Yields of Stevia rebaudiana Bertoni M

    Get PDF
    Stevia has several advantages including the level of sweetness that reaches 100-200 the sweetness of sugar cane and low calorie so that it is safe to be consumed by diabetics and obesity. The possibilities of plants to grow on soil properties and fertility become an important issue in agricultural cultivation systems and with the treatment of organic fertilizers will produce significant results in agricultural research. The experiments were arranged in Completely Randomized Design (CRD) with 3 various soil types of treatment factors: Alfisol (Al), Andisol (An) and Vertisol (Ve) soil with 2 types of organic fertilizer ie Compost (K) and Manure (SK) and 3 kinds of doses 20 ton/ha (12 g/pot), 40 ton/ha (24 g/pot) and 60 ton/ha (36 g/pot). Observational data were analyzed using variance analysis (ANOVA), if there was a real significant difference, the Duncan 5% real level to know the comparison between treatments. The results showed that the soil type of Vertisol given by compost fertilizer at 40 ton/ha (24 g/pot) gave the highest yield on all agronomic parameters, i.e. number of leaves, number of clumps, plant length, dry weight and wet weight. The result of production analysis shows that stevia at lowland can yield higher, on vertisol 2,7 ton/ha, alfisol 1 ton/ha and andisol 0,4 ton/ha whereas in highland that yield only 0,3 ton / ha (standard fertilizers) but with increasing amounts of biomass of stevia leaves can increase stevioside levels significantly

    HUBUNGAN ANTARA PREVALENSI MASTITIS DENGAN PRODUKSI DAN pH SUSU PADA SAPI PERAH DI DESA SUMOGAWE KABUPATEN SEMARANG

    Get PDF
    Penelitian dilaksanakan di Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang pada bulan Desember 2014 hingga April 2015. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi prevalensi mastitis pada sapi perah juga hubungannya terhadap produksi dan pH susu sapi perah yang berada di puncak produksi. Manfaat penelitian untuk mendapatkan data status kesehatan ambing tiap individu sapi perah laktasi untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan. Materi penelitian yang digunakan adalah 65 ekor sapi perah Peranakan Friesien Holstein (PFH) dengan bulan laktasi dan paritas 2 – 3, alkohol 70%, paddle CMT (California Mastitis Test), reagen CMT (Bovimet), pH meter digital RoHS, aquades, beaker glass, pipet ukur, kuesioner dan alat pencatat. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan pengambilan sample secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 32,3% kuartir ambing yang sehat sedangkan 67,7% kuartir ambing yang terinfeksi mastitis. Terdapat hubungan antara skor mastitis terhadap jumlah produksi susu berpola linier negatif sangat nyata (P<0,01) dengan persamaan y = -0,5038x + 13,219 dan koefisien korelasi yang sedang (r = -0,444). Hubungan skor mastitis yang sangat nyata (P<0,01) terhadap pH susu dengan angka korelasi yang kuat (r = 0,895). Grafik korelasi linier menunjukan persamaan y = 0,1273x + 5,6882 yang berarti bahwa semakin besar skor mastitis maka pH susu meningkat. Simpulan dari penelitian adalah hasil pengujian mastitis di Desa Sumogawe Kabupaten Semarang dengan CMT menunjukkan bahwa ada hubungan linier negatif antara skor mastitis dengan produksi susu. Ada hubungan linier positif antara skor mastitis dengan pH susu

    Assessing the Potential of Prambanan Biodiversity Park for Sustainable Food Resources and Agriculture in Kemudo, Klaten, Central Java

    Get PDF
    Prambanan Biodiversity Park (TKP), situated in Kemudo, Klaten, Central Java, is an important natural reserve dedicated for preservation of local biodiversity and environmental protection by PT.Sarihusada Generasi Mahardhika. This research investigates the park's potential in providing food resources and supporting agricultural practices for nearby communities. Assessment of plant species is conducted to evaluate the park's biodiversity, including surveys, species identification, mapping. The collected data provides an overview of the park's biodiversity and serves as a baseline for further analysis. The analysis focuses on identifying plant species within the park that hold potential value for food resources and agriculture. This includes studying ecological relationships between species and plants that contribute to pest control in agricultural systems. To understand the local community's perspectives and practices related to food and agriculture, interviews, focus group discussions are conducted, exploring their traditional knowledge and utilization of biodiversity for sustenance and farming. The research finds several potential benefits of utilizing TKP for food resources and agriculture. The diverse flora of the park offers a variety of edible plants, such as Moringa oleifera and fruit-based species, which can enhance local diets and provide nutritional diversity. Furthermore, traditional plants like mojo hold potential as natural pesticides, contributing to pest control in agricultural fields. Integration of biodiversity into local food systems may require capacity building and awareness programs to promote sustainable harvesting and cultivation practices. The research recommends the development of conservation strategies and policies focused on sustainable practices, community participation, and educational initiatives to maximize the potential benefits for local food security and agriculture. This research drive conservation strategies that protect biodiversity and enhance the well-being of the local community. TKP emerges as an invaluable resource capable of supplying essential food provisions and supporting eco-friendly agricultural practices for neighboring communities, thereby emphasizing the criticality of interweaving biodiversity preservation within the framework of local food systems

    Study of using Coal Fly Ash (CFA) and Rice Husk Ash (RHA) on the Compressive Strength of Geopolymer Concrete

    Get PDF
    Concrete is a material that is widely used in the construction world. The production of Portland cement in concrete leads to CO2 emissions that have an impact on global warming. Geopolymer Concrete is an eco-friendly material because it does not use Portland cement. Geopolymer cement is made from waste materials such as fly ash (FA) by alkali activation. In geopolymer, sodium silicate is a commonly used activator that is produced commercially. In this study, rice husk ash (RHA) from agricultural waste was used as an activator for geopolymer cement. The objective of this study is to review the chemical component of FCA and RHA and, to examine the effect of RHA in geopolymer concrete mixed design on the compressive strength. The geopolymer concrete binder is using 12 M NaOH and Na2SiO3, with variations for RHA 0%, 5%, 7.5%, and 10%. The specimens were treated for 28 days, curing in a 70oC oven for 24 hours then curing at ambient temperature. The result shows that geopolymer concrete has a higher compressive strength compared to ordinary Portland cement (OPC) as much as a 5.9 MPa difference with geopolymer concrete of RHA10% of 25 MPa

    Pemantauan Pohon dan taksiran serapan karbon berbasis Android di Taman KEHATI AQUA Klaten: Tree Monitoring and Carbon Absorption Estimated based on Android at KEHATI AQUA Park Klaten

    Get PDF
    Penanaman pohon pada sektor swasta dewasa ini menjadi salah satu nilai penting didalam keseriusan perusahaan dalam mengurangi emisi karbon, salah satunya berkaitan dengan Carbon offset yang merupakan serapan energi berkelanjutan untuk mengimbangi penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon, sehingga monitoring/ inventarisasi keberadaan pohon yang ditanam oleh perusahaan sangat penting untuk dilakukan. Inventarisasi pohon menjadi salah satu kegiatan periodik yang dilakukan guna untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan dari pohon yang di tanaman oleh perusahaan. Umumnya inventarisasi yang dilakukan masih menggunakan tally sheet, akan tetapi memiliki efektifitas yang rendah dalam hal tabulasi data sehingga diperlukan satu terobosan untuk menunjang efektifitas inventarisasi tersebut. Jejak.in merupakan salah satu platfom digital yang mengembangkan pemantauan pohon dan jejak karbon berbasis digital (aplikasi android) sehingga perlu untuk dilakukan uji implementasi dalam perpektif efektifitas. Penelitian ini dilakukan di Taman Keanekaragaman hayati (KEHATI) PT. Tirta Investama Pabrik Klaten/ AQUA Klaten Kecamatan Polanharjo, Desa Wangen dan Ponggok dengan durasi waktu 1 bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode sensus yang artinya total keseluruhan pohon di Taman KEHATI AQUA Klaten diambil secara menyeluruh dan merata. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunakan aplikasi Jejak.in mampu memberikan efektifitas pengambilan data dan memberikan informasi secara lengkap pada luasan 4,86 Ha dengan total 1048 Pohon yang terdiri dari 59 spesies dengan kesehatan pohon kondisi baik sebanyak 958 pohon, kering sebanyak 26 pohon, terkena hama sebanyak 61 pohon, kondisi mati sebanyak 3 pohon, sedangkan pada taksiran stok karbon di Taman KEHATI AQUA Klaten pada 5 tahun mendatang (2026)&nbsp; sebesar 40,003 Gt . Kata kunci : Karbon, jejak.in, Pemantaua
    corecore