12,311 research outputs found
Frattini Argument for Hall subgroups
In the paper, it is proved that if a finite group possesses a -Hall
subgroup for a set of primes, then every normal subgroup of
possesses a -Hall subgroup such that
Classification and properties of the -submaximal subgroups in minimal nonsolvable groups
Let be a set of primes. According to H. Wielandt, a subgroup of a
finite group is called a -submaximal subgroup if there is a
monomorphism into a finite group such that
is subnormal in and for a -maximal subgroup
of . In his talk at the well-known conference on finite groups in Santa-Cruz
(USA) in 1979, Wielandt posed a series of open questions and among them the
following problem: to describe the -submaximal subgroup of the minimal
nonsolvable groups and to study properties of such subgroups: the pronormality,
the intravariancy, the conjugacy in the automorphism group etc. In the article,
for every set of primes, we obtain a description of the -submaximal
subgroup in minimal nonsolvable groups and investigate their properties, so we
give a solution of Wielandt's problem
HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PADA IDU (INTRAVENOUS DRUG USERS) DENGAN PENGGUNAAN PERALATAN SUNTIK BERGANTIAN PADA IDU DI KOTA SEMARANG BULAN JANUARI 2004 CORRELATION BETWEEN FACTORS OF IDU (INTRAVENOUS DRUG USERS)AND SHARING INJECTION EQUIPMENT (SYRINGE) AMONG IDU IN SEMARANG CITY ON JANUARY 2004
Penggunaan peralatan suntik yang terkontaminasi secara bergantian adalah penyebab utama penyebaran HIV di kalangan pengguna narkoba suntikan atau IDU (Intravenous Drug Users) yang selanjutnya terus meluas ke masyarakat. Berbagai upaya penanggulangan tidak akan berhasil tanpa mengetahui aspek-aspek penting yang merupakan faktor-faktor risiko yang potensial dalam perilaku mereka untuk menggunakan peralatan suntik bersama-sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beberapa faktor pada IDU dengan penggunaan peralatan suntik bergantian pada IDU di Kota Semarang bulan Januari 2004.
Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Subyek penelitian adalah pengguna narkoba suntikan yang berdomisili di Kota Semarang. Pemilihan subyek penelitian dilakukan dengan teknik bola salju (snowball chain). Kriteria inklusi yaitu berada di tempat saat dilakukan penelitian, berumur 15-30 tahun, mau dan mampu berkomunikasi dengan baik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara.
Dari 14 responden yang menggunakan narkoba suntikan, 42,9% dilaporkan mengunakan peralatan suntik secara bergantian. Analisis bivariat menunjukkan bahwa pengetahuan dan ketersediaan peralatan suntik mempunyai hubungan signifikan yang kuat dengan penggunaan peralatan suntik bergantian (secara berurutan p-value=0,010 dan 0,016). Riwayat penggunaan peralatan suntik, pengalaman gejala putus zat, dan keikutsertaan dalam kelompok dampingan tidak mempunyai hubungan dengan penggunaan peralatan suntik bergantian.
Disarankan agar : 1. Peningkatan pengetahuan tentang NAPZA dan HIV/AIDS perlu diberikan bagi pengguna narkoba khususnya IDU dalam program dampingan atau yang sedang dalam pengobatan melalui penyuluhan, 2. Kesadaran masyarakat mengenai penyebaran HIV/AIDS perlu ditingkatkan, terutama bagi IDU lebih berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik, 3. Pemberdayaan masyarakat antara lain dengan pemberdayaan orang tua dan diskusi di kalangan remaja yang merupakan kunci utama dalam hal ini sangat diperlukan guna menurunkan kasus HIV/AIDS di kalangan IDU di Kota Semarang, 4. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai beberapa faktor pada IDU dengan penggunaan peralatan suntik bergantian.
The sharing of contaminated injection equipment is the main cause of HIV spreading among injection drug users or IDU (Intravenous Drug Users)that later on nonstop extending to the society. Various efforts will not succeed without knowing the important aspects that is the potential risk factors in their behavior to use injection equipment together. This study aim to know the correlation between factors of IDU (Intravenous Drug Users) and sharing injection equipment (syringe) among IDU in Semarang City on January 2004.
The type of this research is explanatory research. Subjects are injection drug users that live in Semarang City. Subjects are chosen by using snowball chain sampling. Inclusion criteria are subjects in the place when research done, between the ages of 15-30 years old, good will and able to communicate. Technique of data collecting in this research is interview.
Of 14 respondent who injecting drugs, 42,9% reported using injection equipment together. A bivariate analysis shows that knowledge and availability of injection equipment have a strong significant relation with the sharing injection equipment use (alternately p-value : 0,010 and 0,016). History of injection equipment use, experience of withdrawal symptoms, and participation in adjacent group don't have relation with sharing injection equipment use.
Suggested that : 1. Increasing knowledge about drugs and HIV/AIDS need to be given by counseling to the users especially IDU in adjacent program or users in treatment, 2. Public awareness about HIV/AIDS spreading is needed, especially IDU must be more careful in using injection, 3. Public empowerment such as parents empowerment and discussion in teenagers group that is the main key in this problem is very needed in order to decrease HIV/AIDS case in IDU group in Semarang City, 4. Furthermore research about correlation between factors of IDU and sharing injection equipment (syringe) among IDU is needed.
Kata Kunci: IDU, Faktor Risiko, Suntik Bergantian. IDU, Risk Factor, Sharing Injectio
- …
