165 research outputs found

    REKONSTRUKSI HUKUM ATAS RUU TINDAK PIDANA PENYELENGGARAAN PERADILAN: UPAYA PENINGKATAN KINERJA KOMISI YUDISIAL DAN MAHKAMAH AGUNG

    Get PDF
    This article was written with the aim of analyzing how the legal reconstruction of the Judicial Administration-Contempt of Court Crime Bill ("hereinafter refered to the “CoC Bill") is a way for the Judicial Commission to improve its performance and relations with the Supreme Court. One side of the judge (IKAHI) hopes that this bill will soon be passed by the DPR. On the other hand, many groups of people reject the draft because it is considered very excessive and has the potential to threaten the freedom of citizens. By using normative legal research methods and legislative approaches as well as thinking about legal effectiveness according to Lawrence M. Friedman as an analytical tool, this article finds that the legal reconstruction that must be carried out by the Judicial Commission is: first, regarding the definition of criminal acts by justice administrators (contempt of court) second, regarding the principles of criminal law, third, conflicts with criminal procedural law, fourth, regarding articles that overlap with the Criminal Code, fifth, regarding high criminal threats, sixth, regarding the evidentiary system and seventh, theoretical reflection. The results of the legal reconstruction by the Judicial Commission were then discussed with various law enforcement parties, legal observers, academics, practitioners and the public.  The final result of the reconstruction and discussion is that the Draft is submitted back to the DPR

    PERANAN ADVOKAT TERKAIT IMPLEMENTASI RESTORATIVE JUSTICE DALAM PRAKTIK PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

    Get PDF
    Artikel ini ditulis dengan maksud menganalisis peran apa yang dapat dilakukan seorang Advokat dalam menerapkan Restorative Justice (selanjutnya “Keadilan Restoratif”) dalam praktik peradilan pidana termasuk ingin mengetahui bagaimana penerapan keadilan restoratif tersebut dalam tingkat penyidikan. Upaya menerapkan keadilan restoratif bermakna mencari cara supaya pihak korban, pelaku dan masyarakat terkait tindak pidana yang terjadi termasuk Advokat (Penasihat Hukum) dapat berperan aktif menuju pada suatu penyelesaian perkara secara damai di luar proses peradilan pidana. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan menggunakan teori Restorative Justice sebagaimana pemikiran Tonny F Marshall yang juga didukung pemikiran John Braithwaite, artikel ini menyimpulkan bahwa Advokat baik sebagai Penasihat Hukum pelaku maupun sebagai penasihat hukum korban sangat berperan dalam mencapai kesimbangan antara memulihkan penderitaan korban di satu sisi dan memastikan itikad baik pelaku dalam mengembalikan keadaan korban sediakala. Secara teoritis, peran Advokat dalam penerapan keadilan restoratif sebagai penyeimbang agar hak-hak tersangka tersebut dapat dilindungi secara benar sesuai dengan ketentuan hukum acara pidana yang berlaku. Sedangkan penerapan keadilan restoratif dalam tingkat penyidikan dapat dikatakan belum sepenuhnya terlaksana sebagaimana diharapkan karena masih menghadapi berbagai halangan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti keiklasan memaafkan dari korban; kerelaan pelaku memperbaiki keadaan korban termasuk profesionalitas penyidik dalam penanganan suatu tindak pidana yang memungkinkan diterapkannya keadilan restoratif.Kata Kunci: Restorative Justice, Perpetrators/Victims, Advocates and Investigation

    Distribution of variation over populations

    Get PDF
    Understanding the significance of the distribution of genetic or phenotypic variation over populations is one of the central concerns of population genetic and ecological research. The import of the research decisively depends on the measures that are applied to assess the amount of variation residing within and between populations. Common approaches can be classified under two perspectives: differentiation and apportionment. While the former focuses on differences (distances) in trait distribution between populations, the latter considers the division of the overall trait variation among populations. Particularly when multiple populations are studied, the apportionment perspective is usually given preference (via FST/GST indices), even though the other perspective is also relevant. The differences between the two perspectives as well as their joint conceptual basis can be exposed by referring them to the association between trait states and population affiliations. It is demonstrated that the two directions, association of population affiliation with trait state and of trait state with population affiliation, reflect the differentiation and the apportionment perspective, respectively. When combining both perspectives and applying the suggested measure of association, new and efficient methods of analysis result, as is outlined for population genetic processes. In conclusion, the association approach to an analysis of the distribution of trait variation over populations resolves problems that are frequently encountered with the apportionment perspective and its commonly applied measures in both population genetics and ecology, suggesting new and more comprehensive methods of analysis that include patterns of differentiation and apportionment

    Perancangan Alat Bantu Guna Mereduksi Beban Otot Dan Gaya Yang Diterima Oleh Pekerja Fine Focus Adjusment Di PT Arisamandiri Pratama

    Full text link
    Operator pada stasiun kerja Fine Focus Adjustment di PT ArisaMandiri Pratama sering mengalami keluhan pegal dan nyeri pada bahu. Hal ini diakibatkan karena postur kerja yang tidak alamiah. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat bantu dan kursi bagi pekerja fine focus adjusment dengan pendekatan biomekanika dan antropometri dan membandingkan beban otot dan gaya yang diterima oleh pekerja sebelum dan setelah dilakukan perbaikan. Metode yang digunakan dalam perancangan alat bantu adalah value engineering. Identifikasi fungsi dilakukan dengan menggunakan FAST diagram. Dari hasil identifikasi kebutuhan dan fungsi perlu dilakukan perbaikan dengan penambahan mekanisme berputar dan pengunci pada alas kerja serta penambahan ketinggian kursi. Penelitian ini menghasilkan rancangan berupa prototype alat bantu meja putar dan prototype kursi hasil redesain. Hasil evaluasi menunjukkan nilai EMG pada otot trapezius rata-rata sebesar 6,135 mV sebelum dilakukan perbaikan dan 9,345 mV setelah dilakukan perbaikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai EMG atau dengan kata lain terjadi penurunan beban otot. Gaya yang diterima pada sebelum dan sesudah perbaikan rata-rata sebesar 259,83 N. Redesain yang dilakukan belum dapat mengurangi gaya yang diterima oleh pekerja, namun gaya yang diterima masih dalam batas aman. Kata Kunci : ergonomis, alat bantu, value engineering, beban otot, EMG, gaya, fine focus adjustment Operators at work stations in the Fine Focus Adjustment ArisaMandiri PT Pratama often complain of stiffness and pain in the shoulder. This is caused by unnatural work postures. This study aims to design tools and chairs for workers with a fine focus adjusment approach and compare the biomechanics and anthropometry muscle load and the force received by the worker before and after the repair. The method used in the design of a tool is of value engineering. Identification of the functions carried out by using the FAST diagram. From the identification of needs and functions need to be improved with the addition of rotating and locking mechanism on the base work as well as the addition of seat height. The study produced a prototype design tool of the turntable and redesigning the prototype seat. Evaluation results show the value of EMG in the trapezius muscle by an average of 6.135 mV before and 9.345 mV repair after repair. So it can be concluded that an increase in the value of EMG or in other words a decline in muscle weight. The force received before and after repair by an average of 259.83 N. Redesign done have not been able to reduce the force received by the worker, but still acceptable styles within safe limits

    Perancangan Buku Kartun Opini Yang Diadaptasi Dari Lagu Bertema Kritik Sosial Politik Di Indonesia

    Full text link
    Kartun Opini adalah Jenis kartun yang memiliki unsur – unsur pendapat dari individu atau kelompok yang didasari kondisi di suatu lingkungan masyarakat.Salah satu fungsi yang dimiliki kartun adalah untuk menyindir atau bisa disamakan dengan untuk mengkritik.Kritik merupakan sebuah hasil dari pertimbangan atau pesan yang disampaikan dengan menggunakan kata – kata tajam atau pedas terhadap suatu situasi yang sedang terjadi.Oleh karena itu dengan adanya perancangan ini diharapkan pemikiran kritis dapat berkembang ke arah yang benar.Dengan metode pustaka, dokumentasi, internet, dan kualitatif maka dirancangalah sebuah buku kartun opini yang mengajarkan pesan dan makna dari sebuah kritik

    BUDIDAYA LEBAH KLANCENG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT NGERI- MANGGARAI-NTT DI TENGAH PANDEMI COVID 19

    Get PDF
    Pelatihan budidaya lebah Klanceng didasari adanya situasi pandemi covid 19 yang telah membawa dampak buruk terhadap hilangnya pekerjaan sebagian besar masyarakat di Indonesia, termasuk masyarakat dusun Ngeri di kabupaten Manggarai. Kegiatan pendampingan dan pelatihan ini bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk dapat memanfaatkan potensi atau sumber daya alam yang ada untuk peningkatan ekonomi rumah tangga. Lebih lanjut pendampingan ini, secara khusus bertujuan agar masyarakat Ngeri termotivasi untuk beternak madu Klanceng yang berdampak lanjut pada peningkatan pendapatan atau pengahasilan keluarga. Bentuk konkrit pelatihannya ialah budidaya lebah Klanceng. Tahapan pelaksanaan kegiatan dimulai dengan sosialisasi, pelatihan, monitoring hingga evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: a) budidaya lebah Klanceng berpotensi meningkatkan penghasilan masyarakat walaupun bukan menjadi penghasilan utama bagi masyarakat dusun Ngeri; b) responden menunjukan semangat dan antusiasme dalam mengikuti seluruh proses pelatihan dan budidaya; c) Lokasi dusun Ngeri cocok dan potensial untuk pengembangan lebah Klanceng selanjutnya

    Etnomatematika: Konten Matematika Sekolah Dasar pada Rumah Adat di Kampung Waka Ende NTT

    Get PDF
    The difficulty of elementary school students in learning mathematics can be overcome through contextual learning, one of which is by using a cultural context. Mathematical content is widely available in cultural elements, one of which is traditional houses. This study aims to explore elementary school math concepts in traditional houses in Waka village, Ende, NTT. This research is a qualitative research with an ethnographic approach. The process of collecting data in this study was carried out by interview, observation and documentation. The results showed that the Waka traditional house was related to elementary school mathematics. Mathematical concepts found in traditional houses in Waga Village are dominated by the concepts of primitive geometric elements (such as points, lines, line segments, angles) and flat and space forms.Kesulitan siswa sekolah dasar dalam mempelajari matematika dapat diatasi melalui pembelajaran yang kontekstual, salah satunya dengan menggunakan konteks budaya. Konten matematika banyak tersedia dalam unsure-unsur budaya, salah satunya adalah rumah adat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep-konsep matematika sekolah dasar pada rumah adat di kampung Waka, Ende, NTT. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Trianggulasi data digunakan untuk mengecek keabsahan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa rumah adat Waka mengandung unsur matematika sekolah dasar. Konsep matematika yang ditemukan pada rumah adat di Kampung Waga didominasi oleh konsep unsur-unsur geometri primitif (seperti titik, garis, ruas garis, sudut) dan bentuk bangun datar dan bangun ruang

    Penggunaan Decision Tree Dengan ID3 Algorithm Untuk Mengenali Dokumen Beraksara Jawa

    Full text link
    This thesis\u27 goal is to let computer recognize Javanese letters. Before a computer is able to recognize Javanese letters, segmentation and feature extraction process is needed. After the features of Java letters that have been segmented obtained, then the features will be processed using computer learning method so that the computer can recognize the letters.Input is in the form of .CSV file that contains features of the Javanese document image that had previously segmented. Output text is a text file that contains unicode representation letter from Java font and a .CSV file that contains the test and data classification results. This application is created with C# programming language and Microsoft Visual Studio 2013 IDE.As for the process that is done is as follows: prepare the .CSV file resulting from the extraction of features to be used as learning materials or trainer for computer learning network. After the trainer file ready, then the network will be trained. After the training is complete, the network can receive other data input, and then classify it according to what has been learned.Probabilistic neural network and ID3 used as computer learning methods, which after data testing, it is found that PNN give higher accuracy result than ID3

    STUDI KEKAYAAN DAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI JALUR TRACKING WOLOGAI TAMAN NASIONAL KELIMUTU, KABUPATEN ENDE, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    Get PDF
    Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi, diantaranya dalam kategori burung tercatat 1.771 jenis burung yang ditemukan diwilayah indonesia dan diantaranya terdapat 563 yang dilindungi. Kecamatan Kelimutu merupakan salah satu kecamatan yang terdapat sebuah Taman Nasional yang disebut Taman Nasional Kelimutu. Didalam Taman Nasional Kelimutu, terdapat areal Jalur Tracking Wologai. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Maret-April 2019 dengan menggunakan metode daftar jenis MacKinnon dan indeks Keanekaragaman ShannonWienner.Hasil penelitian menunjukkan di Jalur Tracking Wologai terdapat 36 jenis burung dari 20 suku. Dari 36 jenis burung tersebut terdapat 5 jenis burung yang dilindungi dan 5 jenis burung endemik Flores Jenis burung yang paling banyak yang ditemukan dilokasi penelitian adalah Perkici Pelangi sebanyak 18 individu sedangkan jenis burung yang paling sedikit ditemukan adalah Gelatik Batu Kelabu sebanyak 1 individu. Keanekaragaman jenis burung yang terdapat di Jalur Tracking Wologai adalah 3.37 dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tingg
    • 

    corecore