16 research outputs found

    STEREOTIP “PIDIE KRIET” TERHADAP PERILAKU ALTRUISME

    Get PDF
    “Pidie Kriet” diartikan sebagai “Pidie pelit”. “Pidie kriet” merupakan suatu istilah yang melekat pada masyarakat Pidie, Aceh, Indonesia. Istilah tersebut masih berkembang hingga saat ini terutama di masyarakat Pidie, dimana stereotip tersebut berpengaruh bagi individu karena diasosikan seseorang yang berasal dari pidie diasosikan dengan stereotip dengan orang yang pelit. Hal ini tentunya akan memengaruhi perilaku altruisme dari individu tersebut. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stereotip “Pidie Kriet” dengan perilaku altruism, yang dilakukan terhadap 120 mahasiswa Pidie yang dipilih dengan menggunakan teknik sampling insidental. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara stereotip “Pidie Kriet” dengan perilaku altruism (p=0,014, r=0,227).  Hal ini dapat diartikan semakin tinggi stereotype pidie kriet dalam diri individu, maka semakin rendah perilaku altruismenya, dan juga sebaliknya. Hasil penelitian juga menunjukkan pada umumnya subjek memiliki tingkat perilaku altruisme yang tinggi dan stereotip “pidie kriet” yang rendah dalam dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa stereotip "Pidie Kriet" tidak terlalu memengaruhi perilaku altruisme mahasiswa Pidie tersebut

    THE EFFECTS OF PSYCHOEDUCATIONAL METHODS ON COLLEGE STUDENTS’ ATTITUDES TOWARD PTSD

    Get PDF
    This study investigated the effectiveness of psycho-education methods on college students’ attitudes toward post traumatic stress disorder. Analysis of results indicated that lecturing was the most effective psycho-educational method to obtain attitudinal changes. The effects of psycho-education methods of a short-duration intervention for college students' positive attitudes toward PTSD. Findings from the study led to the results that a short-duration of psycho-education intervention on PTSD effectively increases college students' attitudes toward post traumatic stress disorder, reduces negative attitudes towards PTSD

    Revealing Honesty in Children through Game: A Case Study of Elementary School’s Students in Banda Aceh

    Get PDF
    Exposure to honesty in young children is a need in order to evaluate how the concept is internalized in themselves. It has an impact on the formation of children’s character in the future. This study aimed to reveal honest behavior in children. A total of 36 elementary school students consisting of 12 boys and 24 girls with aged 6 to 9 years old in Banda Aceh, Indonesia were selected as participants using random sampling. A ball-drawing task was used as a method to observe children’s honesty, every child was asked to draw a ball from an opaque box containing equal numbers of red and blue balls, in a closed room with a hidden camera. The results showed that there were only 25% of elementary school students behaved honestly, while the other 75% behaved dishonestly. It means that only a small number of students act honestly. Follow-up is needed to provide education related to the value of honesty in children from an early age

    BULLYING DAN KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANDA ACEH

    Get PDF
    Bullying is a form of adolescent’s negative behavior that continues to increase in school. The involvement of adolescents as the bullies are related to the mental health condition. This study aimed to find the correlation between bullying and mental health on student high school in Banda Aceh. 400 adolescents in Banda Aceh (265 females and 135 males) were invited to participated in the study were using Multi-stage Cluster and Disproportionate Stratified Random Sampling. The data was collected using The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire (OBVQ) and Mental Health Inventory-38 (MHI-38). The data was analyzed using nonparametric statistic with Spearman’s Rho correlation technique. The result showed that the value of correlation coefficient (r) = -0,157 with significant value (p) = 0,002 (

    KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA INDIVIDU BERCERAI (STUDI KASUS PADA INDIVIDU DENGAN STATUS CERAI MATI DAN CERAI HIDUP)

    Get PDF
    Divorce is the termination of a marriage or marital union, the canceling and/or reorganizing of the legal duties and responsibilities of marriage as husband and wife. Moreover, divorce can also be interpreted as the status of an individual who lives separately with his/her spouse is deceased and not remarried. Individuals who get divorced has a high or low levels on subjective well-being. It is influenced by several factors such as employments and income levels, social support also religiosity. The research aimed to seek the dynamics of subjective well-being on individuals’ divorced. 50 individuals were selected using purposive and quota sampling technique as research participants. Data collected using Satisfaction with life scale (SWLS) and Positive and negative experience Scale (SPANE). Data was analyzed by using Independent sample T-test, which value of significance (p) = 0.669 (p> 0.005), which means that there were no differences in subjective well-being in individual’s divorced with Widowed and Divorced status

    PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA PANTI ASUHAN DI KOTA BANDA ACEH

    Get PDF
    Life in the orphanage can affect adolescents’s living conditions, such as psychological well-being. Psychological well-being is affected by many factors, there are life experience,age, social support, religiosity and gender. The sampling technique used was purposive sampling. The participants were 74 adolescents (337males and 37 females), with aged range between 14-18 years who lived at the orphanages in Banda Aceh city. The data collected by using Ryff’s Psychological well-being Scale revisited with coefficient realibility 0,935. The study showed there was adoloscents of orphanages with high category psychological well-being (97,3%).The results of data analysis used Independent Sample T-Test with significant value (Ï) = 0,036 (Ï < 0,05) and corelation dimension of psychological well-being used Pearson. The study showed that there was difference psychological well-being between males and females and then six dimension of psychological well-being contribute for psychological well-being’s adoloscent of orphanages in Banda Aceh cit

    FAKTOR-FAKTOR RISIKO DEPRESI PADA IBU PASCABERSALIN

    Get PDF
    Persalinan membawa berbagai perubahan yang dapat menyebabkan perempuan rentan mengalami depresi pascabersalin. Hal ini tidak hanya berdampak pada ibu tetapi juga pada individu lainnya seperti anak yang baru saja dilahirkan, anak lainnya, pasangan, bahkan anggota keluarga lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko psikologis depresi pascabersalin. Pengumpulan data dilakukan melalui survei sejak April-September 2022 pada ibu pascabersalin yang dipilih dengan teknik convenience sampling. Instrumen pengumpulan data berupa Alat Asesmen Ibu Postpartum (ASIP), Multidimensional of Perceived Social Support (MPSS), dan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang diberikan kepada 359 sampel penelitian dengan kriteria perempuan berusia 18-40 tahun,&nbsp; pascamelahirkan dengan rentang waktu 4 minggu hingga 1 tahun, dan tidak pernah didiagnosis mengalami gangguan mental oleh profesional. Hasil analisis menunjukkan bahwa regulasi emosi, kepuasan pernikahan, dan dukungan sosial menjadi faktor risiko depresi pascabersalin dalam penelitian ini. Sementara itu, lebih dari sepertiga ibu pascabersalin mengalami depresi kategori ringan (34,2%), sedangkan yang lainnya mengalami depresi kategori sedang (19,8%), bahkan depresi berat (5,6%). Implikasi penelitian terhadap faktor risiko depresi dibahas lebih lanjut dalam artikel in

    Hubungan antara Mindfulness dengan Kecemasan akan Kematian pada Dewasa Madya

    Get PDF
    Death anxiety is an unpleasant emotional state that a person experiences when thinking about death. Anxiety can have a detrimental impact on mental health, especially in the middle adulthood stage, who experience death anxiety more often. One of the effective strategies to deal with death anxiety is to have mindfulness. The concept of mindfulness can help middle-aged adults to stay focused on doing and interpreting every activity or situation without thinking about abstract things, such as death. The purpose of this study was to investigate the relationship between mindfulness and death anxiety in middle adulthood. The total sample of 275 middle-aged adults was selected by accidental sampling technique. Data were collected using the Mindful Attention Awareness Scale (MAAS) and Death Anxiety Scale-Extended (DAS-Extended). The results of data analysis using the Spearman-Brown Formula showed that there was a negative relationship between mindfulness and death anxiety in middle adulthood. In other words, higher mindfulness will be associated with lower death anxiety, and vice versa. Therefore, mindfulness is associated with reduced death anxiety in middle adulthood. Keywords: Mindfulness, Death Anxiety, Middle AdulthoodKecemasan kematian adalah keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang dialami seseorang saat memikirkan tentang kematian. Kecemasan dapat berpengaruh buruk pada kesehatan mental, terutama pada usia dewasa madya. Tahapan usia ini lebih sering mengalami kecemasan kematian. Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan dalam menghadapi kecemasan kematian adalah dengan memiliki mindfulness. Konsep mindfulness dapat membantu dewasa madya untuk tetap fokus mengerjakan dan memaknai setiap kegiatan ataupun keadaan yang dijalaninya tanpa memikirkan sesuatu yang abstrak seperti kematian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara mindfulness dengan kecemasan akan kematian pada dewasa madya. Partisipan penelitian berjumlah 275 individu dewasa yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan Mindful Atttention Awareness Scale (MAAS) dan Death Anxiety Scale-Extended (DAS-Extended). Hasil analisis data dengan menggunakan Spearman-Brown Formula menunjukkan hubungan negatif antara mindfulness dengan kecemasan akan kematian pada dewasa madya. Dengan demikian, semakin tinggi keadaan mindfulness yang dimiliki individu dewasa madya, maka semakin rendah kecemasan akan kematiannya, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, mindfulness berkaitan dengan penurunan kecemasan akan kematian pada dewasa madya. Kata kunci: Mindfulness, Kecemasan Kematian, Dewasa Mady

    HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL DISTRESS DENGAN STRATEGI KOPING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    Get PDF
    Psychological distress merupakan salah satu hambatan atau kendala yang dirasakan oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Oleh karena itu, untuk menangani psychological distress yang dirasakan mahasiswa diperlukan suatu strategi koping yang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara  strategi koping dengan psychological distress pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Universitas Syiah Kuala, yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Sebanyak 335 mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Universitas Syiah Kuala terlibat sebagai sampel  dalam penelitian ini. Pengumpulan data penelitian menggunakan Kessler Psychological Distress (K10) dan The Ways of Coping Questionnaire. Hasil analisis pearson correlation menunjukkan  nilai signifikansi (p) = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara psychological distress dan strategi koping pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Universitas Syiah Kuala. Pada dasarnya tidak semua situasi yang menyebabkan distress dapat benar-benar diatasi, karena distress psikologi akan hilang hanya ketika stresor pada diri inidvidu hilang, hal tersebut yang terkadang menyebabkan skor stres tetap tinggi walaupun sudah menggunakan strategi koping

    PERBEDAAN FEAR OF FAILURE PADA MAHASISWA BIDIKMISI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

    Get PDF
    Mahasiswa Bidikmisi mempunyai kewajiban dan tantangan yang berbeda dengan mahasiswa regular (bukan penerima Bidikmisi). Kewajiban yang harus di penuhi oleh mahasiswa Bidikmisi berpotensi menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang dirasakan mahasiswa Bidikmisi dalam memenuhi tantangan dan kewajiban tersebut menandakan adanya indikasi perasaan fear of failure. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan fear of failure pada mahasiswa Bidikmisi di Universitas Syiah Kuala yang ditinjau dari jenis kelamin. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bidikmisi Universitas Syiah Kuala yang berdomisili di Banda Aceh dan Aceh Besar. Teknik penentuan sampel menggunakan simple random sampling. Pada penelitian ini menggunakan 340 orang sebagai responden yang terdiri dari 170 laki-laki dan 170 perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan skala yang disusun oleh Conroy (2002) yaitu  The Performance Failure Appraisal Inventory (PFAI). Penelitian ini menggunakan teknik Independent Sample T-test sebagai analisis data dan hasilnya menunjukkan signifikansi (p)=0,511 (p>0,05). Hasil signifikansi tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan fear of failure pada mahasiswa Bidikmisi antara mahasiswa Bidikmisi laki-laki dan perempuan. Tidak adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor prestasi yang dicapai oleh mahasiswa Bidikmisi, dan kebijakan netral dalam lembaga pendidikan yang tidak dapat ditentukan oleh jenis kelamin.
    corecore