4 research outputs found

    Pengaruh Pemberian Amelioran terhadap Laju Infiltrasi pada Tanah Psamment dan Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ameliorant terhadap laju infiltrasi tanah serta pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays) pada Psamment. Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Katapiang, Kecamatan Batang Anai Padang Pariaman, dan analisis tanah di laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Oktober 2018 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik dan dilanjutkan dengan uji DNMRT taraf 5% untuk nilai F yang berbeda nyata. Perlakuan yang diberikan adalah A = Kontrol, B = Mulsa jerami padi (10 ton/ha), C= Biochar sekam padi (20 ton/ha), D = liat (20 ton/ha), E = Mulsa jerami padi (10 ton/ha) + liat (20 ton/ha), F =Mulsa jerami padi (10 ton/ha) + Biochar sekam padi (20 ton/ha), G = Biochar sekam padi (20 ton/ha) +liat (20 ton/ha), H = Mulsa jerami padi (10 ton/ha) + Biochar sekam padi (20 ton/ha) +liat (20 ton/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan perlakuan kombinasi biochar sekam padi, tanah liat, dan mulsa jerami padi terdapat peningkatan tertinggi terhadap nilai TRP yaitu sebesar 23,23%, kandungan bahan organik sebesar 2,78%, dan kadar air tanah sebesar 6%, dan penurunan nilai BV sebesar 0,47 g/cm3. Penurunan nilai laju infiltrasi tertinggi berada pada perlakuan kombinasi mulsa jerami padi, liat dan biochar sekam padi dengan nilai sebesar 506,6 mm/jam dibandingkan kontrol sebesar 994,7 mm/jam, namun masih dalam kriteria yang sama. Penambahan pelakuan kombinasi mulsa jerami padi, liat dan biochar sekam padi pada Psamment dapat meningkatkan hasil tanaman jagung sebesar 11,05 kg/plot jika dibandingkan dengan kontrol sebesar 6,72 kg/plot

    Comparison of different normalization strategies for the analysis of glomerular microRNAs in IgA nephropathy

    No full text
    Small nucleolar RNAs (snoRNAs) have been used for normalization in glomerular microRNA (miRNA) quantification without confirmation of validity. Our aim was to identify glomerular reference miRNAs in IgA nephropathy. We compared miRNAs in human paraffin-embedded renal biopsies from patients with cellular-crescentic IgA-GN (n = 5; crescentic IgA-GN) and non-crescentic IgA-GN (n = 5; IgA-GN) to mild interstitial nephritis without glomerular abnormalities (controls, n = 5). Laser-microdissected glomeruli were used for expression profiling of 762 miRNAs by low-density TaqMan arrays (cards A and B). The comparison of different normalization methods (GeNormPlus, NormFinder, global mean and snoRNAs) in crescentic IgA-GN, IgA-GN and controls yielded similar results. However, levels of significance and the range of relative expression differed. In median, two normalization methods demonstrated similar results. GeNormPlus and NormFinder gave different top ranked reference miRNAs. Stability ranking for snoRNAs varied between cards A and B. In conclusion, we suggest the geometric mean of the most stable reference miRNAs found in GeNormPlus (miR-26b-5p), NormFinder (miR-28-5p) and snoRNAs (RNU44) as reference. It should be considered that significant differences could be missed using one particular normalization method. As a starting point for glomerular miRNA studies in IgA nephropathy we provide a library of miRNAs
    corecore