6 research outputs found
PENGUATAN LITERASI BUDAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MEDIA VIDEO PRAKTIS PENTAS SENI GADIS NGAROT: Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas VI UPTD SDN 2 Sukaurip Kabupaten Indramayu
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta dilapangan bahwa minimnya pengetahuan siswa tentang budaya yang ada di daerahnya, sehingga ketika ditanya siswa tidak bisa untuk menjawab. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media video praktis dan mengidentifikasi perbedaan antara kemampuan literasi budaya siswa yang belajar menggunakan video dengan yang tidak menggunakan video. Metode penelitian yang diterapkan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain quasi eksperimen Pretest Posttest Control Group, dengan sampel penelitian berjumlah 35 siswa pada kelas eksperimen berjumlah 19 siswa dan kelas control berjumlah 16 siswa. Analisis data yang dilakukan yaitu melalui uji normalitas, uji homogenitas, uji beda. Hasil data di kelas eksperimen diketahui nilai sig. (2-tailed) adalah 0,001 yang dimana terdapat pengaruh dari penggunaan media video praktis terhadap literasi budaya siswa. Sementara untuk hasil uji beda gain kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,239, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kemampuan literasi budaya siswa yang belajar menggunakan video dengan yang tidak menggunakan media video.
--------------
The study is backgrouted by the fact on the ground that the student's knowledge of the culture is limited, so when asked the student cannot answer. The purpose of this study is to know the impact of practical video media and identify the difference between the cultural literacy ability of the students who are learning to use the video and those who are not using the video. The applied research method is a quantitative approach with a design of the pretest posttest control group experiment, with research samples of 35 students in experiment class number 19 students and control class number 16 students. The data analysis is done through the normality test, the homogenity test, the discrepancy. The data in the experiment class known to be sig. (2-tailed) is 0,001. While for the results of the disparate experimental and control classes known as sig value (2-tailed) by 0.239, it suggests that there is no difference between the cultural literacy ability of the student who is learning to use videos and that is not using video media
Penerapan Pembelajaran IPS Dalam Menumbuhkan Sikap Sosial Siswa Terhadap Lingkungan Sekitar
Dalam menumbuhkam sikap sosial memerlukan strategi guru dalam penanaman sikap sosial anak, lalu penting juga untuk anak dapat belajar mandiri agar penanaman sikap sosial yang diberikan dapat diterapkan dan berguna bagi kehidupan. Adapun tujuannya yaitu: (1) Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi antar sesama dan berbagai bidang; (2) Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial; (3) Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup; dan (4) mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari. Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian studi literatur. Hasil dan pembahasannya yaitu pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang diharapkan mampu menjadi salah satu cara yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghargai perbedaan dan yang penting adalah perbedaan-perbedaan individu pada diri siswa. Dalam hal tersebut diperlukan pembelajaran yang memotivasi siswa untuk bersikap sosial yang baik, maka dari itu diperlukan cara kreatif guru yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran yang mendorong anak untuk akrif, dapat juga dengan menggunakan metode diskusi kelompok yang melatih sikap interaksi anak
Analisis Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Sikap Kompetitif Belajar pada Siswa Sekolah Dasar
This research is qualitative research. This study aims to analyze the application of the Student Teams Achievement Division (STAD) model. The research method in this research is descriptive research. The subjects of this study were elementary school students. The collection of data obtained in this study is a literature study. The results of the research in this article show that the application of the STAD learning model is very good to be applied to increase the competitive attitude of elementary school students. The STAD model has 6 steps, namely: Delivering learning objectives and motivating students, presenting information, organizing students in groups, guiding work and study groups, evaluating, and giving awards. The impact of this learning can be seen during the learning process, namely by looking at the teacher and students who have implemented the 6 steps of the learning model correctly, so that the learning process goes well, the interaction between students and teachers or students and students also looks good, and students can interact in groups
Analisis Pendidikan Multikultural pada Siswa Sekolah Dasar melalui Keragaman Budaya
Indonesian is made up of a varietyof nationalities, RACES, languages, customs, cultyres, religions and classes. National education systemz should therefore also accommodate the diversity and diversity of the culture. A multicultural education is applied to student can provide understanding and thus be able to accept differences, crititicisme, and have empathy and tolerance. The study aims to know how the implementation of multicultural education in elementary school in cultural diversity does not remove one another’s distinctive characteristics, adding that Indonesian diversity becomes even richer. The study used library reserch, that is a series of studies relating to library data collection methods, or research that the object of his research was unearthed through various literature information (books, encyclopedisa, scientific jurnals, newspaper magazine, and documents) Arikunto, 2014). With the implementation of multicultural education in elementary schools, it is expected that students can develop awareness and maturity in the face of
Dampak Kebijakan Perubahan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Bagi Guru dan Peserta Didik
The Merdeka Curriculum is implemented with the aim of making learning relevant and creative in line with current developments and student needs. The main focus of this policy is to provide flexibility to schools and teachers in designing curricula that suit local needs and student characteristics. Teachers play an important role in implementing this curriculum, because they are expected to be able to adapt their teaching methods to suit the needs and potential of their students. Through this policy, teachers are encouraged to play a more active role in the learning planning process, create an inclusive learning environment, and utilize a variety of learning resources. Students are also at the heart of this policy, with an emphasis on developing 21st century skills such as creativity, collaboration, problem solving and critical thinking. By giving students the freedom to choose and design their own learning, we hope they will become more engaged and gain a deeper understanding. Therefore, This article examines the impact or implications of independent curriculum policies in this field
Sistem Pendidikan Negara Indonesia yang Tertinggal dari Negara Korea Selatan dan Perbandingan Sitem Pendidikannya
Menurut bapak pendidikan Indonesia yaitu Ki hajar Dewantara “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang”. Perbandingan pendidikan adalah menganalisis dua hal atau lebih untuk mencari persamaan dan perbedaannya. Rumusan masalah berupa setuju/tidak sistem pendidikan Indonesia itu tertinggal dibandingkan dengan Negara Korea Selatan?, bagaimana sistem pendidikan di Negara Indonesia dan Negara Korea Selatan?, Apa saja perbandingan pendidikan antara Negara Indonesia dengan Negara Korea Selatan?. Tujuan penulis adalah untuk mengetahui bahwa sistem pendidikan di Indonesia itu tertinggal jauh dibandingan dengan Negara Korea Selatan, terdapat perbandingan pada sistem pendidikannya baik itu kurikulu, cara mengajar, waktu belajar, peserta didik yang giat mengikuti les belajar. Pada artikel ini, penulis menggunakan metode penelitian berupa metode deskriptif dan metode kuesioner. Hasil dari penelitian ini yaitu pemerintah harus bisa memenuhi fasilitas yang dibutuhkan siswa pada tiap sekolah, orang tua dan pendidik juga harus bisa menerapakn dan mengajarkan anak agar memiliki semangat belajar yang tinggi dan dapat mengikuti les belajar