9 research outputs found
Pola Interaksi Sosial Suku Laut di Desa Air Sena, Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau
Tulisan ini membicarakan masyarakat suku Laut yang tinggal di laut dengan menggunakan kajang di Desa Air Sena Kepulauan Anambas. Mereka hidup berdampingan dan berinteraksi “intim” dengan masyarakat Desa Air Sena walaupun tidak semua masyarakat sekitar bisa memahami bahasa Mesuku, bahasa yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat suku Laut. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi di antara sesama anggota (warga) kelompok suku Laut, serta di antara warga kelompok suku Laut dengan warga masyarakat lain di Desa Air Sena di tengah perbedaan bahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data primer diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dan observasi secara langsung ke lokasi penelitian. Penelitian ini bermaksud untuk menunjukkan interaksi asosiatif berupa kerja sama, akomodasi dan asimilasi yang diwujudkan dalam bentuk gotong royong, serta proses disosiatif adanya persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Wujud interaksi simbolik yang diobservasi berupa tanggapan seseorang terhadap orang lain melalui penggunaan simbol-simbol tubuh dan bahasa yang bermakna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja sama masyarakat suku Laut dengan masyarakat Desa Air Sena. Mereka hidup tolong-menolong meskipun sebagian masyarakat menunjukkan sikap apatis dan tidak berpartisipasi dalam organisasi kemasyarakatan. Sikap apatis tersebut secara disosiatif tidak menimbulkan pertentangan dan konflik antara masyarakat suku Laut dengan masyarakat Desa Air Sena
Konsep Kenegaraan Dalam Perspektif Syaikh Mahmud Syaltut
Pemikiran kenegaraan dalam Islam merupakan salah satu fenomena yang menarik untuk dikaji. Oleh karena itu banyak ulama yang mengulas danmenulis tentang tema tersebut. Dalam tulisan ini, dikupas tentang pemikiran Syaikh Mahmud Syaltut tentang kenegaraan. Beliau dikenal sebagai ulama moderat dan memiliki sikap tengah dalam konteks kenegaraan. Hal ini dibuktikan bahwa pemikiran beliau sejalan dengan konsep negara modern yang selama ini mengakar dalam tradisi negara barat (Nation-state). Walapun demikian Syaltut memberikan catatan bahwa sekat-sekat negara tidak membatasi persaudaraan kaum muslim dunia
Tanawu' Al-Ibadah Di Muhammadiyah: Studi Terhadap Konsep Haji Tamattu' Dengan Satu Sa'i Hasil Ijtihad Kh. Zen Fanani Magelang
Kajian dalam tulisan berfokus pada fenomena tanawu'ul ibadah yang terjadi di lingkungan Muhammadiyah. Objek kajian ini adalah tentang haji tamattu' yang merupakan hasil ijtihad dan istinbath KH Zen Fanani Magelang terhadap Alqur'an dan sunnah. Beliau seorang aktivis Muhammadiyah yang dalam konteks praktek haji tamattu' beliau berbeda dengan fatwa majelis tarjih Muhammadiyah. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata di lingkungan Muhammadiyah praktek ibadah tidak selamanya harus persis sama sebagaimana yang difatwakan oleh majelis tarjih. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa fatwa di Muhammadiyah adalah tidak menjadi keputusan mengikat, hal ini berbeda dengan Putusan tarjih yang mengikat secara organisatoris. Dengan demikian, ulama-ulama Muhammadiyah di daerah memiliki independensi dalam hal-hal tertentu; serta mereka bisa memiliki pendapat atau ijtihad yang berbeda dengan hasil fatwa tarjih karena fatwa tarjih berfungsi sebagai irsyad atau bimbingan, tidak mengikat kepada setiap anggota. Fenomena demikian juga menunjukkan bahwa dinamika ijtihad di lingkungan Muhammadiyah tidak didominasi oleh fatwa atau putusan lembaga tarjih tingkat pusat, tetapi ulama-ulama Muhammadiyahdi daerah dan wilayah mempunyai kemerdekaan untuk menentukan pendapat yang didasarkan pada argumentasi atau dalil yang jelas