2,302 research outputs found
Karakter Morfo-Fisiologi Daun Tiga Jenis Plantlet Anggrek Pada Tahapan Aklimatisasi
Pengetahuan mengenai proses-proses fisiologis pada planlet perlu dketahui untuk menjamin keberhasilan transplantasi planlet ke lingkungan ex vitro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui densitas dan pola buka-tutup stomata pada 3 (tiga) jenis planlet anggrek hasil kultur in vitro selama tahapan aklimatisasi di KREKB-LIPI. Informasi ini penting untuk mengetahui jalur fotosintesisnya sehingga dapat dirumuskan tindakan-tindakan yang sesuai terkait proses aklimatisasi dan pertumbuhan selanjutnya pada planlet anggrek tersebut di lapangan. B. echinolabium merupakan anggrek dengan tipe fotosintesis C3, sedangkan D. fimbriatum dan D. spectabile merupakan anggrek dengan tipe fotosintesis CAM
Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Kenjeran Surabaya
Pesisir Kenjeran memiliki sejumlah daya tarik wisata yang belum dikembangkan secara optimal, di antaranya Pantai Watu-Watu, Pantai Kenjeran, Kenjeran Park, serta produk olahan hasil laut masyarakat lokal. Daya tarik wisata yang ada di lokasi ini letaknya saling berdekatan dan berada dalam satu kawasan pesisir. Namun, beragamnya potensi objek dan daya tarik wisata Kenjeran saat ini ternyata belum mampu menjadikan kawasan wisata Kenjeran menjadi destinasi wisata unggulan bagi kota Surabaya. Oleh karena itu, pengembangannya membutuhkan arahan yang sesuai dengan potensi dan permasalahan wilayah serta kebijakan yang terkait pengembangan kawasan tersebut. Arahan pengembangan pariwisata Kenjeran dilakukan dengan konsep Kawasan Wisata Terpadu dengan sasaran terumuskannya arahan pengembangan kawasan wisata terpadu Kenjeran Surabaya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Deskriptif dan Delphi, serta pendekatan Triangulasi. Hasil akhir penelitian ini menghasilkan 12 arahan pengembangan kawasan wisata terpadu Kenjeran yang kemudian arahan-arahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi pariwisata Kenjeran sebagai kawasan wisata bahari terpadu di Surabay
Vascular endothelial growth factor directly inhibits primitive neural stem cell survival but promotes definitive neural stem cell survival
There are two types of neural stem cells (NSCs). Primitive NSCs [leukemia inhibitory factor (LIF) dependent but exogenous fibroblast growth factor (FGF) 2 independent] can be derived from mouse embryonic stem (ES) cells in vitro and from embryonic day 5.5 (E5.5) to E7.5 epiblast and E7.5-E8.5 neuroectoderm in vivo. Definitive NSCs (LIF independent but FGF2 dependent) first appear in the E8.5 neural plate and persist throughout life. Primitive NSCs give rise to definitive NSCs. Loss and gain of functions were used to study the role of vascular endothelial growth factor (VEGF)-A and its receptor, Flk1, in NSCs. The numbers of Flk1 knock-out mice embryo-derived and ES cell-derived primitive NSCs were increased because of the enhanced survival of primitive NSCs. In contrast, neural precursor-specific, Flk1 conditional knock-out mice-derived, definitive NSCs numbers were decreased because of the enhanced cell death of definitive NSCs. These effects were not observed in cells lacking Flt1, another VEGF receptor. In addition, the cell death stimulated by VEGF-A of primitive NSC and the cell survival stimulated by VEGF-A of definitive NSC were blocked by Flk1/Fc-soluble receptors and VEGF-A function-blocking antibodies. These VEGF-A phenotypes also were blocked by inhibition of the downstream effector nuclear factor kappa B (NF-kappa B). Thus, both the cell death of primitive NSC and the cell survival of definitive NSC induced by VEGF-A stimulation are mediated by bifunctional NF-kappa B effects. In conclusion, VEGF-A function through Flk1 mediates survival (and not proliferative or fate change) effects on NSCs, specifically
Factors Associated with Exclusive Breastfeeding among Mothers in Banjarmasin, South Kalimantan
Background: Exclusive breastfeeding is recomended food for infants until the age of 6 months. After 6 months years old a complementary food is recomended until 2 years of age. However, percent of mothers practicing exclusive breastfeeeding is still low. This study aimed to determine factors associated with exclusive breastfeeding among mothers in Banjarmasin, South Kalimantan.
Subjects and Method: This was a quantitative-qualitative study conducted in Banjarmasin, South Kalimantan from June to December 2015. A sample of 258 lactating mothers, consisting of 136 mothers who exclusively breastfed and 122 mothers who did not exclusively breastfeed, were selected for this study by random sampling. The dependent variable was exclusive breastfeeding. The independent variables were maternal age, education, knowledge of exclusive breastfeeding, maternal health condition, maternal work status, and family support. Data were collected by pre-tested questionnaire and interview. Data were analyzed by logistic regression.
Results: Low maternal education (OR = 0.54; 95% CI = 0.87 to 1.82; p = 0.005), low maternal knowledge (OR = 0.32; 95% CI =; p = 0.001), poor maternal health condition (OR = 0.23 , 95% CI = 0.08 to 3.93, p = 0.082), and low family support (OR = 0.93; 95% CI = 0.02 to 8.93; p = 0.328) were associated with decreased chance of exclusive breastfeeding. Maternal age 20-29 years (OR = 1.76; 95% CI = 0.18 to 6.74; p = 0.062) and housewife (OR = 1.24; 95% CI = 1.00 to 8.29; p = 0.123) were associated with increased chance of exclusive breastfeeding. Qualitative study showed that lack of maternal knowledge on the utility of exclusive breastfeeding was a strong predictor for not practicing exclusive breastfeeding. Most of the mothers interviewed believed that providing food in addition to breastmilk could accelerate the growth of their children.
Conclusion: Low maternal education, low maternal knowledge, poor maternal health condition, and low family support are associated with decreased chance of exclusive breastfeeding. Maternal age 20-29 years and housewife are associated with increased chance of exclusive breastfeeding.
Keywords: exclusive breastfeeding, age, education, knowledge, maternal health condition, maternal working status, family suppor
Image Matting Untuk Ekstraksi Objek Rambut Pada Citra Digital
Mating adalah sebuah metode yang digunakan untuk ekstraksi objek dari latarbelakangnya dengan tujuan untuk menempatkan objek tersebut pada citra latarbelakang baru. Ekstraksi objek foreground dari gambar secara keseluruhan memainkan peranan yang penting dalam proses image editing. Akurasi segmentasi citra dan pemisahan objek foreground dari gambar latarbelakang ditentukan oleh sebagian atau keseluruhan dari piksel-piksel suatu citra. Permasalahan yang timbul dalam mengekstraksi objek adalah bagaimana mendapatkan batas tepi terluar yang tepat pada objek dalam citra digital. Dalam penelitian ini dirancang skema segmentai citra untuk dapat melakukan ekstraksi objek pada citra digital menggunakan algoritma-algoritma yang disusun berdasarkan tahapan proses; segmentasi awal (algoritma growcut), pembuatan trimap otomatis (operasi dilasi dan erosi), ekstraksi objek (closed form matting). Sampel data berupa foto ukuran 1024x768 piksel, objek berambut lurus dan berambut keriting. Pengambilan gambar di alam bebas (natural) dan di dalam ruangan (green screen) untuk membedakan tingkat kesulitan dalam mngekstraksi objek.pengukuran kualitas menggunakan SNR, membandingkan alpha matte hasil ekstraksi yang menggunakan trimap manual dan trimap otomatis terhadap ground truth (matte referensi). Hasil pengujian SNR menunjukan bahwa penggunaan trimap manual masih lebih baik secara nkualitas dari penggunaan trimap otomatis, hal ini disebabkan pemetaan trimap pada saat pembentukan trimap otomatis belum maksimal memisahkan bagian objek tepat pada batas tepi objek yang sebenarnya. Namun dari segi waktu proses penggunaan trimap otomatis lebih cepat. Analisis terhadap latarbelakang menunjukan bahwa penggunaan latarbelakang berpengaruh terhadap waktu proses matting, latarbelakang green screen relatif lebih cepat. Analisis terhadap jenis rambut menunjukan jenis rambut objek juga berpengaruh terhadap lama waktu proses, jenis rambut lurus relatif lebih cepat dibanding jenis rambut keriting
Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Pada Struktur Kepemilikan, Faktor Internal, Dan Faktor Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Tobin's Q)
The research aimed to examine the effect of corporate governance mecanism in ownership structure, intern factors, and extern factors on firm value. Intern factors are board size, and growth market. Extern factors are inflation and interest rate. This research was condusted by quantitative method and used data of industry classification listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). The data was analyzed separately between among periods using multiple linier regression model. Total sample were 172 companies.The result of this showed research there are institutional ownership, manajerial ownership, and board size have significant effect and positive effect. Majority ownership, interest rate has positive effect but not significant. Growth market rate, interest rate, and inflation did not have significant influence to the firm value
Prototype Executive Information System Untuk Mendukung Evaluasi Diri Perguruan Tinggi (Studi Kasus STMIK Duta Bangsa Surakarta)
Evaluasi diri merupakan upaya perguruan tinggi untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja dan keadaan perguruan tinggi melalui pengkajian dan analisis berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala dan ancaman. STMIK Duta Bangsa mempunyai sistem informasi yang sudah terintegrasi yang menghasilkan laporan rekap data transaksi dari masing-masing sistem, tetapi belum menghasilkan laporan-laporan yang diperlukan untuk kegiatan evaluasi diri.Executive Information System adalah sistem informasi berbasis komputer yang ditujukan untuk kebutuhan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi bagi pihak eksekutif. Pengembangan Executive Information System pada perguruan tinggi akan membantu dalam mengetahui keadaan perguruan tinggi setiap saat. Untuk memberikan informasi secara real time dari suatu sistem dapat digunakan model Service Oriented Architecture (SOA). SOA akan menyediakan service yang selalu memberikan data ter-update.Aplikasi Executive Information System menampilkan data dalam bentuk grafik dan tabel yang berfungsi untuk mendukung kegiatan evaluasi. Data diperoleh dengan proses ETL dengan menggunakan Web Service dari masing-masing sistem informasi perguruan tinggi
The Activity Of Radical Scavenging Of 2,2-diphenyl-1-pycrilhydrazil By Ethanolic Extracts Of (Tinospora Crispa (L.) Miers) Stem And Its Fractions
We have investigated the antiradical activity of ethanolic extracts of Brotowali stem (Tinospora crispa (L.) Miers) using radical scavenging assay or DPPH radical. Thin layer chromatograms were also studied to estimate the group of compounds that have antiradical activity. The ethanolic extract, ethyl acetate and water fractions were showed coumarin and flavonoid. The DPPH antiradical efficiency values of ethyl acetate fraction was the highest antiradical activity namely 200 µg/ mL of this fraction was able to inhibit 53.57% DPPH radicals
- …
