14 research outputs found
Masyarakat dan Hukum Adat Di Kabupaten Buru Selatan: Studi Pada Suku alifuru Bipolo
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis  masyarakat dan hukum adat yang ada pada masyarakat adat suku alifuru biplo di kabupaten Buru Selatan dengan pertanyaan penelitian bagaimana bagaimana pemahaman masyarakat adat suku alifuru bipolo terhadap hukum yang berlaku dan hukum adat yang mereka jadikan sandaran dalam kehiupan, serta untuk mengetahui sinegitas masyarakat adat dengan pemerintah setempat dalam persoalan hukum adat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik purposive sampling dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) kesadaran dan pengetahuan masyarakat adat suku alifru bipolo terhadap hukum yang berlaku di Indonesia sangatlah minim, dan mereka lebih terbiasa dengan hukum adat mereka. 2) pemerintah dalam penegakan hukum selalu memperhatikan aspek-aspek kulural dari masyarakat adat suku alifuru bipolo, serta berupaya untuk memberikan pemahaman terkait hukum dan keterbukaan dalam aspek pendidikan
Dynamics of Industrialization: Leadership Transformation in Indigenous Papuans
This research explores the dynamics of industrialization and leadership transformation in indigenous Papuans, focusing on the Comoros Mimika Tribe in Papua Province, particularly in the context of the relationship with PT Freeport. This research uses a qualitative approach to explore it. Data collection was conducted through in-depth interviews with various stakeholders, such as indigenous leaders, youth, women, NGOs, and the government in the Comoros Mimika Tribe. In addition, participatory observations and document analysis were also conducted to gain a holistic understanding of the dynamics of leadership and social change in the community. The results show that diverse perspectives are presented through the views of indigenous leaders, youth, women, NGOs, and governments on this change. Indigenous leaders stressed the need to preserve traditional values while accommodating the realities of modernization, while youth saw change as an opportunity to improve social and economic conditions. Women fight for gender inclusion and protection of their traditional roles, NGOs and governments seek to unite economic development with the preservation of indigenous peoples' cultures and interests. These findings reflect the complexity of the relationship between tradition and modernity and highlight the challenges and opportunities in maintaining a balance between the two in the context of PT Freeport in indigenous Papuans
Pembangunan Masyarakat Desa dan Kota
xiii, 493 hlm.; 21 x 15 c
Kekuatan Sosial Politik Indonesia
x, 422 hlm.; 21 x 15 c
DAMPAK KAWASAN INDUSTRI TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN BAHODOP KABUPATEN MOROWALI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kawasan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan yang ada di kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.. Populasi pada penelitian ini adalah rumah tangga nelayan yang berada di kecamatan Bahodopi. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling, banyaknya sampel yang akan diteliti sebanyak 58 responden. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis dari penelitian ini memperlihatkan bahwa adanya kawasan industri dapat memberikan dampak terhadap kesejahteraan rumah tangga nelayan. Perbaikan kondisi ekonomi dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan, serta banyaknya aset yang dimilki. Pada kondisi sosial dilihat dari tingkat pendidikan dan perumahan. Tingkat pendidikan masyarakat nelayan masih sangat rendah dan sebagian besar nelayan telah memiliki rumah hunian yang layak
HUBUNGAN ANTAR STRATA SOSIAL DALAM MASYARAKAT MODERN ( Kasus Rampanan Kapa’ Dalam Masyarakat Tana Toraja )
Dalam masyarakat senantiasa memiliki sejumlah lapisan, lapisan tersebut sebagai pembeda antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya dan kadang menimbulkan diskriminasi atau pemisahan dalam masyarakat. Strata sosial dalam masyarakat Toraja dikenal dengan sistem kasta yaitu tana’ bulaan (bangsawan asli), tana’ bassi (bangsawan campuran), tana’ karurung (masyarakat biasa), dan tana’ kua-kua (hamba sahaya). Diera modern strata sosial masih sangat tampak pada masyarakat Tana Toraja sebagaimana kaitannya dengan tradisi rampanan kapa’(pernikahan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu hubungan antar strata sosial sera faktor pendorong keterbukaan strata sosial dalam masyarakat Tana Toraja yang dilihat dalam tradisi rampanan kapa’. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk hubungan antar strata sosial dalam masyarakat Tana Toraja dapat dilihat dari proses lamaran dalam pernikahan, misalnya ketika sedang melakukan lamaran hal yang paling utama disinggung adalah Tongkonannya. Misalnya kamu dari Tongkonan mana. Dari Tongkonan ini dapat diketahui masyarakat berdasarkan strata sosialnya. Kemudian sanksi sosial dalam tradisi rampanan kapa. Misalnya ketika melakukan perceraian akan dikenakan sanksi adat berdasarkan strata sosialnya. Katakanlah strata tinggi dalam kelas bangsawan yang melakukan perceraian akan dikenakan sanksi berupa kerbau dengan jumlah 24 ekor. Adapun Faktor pendorong keterbukaan strata sosial masyarakat dalam tradisi rampan kapa’ adalah faktor perkembangan zaman yakni modern, faktor perkembangan ilmu pengetahuan, faktor agama dan faktor ekonomi. Faktor tersebut cenderung mendominasi mempengaruhi keterbukaan strata sosial masyarakat Toraja dalam tradisi rampanan kapa’
Sociocultural Transformation in Efforts to Reduce Mortality of Infants in Bone Regency, Indonesia
Global development can only be achieved if the goals apply to all children everywhere. It means that children's welfare today is an important marker of progress in the process of achieving the SDGs. The purpose of this study was to determine the influence between concepts related to morbidity that will cause infant mortality from a socio-cultural aspect. This type of research is Mixed Methods with a sequential exploratory approach implemented in Bone Regency. Qualitative research results show that mothers tend to have education up to elementary school, family status is still classified as less capable of fulfilling the needs of all family members, traditional birth attendants are often used in childbirth and baby care, and community trust in
infant mortality is caused by parakang. The quantitative research result study indicates that there is a significant relationship between economic status (0.045 <0.05) and traditional birth attendants' role (0.006 <0.05) with infant
care. However, there is no relationship between education level (0.742> 0.05) and trust in parakang (0.330> 0.05) with infant care. The conclusion from this research is the factors that influenced the morbidities that cause infant
mortality from a socio-cultural point of view in terms of baby care are economic status and traditional birth attendants. The form of transformation that should be carried out is the creation of a collaboration between midwives and traditional birth attendants in the process of childbirth and baby care. Providing education on household financial management can set a budget for baby needs. Increased free BPJS/Health Insurance coverage for poor families.
Keywords: Infant Mortality, Economic Status, Traditional Birth Attendant, Morbidity, Infant Car