713,492 research outputs found
Pengukuran prestasi pemaju perumahan berdasarkan sistem star rating
Pengukuran prestasi pemaju perumahan adalah sangat penting baik kepada pemaju
perumahan mahupun kepada pembeli rumah. Selain daripada dapat menjana
keuntungan kepada pemaju perumahan, maklumat pengukuran prestasi pemaju
perumahan juga boleh dijadikan sebagai asas untuk menyediakan perkhidmatan
terbaik kepada pembeli rumah. Di Malaysia, terdapat banyak aduan yang diterima
daripada pembeli rumah berhubung kualiti produk perumahan dan perkhidmatan
yang disampaikan oleh pemaju perumahan. Walau bagaimanapun, penyelidikan
mengenai pengukuran prestasi pemaju perumahan dalam konteks kepuasan pembeli
rumah belum pernah dilaksanakan. Oleh itu, penyelidikan untuk membangunkan
Model Pengukuran Prestasi Pemaju Perumahan berdasarkan kepuasan pembeli
rumah adalah amat penting untuk dilaksanakan. Dalam penyelidikan ini, Sistem Star
Rating telah digunakan untuk membangunkan Model Pengukuran Prestasi Pemaju
Perumahan berdasarkan kepuasan pembeli rumah daripada aspek rekabentuk rumah,
pelengkapan rumah dan perkhidmatan. Borang kaji selidik telah diedarkan kepada
400 pembeli rumah di Johor Bahru bagi tujuan mengenal pasti tahap kepuasan
mereka terhadap pemaju perumahan. Kajian ini mendedahkan bahawa tahap
kepuasan pembeli rumah terhadap pemaju perumahan di Johor Bahru adalah pada
tahap sederhana. Selain itu, kajian ini juga menunjukkan bahawa pemaju perumahan
dapat menggunakan model ini sebagai panduan untuk meningkatkan produk dan
perkhidmatan mereka. Sebagai kesimpulan, Model Pengukuran Prestasi Pemaju
Perumahan berdasarkan Sistem Star Rating adalah amat signifikan kerana ia
berupaya memberi panduan kepada pihak-pihak yang tertentu. Pertama, pembeli
rumah dapat menggunakannya untuk memilih pemaju yang tepat. Kedua, pemaju
perumahan dapat menggunakannya sebagai panduan untuk meningkatkan produk
dan perkhidmatan. Manakala, yang terakhir, pemegang kepentingan seperti institusi
kewangan dapat menggunakannya sebagai panduan dalam membuat keputusan
penyediaan dana bagi menyokong projek perumahan
PROSES PEMBUATAN DAN SISTEM KERJA RUMAH PISAU PEMOTONG PADA MESIN PERAJANG PAKAN TERNAK
Tujuan dari penyusunan proyek akhir ini adalah : (1) mengetahui jenis bahan yang digunakan agar menghasilkan rumah pisau pemotong yang tepat sesuai dengan kebutuhan; (2) mengetahui jumlah dan ukuran bahan yang digunakan untuk pembuatan rumah pisau pemotong; (3) mengetahui peralatan yang digunakan untuk membuat rumah pisau pemotong; (4) mengetahui proses pembuatan rumah pisau pemotong untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan gambar kerja; dan (5) mengetahui hasil uji geometris, uji fungsional serta uji kinerja pada komponen rumah pisau pemotong.
Metode proses pembuatan rumah pisau pemotong dilakukan dengan : (1) mengidentifikasi jenis bahan yang digunakan sebagai bahan rumah pisau pemotong; (2) menentukan jumlah dan ukuran bahan yang digunakan untuk pembuatan rumah pisau pemotong; (3) menentukan peralatan yang digunakan untuk pembuatan rumah pisau pemotong; (4) menjelaskan proses pembuatan rumah pisau pemotong; dan (5) menjelaskan kriteria uji geometris, uji fungsional serta uji kinerja pada komponen rumah pisau pemotong.
Hasil pengujian kekerasan Vickers didapat 190,36 kg/mm2. Kemudian dikonversikan terhadap nilai kekerasan Brinell didapat 180,85 kg/mm2 yang memiliki kadar karbon 0,35 % sehingga termasuk jenis bahan baja karbon sedang. Ukuran awal komponen rumah pisau pemotong adalah Ø 125 × 16 mm. Proses pembuatan rumah pisau pemotong meliputi beberapa langkah pengerjaan, antara lain adalah : (1) proses bubut (turning) yang meliputi facing, center drilling, pengeboran lubang, bubut dalam, dan finishing; (2) proses penggurdian (boring) yang meliputi proses pengeboran lubang ulir M 12 x 1,75 mm; (3) proses pengetapan untuk membuat ulir metris dengan ukuran M 12 x 1,75 mm; dan (4) proses kikir tangan sebagai finishing meratakan permukaan bagian komponen yang sudah diproses dengan pengetapan ulir. Komponen rumah pisau pemotong pada segi geometrisnya telah memenuhi persyaratan, yaitu dengan ukuran Ø 120 × 15 mm dan memiliki lubang ulir M 12 x 1,75 mm. Rumah pisau pemotong dibuat sebagai penopang dan pengatur gerakan pisau pemotong, sehingga pisau pemotong dapat bergerak naik-turun. Gerakan tersebut lah yang berfungsi sebagai gerakan pemotong pakan ternak. Kemudian dilakukan uji kinerja maka diperoleh hasil rajangan pakan ternak yang seragam dengan ukuran ± 3 cm. Dan menurut hasil dari uji kinerja, mesin perajang pakan ternak ini memiliki kapasitas pemotongan sebesar 134 kg/jam
KEPASTIAN HUKUM TERHADAP SUBYEK JAMINAN HAK CIPTA RUMAH JOGLO BUDAYA JAWA
Rumah Joglo Adat Jawa merupakan karya seni, berbentuk rumah dengan
arsitektur khas adat jawa, terbuat dari bahan kayu jati, yang disetiap dindingnya
terdapat ukir-ukiran yang melambangkan identitas sosial dan budaya masyarakat
jawa. Rumah Joglo dilindungi UUHC dalam Pasal 40 ayat 1 huruf f yaitu karya
seni rupa dalam berbagai bentuk dan huruf h yaitu karya arsitektur. Rumah joglo
juga dilindungi UUHC dalam Pasal 38 yaitu Ekspresi Budaya Tradisional, karena
Rumah Joglo sebagai ciptaan tradisional baik yang dibuat kelompok maupun
perorangan dalam masyarakat yang menunjukkan identitas sosial dan budayanya
berdasarkan standar dan nilai-nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun-
temurun.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana perlindungan
hukum terhadap Hak Cipta Rumah Joglo Budaya Jawa; dan (2) bagaimana
kepastian hukum terhadap Subyek Jaminan Hak Intelektual Rumah Joglo Budaya
Jawa.
Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian yuridis Normatif.
Data primer diperoleh melalui studi dokumen dan pustaka. Spesifikasi Penelitian
bersifat deskriptif analitis, sumber dan jenis data menggunakan data primer yang
diperoleh dengan penelitian kepustakaan yang mempunyai ketentuan mengikat
yaitu UUHC Nomor 28 tahun 2014 Pasal 40, Pasal 38, dan Pasal 16 ayat (3),
serta Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Fidusia. Data sekunder
diperoleh melalui studi dokumen dan pustaka. Tehnik analisis data menggunakan
metode kualitatif untuk mendapatkan simpulan secara induktif.
Simpulan rumah joglo adat Jawa termasuk dalam Ciptaan yang
dilindungi berdasarkan pasal 40 UUHC Nomor 28 tahun 2014 Ayat (1) huruf f
yaitu dalam bidang Seni Rupa (ukiran) karena terdapat bagian-bagian dari rumah
joglo adat Jawa yang diukir. Kepastian hukum terhadap subyek jaminan Hak
Cipta rumah joglo adat Jawa dikategorikan sebagai jaminan fidusia yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 pasal 1 UUF yang
dimaksud Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, dan benda tidak bergerak khususnya
bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan
PENERBITAN SERTIFIKAT HAK MILIK PADA SATUAN RUMAH SUSUN
Di dalam pembangunan sebuah rumah susun biasanya tidak terlepas dari masalah pokok pelaksanaan proses penerbitan serifikat hak milik pada satuan rumah susun. Pada umumnya penerbitan sertifikat Hak Milik pada satuan rumah susun dikeluarkan dan didaftarkan dalam jumlah yang besar dan dengan jangka waktu yang bersamaan.Sehingga sering terjadi keterlambatan penerbitan sertifikat tersebut dari jangka waktu yang telah ditentukan dalam Peraturan yang telah ada.
Dalam Penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah : 1) Bagaimana Penerbitan Sertifikat Hak Milik atas satuan Rumah Susun serta Kendala dan hambatan dalam penerbitan sertifikat hak milik pada satuan rumah susun ? 2) Bagaimana Kepemilikan hak atas satuan rumah susun?Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis prosedur penerbitan sertifikat hak milik pada satuan rumah susun apakah telah sesuai dengan ketentuan yang ada dan untuk mengetahui kepemilikan hak atas satuan rumah susun tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode pendekatan menggunakan yuridis empiris, spesifikasi penelitian deskriptif analitis dan analisis data yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif terhadap data primer dan data sekunder.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pelaksanaannya penerbitan sertifkat tersebut dimulai dengan pembuatan akta pemisahan dan kemudian disahkan oleh walikota lalu dilakukan pendaftaran haknya ke kantor pertanahan. Pada saat setelah pihak penyelenggara melakukan pendaftaran di kantor pertanahan maka sebelum dibuatkanya gambar denah pihak staff dari kantor pertanahan melakukan pengukuran di lokasi tersebut tetapi pada saat proses ini menjadi salah satu faktor yang paling sering menghambat penerbitan sertifikat tersebut. selain faktor adanya pihak yang kurang mengindahkan ketentuan yang telah disyaratkan. Kepemilikan alas hak dari rumah susun yang ada di kota semarang adalah Hak Guna Bangunan dimana para pemilik wajib memperpanjang kembali hak tersebut apabila telah habis masa berlakuknya.
Saran dari hasil penelitian ini adalah bahwa kantor pertanhan dapat memperbaiki dalam siste pelayanan dan melaksanakan pelaksanaan dengan seoptimal mungkin dan meminimalisir keterlambatan dalam penerbitan sertifikat hak milik pada satuan rumah susun dan adanya sosialisis pemberitahuan mengenai alas ha dari kepemilikan satuan rumah susun tersebut kepada pihak pembeli serta sosialiasi agar diadakan kewajiban dalam pembentukan PPRS
Rak televisyen minimalis berkonsepkan bentuk geometri
Dengan peningkatan kadar populasi yang sangat tinggi berbanding keluasan tanah menyebabkan peningkatan permintaan terhadap pemilikan rumah adalah lebih tinggi berbanding jumlah rumah yang dibina. Ini secara langsung menyebabkan harga pemilikan sesebuah kediaman menjadi lebih tinggi ataupun mahal. Atas faktor ingin meningkatkan jumlah pemilikan rumah kediaman, beberapa inisiatif diperkenalkan oleh pihak kerajaan mahupun syarikat pembinaan perumahan di Malaysia. Antara inisiatif tersebut termasuklah pembinaan rumah kediaman bersaiz kecil (kos rendah) berbanding saiz kediaman sebelumnya. Sebagai contoh, saiz purata kediaman bagi sebuah pangsapuri yang mudah didapati di bandar-bandar utama seluruh Malaysia adalah 875 kaki persegi, dimana kebiasanya kediaman jenis ini adalah bersaiz 550 ke 1200 kaki persegi (Uittenbroek, 2016)
E-Commerce to Improve Homemaker Productivity (Women Entrepreneur Empowerment at Meruya Utara, Kembangan District, West Jakarta, Indonesia)
Saat ini banyak ibu rumah tangga memiliki bisnis sampingan yang sesuai dengan keterampilan dan hobi mereka. Adapun tujuan dari bisnis sampingan tersebut adalah untuk membantu kebutuhan keuangan rumah tangga mereka. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ibu rumah tangga yang juga pengusaha perempuan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kesejahteraan keluarga. Namun demikian, terdapat kesulitan dari ibu rumah tangga dalam memasarkan produk dan layanan mereka. Pengabdian ini melaksanakan sosialisasi terkait cara membuat akun e-commerce dan menggunakannya sebagai alternatif untuk menjual produk dan layanan mereka. Selain itu, hasil dari kegiatan layanan masyarakat Internasional ini adalah bahwa ibu rumah tangga dapat menjual produk dan layanan mereka melalui e-commerce. Menurut hasil survei pada kegiatan sosialisasi ini, diketahui bahwa hambatan bagi ibu rumah tangga adalah masih rendahnya pendidikan mereka dimana 65% dari mereka memiliki pendidikan sekolah menengah. Juga, kepemilikan aplikasi internet banking dan mobile banking masih rendah, yaitu 35%. Dengan demikian, kepemilikan yang rendah atas aplikasi internet banking dan mobile banking membuat mereka kesulitan untuk menjual produk dan layanannya melalui e-commerce. Semua peserta sosialisasi menyatakan bahwa kegiatan ini bermanfaat dan menambah pengetahuan mereka. Selanjutnya untuk dapat meningkatkan omset penjualan mereka adalah melalui perbaikan kemasan produk dan layanan mereka untuk membuatnya lebih menarik bagi pembeli.
Kata kunci: Ibu Rumah Tangga, Pengusaha Wanita, Mobile Banking, Internet Banking, E-Commerce.
 
PENGARUH INTENSITAS PEMBERIAN TUGAS RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR KELAS X PESERTA DIDIK TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN DAN SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas atau banyak sedikitnya pemberian tugas rumah yang diberikan kepada peserta didik, untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh intensitas pemberian tugas rumah terhadap prestasi belajar peserta didik Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah Prambanan dan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Desain penelitian ini menggunakan metode komparatif yaitu membandingkan intensitas pemberian tugas rumah dan prestasi belajar antara SMK Muhammdiyah 3 Yogyakarta dan SMK Muhammadiyah Prambanan. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarata yang terdiri dari 5 kelas dan siswa kelas X kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan SMK Muhammadiyah Prambanan yang terdiri dari 4 kelas. Metode pemilihan sampel menggunakan metode proportionate stratified random sampling, dimana dalam pengambilan sampel dari masing-masing sekolah dan tiap kelas tersebut diambil secara acak dan proposional. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Uji validitas instrumen angket dilakukan oleh experts judgment dan uji coba instrument yang diberikan kepada 30 responden, sedangkan untuk Uji reliabilitas intrumen intensitas pemberian tugas rumah dihitung dengan rumus Alpha Chronbach. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik Uji-t dengan dua sampel independen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata intensitas pemberian tugas rumah, menunjukkan bahwa di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memiliki intensitas pemberian tugas rumah dengan rata-rata skor 62,4 yang lebih tinggi daripada di SMK Muhammadiyah Prambanan yang hanya memilik skor 57,6. (2) Berdasarkan dari hasil perhitungan rata-rata prestasi belajar, menunjukkan bahwa di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dengan rata-rata sebesar 73,5 daripada SMK Muhammadiyah Prambanan yang hanya memiliki rata-rata sebesar 67,7. (3) Intensitas pemberian tugas rumah berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya perbedaan prestasi belajarnya, dimana peserta didik yang diberi tugas rumah dengan intensitas tinggi, prestasi belajarnya lebih tinggi daripada peserta didik yang diberi tugas rumah dengan intensitas rendah, dengan thitung = 8,109 yang lebih besar daripada ttabel = 1,655
AQUATIC CENTER DI JAKARTA
Dewan Olimpiade Asia (OCA) meresmikan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahun 2018, yang rencananya akan digelar di Ibukota Indonesia, Jakarta. Kabar tersebut tentunya sangat menggembirakan karena sekali lagi Indonesia dapat menjadi tuan rumah Asian Games, mengulang peristiwa bersejarah 52 tahun yang lalu saat Indonesia pertama kali menjadi tuan rumah Asian Games. Berbagai persiapan mulai dilakukan setelah peresmian Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games XVIII tahun 2018, namun terdapat beberapa venue yang sudah tidak memenuhi standar internasional untuk dapat dijadikan tempat pertandingan, salah satunya adalah Stadion Akuatik Senayan yang dulu digunakan sebagai arena perlombaan cabang olahraga air pada Asian Games IV tahun 1962.
Untuk memenuhi tanggung jawab sebagai tuan rumah Asian Games XVIII, Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Pemuda dan Olahraga akan segera membangun sebuah Stadion Akuatik baru yang memenuhi standar internasional sebagai venue olimpiade cabang olahraga air. Bermula dari fenomena-fenomena di atas maka dibutuhkan suatu desain yang dapat mewadahi kegiatan akuatik untuk kejuaraan skala nasional hingga internasional, pelatihan, olahraga rekreasi dan fungsi tambahan lainnya bagi masyarakat kota yang akan diwujudkan dalam desain Aquatic Center di Jakarta
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN SEKEJATI KOTA BANDUNG
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue kelompok orbovirus genus flavivirus serotipe DEN 1-4. Cara penularannya melalui vektor nyamuk spesies Aedes aegypti.
Penyakit DBD merupakan penyakit endemis di Kelurahan Sekejati. Angka kejadian penyakit (incidence rate) dan angka kematian penderita (case fatality rate) per tahun masih cukup tinggi (tahun 2004 IR = 88 per 10.000 penduduk dan CFR = 6,81 %). Data Pemantauan Jentik Berkala (PJB) bulan Januari s/d April 2005 didapatkan angka kepadatan jentik (house index) berkisar 15 - 21 % atau Angka Bebas Jentik (ABJ) program gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) < 95 %.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap dan praktik responden dengan keberadaan jentik di rumah responden.
Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan pendekatan crooss. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 rumah. Data didapatkan melalui wawancara responden dengan kuesioner dan observasi larva visual tempat perindukan nyamuk di rumah responden. Variabel yang diteliti adalah pengetahuan, sikap, praktik responden dengan keberadaan jentik ()di rumah responden. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi Square.
Hasil uji statistik pada tingkat signifikasi alpha 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan reponden dengan keberadaan jentik di rumah responden (p_value 0,133). Ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan keberadaan jentik di rumah responden (p_value 0,008). Ada hubungan yang bermakna antara praktik responden tentang pencegahan melalui PSN abatisasi dengan keberadaan jentik di rumah responden (p_value < 0,0001).
Disarankan kepada pengelola program P2M Dinkes Kota Bandung untuk melakukan penyuluhan lebih intensif dan memperbesar frekuensi praktik PSN Abatisasi secara rutin minimal sebulan sekali.
Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan, Sikap, Prakti
DAMPAK PROYEK PERBAIKAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN PERDESAAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBANGUN RUMAH DI KECAMATAN BATU PUTIH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
ABSTRAK
Program perbaikan perumahan dan permukiman perdesaan yang dilakukan oleh pemerintah di
Kecamatan Batu Putih Kabupaten Timor Tengah Selatan bertujuan untuk penataan daerah permukiman,
meningkatkan taraf hidup dan kesehatan masyarakat perdesaan dan pengentasan kemiskinan dengan mendorong
pengembangan pereko-nomian, sosial dan budaya secara terpadu, efektif dan efisien. Pasca pelaksanaan dari
suatu proyek terhadap masyarakat selalu mendatangkan dampak, baik mereka yang langsung maupun tidak
langsung merasakannya. Indikasi adanya dampak pasca pelaksanaan proyek terhadap perilaku masyarakat dalam
membangun rumah, fungsi lahan, sosial-ekonomi dan budaya masyarakat. Fenomena yang disebutkan di atas
menjadi dasar dalam penelitian ini.
Tujuan kegiatan penelitian ini untuk mengkaji bagaimana dampak dari pelaksanaan Proyek Perbaikan
Perumahan dan Permukiman Perdesaan terhadap perilaku masyarakat dalam membangun rumah di Kecamatan
Batu Putih Kabupaten Timor Tengah Selatan. Sedangkan sasarannya mengidentifikasi proyek tersebut, sebaran
dan tipologi rumah sebelum maupun pasca proyek, serta menganalisis dampak terhadap perilaku masyarakat
dalam membangun rumah, perubahan guna lahan, aktivitas sosial, dan ekonomi serta budaya masyarakat.
Keluarannya merupakan rekomendasi mengenai arahan dan usulan perbaikan pelaksanaan proyek di masa yang
akan datang.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif, melalui analisis kuantitatif yang
didukung dengan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara Distribusi Frekuensi. Hasil
analisis didapati bahwa dampak setelah pelaksanaan proyek menyebabkan perilaku masyarakat membangun
rumah banyak dipengaruhi oleh ekonomi keluarga, lingkungan sosial-budaya, dan motifasi untuk mendapat
bantuan. Demikian juga terjadi perubahan hubungan sosial-budaya masyarakat pasca pelaksanan proyek. Selain
itu didapati ada empat tipologi rumah yang dibangun oleh masyarakat yaitu: rumah darurat, semi permanen,
permanen dan model rumah bantuan. Demikian juga terjadi alih fungsi lahan untuk pertanian menjadi
permukiman.
Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa Proyek tersebut memberikan dampak terhadap: (1) Perilaku
masyarakat dalam membangun rumah, kualitas hidup, kehidupan sosial-ekonomi; (2) Alih fungsi lahan dari
sawah atau kebun menjadi permukiman; (3) Kualitas lingkungan permukiman perdesaan; (4) Perubahan
kehidupan sosial budaya masyarakat; (5) Kebutuhan akan prasarana dasar permukiman lainnya setelah
kebutuhan akan rumah terpenuhi. Sedangkan rekomendasi dari penelitian ini adalah: (1) Dampak dari proyek ini
sangat berarti bagi masyarakat perdesaan dan harapan kedepannya, proyek tersebut tetap dilaksanakan; (2)
Pembangunan perumahan masyarakat perdesaan harus disertakan oleh pembangunan sarana prasarana dasar
yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti air bersih; (3) Perlu merubah mekanisme pelaksanaan proyek dari top
down menjadi bottom-up atau perpaduan keduanya, serta dilakukan secara arif dan adil, pemberdayaan
masyarakat lokal dan adat serta mengurangi bentuk proyek stimulan karena memiskinkan kreatifitas untuk
membangun secara swadaya; (4) Melibatkan lembaga-lembaga yang berkaitan langsung dengan kehidupan
masyarakat dalam mendukung pelaksanan suatu program pembangunan; (5) Pemerintah perlu mengontrol
penggunaan lahan dan memberikan sanksi tegas bagi yang melanggarnya.
Kata Kunci: Dampak Proyek, Perilaku Membangun Ruma
- …