205 research outputs found
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III SDN GRABAHAN
This study aims to improve the learning outcomes of class III students at SDN Grabahan through the application of the STAD type cooperative learning model in thematic learning. This study uses a class action research method with two cycles. The research participants were 16 grade III students at SDN Grabahan. Data was collected through interviews, observation, test results, and documentation. The results of the study showed that in cycle 1 there was 1 student who had not achieved the value completeness, but in cycle 2 all 16 students succeeded in achieving the value completeness. The majority of students' responses to the STAD cooperative learning strategy were positive, in which students responded usefully and enjoyed learning. This study indicates that the application of the STAD type cooperative learning model effectively improves student learning outcomes and creates an active, inclusive, and supportive learning environment. This research makes a positive contribution in efforts to improve the quality of learning and can be a reference for developing more effective learning strategies in the future.
Keywords: Cooperative Learning Model, STAD, Learning Outcomes, Thematic Learnin
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR (KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR) SEJARAH SISWA ANTARA PEMBELAJARAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN METODE CERAMAH DI KELAS XI ILMU-ILMU SOSIAL SMA NEGERI 1 KREMBUNG
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di kelas XI Ilmu-ilmu Sosial SMA Negeri 1 Krembung, siswa menganggap bahwa mata pelajaran sejarah adalah pelajaran yang tidak manarik dan tidak penting, sehingga membuat siswa cenderung pasif. Hal ini ditambah dengan seringnya penggunaan metode ceramah membuat siswa menjadi selalu bergantung kepada guru dan tidak bisa mandiri dalam penyelesaian tugas. Pada umumnya, tugas yang diberikan sering dikerjakan oleh siswa yang pandai saja, sehingga mempengaruhi indeks prestasi siswa. Melihat permasalahan tersebut, maka sudah seharusnya guru mengganti metode pembelajaran ceramah dengan model pembelajaraan yang mampu membuat siswa lebih aktif sehingga tercipta situasi belajar yang menyenangkan. Berdasarkan penelitian Slavin, model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa, diantaranya yaitu tipe Student Teams-AchievementDivisions (STAD). Model pembelajaran tersebut digunakan untuk mengembangkan pribadi yang kreatif dan bersosialisasi. Dengan adanya pembagian kelompok yang dipilih secara acak, metode ini memberikan suatu pengalaman hidup berdampingan yang saling membutuhkan satu sama lain. Sehingga, siswa akan berinteraksi lebih dan dapat mengetahui hal baru dari siswa lain terkait ilmu pengetahuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap prestasi belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Model pembelajaran kooperatif berdasarkan teori konstruvistik sosial Vygotsky mengandung makna adanya pemberian bantuan kepada siswa untuk belajar dan memecahkan masalah, baik oleh guru maupun siswa yang lebih pandai. Desain penelitian menggunakan true experimental design. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian“Control Group Pretest-Posttest Design”, yaitu jenis penelitian ekperimen yang baik karena adanya kelompok lain yang tidak dikenal atau kelompok kontrol dan ikut mendapat pengamatan. Dua kelompok tersebut adalah kelompok eksperimen yang menerapkan model pembelajaran aktif metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dan kelompok kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional melalui metode ceramah.
Setelah melalui uji normalitas dan homogenitas diperoleh bahwa varians populasi berdistribusi normal dan homogen. Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dinyatakan baik dengan perolehan skor rata-rata 3,5 sedangkan pada kelas kontrol juga dinyatakan baik dengan perolehan skor rata-rata 3,5. Sampel penelitian dipilih secara random sampling. Berdasarkan hasil analisis pada tiga aspek prestasi belajar siswa melalui uji-t, diperoleh nilai signifikansi masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan penilaian kognitif (0.000< 0.05), afektif (0,000< 0.05), dan psikomotor (0,001 < 0.05), maka dapat dikatakan Ha diterima Ho ditolak. Selain itu nilai rata-rata hasil prestasi belajar kelompok eksperimen lebih besar dibanding kelompok kontrol. Berdasarkan hasil angket ketercapaian metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang diberikan peneliti pada kelas eksperimen diperoleh hasil 94,53%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berpengaruh pada prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IIS SMAN 1 Krembung.
Kata Kunci : metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD), prestasi belajar siswa
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PERISTIWA PROKLAMASI INDONESIA DALAM PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 PERENG KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Berdasarkan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan
sehingga banyak merubah pola pikir pendidik dari pola pikir yang awan dan kaku menjadi lebih
modern. Hal tersebut perlu ditingkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah. Pengkajian proses pembelajaran menuju kearah yang lebih efektif dan
efisien tidak terlepas dari peranan guru sebagai ujung tombak pembelajaran di sekolah. (UU
No.20 tahun 2003)
Upaya pengkajian proses pembelajaran terutama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) masih terus dilakukan. Perlu diketahui bahwa sampai saat ini pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh
sebagian siswa akan materinya selalu berkembang secara dinamis sesuai perkembangan zaman.
Upaya untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan mengadakan
penataran-penataran guru mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Disisi lain peningkatan pemahaman isi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menuntut
siswa banyak berlatih mengenai pemahaman materi. Sementara itu masih banyak siswa yang
malas untuk membaca, belajar dan mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri, termasuk
mengupas dan menyajikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi mata pelajaran
yang kurang menarik bagi siswa.
Keberhasilan dalam pembelajaran biasanya diukur dari siswa dalam memahami dan
menguasai materi yang dipelajari. Semakin banyak siswa yang dapat mencapai tingkat
pemahaman dan penguasaan materi maka semakin tinggi keberhasilan dari pengajaran tersebut.
Salah satu mata pelajaran yang mempunyai prestasi belajar rendah di Sekolah Dasar Negeri 01
Pereng adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Karena mata pelajaran ini termasuk mata
pelajaran yang kurang diminati siswa, karena bahannya yang sangat banyak, bersifat abstrak dan
materinya diambil dari lingkungan kehidupan sehari-hari yang umumnya disajikan guru dengan
cara yang kurang menarik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) termasuk salah satu yang harus dikuasai oleh anak di samping membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan anak sering kurang
memperhatikan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), mereka menganggap Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) sebagai pelajaran yang mudah dipelajari.
Selain itu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya materi pokok
peristiwa proklamasi Indonesia merupakan mata pelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Hal
ini terjadi karena mata pelajaran membahas hal-hal yang terjadi masa lampau dimana anak tidak
mengalami dan menyaksikannya. Memang banyak model dan strategi pembelajaran yang
menyarankan dan telah diterapkan para guru agar siswa melihat secara langsung bukti-bukti
sejarah atau peninggalan misalnya dengan karya wisata atau menggunakan media semi konkrit
dengan menyaksikan tayangan cerita sejarah melalui video akan tetapi metode di atas dapat
dikatakan kurang efektif dan kurang efesien. Karena banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk
melaksanakannya.
Meskipun IPS merupakan mata pelajaran wajib, Namun pada kenyataan nilai rata-rata
mata pelajaran IPS kelas V semester genap SD N 01 Pereng Mojogedang Karanganyar yaitu
61,71 padahal batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 65. Berdasarkan data tersebut
siswa mampu mencapai nilai ≥ 65 hanya 30% dari 35 siswa kelas V, sedangkan sisanya
memperoleh nilai di bawah Ketuntasan Minimal tersebut. Hal ini dikarenakan hampir 70% siswa
kurang memahami dan menguasai materi tersebut.
Maka perlu ditingkatkan pemahaman siswa terhadap peristiwa proklamasi Indonesia
untuk menumbuhkan pentingnya rasa Nasionalisme bangsa agar tercapai cita-cita bangsa yang
masih negara berkembang menjadi negara yang maju. Dan jika tidak ditingkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pokok peristiwa Proklamasi Indonesia maka rasa Nasiolisme terhadap
bangsa Indonesia juga berkurang yang menyebabkan rasa apatis atau tidak perduli akan nasib
bangsa. Sehingga berakibat fatal terhadap masa depan bangsa serta dapat terancam kesejahteraan
bangsa Indonesia karena tidak adanya rasa cinta pada bangsa sendiri.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS materi
peristiwa proklamasi Indonesia peneliti bermaksud mencobakan penerapan model pembelajaran
tipe STAD sebagai model pembelajaran di kelas V SDN 01 Pereng Karanganyar. Model
pembelajaran ini diterapkan agar dapat membantu guru khususnya dalam meningkatkan
pemahaman siswa. Selain itu agar penyajian bahan ajar IPS menjadi lebih menarik sehingga
diharapkan siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan materi pelajaran. Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang merupakan sebuah pendekatan
yang baik bagi guru baru untuk memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam
kelas (Pradyo Wijayanti, 2002:2). Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dalam kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa
untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas. Gagasan utama untuk menggunakan STAD
adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain
dalam menguasai yang diajarkan guru.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok dengan masing-masing beranggotakan 4-5 siswa, setiap kelompok haruslah
heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan yang beragam, kalau
dimungkinkan berasal dari berbagai suku. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau
perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling
membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran atau melakukan diskusi. Metode
STAD mengarahkan siswa belajar dengan cara mengkonstruksi berbagai pengetahuan yang
diperoleh dari belajar sendiri dan sharing dengan teman sekelompoknya. Siswa dapat
memperoleh pengetahuan dari bertanya, pemodelan dan berbagai sumber informasi yang lain.
STAD ini juga sebagai salah satu cara membentuk masyarakat belajar..
http://www.trisnimath.blogspot.com/
Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Model
pembelajaran STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif atau cooperative learning
yang paling sederhana. Model cooperative learning sistem STAD merupakan salah satu tipe
cooperative learning yang bertujuan mendorong siswa berdiskusi, saling bantu menyelesaikan
tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan. STAD
melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok atas pembelajaran dalam kelompok yg
terdiri dari anggota 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.
http://iewanbudhi.blogspot.com/2010/02/model-pembelajaran-stad-student-teams.html
Dalam pembelajaran IPS (sejarah) menggunakan metode STAD, siswa akan merasa
senang dan termotivasi untuk belajar, sehingga perhatiannya penuh dalam mengerjakan tugas,
belajar penuh keikhlasan akibatnya penguasaan memahami materi pelajaran tersebut meningkat
dengan harapan terlaksananya hasil belajar secara optimal. Di samping itu model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami-konsep sulit, tetapi
juga sangat berguna untuk menumbuhkan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan
kerjasama, kreativitas, berpikir kritis serta ada kemauan membantu. (Ibrahim Muhammad, 2000 :
25).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
sebagai berikut : (1) Faktor – faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa kelas V SD N 01
Pereng Karanganyar rendah, (2) Mata Pelajaran IPS syarat akan konsep abstrak yang sukar
dipahami oleh siswa IPS pada pokok bahasan peristiwa proklamasi Indonesia siswa kesulitan
dalam memahami materi, (3) Proses pembelajaran IPS masih dilakukan secara konvensional, (4)
Siswa mempunyai ketidak tertarikan pada metode ceramah yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi IPS khususnya materi peristiwa Proklamasi Indonesia.
Dengan adanya permasalahan yang cukup banyak, maka peneliti membatasi pada :
Peningkatan pemahaman peristiwa Proklamasi Indonesia dalam Pelajaran IPS pada siswa kelas
V SD Negeri 01 Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar dengan metode
kooperatif tipe STAD. Dan Upaya guru untuk meningkatkan pemahaman peristiwa Proklamasi
Indonesia pada pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
SD Negeri 01 Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan
Pemahaman Peristiwa Proklamasi Indonesia dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
khususnya siswa kelas V SD 01 Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar
2009/2010
Kajian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kompetensi Dasar Mikroorganisme Bidang Kecantikan
ABSTRAKModel pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) merupakan cara atau startegi yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif dengan metode ceramah, pertanyaan, tanya jawab dan diskusi yang beranggotakan 3 sampai 4 peserta didik. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, mempelajari dan memahami suatu materi yang diberikan, serta dalam berkomunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji/ mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD kompetensi dasar mikroorganisme terkait bidang kecantikan. Penelitian ini merupakan studi literatur yang membahas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD kompetensi dasar mikroorganisme terkait bidang kecantikan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan buku dan jurnal terkait untuk kemudian dibaca dan dikaji. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) adalah model pembelajaran yang baik untuk diterapkan pada kompetensi dasar mikroorganisme terkait bidang kecantikan. Hal ini terlihat dari banyaknya teori belajar yang mendukung pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menjadikan peserta didik lebih mudah dalam mengingat materi yang disampaikan. Kata Kunci: Kooperatif Tipe STAD, Mikroorganisme terkait Bidang Kecantikan ABSTRACTThe STAD (Student Team Achievement Divisions) cooperative learning model is a method or strategy used in cooperative learning with lecture, question, answer and question methods consisting of 3 to 4 students. The STAD (Student Team Achievement Divisions) cooperative learning model makes students active in the learning process, learning and understanding a given material, and in communicating. The purpose of this research is to study / describe the application of STAD type cooperative learning models with the basic competencies of microorganisms related to the beauty field. This research is a literature study that discusses the application of the STAD type cooperative learning model of basic competencies related to the field of beauty microorganisms. Data collection is done by collecting related books and journals for later reading and review. The results showed that the application of the STAD (Student Team Achievement Divisions) cooperative learning model was a good learning model to be applied to the basic competencies of microorganisms related to the beauty field. This can be seen from the many learning theories that support STAD type cooperative learning and make it easier for students to remember the material presented. Keywords: Cooperative Type STAD , Microorganism related to Beaut
- …