1,049 research outputs found

    Performa Benih Ikan Patin Siam Pangasianodon Hypophthalmus (Sauvage, 1878) dan Pasupati (Pangasius SP.) dengan Padat Penebaran yang Berbeda pada Pendederan Sistem Resirkulasi

    Full text link
    Permintaan benih ikan patin siam dan pasupati yang terus meningkat akan dapat terpenuhi melalui pembenihan secara intensif dengan sistem resirkulasi dan peningkatan padat penebaran. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh padat penebaran terhadap performa pertumbuhan dan tingkat sintasan benih ikan patin siam dan pasupati pada pende- deran sistem resirkulasi. Kegiatan pendederan dilakukan pada bak fiber kapasitas 30 liter yang dilengkapi dengan insta- lasi aerasi dan sistem resirkulasi. Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan padat penebaran, yaitu A) 1 ekor L-1 , B) 5 ekor L-1 , dan C) 10 ekor L-1 . Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan patin siam dan pasupati berumur 28 hari dengan rata-rata panjang baku 2,14±0,31 cm dan 2,22±0,25 cm, panjang total 2,63±0,39 cm dan 2,75±0,29 cm, serta bobot 0,14±0,06 g dan 0,16±0,04 g. Pakan diberikan secara at satiation berupa pelet terapung dengan kandungan protein ka- sar 30% dan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari. Hasil penelitian pada ikan patin siam menunjukkan bahwa padat penebaran optimum ditunjukkan oleh perlakuan 5 ekor L-1 dengan laju pertumbuhan spesifik terhadap bo- bot, panjang baku, panjang total selama 45 hari pemeliharaan sebesar 7,85%, 2,42% dan 2,40%, dengan tingkat sintasan sebesar 92,33%. Hasil penelitian pada ikan patin pasupati menunjukkan bahwa padat penebaran optimum ditunjukkan oleh perlakuan 1 ekor L-1 dengan laju pertumbuhan spesifik terhadap bobot, panjang baku dan panjang total selama 45 hari pemeliharaan sebesar 10,78%, 3,35% dan 3,32%, dengan tingkat sintasan sebesar 71,67%

    SUPPLY CHAIN ANALYSIS PENGEMBANGAN BUDIDAYA PATIN PASUPATI DI TULUNG AGUNG, JAWA TIMUR

    Get PDF
    Pengembangan budidaya patin pasupati didorong oleh besarnya permintaan daging patinberwarna putih. Patin produksi Indonesia seperti patin siam dengan daging berwarna merah kurangdisukai di pasar Internasional, untuk itu diperlukan pengembangan patin pasupati yang memiliki dagingberwarna putih. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari supply chain patin Pasupati yang telahdikembangkan di Tulungagung. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan analisis supplydan value chain. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder melalui studi literatur dansurvei terhadap pembudidaya, pedagang serta informan kunci seperti peneliti dan pejabat dinas terkait.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan kuantitatif. Berdasarkan hasilanalisis, perbandingan rantai nilai patin pasupati dan patin siam dari pembudidaya dengan luasan lahansebesar 530 m2 ke pabrik fillet ikan ditunjukkan oleh nilai keuntungan yang diterima oleh pembudidayapatin siam lebih tinggi dibandingkan dengan pembudidaya patin pasupati. Sementara itu pada simpulpedagang pengumpul ke pabrik fillet ikan, patin pasupati lebih menguntungkan dibandingkan patin siam.Hal ini terjadi karena patin pasupati mempunyai harga relatif lebih tinggi dibandingkan denan hargapatin siam. Beberapa strategi pengembangan Patin di Tulungagung adalah: 1) penetapan kawasansentra patin pasupati di Tulungagung, 2) mengoptimalkan fasilitas Balai Bemih Ikan (BBI) denganBalai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi untuk produksi benih patin, 3) penguatan teknologibudidaya patin pasupati berdasarkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), 4) penguatan kapasitasSDM untuk pengolahan limbah patin, 5) membuka kembali pabrik pakan mandiri berbasis masyakaratdengan pemanfaatan limbah patin itu sendiri, serta 6) market intelligence untuk penetapan harga,sehingga usaha patin pasupati di pembudidaya tidak kalah dibandingkan dengan patin siam.Title: Supply Chain Analysis for Pangasius Pasupati AquacultureDevelopment at Tulungagung, East JavaAquaculture development of Pangasius sp. were driven by high demand of white meat ofpangasius. Indonesian Pangasius production such as Siamese conjoined with red meat is less preferredin the International market, it is necessary for the development of Pangasius aquaculture which haswhite meat. This research aimed to analyzed supply chain of Pasupati catfish that has been developedin Tulungagung. The method used is supply and value chain analysis approached. Data collected wereprimary and secondary data through literature studies and surveys of fish farmer , traders and keyinformants such as researchers and officers of relevant agencies . Data analysis in this research weredescriptive and quantitative. Based on the analysis, comparison of pasupati and siamese pangasiusvalue chain from farmers with land area of 530 m2 to fish fillet factory indicated that Siamese catfishfarmers gain more than pasupati catfish farmer. The value chain comparison of Pasupati and Siamesepangasius trading conjoined from the traders to the fillet factories is that Pasupati gained more profit ofselling. It happened because the price of Pasupati is better in fillet factories. Some development strategiesin Pangasius Development are: 1) Establishing The regional center of Pangasius at Tulungagung,2 ) Optimizing the facility of Fish Breeding Center owned the Agency with Sukamandi Fish Breeding Research Center (Marine and Fisheries Research and Development Agency) for seed production ofPangasius, 3) Strengthening the Pasupati aquaculture technology based on Standard of Aquaculture, 4)Strengthening the human resource capacity for pangasius waste treatment, 5) Reopen the independentfeed mills based on society with the raw material from the pangasius waste, and 6) Market intelligencefor pricing, untill the Pasupati business at farmers are not less than Siamese pangasius

    Penentuan Frekuensi Pemberian Pakan Untuk Mendukung Pertumbuhan Benih Ikan Patin Pasupati [Determination of Different Feeding Frequency on the Growth of Patin Pasupati Fingerlings]

    Full text link
    The feeding rate and the feeding frequency influencing the growth and survival rate of fish. The objective of this research was to know the proper level of feeding frequency for supporting the growth of patin pasupati (hybride between Pangasius hyphophthalmus and P. djambal).The experiment was conducted in fibre glass tanks located at Research Instalation for Genetic and Freshwater Aquaculture Technology, Sukamandi. Patin pasupati fingerling with average body weight of 2.23 ± 0.48 g were stocked in 9 fibre glass tanks, each filled with 30 litres of water.The experimental design was Completely Randomized Design with 3 treatments and 3 replications. The treatments were feeding frequency as follows 1, 3 and 5 times per day. The feeding rate was 8% of total body weight per day.The parameters were specific growth rate, average body weight gain, feed conversion ratio, protein retention,lipid retention, protein efficiency ratio and survival rate. The results of experiment indicated that there were significant different(P<0.05) among treatments for specific growth rate, individual body weight gain, feed convertion ratio,protein retention, lipid retention and protein efficiency ratio.The highest value for specific growth rate (7.03%) and protein retention (54.59%) were found for feeding frequency 5 times per day.The values of feed conversion ratio and survival rate for feeding frequency 5 times per day were 0.83 and 100%, respectively

    PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK DI BAWAH JEMBATAN LAYANG PASUPATI SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANANKAN RUANG PUBLIK

    Get PDF
    Keberadaan Jembatan layang Pasupati menjadi bagian terpenting dalam jalur transportasi primer di Kota Bandung. Dampak pembangunan jembatan layang Pasupati pada tahun 1999, yaitu terbentuknya ruang terbuka publik di bawah jembatan layang tersebut. Awalnya ruang terbuka publik tersebut adalah permukiman informal padat penduduk, yang kemudian direlokasi dengan alasan keamanan. Ruang terbuka publik di bawah jembatan layang Pasupati dianggap sebagai peluang oleh warga sekitar karena keterbatasan ruang publik yang tersedia di permukiman padat tersebut. Berbagai upaya sederhana dilakukan oleh warga sekitar dalam mengoptimalkan fungsi ruang publik tersebut. Meskipun terdapat larangan dan arahan dari Pemerintah Kota Bandung dalam memanfaatkan ruang terbuka publik tersebut. Adanya beberapa anggapan bahwa ruang terbuka publik tersebut perlu dipertahankan sebagai ruang terbuka publik serbaguna yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan warga. Dalam makalah ini berusaha untuk mendiskripsikan upaya warga dalam mempertahankan ruang terbuka publik tersebut. Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan ruang terbuka publik tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan (aktivitas) secara kontinyu dan tertib. Kegiatan yang dipilih dilatarbelakangi oleh kondisi fisik dan non fisik permukiman padat tersebut. Terdapat keterkaitan antara jenis kegiatan (aktivitas) yang dilakukan warga dalam mempertahankan ruang terbuka publik dengan latar belakang kondisi fisik dan non fisik permukiman padat tersebut

    Estetika Tri Mandala Dalam Komposisi Baru Pasupati: Strategi Pengembangan Wacana Keindahan dalam Karawitan

    Get PDF
    Aesthetics has an important role in determining the weight of karawitan. Aesthetics can also justify the creation of a composition. Naturally, if in the assessment of composition is always influenced by aesthetic factors to determine the high and low value of karawitan. However, aesthetic perspective also needs to be a reference to show the renewal of a karawitan. It's a form of creativity in art. One of the conceptions that can give aesthetic harmony in karawitan composition is the concept of tri mandala. Tri mandala is a three-dimensional philosophical concept of harmony that is usually a reference in the field of architecture to build sacred places, residences, and even traditional markets in Bali. Through the concept of Tri mandala, a karawitan harmony system that was originally oriented to the second dimension became developed into the third dimension. Therefore, the topic of tri mandala aesthetics in pasupati composition needs to be researched so that it can result in a new aesthetic point of view in karawitan. This topic is a type of qualitative research that is studied with several stages, namely: observation, consoralization, composite realization. The results showed that tri mandala renews the aesthetic value of a karawitan composition. The renewal is represented in a system of harmony, structure, and meaning. The connection of the three with the tri mandala is the third dimension. Everything refers to the power of three, the harmony of three, part three, and the meaning of three in the symbolization of the three realms namely, bhur, bwah, and swah

    SENJA DI BANDUNG DALAM SENI LUKIS

    Get PDF
    Sebagai ungkapan estetik, dalam berkarya inspirasi bisa datang dari mana saja. Sebuah inspirasi hadir dari diri sendiri dan dari lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut, melalui skripsi penciptaan ini, penulis ingin menghadirkan visualisasi dengan suasana langit senja di Bandung dalam karya seni lukis. Karya seni lukis ini awalnya terinspirasi dari nama penulis sendiri, Senja. Hal itu kemudian membuat penulis seolah memiliki keterkaitan yang kuat setiap kali penulis melihat senja. Saat ini suasana senja menjadi sebuah trendsetter dikalangan masyarakat dengan mengambil dokumentasi senja yang estetik menjadi sebuah kepuasan tersendiri terutama millenial. senja itu dibagi menjadi tiga bagian senja yaitu senja sipil senja mulai dari matahari terbenam kemudian dilanjutkan oleh senja nautikal dimana langit mulai gelap dan ditutup oleh senja astronomikal yang seutuhnya gelap sekitar 1 jam setengah setelah matahari terbenam. Semua itu menunjukan senja adalah hal yang menarik saat ini begitu juga dengan Bandung. Bandung yang merupakan Ibu Kota Jawa Barat memiliki banyak bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur yang estetik dengan latar belakangnya masing-masing. Metode penciptaan yang digunakan melalui tahap ide berkarya, stimulasi, dan kontemplasi kemudian penciptaan karya dan deskripsi visual karya. Dalam prosesnya, dimulai dari persiapan alat dan bahan kemudian proses berkarya. Lukisan yang dibuat berjumlah 64 buah dengan semua ukuran A5. Melalui karya ini, penulis ingin menyampaikan persembahan karya khusus untuk Bandung dan langit senja yang begitu indah. As an aesthetic expression, inspiration can come from anywhere. An inspiration comes from oneself and from the environment. Related to this, through this thesis of creation, the writer wants to present a visualization with the atmosphere of the twilight sky in Bandung in term of a painting. The painting is initially inspired from the author's own name, Senja. It then makes the writer seem to have a strong connection every time he sees it. At the moment the twilight becomes a trendsetter among the people by taking the aesthetic twilight documentation into a particular satisfaction, especially millennial. The twilight is divided into three parts, that is, civil twilight, starting from sunset and then followed by nautical twilight, in which the sky starts to get dark and is closed by astronomical twilight that is completely dark about 1 hour and a half after sunset. All of that shows that twilight is an interesting thing right now as well as Bandung. Bandung, the capital of West Java, has many aesthetically architectural styles buildings with their respective backgrounds. The method of creation is used through the stages of the idea of creating, stimulating and contemplating, then creating the work and visual description of the work. In the process, starting from the preparation of tools and materials then the process of creating. There are 64 paintings made in all A5 sizes. Through this work, the writer wants to present a special work offering for Bandung and the beautiful sunset. Keywords : Twilight, Bandung, Art Paintin

    PERFORMA IKAN PATIN HIBRIDA PASUPATI (PANGASIID) DARI INDUK TERSELEKSI PADA SISTEM BUDIDAYA BERBEDA

    Get PDF
    Pada segmen pembenihan, ikan patin Pasupati II hasil hibridisasi antara ikan patin Siam betina dan ikan patin Jambal jantan menunjukkan performa terbaik dibandingkan ikan patin Pasupati l, dan patin Siam F-1.Penelitian ini bertujuan untuk menguji performa ikan patin Pasupati II pada segmen pembesaran yang dilakukan di kolam air tenang (KAT) berukuran 50 m2, dan di jaring (berukuran 5 m x 3 m x 1,5 m) yang dipasang di tambak air payau (TAP, salinitas &lt; 10 ppt). Ikan uji yang digunakan adalah ikan patin Pasupati II, Pasupati I, dan patin Siam F-1 dengan bobot awal di KAT 11,1-16,1 g/ekor, dan di TAP 21,3-32,5 g/ekor. Sebanyak dua KAT, dan dua jaring di TAP digunakan untuk setiap kelompok ikan. Parameter yang diamati meliputi: pertambahan bobot dan panjang harian, konversi pakan, sintasan, kualitas air pemeliharaan, dan konsentrasi hormon Insuline-like Growth Factor (IGF-I) pada plasma darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa ikan patin Siam F-1 pada parameter pertambahan bobot memberikan yang terbaik (P&lt;0,05) dibandingkan patin Pasupati I dan II yang dipelihara di KAT dan di TAP. Kemudian performa pertambahan bobot ikan patin Pasupati II lebih baik (P&lt;0,05) daripada patin Pasupati I yang dipelihara di TAP. Hasil analisis ELISA pada beberapa ikan uji yang dipelihara di KAT menunjukkan bahwa konsentrasi hormon IGF- 1 tertinggi terdapat pada ikan patin siam F-1 (4,48 ± 0,81 ng/mL), kemudian diikuti oleh patin Pasupati II (3,96 ± 0,51 ng/mL); dan terendah pada ikan patin Pasupati I (3,93 ± 0,54 ng/mL). Jika dicermati dari data pertumbuhan dan konsentrasi hormon IGF-1 ikan uji ternyata terdapat korelasi yang positif antara pertumbuhan ikan dengan konsentrasi hormon IGF-1, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ikan maka semakin tinggi konsentrasi hormon IGF-1 pada ikan uji.In thenursery, Pasupati II catfish hybrid of female Siamese catfish and male Jambal catfish showed the best performance compared to Pasupati I catfish and Siam catfish F-1 generation. The aim of this study was to test performance of Pasupati II on grow out segment in freshwater pond (KAT) measure 50 m2 and in net cage (measure 3 m x 5 m x 1.5 m) which settled in brackishwater pond (TAP, salinity &lt; 10 ppt). The fish that used were Pasupati II, Pasupati I, and Siam catfish F-1 with body weight of 11.1-16.1 g/fish in KAT, and 21.3-32.5 g/fish in TAP. A total of two KAT, and two TAP were used for each group of fish. Parameters observed were included daily body weight and length, feed conversion ratio (FCR), survival rate, water quality, and concentration of insulin-like growth factor (IGF-1) hormone on plasma. The results showed that the performance of Siamese catfish F-1 growth parameters give the best weight gain (P&lt;0.05) than catfish Pasupati I and II were maintained at KAT and TAP. Then the weight gain performance catfish Pasupati II was better (P&lt;0.05) than that of catfish Pasupati I reared in TAP. Results of ELISA analysis on some of the fish that are reared in the KAT were showed that the concentration of the hormone IGF-1 was highest in F-1 Siamese catfish (4.48 ± 0.81 ng/mL), followed by Pasupati catfish II (3.96 ± 0.51 ng/mL) and the lowest in the Pasupati catfish I (3.93 ± 0.54 ng/mL). When the data of growth and IGF-1 hormone concentrations in the tested fish was examined there was a positive correlation, the higher the growth rate of the fish followed the higher concentration of the IGF-1 hormone in the test fish

    Playing under the Fly Over: A Collaborative Creative Community in Bandung

    Get PDF
    The Pasupati flyover (Pasteur-Surapati) connecting Bandung to Jakarta has become a new symbol for the city. Recent policy has made the space located under the bridge, transformed from ‘dead space’ into a socially-significant urban space for marginal people governed by many stakeholders and consequently a contestation of multiple and conflicting interests including the governmental and corporate interests. The community interests are only one amongst many who invested in this space. This paper draws on a participatory research method to explore the lived experiences and creative activities held under the bridge, with a particular focus on the urban activism of Komunitas Taman Kota (Urban Park Community) and their collaborative work with local communities. In this paper we argue that through reclaiming the ‘flyover’ under space, community activists are asserting rights of the local community and the wider interests of the people of Bandung, against domination of state or neoliberal privatization

    Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Perubahan Laba

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian lebih lanjut mengenai penggunaan Rasio Keuangan dalam memprediksi Perubahan Laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Sektor 7-infrastruktur, utilitas dan transportasi dengan sub sektor jalan tol, pelabuhan, bandara dan sejenisnya (72) serta transportasi (74). Perubahan Laba diukur berdasarkan laba bersih sebelum pajak serta Rasio Keuangan menggunakan pengukuran Profitabilitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sumber data penelitian ini meliputi data sekunder yaitu data yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan dilakukan analisis statisitik deskriptif dan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian tidak membuktikan pengaruh Rasio Profitabilitas dengan pengukuran Return on Equity terhadap Perubahan Laba (EBIT). Rendahnya nilai koefisien determinasi sebesar 3,9 persen menandakan bahwa banyak sekali faktor lainnya yang menentukan Perubahan Laba

    TUMPEK LANDEP SEBAGAI HARI RAYA PASUPATI SENJATA

    Get PDF
    Tumpek landep merupakan salah satu tumpek yang dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari. Tumpek landep dirayakan pada saniscara kliwon wuku landep. Secara kasatmata, tumpek landep dirayakan dalam rangka untuk mempasupati peralatan manusia yang terbuat dari logam atau besi. Makna dari perayaan tumpek landep secara filosofis Hindu adalah pinaka landeping idep. Artinya, tumpek landep sebagai media untuk mempertajam pikiran. Dengan kata lain, tumpek landep bertujuan untuk mengingatkan umat Hindu agar mempertajam pikirannya dalam menggunakan alat-alat hidup yang terbuat dari besi, tembaga, perak, atau logam yang sejenisnya terutama yang berbentuk runcing
    • …
    corecore