3 research outputs found

    Peran Orang Tua terhadap Pendidikan Agama Anak dalam Rumah Tangga di Desa Morella Kabupaten Maluku Tengah

    Get PDF
    Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, gambaran kehidupan beragama dalam rumah tangga di Desa Morella Kabupaten Maluku Tengah belum dihidupkan secara optimal, terutama dalam aspek keimanan dan ibadah, karena waktu yang diluangkan oleh orang tua untuk bekerja lebih diperioritaskan ketimbang waktu untuk melaksanakan kewajiban agama. Kedua, orang tua di Desa Morella Kabupaten Maluku Tengah memandang bahwa pendidikan Islam dalam rumah tangga sangat penting bagi anak, namun pengetahuan tentang waktu kapan dimulainya pendidikan serta pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak belum dipahami oleh orang tua. Ketiga, bentuk pendidikan agama bagi anak dalam rumah tangga di Desa Morella Kabupaten Maluku Tengah meliputi pendidikan iman, ibadah, moral, dan sosial, namun belum dilaksanakan secara maksimal. Keempat, kendala pendidikan Islam dalam rumah tangga di Desa Morella Kabupaten Maluku Tengah adalah kurangnya kesadaran orang tua untuk menjalankan kewajiban agama secara rutin sebagai contoh teladan bagi anak-anak, kurangnya pengetahuan orang tua tentang pendidikan Islam dalam rumah tangga, pengaruh pergaulan anak dalam lingkungan, dan pengaruh teknologi informasi dan komunikasi yang bernilai negatif. Solusi terhadap problematika tersebut antara lain, (a) digugah kembali pemikiran dan kesadaran beragama orang tua lewat peran majelis taklim yang diadakan seminggu sekali; (b) adanya upaya Yayasan Ihya Sunnah yang bekerjasama dengan para mubaligh untuk mengadakan taklim bermuatan materi pendidikan Islam dalam rumah tangga di rumah-rumah; (c) orang tua lebih memperketat pengawasan terhadap teman-teman bermain anak, memilih teman bermain yang baik bagi anak, dan waktu bermain dapat dibatasi oleh orang tua dengan memberikan kegiatan yang lebih bermanfaat bagi anak; (d) orang tua lebih memperketat pengawasan kepada anak dalam mempergunakan media komunikasi dan informasi

    Pembentukan karakter religius berbasis masjid pada masyarakat muslim di Palebon Semarang

    Get PDF
    Masjid sebagai penyampai risalah ke-Nabi-an mempunyai kaitan kuat dengan proses edukatif kelahiran peradaban Islam. Proses interaksi umat-masjid dengan menempatkan masjid sebagai poros transformasi ajaran agama Islam telah membentuk kultur masyarakat religi. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana Pembentukan Karakter Religius Berbasis Masjid Pada Masyarakat Muslim di Palebon, Semarang? (2) Bagaimana pelaksanaan Pembentukan Karakter Religius Berbasis Masjid Pada Masyarakat Muslim di Palebon, Semarang? Permasalahan itu dibahas melalui studi kualitatif lapangan. Lokasi penelitian sebagai sumber data melalui wawancara terstruktur dan bebas, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis dengan pendekatan fenomologis dan historis deskriptif melalui reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan menggunakan logika induksi dan refleksi. Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Pembentukan karakter religius berbasis masjid pada masyarakat muslim di Palebon, Semarang, tersinergi melalui sarana belajar Agama mingguan di Pengajian Ahad Pagi Bersama (PAPB) yang terkoordiasi oleh YAPAPB. (2) Enam masjid sebagai tempat kegiatan PAPB secara internal juga memiliki kegiatan pembinaan ajaran agama Islam terprogram bagi masyarakat muslim. (3) Karakter religius masyarakat muslim terbentuk melalui identitas perilaku beragama sebagai hasil belajar materi agama Islam, baik dalam hubungan dengan Allah SWT, tanggung jawab sosial kepada sesama, dan terhadap diri sendiri. Temuan tersebut menjawab fungsi masjid sebagai sarana pendidikan masyarakat muslim, tetap bisa dilaksanakan melalui upaya kolaboratif antar masjid berbentuk sarana belajar agama Islam nonformal. PAPB sebagai sarana pendidikan karakter religius perlu meneruskannya pada generasi milenia
    corecore