16,990 research outputs found

    The Amazigh Influence on Moroccan Arabic: Phonological and Morphological Borrowing

    Get PDF
    This paper outlines some of the main phonological and morphological features that Moroccan Arabic has developed in contact with Amazigh. Based on previous work, it is argued that Moroccan Arabic has lost the Classical Arabic short vowels and has developed a short central vowel used to break up illicit consonant clusters. It is shown that the distribution of this schwa-like vowel is better analysed within a strict CV model where ungoverned empty vocalic positions surface at the phonetic level. In the same vein, it is proposed that the Classical Arabic short [u] is kept in Moroccan Arabic as a labial feature when it occurs in the vicinity of a labial, velar or uvular consonant. Sibilant harmony is another feature that Moroccan Arabic shares with Amazigh. It is analysed as a long distance process which occurs within a specific domain, consisting of the stem template, plus an empty initial CV. This empty site allows for the Moroccan Arabic definite article and the Amazigh causative prefix to harmonize with the stem sibilant. The influence of Amazigh on Moroccan Arabic is also visible at the morphological level. We discuss the behaviour of the circumfix /ta…-t/, which Moroccan Arabic borrowed as an unanalysed complex, used to form abstract nouns and profession nouns

    The Use of Slang Words Among Junior High School Students in Everyday Conversation (A case study in the ninth grade students of a junior high school in Bandung)

    Get PDF
    The study is entitled "The Use of Slang Words among Junior High School Students in Everyday Conversation." It aims to investigate slang words used by the ninth grade students. This study also investigates the morphological processes involved in slang words and the reasons why the students use them in their everyday talk. The collected data from questionnaires and interviews were categorized into the types of slang words and analyzed in terms of their morphological processes by using a method of analysis based on theories as proposed by Yule (1985), Potter (1975), O'Grady and Guzman (1996), and Gerber (1968). These data were calculated in terms of frequency presented in tables and charts. The findings show that there are eleven groups of morphological processes in this study. Coinage is the most frequently used with 30.56%, followed by blending with 20.14% and borrowing with 13.19% words. Furthermore, there are some reasons influencing appearances of slang words, namely students want to say something in an easy way, show their anger, make other people confused, and want to have fun and laugh. Thus, future researchers are recommended to conduct studies on different slang users in different settings because slang changes and increases through time.Keywords: slang words, morphological processes, coinage, blending, borrowing

    Theoretical issues in the interpretation of Cappadocian, a not-so-dead Greek contact language

    Get PDF
    Cappadocian is a mixed Greek-Turkish dialect continuum spoken in the Turkish Central Anatolia Region until the population exchange between Greece and Turkey in the 1920s. Only a few Cappadocian dialects are still spoken in present-day Greece. Since the publication of Thomason and Kaufman’s Language Contact, Creolization, and Genetic Linguistics in 1988, Cappadocian has attracted the attention of historical and contact linguists, because of its unique mixed character. In this paper, I will discuss a number of theoretical issues in the interpretation of the linguistic structure of Cappadocian, focusing on the following topics: (1) the status of loan phonemes and loan morphemes in contact languages, (2) the distinction between code switching and code mixing in relation to Poplack’s Free Morpheme Constraint, (3) the schizoid typology of contact languages

    Language contact between Italian and English: a case study on nouns ending in the suffix -ing

    Get PDF
    The article deals with how English deverbal nouns with the suffix -ing have been imported into Italian. The focus is on the semantic characteristics of these borrowed nouns in Italian and, in particular, on the question of whether they have been borrowed not as simple sign-concept pairings but with argument and event structure. In previous research, it has been claimed that argument and event structure need to be licensed by some overt functional element. Hence, borrowed deverbal nouns should have argument structure and event structure only if they have an overt affix, in other words, only if the forms are not borrowed holistically as unsegmented words but retain internal morphological structure, implying that morphological borrowing of the affix has occurred. When a foreign affix combines with native bases of the recipient language, this is often considered an important criterion for morphological borrowing, which is clearly not the case for the suffix -ing in Italian. Here, it will be shown that contrary to expectation, numerous occurrences with argument and event structure may be found in a large Italian web corpus for a sample of English deverbal nouns ending in -ing, borrowed into (certain registers) of Italian

    Nominal And Verbal In Dialect Sasak Kuto-kute Bayan, West Lombok Regency: Description And Analysis

    Full text link
    Kehidupan dan bahasa merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara kehidupan dan bahasa sangat erat sehingga setiap bangsa dan etnis memiliki bahasa sendiri yang digunakan oleh penuturnya . Di Lombok, Nusa Tenggara Barat terdapat bahasa Sasak g digunakan oleh oleh masyarakat Sasak. Bahasa Sasak mendapat perhatian khusus para linguis. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menggambarkan karakteristik bahasa Sasak. Sebuah penelitian mengatakan bahwa adanya potensi konflik antaretnik penutur bahasa yang berbeda karena faktor penggunaan bahasa. Dikatakan bahwa miskomunikasi menyebabkan kesalahpahaman, dan kesalahpahaman disebabkan oleh kurangnya pengetahuan linguistik. Pemahaman yang baik terhadap sebuah bahasa merupakan siati keharusan karena hal itu bisa menghindarkan konflik. Sebuah penelitian untuk menggambarkan dan menganalisis nominal dan verbal dialek sasak Kuto-Kute sangat diperlukan. Penelitian ini merupaka suatu upaya untuk menggambarkan dan menganalisis dialek verbal dan nominal sasak Kuto-Kute di Kabupaten Bayan, Kabupaten Lombok barat. Ini adalah penelitian deskriptif dan eksploratif. Empat siswa sasak, asli dialek Kuto-Kute diwawancarai untuk memperoleh data. Mereka mampu berbicara bahasa dengan baik, memiliki organ berbicara yang normal, tamatan sekolah dasar, berusia sekitar 20-40 tahun, dan tinggal di luar pulau Lombok. Data dikumpulkan melalui studi observasi, wawancara dan kepustakaan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini menghasilkan proses morfologi pada nominalisasi dan verbalisasi yang melibatkan penggunaan prefiks (7), infiks (1), dan akhiran (1) dan 7 simulfixes. Proses morfemis dapat mengubah bentuk dan arti dari morfem bebas. Dan morfem diidentifikasi sebagai bebas dan terikat

    GRAMMATICAL INTERFERENCE OF JAVANESE LANGUAGE IN INDONESIA LANGUAGE BY KINDERGARTEN’S CHILDREN

    Get PDF
    Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multilingual yang menggunakan lebih dari satu bahasa dalam berkomunikasi, salah satu contohnya adalah masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat yang semenjak dini telah menggunakan bahasa Jawa atau bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Skripsi yang berjudul “Grammatical Interference of Javanese Language in Indonesian Language by Kindergarten’s Children” ini merupakan sebuah penelitian mengenai interferensi bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dalam bahasa percakapan yang digunakan oleh murid TK untuk berkomunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis interferensi yang sering terjadi pada murid TK dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan interferensi tersebut. Penulis menggunakan teori dari Weinreich yang membedakan interferensi menjadi tiga, yaitu interferensi fonologi, grammatikal dan leksikal. Dalam penelitian yang menggunakan metode padan untuk menganalisa data ini, penulis menemukan adanya interferensi grammatikal dalam tutur bahasa yang digunakan murid TK. Interferensi yang terjadi merupakan interferensi dari bahasa Jawa kedalam bahasa Indonesia baik interferensi morfologi dan sintaksis. Interferensi morfologi terjadi pada proses pengimbuhan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, sedangkan interferensi sintaksis terjadi pada penggunaan partikel dan kata tugas dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Interferensi yang terjadi disebabkan oleh bilingualisme responden yang terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, kurangnya penguasaan responden terhadap prinsip berbahasa Indonesia yang baik dan lingkungan berbahasa reponden, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah, yang mendukung terjadinya interferensi. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multilingual yang menggunakan lebih dari satu bahasa dalam berkomunikasi, salah satu contohnya adalah masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat yang semenjak dini telah menggunakan bahasa Jawa atau bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Skripsi yang berjudul “Grammatical Interference of Javanese Language in Indonesian Language by Kindergarten’s Children” ini merupakan sebuah penelitian mengenai interferensi bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dalam bahasa percakapan yang digunakan oleh murid TK untuk berkomunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis interferensi yang sering terjadi pada murid TK dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan interferensi tersebut. Penulis menggunakan teori dari Weinreich yang membedakan interferensi menjadi tiga, yaitu interferensi fonologi, grammatikal dan leksikal. Dalam penelitian yang menggunakan metode padan untuk menganalisa data ini, penulis menemukan adanya interferensi grammatikal dalam tutur bahasa yang digunakan murid TK. Interferensi yang terjadi merupakan interferensi dari bahasa Jawa kedalam bahasa Indonesia baik interferensi morfologi dan sintaksis. Interferensi morfologi terjadi pada proses pengimbuhan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, sedangkan interferensi sintaksis terjadi pada penggunaan partikel dan kata tugas dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Interferensi yang terjadi disebabkan oleh bilingualisme responden yang terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, kurangnya penguasaan responden terhadap prinsip berbahasa Indonesia yang baik dan lingkungan berbahasa reponden, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah, yang mendukung terjadinya interferensi

    Bora loans in ResĂ­garo: Massive morphological and little lexical borrowing in a moribund Arawakan language

    Get PDF
    This study analyzes the influence of Bora (Boran) on ResĂ­garo (Arawakan), two languages of the Colombian-Peruvian Amazon region, using a newly discovered ResĂ­garo wordlist from the 1930s (Manuel MarĂ­a de MatarĂł no date), another wordlist from the late 1920s (Rivet & Wavrin 1951), and another from the early 1970s (Allin 1976:382-458). It shows that despite heavy structural and morphological influence (Aikhenvald 2001:182-190) ResĂ­garo has borrowed relatively few lexical items, around 5% in all three sources. It also shows that the borrowing of entire sets of grammatical morphemes, including classifiers, number markers, and bound grammatical roots that is observable in contemporary ResĂ­garo (Seifart 2011) goes back to at least the early 20th century. This suggests that this remarkable case of massive morphological borrowing is not merely an effect of language decay, linked to the current language endangerment situation of ResĂ­garo, with only two surviving speakers
    • …
    corecore