8 research outputs found

    Ketik 2014 Konfrensi Nasional Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi: Prosiding

    Get PDF

    Three social science disciplines in Central and Eastern Europe: handbook on economics, political science and sociology (1989-2001)

    Full text link
    Content: Ulrike Becker, Max Kaase, Gabor Klaniczay, and Vera Sparschuh: Social Sciences in Central and Eastern Europe on the Verge of EU Enlargement (7-10); Andrei Plesu: Financing Difference. Fostering the Social Sciences in the Field of Tension Between Homogenization and Differentiation (12-16); Elemer Henkiss: Brilliant Ideas or Brilliant Errors? (17-24); Janos Matyas Kovacs: Business as (Un)usual (26-33); Mitko Dimitrov: Bulgaria (34-49); Frantisek Turnovec: Czech Republic (50-64); Tiia Püss: Estonia (65-82); Laszlo Csaba: Hungary (83-101); Raita Karnite: Latvia (102-120); Linas Cekanavicius: Lithuania (121-134); Tadeusz Kowalik: Poland (135-151); Paul Dragos Aligica: Romania (152-167); Julius Horvath: Slovakia (168-186); Joze Mencinger: Slovenia (187-194); Hans-Jürgen Wagener: Demand and Supply of Economic Knowledge in Transition Countries (195-203); Hans-Dieter Klingemann: Political Science in Central and Eastern Europe: National Development and International Integration (206-212); Georgi Karasimeonov: Bulgaria (213-225); Jan Holzer and Pavel Pseja: Czech Republic (226-245); Raivo Vetik: Estonia (246-257); Mate Szabo: Hungary (258-274); Andris Runcis: Latvia (275-285); Algis Krupavicius: Lithuania (286-305); Stanislaw Gebethner and Radoslaw Markowski: Poland (306-321); Daniel Barbu: Romania (322-342); Darina Malova and Silvia Mihalikova: Slovakia (343-357); Danica Fink-Hafner: Slovenia (358-374); Pal Tamas: Followers or Activists? Social Scientists in the Reality Shows of Transformation (376-385); Nikolai Genov: Bulgaria (386-404); Michal Illner: Czech Republic (405-424); Mikk Titma: Estonia (425-436); Denes Nemedi and Peter Robert: Hungary (437-451); Aivars Tabuns: Latvia (452-466); Anele Vosyliute: Lithuania (467-483); Janusz Mucha and Pawel Zalecki: Poland (484-501); Maria Larionescu: Romania (502-517); Zuzana Kusa, Bohumil Buzik, Ludovit Turcan and Robert Klobucky: Slovakia (518-535); Frane Adam and Matej Makarovic: Slovenia (536-547); Piotr Sztompka: The Condition of Sociology in East-Central Europe (548-556); Mihaly Sarkany: Cultural and Social Anthropology in Central and Eastern Europe (558-566); Thomas Kucera and Olga Kucerova: Population science in Central and Eastern Europe: Implications for Research and Practice (567-577); Marie-Claude Maurel: Central European Geography and the Post-Socialist Transformation. A Western Point of View (578-587); Grazyna Skapska: Law and Society in a Natural Laboratory: the Case of Poland in the Broader Context of East-Central Europe (588-603)

    PROSIDING SEMINAR TAHUNAN LINGUISTIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (SETALI 2016) TINGKAT INTERNASIONAL: Analisis Bahasa dari Sudut Pandang Linguistik Forensik

    Get PDF
    “Bahasa bisa dipakai untuk menyembunyikan pikiran”- sebuah pernyataan yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Hal tersebut terutama dirasa sangat relevan dilakukan di dunia penegakan hukum. Dalam konteks ini kajian linguistik, khususnya Linguistik Forensik, berpotensi berkontribusi terhadap upaya pencarian dan pengungkapan informasi sahih tentang suatu kasus pelanggaran hukum melalui serangkaian langkah sistematis analisis data bahasa (corpus) yang relevan. Diharapkan, dengan mengoptimalkan pengkajian berbagai moda yang ada, bahasa salah satunya, kualitas penegakan hukum meningkat dan keadilan bisa lebih terkawal untuk ditegakkan. Saat ini ditemukan sejumlah fenomena menarik yang terjadi di dunia penegakan hukum, khususnya di Unit Reskrim di wilayah hukum Polda Jabar sekaitan dengan penyidikan tindak pidana berbarang bukti data kebahasaan seperti: (1) maraknya modus kejahatan dan tindak pidana baru yang berbarang bukti data kebahasaan dan (2) penyidik mengalami kesulitan ketika menyusun kasus posisi perkara pidana penghinaan, pencemaran nama baik, fitnah, dan pemalsuan sebab kriteria terpenuhinya unsur pidana ini, secara kebahasaan, tidak diatur dalam pasal 310, 311, dan 335 KUHAP serta Pasal 27 ayat 3 UU ITE sebagai sumber hukum yang mengatur tindak perkara pidana ini. Kondisi seperti itu menuntut pendekatan dan aplikasi ilmu pengetahuan modern (dalam hal ini linguistik forensik) yang secara aksiologis mampu menguraikan perkara pidana berbarang bukti data kebahasaan secara tuntas. Untuk itu, Program Studi Linguistik SPs UPI bekerjasama dengan organisasi profesi Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) dan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) UPI kembali menggelar Seminar Tahunan Linguistik (SETALI) yang ke-4 dengan mengambil tema Linguistik Forensik untuk Keadilan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk menyediakan ruang bagi para peminat kajian bahasa yang akan mendiseminasikan pemikiran dan temuan terkait dengan hasil penelitiannya. Ada 3 kegiatan utama dalam acara SETALI kali ini: Pra-SETALI Senin dan Selasa, 30 - 31 Mei 2016, berbentuk workshop dengan tema Analisis Bahasa dari Sudut Pandang Analisis Forensik, SETALI Rabu dan Kamis, 01- 02 Juni 2016, dengan tema Linguistik Forensik untuk Keadilan, dan Pasca-SETALI Juma‟at, 03 Juni 2016, berbentuk Public Lecture untuk para peneliti, pengamat, pengajar, dan mahasiswa bahasa dengan tema Towards Clearer Jury Instruction. Pada kesempatan yang baik ini, kami mengucapkan terimaksih kepada berbagai fihak, khususnya kepada Anda semua para peserta SETALI. Tanpa dukungan, kehadiran dan partisipasi Anda dan izin Yang Mahakuasa, tidak akan ada SETALI. Akhirul kalam, selamat berdiskusi dan berbagi ilmu serta pengalaman. Bumi Siliwangi, 27 Juni 2016 Penanggung Jawab, Dr. Dadang Sudana, M.A
    corecore