585,430 research outputs found
KINERJA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMK NEGERI 2 DEPOK YOGYAKARTA
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja guru bersertifikat pendidik ditinjau dari kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Tujuan berikutnya dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor kinerja dengan kinerja guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian ekspos fakto. Responden penelitian adalah 75 guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta, yang terpilih berdasarkan teknik sampling insidental. Data penelitian diperoleh melalui instrumen angket berbentuk tertutup dan berskala Likert dengan empat alternatif jawaban, berkonsep penilaian atas diri sendiri. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial, dengan bantuan aplikasi SPSS versi 16.
Hasil penelitian menunjukkan, tingkat kinerja guru bersertifikat pendidik ditinjau dari kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta terletak pada kategori sangat tinggi. Terkait dengan faktor-faktor kinerja, diketahui bahwa faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik kinerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,840 menunjukkan bahwa hubungan tersebut terletak pada kategori sangat tinggi, serta nilai koefisien determinasi (r2) yang menunjukkan bahwa faktor instrinsik kinerja (X1) dan faktor ekstrinsik kinerja (X2) memiliki pengaruh kontribusi sebesar 70,6% terhadap kinerja guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta (Y). Bentuk persamaan regresi linier yang didapat adalah: Y = 42,397 + 1,368X1 + 0,561X
PENGARUH KINERJA GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa. Artinya kalau guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus, akan mampu meningkatkan sikap dan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga sebaliknya, kinerja guru yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa adalah kinerja guru dalam kelas.
Metode penelitian yang dilakukan adalah korelasional. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel (X) kinerja guru dan variabel (Y) motivasi belajar siswa. Teknik pengambilan sempel dalam penelitian ini menggunakan random sampling, sempel diambil secara acak, jumlah sempel yang diambil sebanyak 65 siswa. Uji validitas pertanyaan kinerja guru tidak terpakai 5 item, uji reabilitas menggunakan Cronbach α, uji normalitas menggunakan chi kuadrat, uji linieritas menggunakan uji F, uji hipotesis menggunakan korelasi tunggal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa aspek kinerja guru dalam kelas yaitu penguasaan media yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran cenderung cukup 72,13%, aspek pengelolaan pembelajaran cenderung baik 75,78%, aspek interaktif dan menjalin keakraban dengan peserta didik cenderung cukup 72,58%, aspek membentuk kebiasaan belajar yang baik cenderung cukup 68%54%. Dari hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Seyegan Jurusan Teknik Gambar Bangunan dimana harga rs= 0,486, Sig= 0,035 < 0,05. Sumbangan relatif kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa sebesar 23,66%
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU OTOMOTIF SMK NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi profesional guru, motivasi kerja dan disiplin kerja baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kinerja guru otomotif SMK Negeri se-Kabupaten Sleman.
Subyek penelitian ini adalah seluruh guru otomotif di SMK Negeri 2 Depok dan SMK Negeri 1 Seyegan yang berjumlah 28 guru. Penelitian ini termasuk penelitian ex-post facto. Metode pengambilan data menggunakan angket model skala Likert untuk variabel Kompetensi Profesional Guru, Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja, sedangkan variabel Kinerja Guru menggunakan metode kuesioner, dan dokumentasi dari Kepala Sekolah. Teknik analisis data yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah dengan teknik analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru otomotif SMK Negeri se-Kabupaten Sleman yang dibuktikan dengan Fhitung Ftabel (17,141 > 4,22); kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja guru sebesar 39,73%; (4) Terdapat pengaruh yang signifikan dari kompetensi profesional guru, motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru otomotif SMK Negeri se-Kabupaten Sleman yang dibuktikan dengan Fhitung > Ftabel (5,832 > 3,01); kontribusi kompetensi profesional guru, motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru sebesar 42,16%
PENGUKURAN & PERBAIKAN KINERJA DENGAN METODE MODIFIED BALANCED SCORE CARD DI SEKOLAH GRACIA
Sekolah Gracia adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang pendidikan. Persaingan yang makin ketat menyebabkan sekolah Gracia harus memikirkan strategi yang tepat agar dapat meningkatkan daya saing. Oleh karena itu dilakukan
benchmarking untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan sekolah ini dibandingkan pesaing serta pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced scorecard. Metode Balanced Scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang terdiri dari empat perspektif yaitu finansial perspective, customer perspective, internal business process perspective dan learning and growth perspective.
Berdasarkan strategi yang telah ditetapkan dengan matriks SWOT, ditentukan tolok ukur untuk masing-masing perspective Balanced Scorecard. Tiap tolok ukur ditentukan bobot kepentingan dengan menggunakan metode Pair Comparison
Scorecard yang dirancang mencakup Strategi, tolok ukur (Key Performance Indicator - KPI), bobot, target yang ingin dicapai dan skala penilaian (digunakan skala l-3). Berdasarkan hasil pengukuran rancangan Balanced Scorecard, diperoleh kinerja sekolah Gracia pada periode I adalah cukup baik dengan nilai 1.1337, sedangkan pada periode 2 nilai kinerja meningkat menjadi 2.1981 Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan kinerja pada customer perspektif, internal business process perspective, dan learning and growth perspective dari hasil pengukuran kinerja ditetapkan inisiatif perbaikan terhadap tolok ukur
yang pencapaiannya belum baik Melalui metode Quality Function Deployment dengan membuat House of Quality dapat diperoleh inisiatif yang memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perbaikan kinerja sekolah yaitu melakukan
pengembangan dan perbaikan fasilitas, meningkatkan promosi, meningkatkan jumlah jam bahasa asing, mangadakan training seluruh guru dalam bahasa asing dan merancang sistem pengupahan yang sesuai dengan jabatan dan tugasnya.
Selanjutnya dibuat matriks departemen untuk mengetahui bagian mana yang paling berkaitan dengan inisiatif perbaikan
KINERJA LKMD DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN DI KOTA KARANGANYAR
Dalam upaya memberdayakan masyarakat, maka pemerintah Kabupaten Karanganyar,
dalam kebijakan pembangunan daerahnya mulai mengarahkan program-program yang terutama
diperuntukan dan langsung akan dinikmati oleh masyarakat untuk direncanakan dan dilaksanakan
oleh masyarakat dengan lembaga kemasyarakatan yaitu LKMD. Implementasi dari program
pemberdayaan masyarakat tersebut antara lain ditujukan untuk pembangunan prasarana dasar
perkotaan, yang mempunyai sasaran pada tahun 2005 sesuai dengan PJM Prasarana Dasar
Pemukiman Kota Karanganyar TA 1997-1998, adalah bahwa semua kampung di wilayah Kota
Karanganyar harus dilengkapi dengan prasarana dasar yang dibangun untuk menjamin kondisi
kesehatan serta meningkatkan sosial perekonomian masyarakat. Dikaitkan dengan tugas dan
fungsi LKMD selama ini yang mengacu kepada peraturan-peraturan yang tercantum dalam
Keppres RI Nomor 28 tahun 1980, Kepmendagri Nomor 27 tahun 1984, Keppres Nomor 49 tahun
2001 dan Perda Kabupaten Karanganyar Nomor 11 tahun 2000 tentang LKMD, serta
Permendagri Nomor 9 tahun 1982 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian
Pembangunan di Daerah (P5D), diharapkan LKMD di Kota Karanganyar harus memiliki kinerja
yang hasilnya betul-betul merupakan representasi kebutuhan pembangunan prasarana dasar
perkotaan sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah kebutuhan pembangunan prasarana
dasar perkotaan di Kota Karanganyar. Melalui studi ini diharapkan dapat diketahui implementasi
kinerja LKMD dalam menjalankan tugas dan fungsinya selama ini, serta sejauh mana kinerja
LKMD tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kebutuhan pembangunan prasarana
dasar perkotaan di Kota Karanganyar.
Dalam studi ini analisis terhadap kinerja LKMD dalam pembangunan prasarana dasar
perkotaan Kota Karanganyar dilakukan dengan (1) identifikasi tugas dan fungsi LKMD
menggunakan analisis deskriptif kualitatif, (2) identifikasi kinerja LKMD dikaitkan tugas dan
fungsinya menggunakan analisis deskriptif skoring persepsi masyarakat dan analisis faktor (3)
identifikasi hasil pembangunan prasarana dasar perkotaan dan pendanaannya menggunakan
analisis skoring persentase hasil pembangunan, (4).merumuskan hubungan implementasi tugas
dan fungsi LKMD, kinerja LKMD serta hasil pembangunan dan pendanaan prasarana dasar
perkotaan Kota Karanganyar menggunakan analisis deskriptif kulatitatif dan SWOT.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa implementasi tugas dan fungsi LKMD dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan tidak seluruhnya menerapkan
peraturan-peraturan yang berlaku karena dipengaruhi oleh mekanisme pembangunan prasarana
dasar perkotaan di Kota Karanganyar yang dominan top down selama ini. Dari penilaian persepsi
masyarakat tentang kinerja LKMD dalam menjalankan tugas dan fungsinya ditinjau dari
responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas adalah cukup baik, tetapi masih memerlukan
perhatian terhadap aspek responsivitasnya yaitu kurang tanggapnya pengurus LKMD dalam
memberikan layanan atas usulan kegiatan dan kebutuhan dalam pembangunan disebabkan
kurang pengalamannya pengurus LKMD dalam merencanakan dan melaksanakan program
pembangunan sehingga kegiatan pembangunan yang dikelola oleh LKMD selama ini kurang
menampung kebutuhan fasilitas pelayanan prasarana dasar perkotaan bagi kepentingan
masyarakat dalam arti kinerja LKMD selama ini belum dapat membantu menyelesaikan masalah
kebutuhan prasarana dasar perkotaan di Kota Karanganyar, hal tersebut dapat ditunjukkan dengan
hasil pembangunan prasarana dasar perkotaan sampai dengan tahun 2003 ini, dari 7 sasaran
program pemenuhan kebutuhan fasilitas prasarana dasar yang tercantum dalam PJM Prasarana
Dasar Pemukiman Kota Karanganyar sampai dengan tahun 2005, hanya 1 sasaran program yang
terpenuhi yaitu pemenuhan prasarana jalan lingkungan, atau dengan kata lain yang terpenuhi
baru 14 %.
Direkomendasikan, bahwa LKMD perlu memanfaatkan potensi dan peluang yang ada,
dan untuk Pemerintah Daerah supaya LKMD diberdayakan sesuai tugas dan fungsinya
- …