6 research outputs found

    Pieniä tietojenkäsittelytieteellisiä tutkimuksia. Syksy 2004

    Get PDF

    The Computer Revolution in Philosophy: Philosophy, Science and Models of Mind

    Get PDF
    The book presented deep important connections between Artificial Intelligence and Philosophy, based partly on an argument that both philosophy and science are primarily concerned with identifying and explaining possibilities contrary to a common view that science is primarily concerned with laws. The book attempted to show in principle how the construction, testing and debugging of complex computational models, explaining possibilities in a new way, can illuminate a collection of deep philosophical problems, e.g. about the nature of mind, the nature of representation, the nature of mathematical discovery. However it did not claim that this could be done easily or that the problems would be solved soon. 40 years later many of them have still not been solved, including explaining how biological brains made possible the deep mathematical discoveries made millennia ago, long before the development of modern logic, often wrongly assumed to provide foundations for all of mathematics. Later work on these ideas includes the author's Meta-Morphogenesis project, inspired by Alan Turing's work: http://www.cs.bham.ac.uk/research/projects/cogaff/misc/meta-morphogenesis.html Originally published in 1978 by Harvester Press, this went out of print. An electronic version was created from a scanned in copy and then extensively edited with corrections, addtional text, and notes, available online as html or pdf, intermittently updated. This pdf version was created on 2019/07/09

    Konstruksi sosial pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani: Studi living sunnah di Pondok Pesantren Mambaus Sholihin

    Get PDF
    Tradisi pembacaan manaqib yang dilakukan oleh para santri di pondok pesantren Mambaus Sholihin, diyakini mempunyai dampak keberkahan baik bagi santri maupun bagi eksistensi pondok pesantren itu sendiri. Tradisi pembacaan manaqib tidak sekedar sebuah tradisi positif yang sudah mengakar, lebih dari itu, ia merupakan sebuah ‘sunnah yang hidup’ atau biasa disebut dengan living sunnah. Hadis merupakan cerminan dari ‘sunnah yang hidup’ yang selalu ditafsiri dan mengalami formulasi yang progresif terhadap sunnah Nabi saw. Karena sunnah bersifat dinamis dan progresif, maka hadis harus ditafsirkan secara situasional dan diadaptasikan ke dalam situasi terkini dewasa ini. Dalam konteks ini adalah tradisi pembacaan manaqib di pondok pesantren. Dengan begitu, hadis akan tetap selalu s}a>lih} li kulli zama>n wa maka>n, sebagaimana para sahabat memahami perilaku Nabi saw sebagai sunah yang hidup.Penelitian sederhana ini ingin menjawab dua rumusan masalah; pertama; bagaimana model variasi living sunnah yang ada dalam pembacaan manaqib syekh Abdul Qadir Al-Jailany di pondok pesantren mambaus sholihin?. kedua; bagaimana konstruksi sosial pembacaan manaqib di kalangan santri dan asatidz di pondok pesantren mambaus sholihin? Fenomena tersebut akan dianalisis dengan menggunakan teori konstruksi social yang digagas oleh Berger. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif-empiris dengan pendekatan ilmu sosiologi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi dan wawancara . Peneliti menggunakan satu model pendekatan baru tentang penelitian hadis, yaitu living hadis. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa dalam ritual pembacaan manaqib di pondok pesantren mambaussholihin terdapat sepuluh variasi living sunnah. Tradisi ritual pembacaan manaqib di pesantren mambaussholihin dibentuk melalui tiga momen dialektik. Pertama; eksternalisasi, Adanya budaya, peraturan pesantren, nada dan cara pembacaan yang dilantunkan oleh santri mempunyai irama yang unik dan menarik untuk didengarkan, ikut memberikan andil dalam terwujudnya eksistensi tradisi tersebut. Kedua; Obyektifasi: Ketenangan, kekhusu'an saat membaca manaqib, Isi dan pesan yang disajikan dalam pembacaan manaqib menjadi daya tarik tersendiri untuk tetap bertahan mengikuti dan melestarikan tradisi tersebut. Ketiga; Internalisasi; Para santri memiliki makna-makna subyektif yang berbeda-beda, secara garis besar memunculkan keyakinan bahwa dengan membaca manaqib akan mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
    corecore